episode 2: Gangguan Mantan

"Hemm?" bos pemilik toko bunga itu hanya mengernyitkan dahi.

Aisha menyadari, jika bosnya memberi isyarat, bahwa dirinya tak perlu banyak pertanyaan, "eh, hehehe... maksud Aisha. Kejadiannya hampir sama denganku tadi, tapi bedanya Aisha yang jadi korbannya. Hehe...." Aisha cengengesan.

"Terus, apa kamu sudah tahu siapa pelakunya?" Tanya si bos.

Aisha menjawab dengan mantap, "tentu. Pria tua yang tak tahu malu, sudah jelek, abstrak dan menjijikkan pula. Ih... Amit-amit deh,"

"Separah itukah?" timpal si bos.

Aisha semakin semangat untuk menceritakan, "Iya, lah. Karena..."

"Mbak?"

Tanpa di duga, obrolan mereka harus terpotong oleh customer yang memanggil Aisha untuk dilayani, tentu Aisha cepat menanggapinya, "iya?"

Aisha tersenyum pada bosnya, saat hendak menghampiri costumer, "hehe, maaf bos..." dan si bos hanya mengangguk mengerti, "oke."

Aisha begitu ramah saat menghadapi costumer, tak heran jika bos sangat menyukai kinerja Aisha.

Begitu pula dengan Deva, yang paling sabar dan ramah melebihi Aisha. Walaupun dihujat habis-habisan, Deva lah paling sabar dan pasrah dengan hujatan costumer.

Tetapi bagi Aisha, hujatan adalah sebuah penindasan, memang betul costumer adalah raja, akan tetapi jika costumer berbuat semena-mena, itu bukan raja, melainkan orang yang tidak waras. Tentu, Aisha lah yang paling berani untuk melawan.

Aisha memang terlihat sedikit arogan, tapi jika perhatikan lagi, Aisha sangatlah cantik. Dengan body yang cukup tinggi dan berkulit putih bersih, itu sudah mampu menunjang penampilannya. Apalagi dengan rambutnya yang panjang, sungguh manis jika dipandang.

Kecantikan Aisha sebetulnya sangat menarik bagi siapapun yang melihatnya, akan tetapi Aisha menutupi fisiknya itu dengan berpakaian longgar dan tanpa polesan make-up tebal.

Sedangkan Deva, yang tingginya melebihi Aisha. Berkulit sawo matang dan wajah yang manis dengan rambut sebahu, cukup mengesankan wanita yang cerdas dan berkarisma.

Tetapi jika tentang percintaan, Deva sudah kalah dibanding Aisha, lantaran Deva lebih memilih untuk memendam perasaan daripada menyatakan, tentu sejarah telah mencatat jika Deva hanya memiliki satu mantan.

Sedangkan sejarah mantan Aisha, sudah tercatat tiga. Tetapi, Aisha menganggap ketiga-tiganya adalah sampah yang membuat Aisha menjadi bodoh, entah kenapa Aisha bisa jatuh cinta pada pria seperti itu.

Sudahlah, itu sudah berlalu lama, saat Aisha dulu tak secantik sekarang. Kalau sekarang, sudah pasti tak perlu di ragukan lagi kecantikannya.

Tak ayal, jika ada satu mantan yang masih mengganggunya sampai detik ini. Yaaa, seperti apa yang terjadi di sore ini, dimana toko hendak mau tutup, seorang mantan datang dengan muka tebalnya berlagak mau menjemput Aisha.

Namun, lagi-lagi Aisha bersembunyi, bahkan Aisha tak segan untuk meminta bantuan kepada bosnya untuk ikut membantu dirinya.

Ting... Suara lonceng pintu berbunyi, tanda ada costumer masuk, kali ini bos pemilik toko bunga yang menghandle, "anda datang kemari..."

Dengan sigap, Tomy mantan Aisha menjawab, "aku datang kemari untuk menjemput Aisha,"

Si bos tak mau kalah, "wah, sayang sekali. Aisha sudah pulang dari tadi," ucap si bos meyakinkan.

"Tapi sepedanya masih ada didepan,"

"Itu sepeda perusahaan," si bos mulai jengah dengan Tomy. "Sebetulnya, Aisha sudah pulang dari tadi, karena ada urusan katanya. Masa kamu tidak bertemu dengannya dijalan?" imbuh si bos masih ramah.

"Dimana?" Tanya Tomy.

"Entahlah, mungkin Deva tahu," ucap si bos saat melihat Deva datang dari belakang dan hendak ke depan untuk membereskan sesuatu yang ada di sana.

Deva yang sudah dicegat merasa tak adil, "kenapa si bos malah melemparkan padaku?" gumamnya dalam hati.

Sedangkan Tomy, sudah terlihat tidak sabar lagi. Dan Deva mau tak mau juga akhirnya membuka suara, "nggak tahu kemana, tapi yang jelas ku lihat tadi Aisha pergi ke arah sana. Katanya sih lagi ada janji sama orang, tapi nggak tahu juga siapa,."

Tomy terbelalak tak terima mendengar perkataan Deva, tentu ia merasa terbakar api cemburu, "entah siapa yang mau di temuinya," batinnya.

Tapi yang pasti, Deva sudah memberi petunjuk yang berlawanan arah dari rumahnya Aisha. Tetapi Tomy, sepertinya terlihat sedikit ragu.

Si bos yang sudah membaca situasi langsung membumbui keyakinan, "sebaiknya kamu coba cari saja, siapa tahu dia belum jauh. Soalnya dia tadi jalan kaki..." si bos lalu melihat jam tangannya "ku pikir, dia sudah mau sampai di mall," imbuh si bos.

Tomy cukup terkejut, lantaran jarak ke mall hanya berjarak ratusan meter saja. Tentu Tomy khawatir jika Aisha sudah masuk kedalam sana, sudah pasti akan susah mencarinya.

Tanpa berpikir panjang lagi, Tomy bergegas pergi ke luar, dan langsung menaiki sepeda motornya yang keren itu.

Si bos yang melihat sikap Tomy itu langsung tertawa, "hahaha, dasar bodoh."

"Sha, keluar. Dua, sudah pergi," Deva memberitahu.

Sedangkan Aisha yang masih berada di dalam ruang istirahat dan mendengar ucapan Deva, ia langsung menghela nafas, "huffft... syukurlah," gumam Aisha lega.

Aisha bergegas keluar untuk melanjutkan pekerjaannya, sesekali juga Aisha terlihat celingukan kearah kiri dan kanan untuk memastikan, bahwa Tomy benar-benar sudah pergi dari tempat tersebut.

Deva yang sudah menyadari akan gelagat Aisha, mencoba untuk meyakinkan "sudah pergi Sha, kamu tenang saja."

"Hehe, cuma mau memastikan saja kok," Aisha cengengesan.

Si bos datang menghampiri dan menepuk bahu Aisha yang masih dengan tawa kecilnya, "mantan kamu itu bodoh, jadi kamu tenang saja."

"Tapi ku rasa, sebaiknya kamu cepatlah bergegas, karena aku yakin dia akan segera kembali. Di luar biar Deva dan aku yang urus, kamu cepatlah urus yang ada di sini," imbuh si bos.

Aisha merasa tersentuh, "oke, terimakasih bos. Dan terimakasih untukmu Deva."

Si bos hanya mengangguk dan Deva memberi isyarat 'oke' kepada Aisha, dan Aisha pun buru-buru menyelesaikan pekerjaannya.

Aisha dan Deva sungguh beruntung memiliki bos yang baik, yang mau memperhatikan karyawannya, tentu sikap seperti inilah membuat dua gadis itu betah bekerja di sana.

Akan tetapi di saat Aisha sudah asyik sibuk membereskan suatu tempat, dan Deva hendak menutup pintu besi, tiba-tiba muncullah seseorang lelaki datang dan menyeru nama Aisha.

"Aisha?"

Aisha terkejut bukan main dan langsung saja jongkok bersembunyi di bawah kolong meja, "kenapa dia datang lagi? Kenapa Deva juga tak memberitahuku," batin Aisha sudah merasa kalut.

Di sisi lain, Deva malah datang menghampiri dan memanggil dirinya, "Aisha..." seketika Aisha menarik Deva ikut berjongkok di bawah kolong meja.

"Dev, kenapa kamu malah kesini?" bisik Aisha.

"Bukan. Tpi dia..." belum sempat Deva meneruskan ucapannya, suara lelaki itu sudah menggelegar, "Aisha."

Aisha terkejut bukan main, lantaran lelaki itu sudah berdiri tepat di depannya, "tidak! Aku tidak mau. Pergi kamu, pergi!!!" berontak Aisha, bahkan sampai tubuhnya gemetar dan dirinya tidak berani untuk membuka mata.

Lelaki itu langsung ikut berjongkok dan menepuk pundak Aisha, bukan kepalang Aisha kaget dan menjerit "aaaaa..."

Tidak heran jika Aisha sampai ketakutan seperti itu, lantaran sudah hampir tiga bulan ini Tomy sudah sering menganggu dirinya.

"Sha, tenang. Jangan merem dong, dia bukan Tomy," Deva menyadarkan.

Dengan perlahan, Aisha membuka matanya dan mencoba untuk melihat siapa sosok lelaki yang sudah ada didepannya itu.

Mata Aisha terbelalak, ketika dirinya sudah melihat sosok lelaki tersebut. "Kamu???"

Terpopuler

Comments

Miss R⃟ ed qizz 💋

Miss R⃟ ed qizz 💋

semangat Thor

2020-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Just Married; prolog
2 episode 1: Pelaku Yang Sesungguhnya
3 episode 2: Gangguan Mantan
4 episode 3: Tragedi
5 episode 4: Sebuah Rahasia
6 episode 5: Pertemuan Yang Mengejutkan
7 episode 6: Kiriman Makanan?
8 episode 7: Sosok Misterius
9 episode 8: Sebuah Pesta
10 episode 9: Apakah Ini Rencana Altezza?
11 episode 10: Ada Apa Dengannya?
12 episode 11: Siapa Yang Lebih sampah?
13 episode 12: Ada Apa Dengan Sally?
14 episode 13: Malam Bercerita
15 episode 14: Kecemasan
16 episode 15: Altezza, Bangun...
17 episode 16: Ternyata Hanya Sandiwara?
18 episode 17: Penculikan?
19 episode 18: Maafkan Aku, dan Selamat Tinggal Gibran Abraham
20 episode 19: Rencana Aisha Untuk Altezza
21 episode 20: Sebuah Perasaan Tak Nyaman
22 episode 21: Cemburu?
23 episode 22: Salah Paham
24 episode 23: Nomor Tak Dikenal?
25 episode 24: Nostalgia, Saat Pertama Kali Bertemu Dengan Sally.
26 episode 25: Altezza, Awas Kamu!!
27 episode 26: Hal Tak Terduga
28 episode 27: Masih Rahasia?
29 episode 28: Menahan
30 episode 29: Benar Lupa?
31 episode 30: Menangis?
32 episode 31: Altezza, Buat Aku Mencintaimu
33 episode 32: Manja
34 episode 33: Merasa Jenuh
35 episode 34: Gombalan Yang Melesat
36 episode 35: Merasa Cemas
37 episode 36: Bocah Cilik Delapan Tahun?
38 episode 37: Alex, Anak Yang Cerdik
39 episode 38: Manja
40 episode 39: Itu Tidak Baik, Altezza
41 episode 40: Mood Aisha Yang Kacau
42 episode 41: Marah dan Kesal, Tapi Juga Malu
43 episode 42: Sikap Yang Berubah-ubah
44 episode 43: Pulang Kampung
45 episode 44: Posesif
46 episode 45: Di Awal Pagi Hari
47 episode 46: Mantan?
48 episode 47: Seorang Sahabat
49 episode 48: Sisa Waktu
50 episode 49: Masalah Seorang Pria?
51 episode 50: Malam Romansa
52 episode 51: Sebenarnya...
53 episode 52: Berjanjilah Untukku
54 episode 53: Perpisahan
55 episode 54: Sejenak Untuk Melupakan Perpisahan
56 episode 55: Hari Pertama LDR'an
57 episode 56: Begini kah Perasaan Seorang Kakak?
58 episode 57: Gangguan
59 episode 58: Jebakan
60 episode 59: Kesedihan
61 episode 60: Syukurlah Ini Bukan Mimpi
62 episode 61: Baik-baik Saja
63 episode 62: Berteriak
64 episode 63: Tangisan Misterius
65 episode 64: Memori kejam
66 episode 65: Kemarahan
67 episode 66: Rindu Itu Menyakitkan
68 episode 67: Sengaja
69 episode 68: Wanita Misterius?
70 episode 69: Perasaan Malu
71 episode 70: Perasaan
72 episode 71: Wanita Agresif
73 episode 72: Pernyataan
74 episode 73: Penculikan
75 episode 74: Strategi Sally dan Leon
76 episode 75: Canggung
77 episode 76: Suatu Hal Yang Harus Diketahui
78 episode 77: Cemburu Buta?
79 episode 78: Rencana Sally Untuk Liana
80 episode:79 Ingin Manja
81 episode 80: Ke London?
82 episode 81: Calon Ibu Mertua?
83 episode 82: Perasaan Seorang Ibu
84 episode 83: Ternyata, Altezza adalah...
85 episode 84: Calon Ayah Mertua
86 episode 85: Menyingkap Sebuah Rahasia Altezza
87 episode 86: Ungkapan Hati
88 episode 87: Perasaan Yang Aneh
89 episode 88: Masa Kecil
90 episode 89: Kebenaran Dari Sebuah Kematian Amon dan Ares
91 episode 90: Sumpah Gavin
92 episode 91: Rencana Mama Via
93 episode 92: Nona Keberuntungan
94 episode 93: Pesta Dan Kejutan
95 episode 94: Kekacauan Pesta Malam
96 episode 95: Kejadian Yang Sesungguhnya
97 episode 96: Penyesalan
98 episode 97: Ibu Mertua
99 episode 98: Janji Altezza
100 episode 99: Rindu Yang menyakitkan
101 episode 100: Kalung Legendaris
102 episode 101: Aksi Laga Yang Terulang
103 episode 102: Tipu Muslihat
104 episode 103: Kemarahan Aisha
105 episode 104: Tidak Sadar
106 episode 105: Takut Kehilangan
107 episode 106: Tidak Marah?
108 episode 107: Jatuh Sakit
109 episode 108: Berkumpul
110 episode 109: Sebuah Pesta Sederhana
111 episode 110: Cemburu?
112 episode 111: Ayo, Kita Menikah!?
113 episode 112: Rumah Baru
114 Episode 113: Berkunjung
115 Episode 114: Melawan Altezza?
116 episode 115: Hari yang Mendebarkan Bagi Deva
117 Episode 116: Alex Si Lidah Pedas
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Just Married; prolog
2
episode 1: Pelaku Yang Sesungguhnya
3
episode 2: Gangguan Mantan
4
episode 3: Tragedi
5
episode 4: Sebuah Rahasia
6
episode 5: Pertemuan Yang Mengejutkan
7
episode 6: Kiriman Makanan?
8
episode 7: Sosok Misterius
9
episode 8: Sebuah Pesta
10
episode 9: Apakah Ini Rencana Altezza?
11
episode 10: Ada Apa Dengannya?
12
episode 11: Siapa Yang Lebih sampah?
13
episode 12: Ada Apa Dengan Sally?
14
episode 13: Malam Bercerita
15
episode 14: Kecemasan
16
episode 15: Altezza, Bangun...
17
episode 16: Ternyata Hanya Sandiwara?
18
episode 17: Penculikan?
19
episode 18: Maafkan Aku, dan Selamat Tinggal Gibran Abraham
20
episode 19: Rencana Aisha Untuk Altezza
21
episode 20: Sebuah Perasaan Tak Nyaman
22
episode 21: Cemburu?
23
episode 22: Salah Paham
24
episode 23: Nomor Tak Dikenal?
25
episode 24: Nostalgia, Saat Pertama Kali Bertemu Dengan Sally.
26
episode 25: Altezza, Awas Kamu!!
27
episode 26: Hal Tak Terduga
28
episode 27: Masih Rahasia?
29
episode 28: Menahan
30
episode 29: Benar Lupa?
31
episode 30: Menangis?
32
episode 31: Altezza, Buat Aku Mencintaimu
33
episode 32: Manja
34
episode 33: Merasa Jenuh
35
episode 34: Gombalan Yang Melesat
36
episode 35: Merasa Cemas
37
episode 36: Bocah Cilik Delapan Tahun?
38
episode 37: Alex, Anak Yang Cerdik
39
episode 38: Manja
40
episode 39: Itu Tidak Baik, Altezza
41
episode 40: Mood Aisha Yang Kacau
42
episode 41: Marah dan Kesal, Tapi Juga Malu
43
episode 42: Sikap Yang Berubah-ubah
44
episode 43: Pulang Kampung
45
episode 44: Posesif
46
episode 45: Di Awal Pagi Hari
47
episode 46: Mantan?
48
episode 47: Seorang Sahabat
49
episode 48: Sisa Waktu
50
episode 49: Masalah Seorang Pria?
51
episode 50: Malam Romansa
52
episode 51: Sebenarnya...
53
episode 52: Berjanjilah Untukku
54
episode 53: Perpisahan
55
episode 54: Sejenak Untuk Melupakan Perpisahan
56
episode 55: Hari Pertama LDR'an
57
episode 56: Begini kah Perasaan Seorang Kakak?
58
episode 57: Gangguan
59
episode 58: Jebakan
60
episode 59: Kesedihan
61
episode 60: Syukurlah Ini Bukan Mimpi
62
episode 61: Baik-baik Saja
63
episode 62: Berteriak
64
episode 63: Tangisan Misterius
65
episode 64: Memori kejam
66
episode 65: Kemarahan
67
episode 66: Rindu Itu Menyakitkan
68
episode 67: Sengaja
69
episode 68: Wanita Misterius?
70
episode 69: Perasaan Malu
71
episode 70: Perasaan
72
episode 71: Wanita Agresif
73
episode 72: Pernyataan
74
episode 73: Penculikan
75
episode 74: Strategi Sally dan Leon
76
episode 75: Canggung
77
episode 76: Suatu Hal Yang Harus Diketahui
78
episode 77: Cemburu Buta?
79
episode 78: Rencana Sally Untuk Liana
80
episode:79 Ingin Manja
81
episode 80: Ke London?
82
episode 81: Calon Ibu Mertua?
83
episode 82: Perasaan Seorang Ibu
84
episode 83: Ternyata, Altezza adalah...
85
episode 84: Calon Ayah Mertua
86
episode 85: Menyingkap Sebuah Rahasia Altezza
87
episode 86: Ungkapan Hati
88
episode 87: Perasaan Yang Aneh
89
episode 88: Masa Kecil
90
episode 89: Kebenaran Dari Sebuah Kematian Amon dan Ares
91
episode 90: Sumpah Gavin
92
episode 91: Rencana Mama Via
93
episode 92: Nona Keberuntungan
94
episode 93: Pesta Dan Kejutan
95
episode 94: Kekacauan Pesta Malam
96
episode 95: Kejadian Yang Sesungguhnya
97
episode 96: Penyesalan
98
episode 97: Ibu Mertua
99
episode 98: Janji Altezza
100
episode 99: Rindu Yang menyakitkan
101
episode 100: Kalung Legendaris
102
episode 101: Aksi Laga Yang Terulang
103
episode 102: Tipu Muslihat
104
episode 103: Kemarahan Aisha
105
episode 104: Tidak Sadar
106
episode 105: Takut Kehilangan
107
episode 106: Tidak Marah?
108
episode 107: Jatuh Sakit
109
episode 108: Berkumpul
110
episode 109: Sebuah Pesta Sederhana
111
episode 110: Cemburu?
112
episode 111: Ayo, Kita Menikah!?
113
episode 112: Rumah Baru
114
Episode 113: Berkunjung
115
Episode 114: Melawan Altezza?
116
episode 115: Hari yang Mendebarkan Bagi Deva
117
Episode 116: Alex Si Lidah Pedas

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!