Seorang gadis biasa berasal dari keluarga sederhana namun keluarganya sangat harmonis. Ia di besarkan dengan penuh kasih sayang oleh kedua orangtuanya. Ayahnya hanya seorang sopir pribadi, sementara Ibunya penjual sayur di warung kecil di depan rumahnya.
Gadis itu bukan gadis yang memiliki kulit putih, tinggi semampai dan tubuh yang bagus bak model. Jika kalian berfikir biasanya tokoh utama akan memiliki wajah dan tubuh sempurna meski berasal dari keluarga miskin. Sayangnya kali ini tidak, Dia bukan gadis seperti itu.
Ia hanya gadis yang berkulit sawo matang, dan memiliki gigi gingsul serta lesung pipit. Ia tak begitu cantik, tapi orang bilang Ia sangat manis. Terlebih saat Ia tersenyum, semua orang tak akan bosan memandang wajahnya itu. Bisa di bilang ada daya tarik tersendiri dari gadis itu.
Gadis ini pun tubuhnya pendek, hanya sekitar remaja SMP, yang membedakannya dengan anak SMP adalah dada dan b*k*ng yang besar.
Ia biasa dipanggil Pita, sedangkan nama lengkapnya adalah 'Gempita Malam'. Banyak yang heran, dari sekian banyak nama, mengapa orangtuanya justru memilih nama itu? Adakah arti maupun sejarah dari nama itu. Tentu saja ada, bukankah nama adalah do'a. Demikian pula orangtua Pita saat memberikan nama itu padanya. Mereka memiliki banyak harapan pada Pita.
Gadis ini tumbuh dengan kelebihannya dalam berucap. Sedari kecil Ia terbiasa membantu Ibunya berjualan, sehingga Ia sudah pandai berdagang maupun menarik perhatian pembeli. Ia begitu cerewet dan entah sihir apa, semua seakan terhipnotis saat Ia mulai mempromosikan dagangannya.
Tak jarang Ia membantu pedagang perabot keliling menjual dagangannya. Dengan kelihaiannya menawarkan dagangan membuatnya mendapat upah saat membantu pedagang tersebut.
*******
Suatu malam, saat keluarganya tengah berkumpul untuk bersantai bersama, setelah lelah beraktifitas seharian. Pita pun mencoba menanyakan makna dari namanya tersebut, serta alasan mengapa Ia diberi nama itu.
"Nama itu ide dari Ayah Ta. Jadi biarkan Ayahmu yang menjelaskannya", ucap Ibu saat Pita menanyakannya.
"Nama itu tercetus sebagai pengingat jika kamu lahir saat bintang bertaburan di langit malam. Kami ingin kamu menjadi seperti bintang meski tak terlihat besar dari bumi, tapi memberikan secercah cahaya di malam yang gelap.
Kami ingin, kamu tetap teguh seperti bintang yang setia menyinari kegelapan, tetaplah berdiri tegak apapun yang kamu alami nanti. Jalanmu masih panjang, banyak kegelapan yang akan kamu lalui.
Jadilah penyemarak dalam gelapnya kehidupan, jadikan bintang sebagai penyemangatmu saat rapuh. Yakinkan dirimu seperti bintang yang terus bersinar menghiasi langit malam.
Ayah dan Ibu yakin kamu nantinya akan menjadi gadis yang kuat. Meski nantinya kami tak bisa mendampingimu", ucap Ayah menjelaskan.
Banyak harapan Ayah untuknya, dan Pita berjanji akan menjadi kebanggaan Ayah dan Ibunya suatu saat nanti.
*******
"Kamu yakin Ta, dengan keputusanmu itu", tanya Ibu Pita malam itu.
"Iya Nak. Jika kamu ingin kuliah tanpa membebani keluarga Pramono. Ayah masih punya tabungan untuk membiayaimu", imbuh Ayah Pita.
"Tidak Ayah, Ibu. Pita tak ingin menjadi beban. Untuk saat ini biarkan Pita bekerja. Mungkin tahun depan jika ingin kuliah Aku akan kuliah dengan hasil kerjaku sendiri.
Ayah dan Ibu jangan terlalu memikirkan Pita. Ini keputusan Pita sendiri, jadi Aku mohon Ayah dan Ibu mau menerima keputusan ini", jawab Pita.
"Baiklah Nak. Ayah dan Ibu tak bisa mengatakan apapun lagi, jika itu keputusanmu maka lakukanlah", ucap Ayah Pita.
"Iya Nak. Kami sebagai orangtua hanya bisa mendukungmu", imbuh Ibu Pita.
"Terimakasih Ayah, Ibu. Sudah mendukung Pita",
"Sudah kewajiban Kami Nak",
Pita memilih untuk bekerja sebagai SPG di sebuah perusahaan yang menjual barang-barang elektronik. Ia lulusan SMK jurusan Penjualan, jadi Ia rasa pekerjaan itu cocok untuknya. Ia hanya perlu banyak bicara pada semua orang.
Toh, mulut Pita sudah terbiasa dengan ocehannya untuk menarik perhatian pembeli. Memiliki sifat cerewet rupanya menjadi keuntungan sendiri bagi Pita.
Ia berjanji pada dirinya sendiri, jika dalam setahun Ia bisa mengumpulkan uang untuk kuliah, maka Ia akan kuliah sambil bekerja. Namun jika sebaliknya, maka Ia pun akan fokus bekerja dan memilih mengubur keinginannya untuk kuliah.
Memberikan kebahagiaan untuk orangtua tak hanya saat bisa menjadi sarjana. Siapa tahu Ia akan sukses kedepannya tanpa kuliah? Semua rencana Tuhan, siapa yang tahu.
*****.......*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Meri Andani
semangat kok gk da komen ea🙄🙄🙄 pdahal bagus Lo cerita ya author ini
2022-10-13
0