episode 4: Sebuah Rahasia

Sudah satu hari dua malam sejak kejadian itu, Aisha masih juga belum sadarkan diri di bangsal rumah sakit.

Di sampingnya, ada sosok seorang ibu yang mencemaskan putrinya yang terbaring lemah, yang masih enggan untuk membuka matanya.

Di situ pula, ada anak kecil dengan tatapan sedih yang tak lain ialah adik kecil Aisha, Alex. "Kenapa kakak bisa begini?" batinnya yang merasa terpukul, atas apa yang sudah menimpa kakak perempuannya.

Begitu juga Danial, yang baru datang kembali untuk menemani mereka. "Ao, kapan kamu sadar?" ucapnya dalam hati, ketika ia melihat Aisha masa begitu pulas-nya.

"Tante, sebaiknya tante dan Alex makan saja dulu," ucap Danial yang sudah membelikan beberapa makanan untuk sarapan.

Namun seorang ibu yang melihat akan kondisi putrinya yang seperti itu, mana bisa untuk makan. Begitu juga Alex, yang juga enggan untuk makan.

"Tidak apa-apa, ada aku di sini. Makanlah sedikit, tante, Lex," ucap Danial, "kalau tidak, bagaimana Aisha bisa semangat untuk sadr?" imbuh Danial.

Deg. Alex tersadar, saat itu pula Alex dengan tangan kecilnya menarik baju mamanya, dan menganggukkan kepala, sebagai isyar, ayo kita makan.

"Baiklah," mamanya menyetujui dan beranjak dari kursi yang ada di samping Aisha.

Ketika itu pula, Danial bergantian menjaga di sisi Aisha. Jika diingat kembali, di mana kejadian itu menimpa Aisha, cukup membuat Danial menyesal.

Andaikan Danial saat itu memaksa Aisha untuk mengantarnya pulang, tentu Aisha tidak akan mengalami kejadian yang mengerikan.

Di mana kejadian itu masih melekat dalam ingatan Danial, saat Deva mendapat pesan darurat dari Aisha, Deva langsung memberitahu Danial yang saat itu mereka baru tiba di depan rumah Deva.

Dengan cepat, Danial menelpon seseorang dan mencoba untuk melacak akan keberadaan Aisha. Danial meminta Deva agar segera masuk kedalam rumah dan jangan panik, setelah itu Danial langsung kembali menancap gas sembari mencari arah lokasi, di mana Aisha berada.

Akan tetapi, ketika Danial tiba dengan pasukannya. Sungguh pemandangan yang amat mengejutkan. Aisha hampir di gilir oleh para preman gila, bahkan tepat saat seorang biadab sudah mau melepas pakaiannya.

Danial yang melihat itu, menjadi sangat amat marah dan membabi buta. Pasukan Danial juga ikut andil membabat manusia tidak waras yang memang layak untuk di musnahkan.

Beruntung Aisha, masih terselamatkan meskipun hampir saja mau di lecehkan dalam keadaan tak sadarkan diri. Tapi, Danial tetap menyesali, "andai aku bisa lebih cepat," geram Danial dalam hatinya yang masih berkecamuk.

"Tapi pria itu siapa?" pikir Danial, mengingat di sana juga ada seorang pria bersimbah darah segar yang tak sadarkan diri, tapi yang pasti pria itu awalnya sudah menolong Aisha. Jika tidak, mana mungkin pria itu tidak akan bernasib naas seperi itu.

Tapi anehnya, saat Danial membawanya ke rumah sakit bersamaan Aisha, dan keesokan Danial saat mau menjenguk, "kenapa pria itu tidak ada di sana? Dan kemana perginya?" pikir Danial.

Padahal Danial sudah mengkonfirmasi akan keberadaan pria itu, pihak rumah sakit hanya menjawab, "pihak keluarga sudah merahasiakan, jadi maaf." Yang teringat dalam ingatan Danial, hanya ada sebuah kartu identitas seorang karyawan dengan nama, Gibran Abraham.

Danial yang terbawa dengan pikirannya, tiba-tiba dikagetkan dengan suara Aisha mengigau.

"Tidak."

Sontak membuat yang ada di ruangan itu berdiri mengelilingi Aisha yang terbaring di sana. "Aisha? Kamu kenapa, nak? sadarlah," mama Aisha panik.

Padahal di alam bawah sadar Aisha, dirinya seperti kembali dalam kejadian malam itu, di mana Aisha melihat sosok pria yang di hajar habis-habisan di depan matanya.

"Tidak... tidak."

"Tolong..." Aisha bergeliat, semakin paniklah semua yang ada di sana.

"Tolong!!!" Teriak Aisha dan seketika membuka matanya yang sudah bercucuran air mata.

Aisha terengah-engah, dadanya terasa sesak dan teriris. Deva yang baru datang untuk menjenguk, yang melihat akan suasana itu langsung berlari menghampiri Aisha.

Mamanya Aisha memeluk putrinya dengan sendu dan mengucapakan berkali-kali syukur, sedangkan Deva langsung meraih tangan Aisha yang terasa dingin itu.

"Syukurlah, kamu sudah sadar," lirih Deva dan menitikkan air mata.

Sedangkan Alex, menangis dan berlari keluar untuk mencari dokter. Padahal sebetulnya, Alex tak perlu bersusah payah berlarian seperti itu, cukup menekan tombol yang ada di kepala ranjang, tentu dokter akan segera datang.

Danial yang melihat itu juga bingung, mau tertawa apa sedih apa bagaimana? "tidak, tidak. Aku tidak bisa menahan tawa," ucap Danial dalam hati, yang saat itu pula Danial sekuat tenaga untuk tidak tertawa melihat reaksi Alex.

"Mama?" Lirih Aisha.

"Syukurlah nak, kamu sudah sadar," ucap mamanya Aisha dengan lembut dan membelai kepala Aisha.

Tak lama kemudian, dokter pun datang untuk memeriksa kondisi Aisha. Alex juga buru-buru mengusap air mata, justru seperti itu semakin tak kuasa Danial dibuatnya, karena Danial juga tahu Alex itu seperti apa dan bagaimana.

Setelah dokter selesai memeriksa, dokter itu tersenyum, "syukurlah, kondisi anak ibu sudah membaik. Tidak ada pendarahan ataupun gegar otak lainnya sama sekali, semuanya baik-baik saja," terang dokter dengan ramah.

"Kakinya juga tidak ada yang fatal, hanya luka ringan dan itu akan cepat sembuh. Yang penting, beri dia istirahat yang cukup, karena dia terlalu syok, jadi kondisinya harus benar-benar di perhatikan, agar tidak menjadi trauma," imbuhnya dengan jelas.

"baik dok terimakasih," ucap mama-Aisha.

"Aisha..." panggil Deva pelan.

"Deva?" Lirih Aisha dengan senyumnya.

"Syukurlah, kamu sudah sadar" ucap Deva dan memeluk Aisha.

"Iya... Tapi, pria itu. Pria itu bagaimana kondisinya?" Ucap Aisha yang seketika mengingat akan seorang pria yang telah menolongnya.

"Soal itu... malam itu aku membawanya kemari bersamaan denganmu, tapi anehnya dia sudah tidak ada di sini," terang Danial.

"Aku juga sudah mencari informasi apapun,, namun hasilnya sama sekali tidak menemukan jejak apapun, selain hanya namanya," tambahnya.

"Tapi, kondisinya parah yang seperti itu. Dia masih hidup, atau mati. Aku tidak tahu..." ungkap Danial.

Seketika Aisha menangis, dengan lirih Aisha berkata, "pria itu sudah menolongku berkali-kali... andaikan dia tidak menolong ku waktu itu, tidak mungkin hari ini aku masih ada..."

Deg, "apa yang sebenarnya sudah terjadi pada anakku?" batin mama-Aisha.

"Dan kamu tahu Dev, siapa pria itu?" Deva pun menjawab, "siapa?"

"Pria yang waktu siang datang bersama bos Adwan."

Deva menutup mulut dan tak percaya, bagaimana bisa? jika di ingat kembali pria itu, sebelumnya diam-diam memperhatikan Aisha dengan penuh perasaan, layaknya seseorang yang sedang jatuh cinta, dan hanya Deva lah yang mengetahui itu. "Sebaiknya aku tidak mengatakannya," batinnya.

"Bahkan aku belum sempat berterima kasih padanya, ma..." keluh Aisha.

"Sabar, nak," mama-Aisha merasa iba.

Aisha hanya menangis sesenggukan, karena dirinya tahu betul bagaimana pria itu menolong dan melindungi dirinya. Bahkan rela demi dirinya yang sama sekali tak saling mengenal, tapi kini malah meninggalkan kesan serta penyesalan yang amat dalam bagi Aisha.

"Rendra..." ucap Aisha tiba-tiba.

Deg. Mama-Aisha kaget bukan kepalang, tapi dirinya mencoba untuk tetap bersikap biasa saja.

"Danial, apa kamu tahu siapa Rendra? Seorang pemilik perusahaan di kotamu selain milikmu?" Tanya Aisha kepada Danial.

"Rendra? Kalau tidak salah, pemilik perusahaan King A. Memangnya, kenapa Sha?" selidik Danial.

"Dia, ada hubungannya dengan semua ini," pungkas Aisha.

"Maksud kamu? Rendra, itu?" Danial untuk memastikan.

"Benar, sampai kapanpun aku takkan memaafkan dia," tandas Aisha dengan rasa kebencian.

"Sadar sha..." Deva mulai khawatir.

"Jangan begitu, nak. Itu tidak baik, tarik kembali ucapanmu itu," mama-Aisha menjadi was-was.

"Tidak, ma. Kalau tidak salah. Aku ingat nama lengkapnya, Rendra Andara, bukan? Pewaris sah perusahaan Andara, karena dia pewaris tunggal perusahaan itu, maka diganti menjadi King A alias King Andara," terang Aisha.

Deg. Mama-Aisha jadi kalang kabut, "bagaimana Aisha bisa tahu tentang dia? Dan, dari mana dia tahu?" batinnya.

"Nak, cukup!" tegas Mama-Aisha, "mama, gak mau dengar lagi kamu menyebutkan itu. Cukup papamu dan kakakmu yang menjadi korban, jangan ada lagi korban di keluarga kita. Cukup nak, lupakan masa lalu itu," imbuhnya.

"Apa? Maksud tante, om Amon dan kak Ares meninggal juga karena Rendra?" Selidik Danial.

"Iya, kau tahu Danial. Dia sudah tega membunuh papa dan kakakku dengan kejam, bahkan hukum tak mampu membuat kami berkutik waktu itu," geram Aisha.

Begitu kejam kah masa lalu Aisha alami dulu? Pantas saja Aisha berusaha melindungi pria yang menolongnya itu, karena Aisha tak ingin ada penghilangan nyawa dengan kejam, seperti yang pernah ia alami dulu.

Danial nampak murka, bagaimana tidak. Setelah kejadian yang menimpa Aisha lantaran ulah Rendra, bahkan Danial baru tahu jika kematian ayahnya Aisha bahkan kakaknya Aisha juga akibat ulah Rendra.

"Oh Tuhan..." Danial geram bukan main, ingin sekali rasanya dirinya datang menemui Rendra dan membunuhnya. Tapi itu tidak mungkin, King A bukanlah lawan yang mudah untuk Danial tangani.

Sedangkan Deva, hanya tertegun mendengar pengakuan itu. Sedangkan Alex, meskipun dia anak kecil, ia begitu cerdas.

Dalam diri Alex itu juga telah bersumpah, suatu saat nanti jika Alex tumbuh dewasa, ia akan mendirikan perusahaan yang besar dan melebihi perusahaan King A dan menghancurkan perusahaan yang kejam itu tanpa ampun.

"Danial. bisakah aku minta tolong?" ucap Aisha kemudian.

"Katakan," ucap Danial mantap.

"Kirim aku ke Amerika," ucap Aisha dengan tegas.

"Apa?"

Sontak, pernyataan Aisha mampu membuat yang ada di ruangan itu kaget, begitu juga mama-Aisha menjadi tak tenang, "untuk apa?" selidiknya.

"Aku ingin melanjutkan study yang lebih tinggi untuk bisa menghancurkan king A," ucap Aisha dengan mantap.

Bukannya Danial tidak mau, karena alasannya ialah, menghancurkan Rendra bukan semudah membalikkan telapak tangan, tentu Danial juga cemas, "tapi, Aisha..."

"Tolong... nanti aku di sana akan mencari pekerjaan, dan aku akan mengembalikan uangnya padamu," pungkas Aisha.

"Tidak perlu kamu kembalikan, aku akan membantumu. Tapi kamu harus belajar dengan baik dan jaga dirimu dengan baik," Danial menyetujui, lantaran dirinya ada rencananya sendiri.

"Tentu," Aisha menyetujui, "terima kasih Danial, aku pasti tidak akan mengecewakan mu," imbuhnya.

"Tapi, nak..." mama-Aisha terlihat sangat khawatir.

"Biarkan, tante. Sudah sepantasnya Aisha untuk berkembang," ucap Danial, sembari memberi isyarat kepada mama-Aisha, lantaran Danial sudah memiliki rencana tersendiri untuk Aisha.

Alex ikut membara, setelah mendengar ucapan Danial dan juga kakaknya itu. Namun lain lagi dengan Deva dan juga mama-Aisha menjadi agak cemas.

"Ma, jangan takut akan kematian. Biarkanlah Tuhan yang menentukan kematian Aisha, yang terpenting bagi Aisha, mama restui aku untuk merebut kembali yang seharusnya menjadi milik kita," ucap Aisha optimis dan memegang tangan mamanya itu.

"Baiklah nak, tapi pesan mama. Jangan terlalu menyimpan dendam kepada siapapun. Biar Tuhan yang mengadilinya seadil-adilnya nanti," ucap mama-Aisha dengan pasrah.

"Aisha mengerti, terimakasih ma."

Terpopuler

Comments

Miss R⃟ ed qizz 💋

Miss R⃟ ed qizz 💋

good next

2020-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Just Married; prolog
2 episode 1: Pelaku Yang Sesungguhnya
3 episode 2: Gangguan Mantan
4 episode 3: Tragedi
5 episode 4: Sebuah Rahasia
6 episode 5: Pertemuan Yang Mengejutkan
7 episode 6: Kiriman Makanan?
8 episode 7: Sosok Misterius
9 episode 8: Sebuah Pesta
10 episode 9: Apakah Ini Rencana Altezza?
11 episode 10: Ada Apa Dengannya?
12 episode 11: Siapa Yang Lebih sampah?
13 episode 12: Ada Apa Dengan Sally?
14 episode 13: Malam Bercerita
15 episode 14: Kecemasan
16 episode 15: Altezza, Bangun...
17 episode 16: Ternyata Hanya Sandiwara?
18 episode 17: Penculikan?
19 episode 18: Maafkan Aku, dan Selamat Tinggal Gibran Abraham
20 episode 19: Rencana Aisha Untuk Altezza
21 episode 20: Sebuah Perasaan Tak Nyaman
22 episode 21: Cemburu?
23 episode 22: Salah Paham
24 episode 23: Nomor Tak Dikenal?
25 episode 24: Nostalgia, Saat Pertama Kali Bertemu Dengan Sally.
26 episode 25: Altezza, Awas Kamu!!
27 episode 26: Hal Tak Terduga
28 episode 27: Masih Rahasia?
29 episode 28: Menahan
30 episode 29: Benar Lupa?
31 episode 30: Menangis?
32 episode 31: Altezza, Buat Aku Mencintaimu
33 episode 32: Manja
34 episode 33: Merasa Jenuh
35 episode 34: Gombalan Yang Melesat
36 episode 35: Merasa Cemas
37 episode 36: Bocah Cilik Delapan Tahun?
38 episode 37: Alex, Anak Yang Cerdik
39 episode 38: Manja
40 episode 39: Itu Tidak Baik, Altezza
41 episode 40: Mood Aisha Yang Kacau
42 episode 41: Marah dan Kesal, Tapi Juga Malu
43 episode 42: Sikap Yang Berubah-ubah
44 episode 43: Pulang Kampung
45 episode 44: Posesif
46 episode 45: Di Awal Pagi Hari
47 episode 46: Mantan?
48 episode 47: Seorang Sahabat
49 episode 48: Sisa Waktu
50 episode 49: Masalah Seorang Pria?
51 episode 50: Malam Romansa
52 episode 51: Sebenarnya...
53 episode 52: Berjanjilah Untukku
54 episode 53: Perpisahan
55 episode 54: Sejenak Untuk Melupakan Perpisahan
56 episode 55: Hari Pertama LDR'an
57 episode 56: Begini kah Perasaan Seorang Kakak?
58 episode 57: Gangguan
59 episode 58: Jebakan
60 episode 59: Kesedihan
61 episode 60: Syukurlah Ini Bukan Mimpi
62 episode 61: Baik-baik Saja
63 episode 62: Berteriak
64 episode 63: Tangisan Misterius
65 episode 64: Memori kejam
66 episode 65: Kemarahan
67 episode 66: Rindu Itu Menyakitkan
68 episode 67: Sengaja
69 episode 68: Wanita Misterius?
70 episode 69: Perasaan Malu
71 episode 70: Perasaan
72 episode 71: Wanita Agresif
73 episode 72: Pernyataan
74 episode 73: Penculikan
75 episode 74: Strategi Sally dan Leon
76 episode 75: Canggung
77 episode 76: Suatu Hal Yang Harus Diketahui
78 episode 77: Cemburu Buta?
79 episode 78: Rencana Sally Untuk Liana
80 episode:79 Ingin Manja
81 episode 80: Ke London?
82 episode 81: Calon Ibu Mertua?
83 episode 82: Perasaan Seorang Ibu
84 episode 83: Ternyata, Altezza adalah...
85 episode 84: Calon Ayah Mertua
86 episode 85: Menyingkap Sebuah Rahasia Altezza
87 episode 86: Ungkapan Hati
88 episode 87: Perasaan Yang Aneh
89 episode 88: Masa Kecil
90 episode 89: Kebenaran Dari Sebuah Kematian Amon dan Ares
91 episode 90: Sumpah Gavin
92 episode 91: Rencana Mama Via
93 episode 92: Nona Keberuntungan
94 episode 93: Pesta Dan Kejutan
95 episode 94: Kekacauan Pesta Malam
96 episode 95: Kejadian Yang Sesungguhnya
97 episode 96: Penyesalan
98 episode 97: Ibu Mertua
99 episode 98: Janji Altezza
100 episode 99: Rindu Yang menyakitkan
101 episode 100: Kalung Legendaris
102 episode 101: Aksi Laga Yang Terulang
103 episode 102: Tipu Muslihat
104 episode 103: Kemarahan Aisha
105 episode 104: Tidak Sadar
106 episode 105: Takut Kehilangan
107 episode 106: Tidak Marah?
108 episode 107: Jatuh Sakit
109 episode 108: Berkumpul
110 episode 109: Sebuah Pesta Sederhana
111 episode 110: Cemburu?
112 episode 111: Ayo, Kita Menikah!?
113 episode 112: Rumah Baru
114 Episode 113: Berkunjung
115 Episode 114: Melawan Altezza?
116 episode 115: Hari yang Mendebarkan Bagi Deva
117 Episode 116: Alex Si Lidah Pedas
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Just Married; prolog
2
episode 1: Pelaku Yang Sesungguhnya
3
episode 2: Gangguan Mantan
4
episode 3: Tragedi
5
episode 4: Sebuah Rahasia
6
episode 5: Pertemuan Yang Mengejutkan
7
episode 6: Kiriman Makanan?
8
episode 7: Sosok Misterius
9
episode 8: Sebuah Pesta
10
episode 9: Apakah Ini Rencana Altezza?
11
episode 10: Ada Apa Dengannya?
12
episode 11: Siapa Yang Lebih sampah?
13
episode 12: Ada Apa Dengan Sally?
14
episode 13: Malam Bercerita
15
episode 14: Kecemasan
16
episode 15: Altezza, Bangun...
17
episode 16: Ternyata Hanya Sandiwara?
18
episode 17: Penculikan?
19
episode 18: Maafkan Aku, dan Selamat Tinggal Gibran Abraham
20
episode 19: Rencana Aisha Untuk Altezza
21
episode 20: Sebuah Perasaan Tak Nyaman
22
episode 21: Cemburu?
23
episode 22: Salah Paham
24
episode 23: Nomor Tak Dikenal?
25
episode 24: Nostalgia, Saat Pertama Kali Bertemu Dengan Sally.
26
episode 25: Altezza, Awas Kamu!!
27
episode 26: Hal Tak Terduga
28
episode 27: Masih Rahasia?
29
episode 28: Menahan
30
episode 29: Benar Lupa?
31
episode 30: Menangis?
32
episode 31: Altezza, Buat Aku Mencintaimu
33
episode 32: Manja
34
episode 33: Merasa Jenuh
35
episode 34: Gombalan Yang Melesat
36
episode 35: Merasa Cemas
37
episode 36: Bocah Cilik Delapan Tahun?
38
episode 37: Alex, Anak Yang Cerdik
39
episode 38: Manja
40
episode 39: Itu Tidak Baik, Altezza
41
episode 40: Mood Aisha Yang Kacau
42
episode 41: Marah dan Kesal, Tapi Juga Malu
43
episode 42: Sikap Yang Berubah-ubah
44
episode 43: Pulang Kampung
45
episode 44: Posesif
46
episode 45: Di Awal Pagi Hari
47
episode 46: Mantan?
48
episode 47: Seorang Sahabat
49
episode 48: Sisa Waktu
50
episode 49: Masalah Seorang Pria?
51
episode 50: Malam Romansa
52
episode 51: Sebenarnya...
53
episode 52: Berjanjilah Untukku
54
episode 53: Perpisahan
55
episode 54: Sejenak Untuk Melupakan Perpisahan
56
episode 55: Hari Pertama LDR'an
57
episode 56: Begini kah Perasaan Seorang Kakak?
58
episode 57: Gangguan
59
episode 58: Jebakan
60
episode 59: Kesedihan
61
episode 60: Syukurlah Ini Bukan Mimpi
62
episode 61: Baik-baik Saja
63
episode 62: Berteriak
64
episode 63: Tangisan Misterius
65
episode 64: Memori kejam
66
episode 65: Kemarahan
67
episode 66: Rindu Itu Menyakitkan
68
episode 67: Sengaja
69
episode 68: Wanita Misterius?
70
episode 69: Perasaan Malu
71
episode 70: Perasaan
72
episode 71: Wanita Agresif
73
episode 72: Pernyataan
74
episode 73: Penculikan
75
episode 74: Strategi Sally dan Leon
76
episode 75: Canggung
77
episode 76: Suatu Hal Yang Harus Diketahui
78
episode 77: Cemburu Buta?
79
episode 78: Rencana Sally Untuk Liana
80
episode:79 Ingin Manja
81
episode 80: Ke London?
82
episode 81: Calon Ibu Mertua?
83
episode 82: Perasaan Seorang Ibu
84
episode 83: Ternyata, Altezza adalah...
85
episode 84: Calon Ayah Mertua
86
episode 85: Menyingkap Sebuah Rahasia Altezza
87
episode 86: Ungkapan Hati
88
episode 87: Perasaan Yang Aneh
89
episode 88: Masa Kecil
90
episode 89: Kebenaran Dari Sebuah Kematian Amon dan Ares
91
episode 90: Sumpah Gavin
92
episode 91: Rencana Mama Via
93
episode 92: Nona Keberuntungan
94
episode 93: Pesta Dan Kejutan
95
episode 94: Kekacauan Pesta Malam
96
episode 95: Kejadian Yang Sesungguhnya
97
episode 96: Penyesalan
98
episode 97: Ibu Mertua
99
episode 98: Janji Altezza
100
episode 99: Rindu Yang menyakitkan
101
episode 100: Kalung Legendaris
102
episode 101: Aksi Laga Yang Terulang
103
episode 102: Tipu Muslihat
104
episode 103: Kemarahan Aisha
105
episode 104: Tidak Sadar
106
episode 105: Takut Kehilangan
107
episode 106: Tidak Marah?
108
episode 107: Jatuh Sakit
109
episode 108: Berkumpul
110
episode 109: Sebuah Pesta Sederhana
111
episode 110: Cemburu?
112
episode 111: Ayo, Kita Menikah!?
113
episode 112: Rumah Baru
114
Episode 113: Berkunjung
115
Episode 114: Melawan Altezza?
116
episode 115: Hari yang Mendebarkan Bagi Deva
117
Episode 116: Alex Si Lidah Pedas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!