Semanis Cinta SHAFIA
Cahaya matahari yang bersinar terang masuk ke sela-sela jendela kamar menyinari wajah seorang gadis yang belum lama tertidur, setelah semalaman berperang dengan hati dan pikirannya.
Dia yang tidak pernah menduga jika hari ini adalah hari yang tidak di harapkan sekali pun, matanya yang sembab menandakan jika semalam gadis itu habis menangis.
Bukan tanpa sebab dan alasan mengapa dia seperti itu.
#Semalam
Di dalam kamar sederhana yang di tempati oleh sepasang suami istri terdengar begitu bising di malam yang dingin dan gelap.
"Apa yang kamu lakukan? Bagaimana bisa kamu begitu tega pada putrimu sendiri, haa? Jawab!" teriak murka seorang wanita begitu nyaring.
"Tenanglah sayang! Ini hanya perjanjian saja. Lagi pula setelah kontraknya selesai putri kita akan kembali lagi pada kita."
Seorang pria yang merupakan suaminya mencoba untuk menenangkan sang istri dari amarah.
"Kontrak? Kamu bilang kontrak? Apa di hatimu kerja sama itu lebih penting dari pada anakmu sendiri? Kamu benar-benar gila Arqa, otakmu sudah di penuhi ambisi gilamu itu."
Lagi-lagi wanita itu berteriak tanpa peduli sekeras apa suaranya saat ini.
"Kamu sungguh tidak punya hati Arqa ... Dia putriku. Bagaimana bisa kamu begitu kejam pada putriku." Suara isak tangis mulai terdengar pilu, Aina tidak mampu lagi menahan sesak dalam dadanya.
PRANG!
Sebuah Vas yang terletak di atas meja hancur tidak berbentuk.
"Tenanglah Aina! Apa kamu pikir jika aku akan merasa bahagia dengan keputusan bodoh ini? Tidak."
"Justru ini adalah hal gila yang pernah aku lakukan. Aku bahkan rela menukar dengan nyawaku jika itu bisa dilakukan, tapi aku tidak bisa Aina. Aku sungguh tidak bisa ..." pria itu jatuh tersungkur ke lantai, kakinya tidak mampu lagi menopang tubuhnya yang teramat lelah.
Arqa telah kalah telak. Hal yang paling berharga dalam hidupnya kini harus di renggut secara paksa.
Entah bagaimana nasib kehidupan putrinya nanti, bohong jika Arqa tidak merasakan sakit karena kesalahan masa lalu.
Melihat suaminya dalam keadaan sedih membuat Aina melupakan amarahnya, apa yang harus dia katakan?
"Apa alasannya? Tidak mungkin kamu rela menikahkan putri kita tanpa meminta persetujuan dariku, kerja sama itu bukan fakyor utamanya kan?" Aina menodong suaminya dengan pertanyaan beruntun.
Arqa diam sejenak, berusaha mengangkat wajahnya menatap sang istri tercinta.
"Aku telah berhutang sebuah nyawa, sayang." Jawabnya pelan dengan sorot mata berubah sendu
Mendengar perkataan yang keluar dri mulut suaminya membuat Aina terdiam kaku. Jantungnnya berdegup kencang, wajahnya kini di penuhi air mata jauh lebih banyak dari sebelumnnya.
"A-apa yang baru saja kamu katakan?" tanya Aina dengan terbata.
"Kamu bilang, kamu berhutang nyawa?"
Dia bahkan mengulang lagi kalimat yang di ucapkan suaminya.
"Benar. Aku telah berhutang sebuah nyawa pada keluarga mereka. Itu sebabnya aku tidak dapat melakukan apapun, perusahaan kita hampir bangkrut dan satu-satunya cara kita harus menjalin hubungan kerja sama dengan Perusahaan Qiemyl Group, hanya mereka yang bisa di percaya." Jelas Arqa panjang lebar tanpa mengangkat wajahnya
"Nyonya Qiemyl yang mengajukan syarat tersebut, dia mau membantu asalkan putri kita satu-satunya harus menikah dengan cucunya." Tambahnya
.
.
.
Kejadian semalam yang begitu menyesakkan bila di ingat kembali, membuat seorang gadis yang tidak lain adalah Shafia terus saja merutuki nasib yang kini harus di alaminya.
Hanya dalam waktu semalam kehidupannya berubah total, Shafia yang awalnya masih menjadi putri kecil manja Arqa dan Aina, kini menjelma menjadi seorang gadis yang di paksa untuk dewasa.
Usianya yang baru saja menginjak 18 tahun, namun harus menjalani hidup yang tidak pernah sekalipun di bayangkannya.
Shafia yang berniat ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, harus pupus di tengah jalan dan semua tinggal harapan.
Saat ini, Shafia sudah siap dengan gaun pengantin berwarna putih, riasan yang tidak mencolok semakin menambah kecantikan wajah gadis itu.
Wajah yang dasarnya sudah cantik terlihat jauh lebih cantik lagi, mata cokelat yang indah, hidung kecil yang mancung, bulu mata yang lentik, bibir mungil kemerahan yang tipis, memiliki kulit putih yang lembut dan seputih susu, serta tinggi badan sekitar 160 cm.
SANGAT SEMPURNA!
"Nah sudah selesai. Anda benar-benar pengantin yang sangat cantik, Nona." Ucap seorang penata rias memuji kecantikan Shafia
"Lihatlah Aura gadis ini begitu bercahaya dan sangat mempesona." Sambungnya begitu bangga dengan hasil karya tangannya
Sementara yang di puji hanya diam tanpa sepata katapun keluar dari mulutnya, Shafia hanya tersenyum.
Sebuah senyum yang dipaksakan.
Apakah dia harus bahagia? Ataukah menangis meratapi nasibnya yang jelas untuk sekedar memberi pendapat saja sudah tidak ada harapan.
Waktu menunjukkan pukul 09.40, Akad Nikah akan di langsungkan tepat pukul 10.00 pagi. Itu artinya hanya tinggal 20 menit lagi waktu yang tersisa, semua tamu undangan sudah hadir dan bersiap menyaksikan acara Akad Nikah berlangsung.
Pernikahan tersebut sengaja dibuat tertutup dan hanya orang-orang tertentu yang hadir, orang luar tidak di undang mengingat pernikahan ini hanya sekedar untuk menjalin kerja sama antara perusahaan saja. Katanya
Semua tamu undangan sudah siap di tempat masing-masing, begitu juga dengan pasangan pengantin yang akan melangsungkan Akad Nikah.
Shafia sudah duduk di depan Penghulu bersama dengan seorang pria yang tidak sekalipun mau di lihatnya.
Arqa dan Aina ikut duduk berdampingan dengan seorang wanita yang merupakan orang terpenting dalam acara tersebut.
Dialah Nyonya Qiemyl pemilik perusahaan Qiemyl Group.
Beberapa bawahannya ikut hadir, juga anggota keluarga inti termasuk kedua orang tua dari cucunya yang akan menikah saat ini.
"Bagaimana menurutmu, Arqa? Cucuku sangat tampan bukan?" tanya Nyonya Qiemyl pada orang tua Shafia.
"Iya Nyonya, cucu anda memang sangat tampan." Jawab Arqa dengan perasaan yang campur aduk
"Dia satu-satunya ahli waris dalam keluarga kami, sikapnya mungkin terlihat dingin, keras kepala dan sombong, tapi hatinya baik." Jelas wanita itu sembari tersenyum hangat
"Putrimu akan bahagia bersama dengan cucuku, kamu tidak perlu khawatir Arqa sebab ..."
Wanita paruh baya itu menoleh ke arah samping kanan di mana Arqa berada.
"Ikatan kerja sama ini sebenarnya hanya alibi ku saja," lanjutnya tanpa mengalihkan tatapan dan tersenyum.
Apa yang terucap dari mulut wanita paruh baya itu barusan membuat Arqa dan Aina sedikit bingung, entah apa yang dia maksud.
"Apa yang anda katakan, Nyonya?" tanya Arqa keheranan.
"Hmm..., Aku rasa kamu bukan pria bodoh Arqa." Jawab Nyonya Iriana kemudian mengalihkan tatapannya dari pasangan suami istri tersebut
"Jujur saja cucuku itu sangat sulit untuk dekat dengan wanita, begitu banyak wanita yang ingin menjalin hubungan yang serius dengannya. Tetapi, tidak ada satupun yang berhasil."
Nyonya Iriana menghela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.
"Selama ini aku mengira jika cucuku adalah seorang gay, mengingat tidak ada satupun wanita yang bertahan dengannya. Mungkin terdengar sedikit konyol, yang pasti putrimu itu kenal siapa cucuku." Lanjutnya merasa geli sendiri teringat pada sesuatu
Senyum Iriana kembali terukir indah di wajah yang tampak masih terlihat begitu cantik meski usianya sudah lewat setengah abad.
.
.
.
"Saya terima Nikah dan Kawinnya Faiza Shafia Rafardan binti Arqa Rafardan dengan mas kawin tersebut di bayar TUNAI."
Hanya dengan satu tarikan nafas kalimat sakral telah berhasil pria itu ucapkan.
"Bagaimana para saksi, SAH?" seru pak Penghulu setelah janji suci berhasil di ucapkan.
"SAH"
Alhamdulilllah Hirabbil Alamin.
Semua yang ada di tempat itu mengucapkan kata SAH kemudian berdoa.
Yang artinya, Akad Nikah berjalan lancar dan kedua anak tersebut telah resmi menjadi pasangan suami istri yang SAH di mata Agama.
Tangis bahagia terdengar dari pasangan suami istri yang tidak lain adalah Arqa dan Aina, tidak ada yang mampu mereka ucapkan.
Entah ini sebuah keputusan yang benar atau mungkin juga tidak, yang pasti saat ini putri kesayangan mereka sudah dewasa bukan lagi gadis yang manja bila bersama mereka.
Kedua pasangan itu pun langsung menghampiri Shafia dengan ekspresi yang sulit di artikan.
"Selamat ya sayang, Ibu dan Ayah tidak tahu lagi harus mengatakan apa. Kami hanya bisa mendoakan semoga gadis kecil manja kami ini selalu hidup bahagia."
🍀🍀🍀🍀🍀
Jangan lupa tinggalkan like.
Kalau mau komen yang sopan ya😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Mampir thor,Semoga seru cerita nya,,,🙋🏻♀️🙋🏻♀️🙋🏻♀️🙋🏻♀️
Tapi ceritanya jangan berat-berat amat ya thor😁😁😁🙏🏻
2022-11-21
0
Awan Gelap♌️🪻💜
Semangat kak🤗
2022-09-26
1
Blue_⁰⁹♌️🪻💜
Sukses selalu🤗
2022-08-13
2