"Hemm?" bos pemilik toko bunga itu hanya mengernyitkan dahi.
Aisha menyadari, jika bosnya memberi isyarat, bahwa dirinya tak perlu banyak pertanyaan, "eh, hehehe... maksud Aisha. Kejadiannya hampir sama denganku tadi, tapi bedanya Aisha yang jadi korbannya. Hehe...." Aisha cengengesan.
"Terus, apa kamu sudah tahu siapa pelakunya?" Tanya si bos.
Aisha menjawab dengan mantap, "tentu. Pria tua yang tak tahu malu, sudah jelek, abstrak dan menjijikkan pula. Ih... Amit-amit deh,"
"Separah itukah?" timpal si bos.
Aisha semakin semangat untuk menceritakan, "Iya, lah. Karena..."
"Mbak?"
Tanpa di duga, obrolan mereka harus terpotong oleh customer yang memanggil Aisha untuk dilayani, tentu Aisha cepat menanggapinya, "iya?"
Aisha tersenyum pada bosnya, saat hendak menghampiri costumer, "hehe, maaf bos..." dan si bos hanya mengangguk mengerti, "oke."
Aisha begitu ramah saat menghadapi costumer, tak heran jika bos sangat menyukai kinerja Aisha.
Begitu pula dengan Deva, yang paling sabar dan ramah melebihi Aisha. Walaupun dihujat habis-habisan, Deva lah paling sabar dan pasrah dengan hujatan costumer.
Tetapi bagi Aisha, hujatan adalah sebuah penindasan, memang betul costumer adalah raja, akan tetapi jika costumer berbuat semena-mena, itu bukan raja, melainkan orang yang tidak waras. Tentu, Aisha lah yang paling berani untuk melawan.
Aisha memang terlihat sedikit arogan, tapi jika perhatikan lagi, Aisha sangatlah cantik. Dengan body yang cukup tinggi dan berkulit putih bersih, itu sudah mampu menunjang penampilannya. Apalagi dengan rambutnya yang panjang, sungguh manis jika dipandang.
Kecantikan Aisha sebetulnya sangat menarik bagi siapapun yang melihatnya, akan tetapi Aisha menutupi fisiknya itu dengan berpakaian longgar dan tanpa polesan make-up tebal.
Sedangkan Deva, yang tingginya melebihi Aisha. Berkulit sawo matang dan wajah yang manis dengan rambut sebahu, cukup mengesankan wanita yang cerdas dan berkarisma.
Tetapi jika tentang percintaan, Deva sudah kalah dibanding Aisha, lantaran Deva lebih memilih untuk memendam perasaan daripada menyatakan, tentu sejarah telah mencatat jika Deva hanya memiliki satu mantan.
Sedangkan sejarah mantan Aisha, sudah tercatat tiga. Tetapi, Aisha menganggap ketiga-tiganya adalah sampah yang membuat Aisha menjadi bodoh, entah kenapa Aisha bisa jatuh cinta pada pria seperti itu.
Sudahlah, itu sudah berlalu lama, saat Aisha dulu tak secantik sekarang. Kalau sekarang, sudah pasti tak perlu di ragukan lagi kecantikannya.
Tak ayal, jika ada satu mantan yang masih mengganggunya sampai detik ini. Yaaa, seperti apa yang terjadi di sore ini, dimana toko hendak mau tutup, seorang mantan datang dengan muka tebalnya berlagak mau menjemput Aisha.
Namun, lagi-lagi Aisha bersembunyi, bahkan Aisha tak segan untuk meminta bantuan kepada bosnya untuk ikut membantu dirinya.
Ting... Suara lonceng pintu berbunyi, tanda ada costumer masuk, kali ini bos pemilik toko bunga yang menghandle, "anda datang kemari..."
Dengan sigap, Tomy mantan Aisha menjawab, "aku datang kemari untuk menjemput Aisha,"
Si bos tak mau kalah, "wah, sayang sekali. Aisha sudah pulang dari tadi," ucap si bos meyakinkan.
"Tapi sepedanya masih ada didepan,"
"Itu sepeda perusahaan," si bos mulai jengah dengan Tomy. "Sebetulnya, Aisha sudah pulang dari tadi, karena ada urusan katanya. Masa kamu tidak bertemu dengannya dijalan?" imbuh si bos masih ramah.
"Dimana?" Tanya Tomy.
"Entahlah, mungkin Deva tahu," ucap si bos saat melihat Deva datang dari belakang dan hendak ke depan untuk membereskan sesuatu yang ada di sana.
Deva yang sudah dicegat merasa tak adil, "kenapa si bos malah melemparkan padaku?" gumamnya dalam hati.
Sedangkan Tomy, sudah terlihat tidak sabar lagi. Dan Deva mau tak mau juga akhirnya membuka suara, "nggak tahu kemana, tapi yang jelas ku lihat tadi Aisha pergi ke arah sana. Katanya sih lagi ada janji sama orang, tapi nggak tahu juga siapa,."
Tomy terbelalak tak terima mendengar perkataan Deva, tentu ia merasa terbakar api cemburu, "entah siapa yang mau di temuinya," batinnya.
Tapi yang pasti, Deva sudah memberi petunjuk yang berlawanan arah dari rumahnya Aisha. Tetapi Tomy, sepertinya terlihat sedikit ragu.
Si bos yang sudah membaca situasi langsung membumbui keyakinan, "sebaiknya kamu coba cari saja, siapa tahu dia belum jauh. Soalnya dia tadi jalan kaki..." si bos lalu melihat jam tangannya "ku pikir, dia sudah mau sampai di mall," imbuh si bos.
Tomy cukup terkejut, lantaran jarak ke mall hanya berjarak ratusan meter saja. Tentu Tomy khawatir jika Aisha sudah masuk kedalam sana, sudah pasti akan susah mencarinya.
Tanpa berpikir panjang lagi, Tomy bergegas pergi ke luar, dan langsung menaiki sepeda motornya yang keren itu.
Si bos yang melihat sikap Tomy itu langsung tertawa, "hahaha, dasar bodoh."
"Sha, keluar. Dua, sudah pergi," Deva memberitahu.
Sedangkan Aisha yang masih berada di dalam ruang istirahat dan mendengar ucapan Deva, ia langsung menghela nafas, "huffft... syukurlah," gumam Aisha lega.
Aisha bergegas keluar untuk melanjutkan pekerjaannya, sesekali juga Aisha terlihat celingukan kearah kiri dan kanan untuk memastikan, bahwa Tomy benar-benar sudah pergi dari tempat tersebut.
Deva yang sudah menyadari akan gelagat Aisha, mencoba untuk meyakinkan "sudah pergi Sha, kamu tenang saja."
"Hehe, cuma mau memastikan saja kok," Aisha cengengesan.
Si bos datang menghampiri dan menepuk bahu Aisha yang masih dengan tawa kecilnya, "mantan kamu itu bodoh, jadi kamu tenang saja."
"Tapi ku rasa, sebaiknya kamu cepatlah bergegas, karena aku yakin dia akan segera kembali. Di luar biar Deva dan aku yang urus, kamu cepatlah urus yang ada di sini," imbuh si bos.
Aisha merasa tersentuh, "oke, terimakasih bos. Dan terimakasih untukmu Deva."
Si bos hanya mengangguk dan Deva memberi isyarat 'oke' kepada Aisha, dan Aisha pun buru-buru menyelesaikan pekerjaannya.
Aisha dan Deva sungguh beruntung memiliki bos yang baik, yang mau memperhatikan karyawannya, tentu sikap seperti inilah membuat dua gadis itu betah bekerja di sana.
Akan tetapi di saat Aisha sudah asyik sibuk membereskan suatu tempat, dan Deva hendak menutup pintu besi, tiba-tiba muncullah seseorang lelaki datang dan menyeru nama Aisha.
"Aisha?"
Aisha terkejut bukan main dan langsung saja jongkok bersembunyi di bawah kolong meja, "kenapa dia datang lagi? Kenapa Deva juga tak memberitahuku," batin Aisha sudah merasa kalut.
Di sisi lain, Deva malah datang menghampiri dan memanggil dirinya, "Aisha..." seketika Aisha menarik Deva ikut berjongkok di bawah kolong meja.
"Dev, kenapa kamu malah kesini?" bisik Aisha.
"Bukan. Tpi dia..." belum sempat Deva meneruskan ucapannya, suara lelaki itu sudah menggelegar, "Aisha."
Aisha terkejut bukan main, lantaran lelaki itu sudah berdiri tepat di depannya, "tidak! Aku tidak mau. Pergi kamu, pergi!!!" berontak Aisha, bahkan sampai tubuhnya gemetar dan dirinya tidak berani untuk membuka mata.
Lelaki itu langsung ikut berjongkok dan menepuk pundak Aisha, bukan kepalang Aisha kaget dan menjerit "aaaaa..."
Tidak heran jika Aisha sampai ketakutan seperti itu, lantaran sudah hampir tiga bulan ini Tomy sudah sering menganggu dirinya.
"Sha, tenang. Jangan merem dong, dia bukan Tomy," Deva menyadarkan.
Dengan perlahan, Aisha membuka matanya dan mencoba untuk melihat siapa sosok lelaki yang sudah ada didepannya itu.
Mata Aisha terbelalak, ketika dirinya sudah melihat sosok lelaki tersebut. "Kamu???"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Miss R⃟ ed qizz 💋
semangat Thor
2020-04-06
1