Purnama Yang Terbelah
Hanum Anggraini merupakan anak dari Pak Imam dan Bu Lastri, Hanum seorang gadis cantik berumur 23 tahun yang tinggal didesa harus dijodohkan dengan anak dari sahabat Papanya
Adnan wijaya adalah putra pertama dari Pak Basuki dan Bu Dian. Pak Basuki merupakan sahabat dari Pak Imam, keduanya sama sama berasal dari desa, namun rupanya Pak Basuki lebih beruntung dari Pak Imam. Pak Basuki sukses dikota, namun ia tetaplah orang yang rendah hati. Pak Basuki berniat menjodohkan putra pertamanya dengan putri tunggal sahabatnya tersebut
Pak Imam menerima perjodohan tersebut dengan tangan terbuka, Pak Imam yakin jika sahabatnya tersebut mendidik anaknya dengan baik. Ia berharap jika kelak Putrinya akan hidup bahagia dengan Adnan
Pada awalnya Hanum kurang setuju dengan perjodohan tersebut karena ia merasa masih muda dan bisa menemukan jodohnya sendiri, apa kata orang jika dizaman yang serba modern ini masih berlaku sistem perjodohan
Namun pertahanannya akhirnya runtuh karena kedua orang tuanya menyetujuinya, katanya pilihan orang tua untuk anaknya adalah pilihan yang terbaik bukan? keyakinan itulah yang menjadi pegangan teguh untuk Hanum dalam menjalankan perjodohan tersebut
Lain halnya dengan Adnan Wijaya, laki laki yang berusia 27 tahun dengan wajah dingin dan cueknya tersebut terlihat jauh lebih tenang ketimbang dirinya. Tenang? bukankah itu lebih menakutkan? kita tidak tahu apakah dia menerima atau menolaknya bukan?
"Saya terima nikah dan kawinnya Hanum Anggraini binti Imam Santoso dengan mas kawin seperangkat alat solat dan kalung seberat 15 gram dibayar tunai" ucap Adnan dengan lantangnya saat mengucapkan ijab kabul
"Bagaimana para saksi?"
"Sah?" tanya Pak Penghulu
"Sah" jawab semuanya serempak
"Alhamdulillah" ucap mereka semua hampir bersamaan
Tak terasa pernikahan mereka telah berjalan selama 3 tahun, namun hingga saat ini Hanum belum juga dikaruniahi seorang anak, pasalnya keduanya dinyatakan sehat dalam hal apapun. Baik Hanum, Adnan ataupun keluarga yang lainnya sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut. Kedua orang tua Hanum dan Adnan memaklumi semuanya, toh bukankah mereka telah menjadi anak yang berbakti? mereka mengesampingkan egonya masing masing demi keinginan orang tuanya
"Sayang?....sayang....?" panggil Adnan yang berjalan menuju dapur
"Iyaaa" jawab Hanum yang saat ini tengah memyiapkan sarapan. Hanum dan Adnan memilih tinggal dirumah yang diberikan Pak Basuki sebagai hadiah pernikahan putra pertamanya tersebut
"Kamu masak apa?" tanya Adnan sembari mendudukkan bokongnya dikursi meja makan
"Aku masak nasi uduk" jawab Hanum
"Ohhh" jawab Adnan mangut mangut
"Oiya, nanti kerumah Mama Papa yah" ajak Hanum pada Adnan
"Ngapain?" tanya Adnan sembari menuang air pada gelasnya
"Mau ngasi ini, Mama pasti suka sama nasi uduk" kata Hanum yang saat ini tengah menuang lauk pauk yang tadi dibuatnya kedalam piring
"Oh oke" kata Adnan menyetujui ajakan Istrinya tersebut
"Bapak Ibu kenapa nggak mau tinggal dikota aja sih?" tanya Adnan menatap istrinya lekat lekat
Sungguh beruntung nasibnya karena telah dianugerahi seorang Istri yang cantik dan yang paling penting adalah jago masak, masakannya selalu menambah rasa cintanya pada Hanum
"Yah kan udah hidup didesa sedari kecil, jadi ya udah terbiasa"
"Lagian sih ya menurut aku enakan hidup didesa loh ketimbang dikota" kata Hanum sembari meletakkan nasi uduknya dimeja makan, Adnan terus memperhatikan apa yanh dilakukan oleh Hanum tersebut
"Enaknya apa?"tanya Adnan yang memang tak pernah merasakan bagaimana rasanya hidup didesa
"Disana tuh udaranya masih seger tau mas, terus tuh ya disana tuh banyak ubinya, dan yang paling penting tuh sama pemandangan disawahnya tau mas, seger gitu dilihatnya" jawab Hanum sembari mendudukkan bokongnya dikursi
"Berarti kamu lebih suka disana dong?" tanya Adnan pada Hanum
"He eum" jawab Hanum
"Kamu terpaksa dong disini?" tanya Adnan lagi
"Eh....aku nggak bilang gitu loh ya" kilah Hanum yang kurang setuju dengan perkataan Adnan
"Terus?" tanya Adnan menyernit heran
"Aku sih sekarang udah biasa, kalau dulu sih emang rada rada terpaksa gitu"
"Terbiasa karena terpaksa dong?" sahut Adnan memotong ucapan Istrinya
"Hehehe pinter banget sih nyimpulinnya" ucap Hanum dengan tersenyum menanggapi ucapan Suaminya
"Udah ah, makan dulu nih mas" kata Hanum sembari menyodorkan piring yang telah ia isi dengan nasi dan lauk pauk pada suaminya
"Makasih" ucap Adnan sembari membalas senyuman Istrinya
"Kok aku belum juga hamil ya mas ya?" tanya Hanum disela sela makannya
"Gausah dipikirin, orang nggak buru buru juga" jawab Adnan dengan santainya sembari memotong telur dadar menggunakan sendok makannya
"Tapi juga udah siap loh mas kalau dikasi sekarang" kata Hanum menimpali jawaban suaminya
"Kita banyak banyak doa yah, semoga cepet dikabulin sama Allah" jawab Adnan
"Amiin" kata Hanum mengamini doa suaminya
"Jangan lupa doanya dibarengin sama usaha dong" lanjut Hanum yang masih ingin melanjutkan pembicaraan ini
"Hahahaha awas nanti nggak aku ampun kamu" timpal Adnan dengan diiringi tawa renyah darinya
"Dulu aja kamu nggak mau aku sentuh" lanjutnya lagi geleng geleng kepala mengingat kenangan masa lalunya tersebut
"Eithhhh nggak gitu tau" tolak Hanum
"Aku tuh bukannya nggak mau tapi aku tuh belum siap" kata Hanum membenarkan ucapan suaminya
"Kenapa?" tanya Adnan
"Yaelah....ya bayangin aja kali, kita itu dijodohin jadi ya aku belum siaplah untuk yang itu" jawab Hanum kemudian
"Lagian yah mas, emang mas nggak inget apa gimana dulu sikap mas ke aku?"
"Cuek dingin banget lagi" ucap Hanum geleng geleng kepala, pasalnya dulu ia sempat ragu juga karena sifat Adnan yang? huh....sama sekali nggak ada senyum senyumnya dengannya
"Meskipun aku dijodohin tapi malenya aku langsung siap siap aja tuh" jawab Adnan yang tak mau kalah
"Nahhhhh" kata Hanum mengagetkan Adnan, Bahkan sendok yang tadi dipegangnya kini jatuh dipiringnya hingga menimbulkan bunyi nyaring
"Astagfirullah" kaget Adnan mendengar bunyi sendok yang jatuh diatas piring tersebut
"Kamu apa apaan sih" kesal Adnan
"Ya maap mas, akunya refleks tadi" kata Hanum dengan cengingisannya
"Kenapa sih?" tanya Adnan kemudian
"Berarti kalau cowok tuh bisa ngelakuin itu tanpa cinta dong?" tanya Hanum menatap Adnan tajam
"Eh....ya nggak semuanya juga kali, ada juga yang nggak kok" jawab Adnan kemudian
"Kalau mas gimana?" tanya Hanum kemudian
"Emmmm mas juga nggak tau juga sih, kan Mas baru ngelakuin itu sama kamu doang" jawab Adnan dengan santainya
"Harus sama aku terus sampai nanti" kata Hanum dengan tatapan tajamnya
"Hahaha iya iya sama kamu terus" kata Adnan sembari menjebeng pipi Hanum kekanan kiri
"Tau ah, aku mau siap siap dulu. Mas habisin dulu sarapannya" ucap Hanum yang kemudian langsung berdiri meninggalkan Adnan
Adnan menatap kepergian Hanum dengan perasaan yang hanya ia sendiri yang mengetahuinya. Hari ini Adnan dan Hanum menghabiskan waktu bersama Mama dan Papanya, tak lupa juga mereka menghubungi Bapak dan Ibu Hanum melalui Video Call
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Arin
pngin mampir tpi liat komenn sprtny peran cwenya lemah...klo lemah bacnya jdi ngga smngt🤭
2022-05-25
0
Sulati Cus
yg bikin sp yg repot sp
2022-02-28
0
Leli Leli
kata - kata bijak jng mencintai secara berlebihan👍👍👍 karena penasaran dr judulnya aq langsung mampir ternyata ceritanya menarik salam kenal dan silakan mampir jika berkenan👌😊
2021-12-09
0