"DUDA HOT" (Gairah Cinta Pria Kesepian)

"DUDA HOT" (Gairah Cinta Pria Kesepian)

Gadis Yang Menarik

Setiap orang pasti memiliki impian. Termasuk gadis cantik satu ini. Sebut saja namanya 'Jessica Veronica Eveline' Tidak muluk-muluk impian yang Jessica miliki, impiannya hanya satu, yakni membahagiakan sang ibu.

Jika ada yang bertanya, siapa Jessica Veronica? Dia bukanlah siapa-siapa. Dia hanyalah seorang gadis berusia 22 tahun yang terlahir di tengah keluarga yang kurang mampu.

Jessica memiliki dua kakak, laki-laki dan perempuan dan satu adik laki-laki yang saat ini berusia 20 tahun. Tapi sayangnya mereka berdua tidak lagi tinggal bersama Jessica, sibungsu dan ibu mereka, mereka berdua sudah menikah dan memiliki kehidupan sendiri.

Jam dinding baru saja menunjuk angka 04.30 pagi. Masih terlalu awal memang untuk bangun. Tapi hal tersebut tidak berlaku bagi Jessica. Itu adalah jam normal untuknya bangun setiap pagi.

Dia harus pergi bekerja. Ya, setiap pagi Jessica mengambil pekerjaan sampingan sebagai pengantar susu dari rumah ke rumah.

Dan hal itu dia lakukan demi mendapatkan uang tambahan untuk biaya sekolah adiknya, juga untuk membiayai kehidupan mereka sehari-hari. Ibunya membutuhkan banyak biaya untuk pengobatan. Itulah kenapa Jessica harus bekerja keras.

Jessica mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga semenjak ayahnya meninggal 5 tahun yang lalu. Sedangkan Ibunya tidak bisa bekerja apalagi sampai kecapean karena sakit yang dia derita.

Adiknya masih kuliah dan Jessica tidak bisa mengandalkan

"Ibu, aku berangkat dulu ya." Pamit Jessica pada sang ibu sebelum ia pergi bekerja.

"Hati-hati, Nak." Pesan Karina pada putrinya. Jessica tak menjawab. Dia hanya melambaikan tangan sambil tersenyum lebar.

Karina mencengkram dadanya yang berdenyut sakit. Memangnya Ibu mana yang akan baik-baik saja saat melihat putrinya harus bekerja keras, membanting tulang demi memenuhi semua kebutuhan mereka sehari-hari.

Di saat gadis seusianya menjalani kehidupannya dengan normal. Seperti kuliah, bermain bersama teman-teman sebayanya dan melakukan banyak hal seperti yang dilakukan anak muda masa kini.

Pergi ke club malam untuk bersenang-senang. Dan lain sebagainya ... Maka hal itu tidak berlaku untuk Jessica.

Dari pada harus membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak penting. Jessica lebih suka menghabiskan waktunya untuk bekerja dan mengumpulkan banyak uang.

Bahkan Jessica rela putus kuliah demi bisa mendapatkan banyak uang untuk membiayai hidup Ibu dan adiknya.

"Bibi, susunya aku simpan disini ya." Seru Jessica dengan suara meninggi.

"Oke, Sayang. Seperti biasa, satu Minggu sekali ya!!"

Jessica mengangkat tangannya, jarinya membentuk huruf O. "Oke," jawabnya.

Jessica melanjutkan pekerjaannya. Masih ada lima rumah yang harus dia datangi. Meskipun lelah, tapi Jessica harus semangat. Karena ada Ibu dan adiknya yang harus dia hidupi.

Tin..

Tin..

Tin..

Jessica terlonjak kaget karena suara klakson mobil. Gadis itu berhenti mengayuh sepedanya lalu menoleh kebelakang. Ada sebuah mobil hitam mewah yang melaju pelan di belakangnya.

"Hei, Nona. Minggir-lah, kau dan sepeda mu menghalangi jalan." Teriak seorang pria yang duduk di balik kemudi.

Jessica mendecih. "Dasar orang kaya sombong. Kenapa kau tidak sabaran sekali sih, lagipula jalannya lebar kenapa harus menggangguku!!" Teriak Jessica kesal.

"Dasar gadis kecil menyebalkan. Minggir-lah, kau tidak tau ya, jika kami sedang terburu-buru." Teriak pria itu lagi.

"Itu bukan urusanku!!"

Jessica mengambil satu botol susu dari keranjang sepedanya lalu melemparkan pada bagian depan mobil mewah tersebut. "YAK!!" tanpa memperdulikan teriakan marah pria itu, Jessica pergi begitu saja.

Pria itu menghela napas sambil mengusap dadanya. "Dasar gadis jaman sekarang," sambil menggelengkan kepala.

"Gadis yang menarik."

Sontak saja pria yang duduk dibalik kemudi itu menoleh dan menatap tak percaya pada pria yang duduk di jok belakang. "Tuan, Anda mengatakan sesuatu?"

"Hn. Chan, cari tau segala hal tentang gadis itu."

"Hah!! Tapi untuk apa, Tuan?!"

"Tidak usah banyak tanya, lakukan saja atau kau mau jika gaji-mu aku potong lagi bulan ini?"

Sontak kedua mata pria bernama Chan itu membelalak. Chan menggeleng. "Tidak mau!! Jika Tuan memotong lagi gaji bulan ini, lalu bagaimana saya harus menghidupi tujuh kucing liar saya?"

"Hn, itu bukan urusanku."

Chan mendesah berat. Berbicara dengan Boss-nya itu terkadang memang membutuhkan tingkat kesabaran yang tinggi. Kevin Nero memang sangat mengerikan.

-

"Ibu, aku pulang." Seru Jessica sembari memasuki rumah minimalisnya.

Gadis itu mengganti sepatunya dengan sendal rumah dan menghampiri sang ibu yang sedang menyiapkan sarapan di dapur. Karina memicingkan mata melihat wajah kusut putrinya.

"Sayang, apa kau baik-baik saja? Kau terlihat buruk, apa ada masalah?" Tanya Karina memastikan.

Jessica menggeleng. "Tidak ada, hanya saja pagi ini aku bertemu dengan manusia super menyebalkan."

"Mentang-mentang dia adalah orang kaya dan menggunakan mobil mewah. Dia jadi bersikap seenaknya dan menganggap jalanan umum sebagai jalanan nenek moyangnya."

Karina mendengus geli. "Semua orang kaya memang seperti itu. Seharusnya kau tidak perlu memasukkan ke dalam hati. Sebaiknya kau cepat mandi dan setelah ini kita sarapan bersama, sekalian bangunkan Jerremy."

Jessica hanya mengangguk. Kemudian dia beranjak dan pergi ke kamarnya. Toko bunga tempatnya bekerja baru buka sekitar pukul 8 pagi, dan masih ada 2 jam lagi.

Selain sebagai pengantar susu, Jessica juga bekerja di toko bunga milik pasangan tua yang sudah sangat baik dan menganggapnya sebagai cucunya. Dan malam harinya, Jessica masih harus bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran elit di kawasan Gangnam.

Meskipun sangat berat. Namun Jessica menjalaninya dengan penuh semangat. Dan semua itu semata-mata dia lakukan demi sang Ibu.

Jessica ingin Ibu dan adiknya hidup tanpa kekurangan sedikit pun. Meskipun terkadang rasa lelah sering kali menggerogoti sekujur tubuhnya, namun Jessica mengesampingkannya.

"Dasar bocah, kebo!!"

Usai mandi dan mengganti pakaiannya. Jessica pergi ke kamar Jerremy untuk membangunkan sang adik. Dan seperti biasa, pemuda itu masih asik bergulat dibawah selimut tebal miliknya.

Adiknya itu memang sangat sulit dibangunkan, dan bukan Jessica namanya jika tidak memiliki ide cemerlang untuk membangunkan si bungsu.

"Jerremy, bangun. Banjir." Teriak Jessica di telinga Jerremy.

Sontak saja kedua mata Jerremy terbuka dan terbelalak sempurna. "Apa, banjir?!" Pekiknya terkejut.

Jerremy melompat turun dari tempat tidurnya. Tiba-tiba dia terdiam seperti orang kebingungan. Jerremy menyapukan pandangannya, dan semua terlihat normal dan baik-baik saja.

"Noona, kau membohongiku lagi!!" Teriaknya kesal.

"Salah sendiri sulit dibangunkan. Mandi gih, Ibu sudah menunggu kita untuk sarapan."

"Huft, baiklah."

"Oya, ini uang jajan-mu untuk satu bulan ke depan. Noona juga sudah membayar semua sisa pembayaran bulan lalu. Kau harus belajar dengan giat," Jessica mengacak rambut Jerremy sembari tersenyum lebar.

Jerremy tiba-tiba meneteskan air mata dan langsung berhambur ke dalam pelukan Jessica, dan memeluk sang kakak dengan erat.

"Maafkan aku, Noona. Karena aku selalu menjadi beban untukmu. Aku tidak bisa membantu apapun selain menghabiskan uang-uangmu."

"Apa yang kau bicarakan? Noona tidak pernah berpikir sampai sana. Apa yang Noona lakukan, semata-mata karena Noona ingin kau menjadi pemuda yang berguna."

Jessica menghapus air matanya, kemudian melepaskan pelukannya pada si bungsu. "Ya sudah, cepat mandi." Pinta Jessica yang kemudian dibalas anggukan oleh Jerremy.

"Baiklah, aku mandi dulu." Kemudian Jerremy beranjak dari hadapan Jessica.

Jessica meninggalkan Jerremy dan menghampiri sang ibu yang sedang duduk dimeja makan sambil mencengkram dadanya. Raut wajahnya menunjukkan jika dia sedang kesakitan.

Gadis itu berlari ke dalam kamar sang Ibu untuk mengambil obat. "Ibu, minum dulu obatnya." Pinta Jessica seraya memberikan beberapa butir obat dan segelas air putih padanya.

"Bagaimana sekarang? Apa Ibu sudah merasa lebih baik!" Tanya Jessica memastikan. Kecemasan terlihat jelas dari sorot matanya.

Karina mengangguk. "Ibu sudah tidak apa-apa, Sayang. Adikmu sudah datang, ayo kita sarapan." Ucap Karina yang kemudian dibalas anggukan oleh Jessica.

"Baiklah."

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Dawik Aprilya Sari

Dawik Aprilya Sari

bagus bgt

2023-05-25

0

Ana

Ana

hai kaka 🥰 Ana mampir menarik ceritanya 👍

2022-09-20

0

v_cupid

v_cupid

good opening

2022-06-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!