Pencapaian kerja Pita sungguh memuaskan, banyak bonus yang mengalir di rekeningnya yang membuat tabungannya mulai menggendut. Ia begitu bersyukur Tuhan melancarkan urusan pekerjaannya. Ia yakin tahun depan bisa masuk kuliah.
Seperti kata pepatah 'semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin yang menerpanya', begitupun dengan Pita. Semakin hari namanya selalu menjadi trending topic dunia pergosipan di kantor tempatnya bekerja. Banyak yang iri dan berniat menjatuhkannya bahkan menyebarkan kabar tidak benar.
"Si Pita itu pake jimat penglaris makanya barang yang di jual laku keras", ucap Seorang senior SPG pada temannya.
"Bener tuh. Kita aja nawarin barang sampai berbusa, nggak pernah melebihi target", ucap rekannya.
Pita yang mendengarnya merasa panas, kebetulan Ia tengah PMS hari pertama dan mendengar seniornya bergosip tentang dirinya yang bukan-bukan, membuat emosinya meledak.
"Kalo saya pake penglaris pasti nggak jadi SPG Mbak. Saya milih buka toko sendiri, nggak perlu repot-repot jualin dagangan orang.
Rejeki orang itu udah diatur, hasil kerja saya selalu melebihi target karena saya bekerja dengan keras. Dan saya banyak berdo'a agar tahun depan bisa kuliah. Dan kalian lihat, Tuhan mendengarkan saya sehingga barang yang saya jual laku keras.
Makanya punya mulut itu selain buat kerja, juga buat berdo'a Mbak. Kalau mulutnya hanya di pake buat ngomongin orang, gimana Tuhan mau lancarin rezeki kalian. Bukankah Tuhan sudah adil.
Makanya Mbak berdua mulai sekarang berhenti gosipin orang. Dan..... oh iya 'gunakan mulut pada tempatnya', itu pun jika kalian paham", ucap Pita sambil berjalan di antara keduanya berdiri. Bahkan dengan sengaja menabrak bahu keduanya.
Pita berlalu begitu saja setelah menabrak bahu mereka. Ia tak takut pada senior mereka itu. Jika biasanya Ia cuek, tapi tidak untuk hari ini. Ia yang suasana hatinya sedang buruk tak suka di ganggu.
"Tadi beneran Pita bukan sih", tanya senior Pita pada temannya.
"Nggak tahu. Aku masih syok setelah di kata-katain. Kayaknya Dia lagi kesambet, nggak biasanya Dia jawab omongan orang lain", jawab temannya.
"Ho'oh. Bisa jadi tuh", ucap senior yang pertama.
******
Kabar keberhasilan Pita sebagai anak baru membuat Bos pemilik perusahaan yang menjual barang elektronik tersebut penasaran dengan sosok bernama Pita.
Baru kali ini ada salah satu SPG baru yang langsung bisa menjual barang-barang melebihi target bulanan, diam-diam Ia mencari tahu tentang siapa Pita. Rasa kagumnya semakin besar saat melihat sosok Pita secara langsung.
'Adi Pratama' atau biasa di panggil Pak Adi adalah Bos Pita. Lelaki berusia 30 tahun yang masih melajang, Ia memiliki dua adik perempuan yang semuanya sudah berkeluarga dan masing-masing memiliki satu orang anak.
Adi sibuk mengurus perusahaan sehingga melupakan waktu mencari pasangan hidup. Banyak rekan bisnisnya yang menyodorkan putri mereka untuk dinikahi, sayangnya tak ada satupun yang menarik perhatiannya. Sehingga dengan halus Ia menolak putri mereka.
Tapi....
Melihat Pita yang fisiknya jauh dari kata sempurna itu justru berhasil membuatnya jatuh cinta. Bagi Adi, Pita nampak manis saat tersenyum dan terlihat lucu saat mulai cerewet.
Adi pun mulai mendekatinya dengan berdalih memberikan bonus secara langsung untuk mengapresiasi hasil kerja Pita. Awalnya Ia mengajak Pita makan bersama dan itu di terima Pita sebagai wujud hormat pada atasannya. Tapi lama-lama alasannya mengajaknya pergi mulai tak masuk akal dan Pita pun mulai sadar itu hanya modus Pak Adi padanya.
"Kenapa nggak diangkat?", tanya Tia teman Pita.
"Biasa", sahut Pita cuek.
Mereka tengah makan siang di kantin, sepulang berkeliling menawarkan produk ke berbagai toko elektronik maupun ke komplek perumahan. Ponsel Pita sedari tadi berdering dan Ia enggan untuk menjawabnya.
"Harusnya kamu bersyukur di kejar cowok sehebat Pak Adi Pit. Kapan lagi seorang SPG di kejar-kejar Bos. Aku aja ngarep lhoh, justru kamu malah main kucing-kucingan", ucap Mila yang paling cantik di tim mereka.
"Aku sih sadar diri aja Mbak. Dia bagai bintang yang sulit di gapai sementara Aku ini hanyalah remahan rengginang di kaleng kh*ng g*uan. Beda jauh lah. Lagian tujuan Aku kerja kan buat kuliah bukan cari pacar", sahut Pita sambil menikmati makanannya.
"Ya nggak papalah, ibarat kata sambil menyelam minum air. Sambil bekerja nyari duit daper bonus pacar", sambar Dini.
"Enggak Mbak. Aku sadar aku siapa kok? Hanya berasal dari keluarga miskin, beda jauh lah. Jadi ya jangan sampai kayak pungguk merindukan bulan", jawab Pita lagi.
"Denger-denger keluarga Bos kita tuh nggak memandang derajat lho. Kedua Ipar Pak Adi pun hanya berasal dari keluarga biasa", ucap Tia menyemangati.
"Entahlah Mbak. Saya mah ikuti takdir aja, gimana nantinya. Sekarang hanya fokus kerja aja", sahut Pita mengakhiri obrolan mereka.
Pita malas jika terus-terusan di kejar Bosnya itu. Ia risih kembali di gunjingkan para nyinyirer di kantor itu. Kabar tak mengenakan datang silih berganti. Benar kata orang harusnya Ia bangga di kejar seorang Bos, secara Ia hanya bertampang biasa dan berasal dari keluarga miskin, tapi Ia tak ingin banyak berharap dan nantinya akan jatuh.
Biar takdir Tuhan yang menentukan nantinya.
******........*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments