episode 3: Tragedi

"Oh astaga... Danial?" dengan refleks Aisha memeluk Danial, seorang sahabat yang kini sudah kembali, setelah sekian lama pergi ke luar negeri.

Danial, merupakan seorang pria teman masa Sekolah Menengah Pertama Aisha dulu, yang kini sudah sah menjadi ahli waris serta penerus keluarga Adam.

Danial melihat sekilas Aisha yang sekarang sudah semakin dewasa merasa gemas dan mencubit pipi Aisha, "apa kabarmu, Ao?"

Aisha meringis, "kabarku baik, kapan kamu datang?"

"Baru saja, dan langsung kemari," terang Danial.

"Baguslah." Aisha merasa terharu sekaligus senang melihat Danial ada di depannya, "Kangen banget tahu, kenapa baru kembali? Kan lebih bagus kalau kita bisa bersama lagi," pungkasnya pada Danial juga Deva.

"Ya, ampun. Dasar kalian bocah, bikin kaget saja. Lagian kamu Aisha, teriak begitu keras, ku pikir ada apa," si bos yang sudah panik dan membuntuti suara Aisha yang terdengar dari depan toko.

"Hehe, maaf bos," Aisha cengengesan.

"Om Adwan?" Ucap Danial, ketika melihat si bos yang bernama Adwan.

"Wahhh, Danial... Makin besar saja kamu, bagaimana kabar kamu?" bos Adwan mengulurkan tangannya untu bersalaman pada Danial. "Hebat kamu, benar-benar hebat sekarang," imbuh bos Adwan.

"Lho? Kalian?" Aisha terperangah.

"Dia teman ayahku, om Adwan ini sudah berjasa besar pada perusahaan ayahku," jelas Danial.

"Pantesan... Lalu kenapa kamu tahu, kalau kami ada disini?" selidik Aisha kepada Danial.

"Itu?" Danial menyeru dan memeluk pundak bis Adwan, "tentu rahasia dong," imbuh Danial.

"Iihhh, rese banget sih kamu, Danial. Apa bos nih, yang kasih tahu," Aisha masih menyelidiki, meskipun dirinya tahu pasti akan jawabannya.

Bos Adwan sudah menyadari kecurigaan Aisha itu, bermaksud untuk menghindar. "Anu, itu, hehe maaf. soal itu, aku nggak ikut-ikutan..." timpal bos Adwan dan berlalu meninggalkan ketiga anak muda tersebut.

Dengan gaya garangnya Aisha, tangannya sudah mendarat di bahu Danial dan mencubitnya cukup keras, "dasar kamu, Danial!!!"

Danial hanya meringis pasrah menerima cubitan itu, sedangkan Deva yang sedari tadi diam bagaikan orang asing mencoba untuk menerobos.

"Ehem!"

Aisha tersadar, dirinya hampir saja melupakan sahabatnya itu, "hehe, maaf Deva... aku terlalu senang, karena Danial sudah kembali," jelas Aisha.

"Aku sudah tahu..." Deva merajuk.

"Oh, ayolah. Kamu sedang merengek apa?" Aisha menggoda.

"Aku tak peduli," Deva tak mau kalah.

"Hei kalian anak muda," tiba-tiba bos Adwan datang kembali dengan menenteng dua bungkus tas belanja yang cukup besar.

"Bagaimana kalau hari ini,.kita pesta kecil-kecilan?" imbuh Bos Adwan.

Aisha, Deva juga Danial mengangguk setuju, mereka langsung saja meluncur kearah belakang, di mana ruang istirahat berada.

Mereka nampak menikmati dan saling bertukar cerita satu sama lain, bahkan sampai tak terasa waktu sudah hampir malam.

"Baiklah. Kalian, lanjutkan saja, aku harus pergi sekarang," ucap bos Adwan, setelah melihat jam tangannya.

Kini tersisa tiga orang, mereka masih berlanjut untuk bertukar cerita, hingga tak terasa waktu cepat berlalu. Akhirnya mereka memutuskan untuk menyudahi acara temu kangen tersebut, "Sekarang, aku harus pergi. Danial tolong kamu antar Deva," pungkas Aisha yang sudah menenteng tas kecilnya.

Danial berdiri, "biar ku antar kamu," ucapnya. Tetapi dengan cepat Aisha menolak, "jangan. sebaiknya kamu antar Deva, Rumahnya cukup jauh dan kebetulan searah denganmu bukan?" terang Aisha.

"Tapi..." Deva merasa khawatir, kalau nanti dijalan Aisha bertemu dengan Tomy. Akan tetapi, Aisha sudah menyelanya, "tidak perlu khawatir, rumahku dekat dari sini. Justru aku khawatir padamu, Dev,"

"Dan, hari ini. Bukankah kamu tidak membawa sepeda motor? justru aku lebih cemas lagi kalau kamu nanti ketemu mahluk itu, kemudian mengintrogasi mu, akan lebih aman kalau kamu sama Danial," imbuh Aisha.

"Tapi kami bisa mengantar mu lebih dulu, Sha." timpal Danial.

"Tidak. Aku pergi dulu, oke, bye," Aisha pergi begitu saja meninggalkan Deva juga Danial.

Aisha melangkahkan kakinya begitu cepat, karena sebetulnya ia juga khawatir, jika dirinya bertemu dengan Tomy.

Tapi bagaimanapun juga, Aisha lebih memilih untuk menjaga perasaan seseorang, "kali ini, aku sudah membantumu Deva, hihihi..." gumam Aisha cekikikan seorang diri.

Di sisi lain, Tomy yang sedang mengendarai mobil yang entah ia temukan darimana, namun yang pasti kali ini tomy tak bisa menahan amarahnya, lantaran dirinya merasa telah di permainkan, "sial!" hardiknya.

Tomy yang sudah marah itu, melajukan mobilnya dengan cepat, bahkan dirinya tak peduli akan ada air kubangan yang ada di depannya.

Tomy menerabas begitu saja, sampai air kubangan itu bisa terbang dan membasahi pejalan kaki yang kebetulan pejalan kaki itu adalah Aisha.

Prat....

"Hemmm... Apes banget, sehari sudah dua kali kena air kotor," Aisha merasa geram, karena kali ini benar-benar kotor daripada sebelumnya

Aisha mengomel sembari menunduk dan terus berjalan, tangannya juga sibuk membersihkan bajunya yang kotor itu.

Sudah terlihat jelas, lampu merah menyala, Aisha terus berjalan melintasi jalur khusus untuk menyeberang. Namun tiba-tiba, ada sebuah mobil melaju sangat kencang dari kejauhan.

Tin tinnn...

Suara klakson mobil begitu arogan, sontak saja membuat Aisha kaget dan refleks menoleh kearah kiri, "aaaaa......" teriak Aisha dengan kencang, apalagi sorot lampu mobil itu sudah sangat menyilaukan pandangan Aisha.

Brakkk..

Aisha terjungkal di pinggir jalan, dengan perasaan kalut dan detak jantungnya yang terus memompa dengan cepat dan cepat.

Aisha masih terpejam dengan perasaan tak karuan, tapi ia menyadari akan sesuatu yang aneh, "kenapa rasanya aku seperti sedang memeluk seseorang? apakah aku sudah mati?" pikir Aisha.

"Tapi, kenapa aku... merasakan ada detak jantung seseorang? dan..." perlahan Aisha membuka mata, dan terkejut lah dirinya melihat dada bidang yang terasa hangat dan kekar elastis, dan itu sudah pasti seorang pria.

Dengan kesadaran kilatnya, Aisha mendongakkan kepala, tapi kepalanya terasa tertahan dengan tangan yang masih mendekap erat dirinya. Semakin penasaran lah Aisha di buatnya, "siapa yang sudah menolongku?" batinnya.

"Emmm, maaf..." saat itu pula, pria tersebut melonggarkan dekapannya. Barulah Aisha dapat melihat siapa yang sudah menolongnya.

"Kamu??" Aisha terperangah melihat wajah yang sedikit familiar.

Aisha baru mengingatnya, rupanya pria itu adalah pria yang sebelumnya bernama bos Adwan, segeralah Aisha beranjak dari atas tubuh pria tersebut.

"Dasar bodoh." ucap pria itu sedikit sinis.

Semakin kagetlah Aisha, lantaran ekspresi pria itu cukup menjengkelkan. Padahal Aisha tahu, keadaan pria itu sudah pasti sangat kesakitan.

Menopang tubuhnya untuk dirinya, dan terjatuh dengan begitu kerasnya, apalagi kalau bukan sakit?

"Lain kali, kalau belum siap mati, jangan mati," ucap pria tersebut begitu dingin.

Akan tetapi Aisha tak peduli, karena pria itulah Aisha selamat. Pria itu mencoba untuk bangkit, rupanya badannya sudah terasa remuk, di tambah kakinya terkilir, tentu membuat Aisha merasa bersalah dan berhutang budi.

Ketika Aisha hendak mau membantu, pria itu sudah menepisnya lebih dulu, "kamu. Obati saja lukamu, jangan pedulikan aku," pria itu semakin dingin, tapi di sisi lain Aisha baru menyadari kakinya terluka, dan baru terasa perih.

Tapi itu tak seberapa di banding pria yang sudah menolongnya, tetapi ketika Aisha mau membantunya lagi, pria itu malah membentaj dirinya, "Pergi!!!"

"Pergi!!" Bentak pria itu.

Seketika membuat Aisha menurut, dirinya menjadi takut pada pria tersebut. Sedangkan pria itu sudah berdiri, dengan tertatih pria itu berjalan pincang pergi menjauh, Aisha yang merasa bersalah dan berhutang budi, tak mau berhenti begitu saja.

Sampai-sampai Aisha membuntuti pria tersebut, lantaran ia merasa cemas akan keadaan pria tersebut.

Entah sampai mana, Aisha tidak menyadari, tapi yang pasti sebuah gang yang tak jauh dari jalan raya, hanya saja terasa sunyi dan sepi.

"Cukup!!!"

Aisha langsung bersembunyi, "keluar kamu dari sana!!" Aisha terdiam tidak berani keluar persembunyiannya.

"Aku bilang, KELUAR!!!" suara pria itu sungguh menakutkan, membuat Aisha menyerah dan keluar dengan rasa takut.

"Kamu tahu apa yang kamu lakukan?" pekik pria itu, "pulang!!" imbuhnya.

"Ti,tidak bisa. Aku harus membantumu..."

"Aku bilang, pulang!!!" Hardik pria itu.

Aisha malah tak bergeming dan tetap diam disisi pria yang telah menolongnya itu, lantaran Aisha melihat ada darah yang menembus dari baju pria tersebut.

Semakin merasa bersalah lah Aisha di buatnya, dirinya juga mencoba untuk menyentuhnya, namun Aisha ulurkan niatnya.

"Terserah, sebaiknya persiapkan diri kamu untuk mati!!" ucap pria itu dan berjalan kembali kearah gang yang semakin dalam, tapi entah kenapa Aisha masih saja membuntuti pria itu.

Tapi beberapa menit, tiba-tiba datang beberapa pria tak dikenal, dan langsung mengepung pria yang telah menolong Aisha dan juga dirinya.

"Astaga... apa ini?" batin Aisha panik.

Lagi-lagi pria itu mencoba untuk melindungi Aisha dengan menutupi dirinya dengan tubuh pria yang tinggi itu tepat di belakang pria tersebut.

Posisi yang begitu dekat, Aisha tak sengaja mencium bau darah segar itu semakin panik, "bagaimana ini," pikiran Aisha semakin kalut.

"Hahaha, ternyata hanya seorang yang cacat. Bos kamu memang licik, membiarkan asistennya terluka dan memasuki sarang harimau?" ejek salah seorang preman.

"Hahaha" tawa mereka berbarengan.

"Tapi baik juga kamu, membawa perempuan secantik ini. Tapi... Sayangnya kotor. Tapi aku suka." Ucap preman itu dan mendekati Aisha.

"Jangan sentuh dia!!!" gertak pria yang telah menolong Aisha.

"Haha, dia bukannya hadiah yang kamu bawa untuk kami?" semua preman itu tertawa amat menjijikkan.

Namun, tiba-tiba Aisha di tarik paksa, dan Aisha mencoba memberontak sekalipun lengannya terasa sakit.

"Sial!!" pria yang menolong Aisha, langsung bertindak, tetapi sudah kalah telak.

Aisha sudah di bawa pergi menjauh dan pria itu sudah di hadang dan harus melawan preman itu secara tidak adil.

Mulut Aisha si bekap begitu erat, kini air matanya menetes. Dirinya ingin meminta bantuan, tapi harus kemana? dan siapa?

Aisha hanya mampu melihat pertunjukan kejam, apalagi pria itu sudah pasti akan kalah. karena kebrutalan para preman menghajar pria tersebut tanpa ampun.

Aisha sudah tak tahan, ia baru ingat di dalam tas kecilnya ada pisau kecil. Segera Aisha meraba tas kecilnya dan mencari pisau itu, setelah ketemu, Aisha menggigit tangan preman itu dengan keras.

Preman itu bergeliat, saat itu pula Aisha berbalik dan menusuk keras pisau kearah dada preman tersebut.

"Akhhh..." pria itu melonggar, Aisha bisa kabur.

Tapi sungguh sial, pria yang menolong Aisha sudah kalah dan ambruk seketika, menjerit lah Aisha dan berlari kearah pria tersebut.

"Jangannn!"

Aisha menangisi pria itu yang sudah bersimbah darah, kedua tangannya pun meraih pundak pria tersebut.

Tapi naas, Aisha yang sangat lengah itu di manfaatkan oleh seorang preman yang diam-diam datang mendekat.

Bukkk... pukulan keras sudah mendarat teoat di punggung Aisha, dan membuat Aisha tak sadarkan diri seketika itu pula.

Terpopuler

Comments

Miss R⃟ ed qizz 💋

Miss R⃟ ed qizz 💋

semangat

2020-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Just Married; prolog
2 episode 1: Pelaku Yang Sesungguhnya
3 episode 2: Gangguan Mantan
4 episode 3: Tragedi
5 episode 4: Sebuah Rahasia
6 episode 5: Pertemuan Yang Mengejutkan
7 episode 6: Kiriman Makanan?
8 episode 7: Sosok Misterius
9 episode 8: Sebuah Pesta
10 episode 9: Apakah Ini Rencana Altezza?
11 episode 10: Ada Apa Dengannya?
12 episode 11: Siapa Yang Lebih sampah?
13 episode 12: Ada Apa Dengan Sally?
14 episode 13: Malam Bercerita
15 episode 14: Kecemasan
16 episode 15: Altezza, Bangun...
17 episode 16: Ternyata Hanya Sandiwara?
18 episode 17: Penculikan?
19 episode 18: Maafkan Aku, dan Selamat Tinggal Gibran Abraham
20 episode 19: Rencana Aisha Untuk Altezza
21 episode 20: Sebuah Perasaan Tak Nyaman
22 episode 21: Cemburu?
23 episode 22: Salah Paham
24 episode 23: Nomor Tak Dikenal?
25 episode 24: Nostalgia, Saat Pertama Kali Bertemu Dengan Sally.
26 episode 25: Altezza, Awas Kamu!!
27 episode 26: Hal Tak Terduga
28 episode 27: Masih Rahasia?
29 episode 28: Menahan
30 episode 29: Benar Lupa?
31 episode 30: Menangis?
32 episode 31: Altezza, Buat Aku Mencintaimu
33 episode 32: Manja
34 episode 33: Merasa Jenuh
35 episode 34: Gombalan Yang Melesat
36 episode 35: Merasa Cemas
37 episode 36: Bocah Cilik Delapan Tahun?
38 episode 37: Alex, Anak Yang Cerdik
39 episode 38: Manja
40 episode 39: Itu Tidak Baik, Altezza
41 episode 40: Mood Aisha Yang Kacau
42 episode 41: Marah dan Kesal, Tapi Juga Malu
43 episode 42: Sikap Yang Berubah-ubah
44 episode 43: Pulang Kampung
45 episode 44: Posesif
46 episode 45: Di Awal Pagi Hari
47 episode 46: Mantan?
48 episode 47: Seorang Sahabat
49 episode 48: Sisa Waktu
50 episode 49: Masalah Seorang Pria?
51 episode 50: Malam Romansa
52 episode 51: Sebenarnya...
53 episode 52: Berjanjilah Untukku
54 episode 53: Perpisahan
55 episode 54: Sejenak Untuk Melupakan Perpisahan
56 episode 55: Hari Pertama LDR'an
57 episode 56: Begini kah Perasaan Seorang Kakak?
58 episode 57: Gangguan
59 episode 58: Jebakan
60 episode 59: Kesedihan
61 episode 60: Syukurlah Ini Bukan Mimpi
62 episode 61: Baik-baik Saja
63 episode 62: Berteriak
64 episode 63: Tangisan Misterius
65 episode 64: Memori kejam
66 episode 65: Kemarahan
67 episode 66: Rindu Itu Menyakitkan
68 episode 67: Sengaja
69 episode 68: Wanita Misterius?
70 episode 69: Perasaan Malu
71 episode 70: Perasaan
72 episode 71: Wanita Agresif
73 episode 72: Pernyataan
74 episode 73: Penculikan
75 episode 74: Strategi Sally dan Leon
76 episode 75: Canggung
77 episode 76: Suatu Hal Yang Harus Diketahui
78 episode 77: Cemburu Buta?
79 episode 78: Rencana Sally Untuk Liana
80 episode:79 Ingin Manja
81 episode 80: Ke London?
82 episode 81: Calon Ibu Mertua?
83 episode 82: Perasaan Seorang Ibu
84 episode 83: Ternyata, Altezza adalah...
85 episode 84: Calon Ayah Mertua
86 episode 85: Menyingkap Sebuah Rahasia Altezza
87 episode 86: Ungkapan Hati
88 episode 87: Perasaan Yang Aneh
89 episode 88: Masa Kecil
90 episode 89: Kebenaran Dari Sebuah Kematian Amon dan Ares
91 episode 90: Sumpah Gavin
92 episode 91: Rencana Mama Via
93 episode 92: Nona Keberuntungan
94 episode 93: Pesta Dan Kejutan
95 episode 94: Kekacauan Pesta Malam
96 episode 95: Kejadian Yang Sesungguhnya
97 episode 96: Penyesalan
98 episode 97: Ibu Mertua
99 episode 98: Janji Altezza
100 episode 99: Rindu Yang menyakitkan
101 episode 100: Kalung Legendaris
102 episode 101: Aksi Laga Yang Terulang
103 episode 102: Tipu Muslihat
104 episode 103: Kemarahan Aisha
105 episode 104: Tidak Sadar
106 episode 105: Takut Kehilangan
107 episode 106: Tidak Marah?
108 episode 107: Jatuh Sakit
109 episode 108: Berkumpul
110 episode 109: Sebuah Pesta Sederhana
111 episode 110: Cemburu?
112 episode 111: Ayo, Kita Menikah!?
113 episode 112: Rumah Baru
114 Episode 113: Berkunjung
115 Episode 114: Melawan Altezza?
116 episode 115: Hari yang Mendebarkan Bagi Deva
117 Episode 116: Alex Si Lidah Pedas
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Just Married; prolog
2
episode 1: Pelaku Yang Sesungguhnya
3
episode 2: Gangguan Mantan
4
episode 3: Tragedi
5
episode 4: Sebuah Rahasia
6
episode 5: Pertemuan Yang Mengejutkan
7
episode 6: Kiriman Makanan?
8
episode 7: Sosok Misterius
9
episode 8: Sebuah Pesta
10
episode 9: Apakah Ini Rencana Altezza?
11
episode 10: Ada Apa Dengannya?
12
episode 11: Siapa Yang Lebih sampah?
13
episode 12: Ada Apa Dengan Sally?
14
episode 13: Malam Bercerita
15
episode 14: Kecemasan
16
episode 15: Altezza, Bangun...
17
episode 16: Ternyata Hanya Sandiwara?
18
episode 17: Penculikan?
19
episode 18: Maafkan Aku, dan Selamat Tinggal Gibran Abraham
20
episode 19: Rencana Aisha Untuk Altezza
21
episode 20: Sebuah Perasaan Tak Nyaman
22
episode 21: Cemburu?
23
episode 22: Salah Paham
24
episode 23: Nomor Tak Dikenal?
25
episode 24: Nostalgia, Saat Pertama Kali Bertemu Dengan Sally.
26
episode 25: Altezza, Awas Kamu!!
27
episode 26: Hal Tak Terduga
28
episode 27: Masih Rahasia?
29
episode 28: Menahan
30
episode 29: Benar Lupa?
31
episode 30: Menangis?
32
episode 31: Altezza, Buat Aku Mencintaimu
33
episode 32: Manja
34
episode 33: Merasa Jenuh
35
episode 34: Gombalan Yang Melesat
36
episode 35: Merasa Cemas
37
episode 36: Bocah Cilik Delapan Tahun?
38
episode 37: Alex, Anak Yang Cerdik
39
episode 38: Manja
40
episode 39: Itu Tidak Baik, Altezza
41
episode 40: Mood Aisha Yang Kacau
42
episode 41: Marah dan Kesal, Tapi Juga Malu
43
episode 42: Sikap Yang Berubah-ubah
44
episode 43: Pulang Kampung
45
episode 44: Posesif
46
episode 45: Di Awal Pagi Hari
47
episode 46: Mantan?
48
episode 47: Seorang Sahabat
49
episode 48: Sisa Waktu
50
episode 49: Masalah Seorang Pria?
51
episode 50: Malam Romansa
52
episode 51: Sebenarnya...
53
episode 52: Berjanjilah Untukku
54
episode 53: Perpisahan
55
episode 54: Sejenak Untuk Melupakan Perpisahan
56
episode 55: Hari Pertama LDR'an
57
episode 56: Begini kah Perasaan Seorang Kakak?
58
episode 57: Gangguan
59
episode 58: Jebakan
60
episode 59: Kesedihan
61
episode 60: Syukurlah Ini Bukan Mimpi
62
episode 61: Baik-baik Saja
63
episode 62: Berteriak
64
episode 63: Tangisan Misterius
65
episode 64: Memori kejam
66
episode 65: Kemarahan
67
episode 66: Rindu Itu Menyakitkan
68
episode 67: Sengaja
69
episode 68: Wanita Misterius?
70
episode 69: Perasaan Malu
71
episode 70: Perasaan
72
episode 71: Wanita Agresif
73
episode 72: Pernyataan
74
episode 73: Penculikan
75
episode 74: Strategi Sally dan Leon
76
episode 75: Canggung
77
episode 76: Suatu Hal Yang Harus Diketahui
78
episode 77: Cemburu Buta?
79
episode 78: Rencana Sally Untuk Liana
80
episode:79 Ingin Manja
81
episode 80: Ke London?
82
episode 81: Calon Ibu Mertua?
83
episode 82: Perasaan Seorang Ibu
84
episode 83: Ternyata, Altezza adalah...
85
episode 84: Calon Ayah Mertua
86
episode 85: Menyingkap Sebuah Rahasia Altezza
87
episode 86: Ungkapan Hati
88
episode 87: Perasaan Yang Aneh
89
episode 88: Masa Kecil
90
episode 89: Kebenaran Dari Sebuah Kematian Amon dan Ares
91
episode 90: Sumpah Gavin
92
episode 91: Rencana Mama Via
93
episode 92: Nona Keberuntungan
94
episode 93: Pesta Dan Kejutan
95
episode 94: Kekacauan Pesta Malam
96
episode 95: Kejadian Yang Sesungguhnya
97
episode 96: Penyesalan
98
episode 97: Ibu Mertua
99
episode 98: Janji Altezza
100
episode 99: Rindu Yang menyakitkan
101
episode 100: Kalung Legendaris
102
episode 101: Aksi Laga Yang Terulang
103
episode 102: Tipu Muslihat
104
episode 103: Kemarahan Aisha
105
episode 104: Tidak Sadar
106
episode 105: Takut Kehilangan
107
episode 106: Tidak Marah?
108
episode 107: Jatuh Sakit
109
episode 108: Berkumpul
110
episode 109: Sebuah Pesta Sederhana
111
episode 110: Cemburu?
112
episode 111: Ayo, Kita Menikah!?
113
episode 112: Rumah Baru
114
Episode 113: Berkunjung
115
Episode 114: Melawan Altezza?
116
episode 115: Hari yang Mendebarkan Bagi Deva
117
Episode 116: Alex Si Lidah Pedas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!