Bab 2 ~ Kemana Perginya

Setelah Akad Nikah selesai, semua tamu undangan satu per satu beranjak pergi meninggalkan Aula hotel.

Suasana yang sedikit tidak nyaman kembali di rasakan oleh kedua anggota keluarga yang kini sudah berkumpul di salah satu ruangan.

Masih belum percaya jika saat ini hubungan kerja sama yang di bicarakan ternyata bukan lagi sekedar sebatas masalah perusahaan, melainkan benar-benar pernikahan yang sesungguhnya.

Beberapa menit yang lalu Shafia menuju salah satu kamar yang sudah di sulap menjadi kamar pengantin, gadis itu sengaja meninggalkan Aula terlebih dahulu tanpa menunggu acara selesai.

Di salah satu ruangan khusus yang menjadi tempat istirahat seluruh anggota keluarga besar Qiemyl, sudah ada Aina dan Arqa duduk tenang bersama pihak keluarga suami dari putri mereka.

Di hadapan Arqa sudah ada Nyonya Qiemyl dengan senyum hangat menghiasi wajah masih tampak begitu cantik meski usianya sudah lebih dari setengah abad.

Wanita paru baya itu seolah mengerti dengan tatapan penuh intens Arqa terhadapnya.

"Tatapan macam apa itu Arqa?" cebik Nyonya Iriana memulai percakapan yang semula terasa menegangkan.

"Tidak ada Nyonya," sahut Arqa segera menundukkan wajahnya karena malu.

Nyonya Iriana kembali tersenyum melihat bagaimana pria itu ketahuan masih ada keraguan dalam hatinya.

"Apa penjelasan ku masih kurang?" tanyanya menebak isi pikiran Arqa.

"Sedikit, tapi akan aku coba pahami meski butuh waktu sedikit lama." Jawab Arqa dengan wajah kembali menatap serius ke arah wanita paruh baya tersebut

Aina sedari awal hanya diam tanpa berniat untuk menimpali pembicaraan di antara suaminya dengan pihak keluarga suami dari sang putri tercinta.

Menurut wanita itu, mungkin keputusan untuk menikahkan putri mereka tidak lah buruk, bisa di terima dengan baik oleh keluarga Qiemyl tentu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi mereka.

Selang beberapa menit Arqa kembali buka suara.

"Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih banyak sebab kami justru tidak tahu harus bagaimana lagi mengatakannya. Kami hanya memiliki Shafia sebagai putri kami satu-satunya, jika keberadaan anak kami di keluarga kalian di terima dengan baik, kami dengan ikhlas memberikan Shafia pada putra kalian, dan semoga kedepannya hubungan ini bisa terjalin dengan erat tanpa harus ada yang terluka."

Arqa mengungkapkan semua yang ada dalam hatinya di hadapan keluarga besar Qiemyl.

Melihat suaminya berbicara membuat Aina ikut mengutarakan isi hatinya.

"Jujur saja, aku masih belum sepenuhnya ikhlas jika putriku harus menikah secepat ini, sesuatu yang tidak pernah sekalipun terintas di pikiranku malah jadi kenyataan." Ucap Aina terdengar lirih dengan mata berkaca-kaca

"Aku mungkin terlihat seperti seorang ibu yang egois, tapi semua ini aku lakukan karna Shafia adalah putri kami satu-satunya. Aku hanya ingin yang terbaik untuknya dan rasanya baru kemarin aku mengandung putriku, sekarang malah sudah menikah dan akan tinggal jauh dariku."

Aina menangis tidak mampu lagi menahan gejolak yang begitu menyesakkan dadanya. Setiap ibu pasti akan merasa sedih bila anaknya yang begitu di manjakan harus hidup terpisah jauh darinya.

Arqa yang tahu akan kesedihan istrinya tidak berkomentar apapun, pria itu hanya memeluk erat belahan jiwanya sambil mengusap pelan punggung Aina seraya menenangkan.

"Kamu tidak perlu khawatir, Aina. kapanpun putrimu merindukan mu selama bersama kami, dia bebas bertemu dengan mu juga suamimu." Ujar Nyonya Iriana mengerti akan kondisi hati Ibu dari Shafia tersebut

"Lagi pula kita masih berada di negara yang sama bukan," kekeh wanita tua itu merasa lucu dengan tingkah Aina.

Semua yang ada di ruangan ikut tertawa mendengar perkataan Nyonya Iriana, memang benar mereka sudah pasti akan sering bertemu.

Nyonya Iriana beserta anggota keluarganya memaklumi apa yang di rasakan oleh Arqa dan juga Aina, bagi mereka setiap orang tua pasti akan melakukan hal yang sama jika anak mereka sudah akan menikah dan memiliki keluarganya sendiri.

"Ok, sudah cukup sampai disini pembicaraan kita. Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih pada kalian berdua sudah bersedia menyetujui pernikahan ini." Ucap Adnan mengalihkan pembahasan

"Dan untuk kamu, Arqa." Sambungnya seraya menatap ke arah Arqa

"Yang berlalu biarlah berlalu, semua terjadi bukan karna unsur kesengajaan melainkan sudah takdir putriku harus pergi. Kamu jangan menyalahkan diri sendiri, itu adalah pilihannya untuk pergi membantu. Kalaupun insiden itu harus merenggut nyawa putriku mungkin memang sudah takdirnya seperti itu."

Tanpa sengaja Adnan mengungkit kejadian beberapa tahun lalu.

"Benar Tuan Arqa, begitupun aku juga tidak menyalahkan mu atas meninggalnya putriku. Sebab itu merupakan sebuah kecelakaan, masalah ini sudah lama sekali dan tidak perlu di bahas dan lagi pula saat ini Tuhan sudah menggantikannya dengan kehadiran putrimu. Benarkan suamiku?" sambung Ririn tersenyum bahagia sembari menatap suaminya yang mengangguk kan kepala sebagai jawaban.

Selaku pihak orang tua dari Shafia sendiri mungkin ada sedikit rasa bersalah dan tidak enak mendengar penjelasan secara langsung dari pihak keluarga yang dulu telah kehilangan seorang putri cantik mereka karena sebuah insiden kecelakaan.

Namun begitu, baik Arqa maupun Aina hanya bisa tersenyum sebagai balasan atas kebaikan hati dari mereka.

Biarlah ikatan pernikahan yang terjalin sekarang menjadi patokan bagaimana hubungan mereka yang dulu pernah renggang kembali terikat erat tanpa harus ada yang terluka lagi.

Waktu sudah hampir larut malam, tepat jam 22.00 semua anggota keluarga baik dari pihak Arqa maupun Nyonya Iriana, semua sudah kembali ke kediaman masing-masing.

Awalnya mereka berniat untuk menginap saja di hotel malam ini. Tetapi, mengingat situasi tidak begitu menguntungkan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang saja.

Sedangkan Shafia sendiri tidak mengetahui akan kepulangan kedua orang tuanya, sebab gadis cantik itu tentu masih berada di dalam kamar pengantin.

Mereka sengaja tidak memberitahukan hal tersebut dan pulang diam-diam. Biarlah Shafia tidur di hotel malam ini bersama suaminya, besok pagi baru mereka akan datang kembali untuk menjemput keduanya.

Mobil yang membawa Arqa dan Aina sudah lebih dulu meninggalkan area hotel, beberapa orang kepercayaan sengaja di tugaskan untuk mengawal pasangan suami istri itu sampai rumah dengan selamat.

Sedangkan di mobil lain yang membawa keluarga besar Qiemyl tampak aura mencekam kembali menyeruak setelah kabar yang baru di terima oleh Adnan membuatnya di runduh amarah.

"Memangnya kemana perginya anak itu?" seru Adnan marah setelah menerima informasi dari orang kepercayaannya yang mengatakan gagal mengikuti putranya.

"Tenangkan dirimu! Jangan biarkan amarah menguasai hati dan pikiranmu," tegur Nyonya Iriana sembari menenangkan kemarahan sang putra tercinta.

Jika wanita tua itu sendiri ikutan marah tidak akan mengubah apapun, semoga saja sang cucu tidak melakukan sesuatu hal yang hanya akan berdampak buruk bagi keluarga.

Kemana perginya anak itu? Gumam pelan sang Nyonya besar mulai khawatir pada cucu kesayangannya.

🍃🍃🍃🍃🍃

Yuhuuu,

Jangan Lupa Like & Komennya Ya.

Semoga Suka😁😁

Episodes
1 Bab 1 ~ Akad Nikah
2 Bab 2 ~ Kemana Perginya
3 Bab 3 ~ Kucing Yang Nakal
4 Bab 4 ~ Ranjang Atau Sofa
5 Bab 5 ~ Pertemuan Keluarga
6 Bab 6 ~ Sebuah Keputusan Yang Sulit
7 Bab 7 ~ Ayo Pulang!
8 Bab 8 ~ Chayra?
9 Bab 9 ~ Kakak Sudah Menikah
10 Bab 10 ~ Malam Setelah Akad Nikah
11 Bab 11 ~ Kabar Tidak Baik
12 Bab 12 ~ Sebuah Penyesalan
13 Bab 13 ~ Kegelisahan
14 Bab 14 ~ Hari Pertama Masuk Kerja
15 Bab 15 ~ Kabar Baik Atau Buruk
16 Bab 16 ~ Flasback
17 Bab 17 ~ Lupa Siapa Istrimu
18 Bab 18 ~ Akan Menyuapi Mu
19 Bab 19 ~ Sisi Lain
20 Bab 20 ~ Jangan Marah
21 Bab 21 ~ Sebuah Kesepakatan
22 Bab 22 ~ Kedatangan Tamu
23 Bab 23 ~ Surat Perjanjian
24 Bab 24 ~ Jangan Marah-marah
25 Bab 25 ~ Kangen
26 Bab 26 ~ Jangan Kasih Tahu
27 Bab 27 ~ Berkumpul Bersama Keluarga
28 Bab 28 ~ Sini Peluk
29 Bab 29 ~ Novel
30 Bab 30 ~ Menghabiskan Waktu Berdua
31 Bab 31 ~ Apa Boleh
32 Bab 32 ~ Liatin Apa
33 Bab 33 ~ Aku Mencintaimu
34 Bab 34 ~ Makan Malam Di Luar
35 Bab 35 ~ Marah
36 Bab 36 ~ Melibatkan Proyek Besar
37 Bab 37 ~ Jika Kau Tidak Bisa
38 Bab 38 ~ Asisten Hanif
39 Bab 39 ~ Pergi Ke Vila
40 Bab 40 ~ Bersantai Bukan Kerja
41 Bab 41 ~ Tapi Aku Takut
42 Bab 42 ~ Punya Hubungan
43 Bab 43 ~ Yakin Mau Kuliah
44 Bab 44 ~ Mendapat Hukuman
45 Bab 45 ~ New York
46 Bab 46 ~ Rasanya Di Abaikan
47 Bab 47 ~ Tidak Marah
48 Bab 48 ~ Kamu Yang Memulai
49 Bab 49 ~ Istrimu Sangat Manis
50 Bab 50 ~ Ikut Ke Kantor
51 Bab 51 ~ Pesan
52 Bab 52 ~ Tamu
53 Bab 53 - Kamu Apakan Wanita Itu
54 Bab 54 ~ Kalau Aku
55 Bab 55 ~ Aku Bahagia
56 Bab 56 ~ Semua Akan Baik-baik Saja
57 Bab 57 ~ Gara-gara Rujak
58 Bab 58 ~ Masuk Pasar
59 Bab 59 ~ Asam, Asin, Manis & Pedas
60 Bab 60 ~ Jangan-jangan
61 Bab 61 ~ Hamil
62 Bab 62 ~ Makin Sayang
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80 ~ END
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 ~ Akad Nikah
2
Bab 2 ~ Kemana Perginya
3
Bab 3 ~ Kucing Yang Nakal
4
Bab 4 ~ Ranjang Atau Sofa
5
Bab 5 ~ Pertemuan Keluarga
6
Bab 6 ~ Sebuah Keputusan Yang Sulit
7
Bab 7 ~ Ayo Pulang!
8
Bab 8 ~ Chayra?
9
Bab 9 ~ Kakak Sudah Menikah
10
Bab 10 ~ Malam Setelah Akad Nikah
11
Bab 11 ~ Kabar Tidak Baik
12
Bab 12 ~ Sebuah Penyesalan
13
Bab 13 ~ Kegelisahan
14
Bab 14 ~ Hari Pertama Masuk Kerja
15
Bab 15 ~ Kabar Baik Atau Buruk
16
Bab 16 ~ Flasback
17
Bab 17 ~ Lupa Siapa Istrimu
18
Bab 18 ~ Akan Menyuapi Mu
19
Bab 19 ~ Sisi Lain
20
Bab 20 ~ Jangan Marah
21
Bab 21 ~ Sebuah Kesepakatan
22
Bab 22 ~ Kedatangan Tamu
23
Bab 23 ~ Surat Perjanjian
24
Bab 24 ~ Jangan Marah-marah
25
Bab 25 ~ Kangen
26
Bab 26 ~ Jangan Kasih Tahu
27
Bab 27 ~ Berkumpul Bersama Keluarga
28
Bab 28 ~ Sini Peluk
29
Bab 29 ~ Novel
30
Bab 30 ~ Menghabiskan Waktu Berdua
31
Bab 31 ~ Apa Boleh
32
Bab 32 ~ Liatin Apa
33
Bab 33 ~ Aku Mencintaimu
34
Bab 34 ~ Makan Malam Di Luar
35
Bab 35 ~ Marah
36
Bab 36 ~ Melibatkan Proyek Besar
37
Bab 37 ~ Jika Kau Tidak Bisa
38
Bab 38 ~ Asisten Hanif
39
Bab 39 ~ Pergi Ke Vila
40
Bab 40 ~ Bersantai Bukan Kerja
41
Bab 41 ~ Tapi Aku Takut
42
Bab 42 ~ Punya Hubungan
43
Bab 43 ~ Yakin Mau Kuliah
44
Bab 44 ~ Mendapat Hukuman
45
Bab 45 ~ New York
46
Bab 46 ~ Rasanya Di Abaikan
47
Bab 47 ~ Tidak Marah
48
Bab 48 ~ Kamu Yang Memulai
49
Bab 49 ~ Istrimu Sangat Manis
50
Bab 50 ~ Ikut Ke Kantor
51
Bab 51 ~ Pesan
52
Bab 52 ~ Tamu
53
Bab 53 - Kamu Apakan Wanita Itu
54
Bab 54 ~ Kalau Aku
55
Bab 55 ~ Aku Bahagia
56
Bab 56 ~ Semua Akan Baik-baik Saja
57
Bab 57 ~ Gara-gara Rujak
58
Bab 58 ~ Masuk Pasar
59
Bab 59 ~ Asam, Asin, Manis & Pedas
60
Bab 60 ~ Jangan-jangan
61
Bab 61 ~ Hamil
62
Bab 62 ~ Makin Sayang
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80 ~ END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!