Pertemuan Kedua

Tubuh Mirra terkengkang karena tendangan Jessica pada pinggulnya. Wanita itu tengah menyiksa ibu mertuanya yang sudah tampak tidak berdaya. Jerremy tidak berani melawan lagi setelah di pukul oleh Dion.

Sedangkan Karina tidak memberikan perlawanannya, meskipun putra dan menantunya memperlakukannya dengan amat sangat buruk.

Dan apa yang Jessica lakukan membuat Dion terkejut bukan main. Dion menghampiri Jessica dan hendak menamparnya, namun dengan cepat ditahan oleh gadis itu. Jessica memelintir tangan Dion dan melayangkan tendangan pada ulu hatinya.

"JESSICA!!" teriak Dion marah.

"KALIAN BERDUA BENAR-BENAR BIADAB!! DAN KAU DION ORLANDO, BAGAIMANA BISA KAU HANYA DIAM SAJA MELIHAT IBUMU SENDIRI DIPERLAKUKAN SEBURUK ITU OLEH ISTRIMU?! DIMANA OTAKMU ITU?!"

PLAKK...

Dion menampar Jessica dengan sangat keras. Saking kerasnya hingga membuat wajah gadis itu menoleh kesamping. Jessica yang tidak terima ditampar oleh kakaknya langsung melayangkan pukulan keras pada wajah dan perutnya.

Jessica menghampiri Karina yang di bantu Jerremy untuk berdiri. Gadis itu menitihkan air mata melihat lebam-lebam menghiasi wajah dan tubuh ibunya.

Jessica menoleh, menatap Mirra dengan penuh emosi. "Jerr, bawa Ibu masuk ke dalam. Ada urusan yang harus Noona selesaikan dengan mereka berdua." Jerremy mengangguk.

Karina menahan tangan Jessica. "Sica, jangan sakiti kakakmu lagi, bagaimana pun juga dia kakakmu."

Jessica menitihkan air matanya lagi. Bahkan Karina masih peduli pada Dion, meskipun kakaknya yang brengs** itu telah memperlakukannya dengan buruk.

Gadis itu tersenyum dan menggeleng. "Ibu tenang saja, aku tidak akan melakukan apapun pada mereka. Aku akan bicara baik-baik pada kakak dan kakak ipar. Ibu masuklah, biar Jerremy mengobati luka-luka Ibu."

Setelah memastikan Karina sudah masuk ke dalam. Gadis dalam balutan dress putih dan cardigan hitam itu menghampiri Mirra dan langsung menamparnya dengan sangat keras, tidak hanya satu kali, tapi sampai berkali-kali.

"Jessica, hentikan!!" Bentak Dion menghentikan kebrutalan adiknya.

Jessica beralih menatap Dion. Gadis itu memegang bahu Dion dan langsung menendang bagian sosisnya. Kedua mata Dion membelalak. Pria itu langsung berguling di tanah sambik menggeram kesakitan.

"Itu hanya peringatan kecil untuk kalian berdua. Aku tidak akan segan-segan menghabisi kalian berdua jika kalian berani menyakiti Ibu lagi!! Pergi kalian dari sini!!"

"Kau!! Tunggu dan lihat saja bagaimana aku akan memberikan pelajaran pada gadis kurang ajar sepertimu. Sayang, kau bisa berdiri kan? Sebaiknya kita ke rumah sakit. Kau perlu di periksa."

"Kau kurang ajar, Jess!!" Geram Dion.

Jessica yang kesal menendang punggung Dion ketika pria itu berjalan menjauh dan membuatnya tersungkur ke tanah. Teriak kesakitan langsung berkaur ditelinga Jessica, tapi dia tak peduli.

"Kau benar-benar kurang ajar!!"

Sementara itu. Tanpa Jessica sadari ada dua pasang mata yang sedang memperhatikannya dari kejauhan. Dua pasang mata itu adalah milik dua pria yang sedang duduk di dalam mobil mewah yang terparkir di seberang rumah Jessica.

Orang yang duduk di balik kemudi sampai merinding sendiri melihat bagaimana bringas-nya Jessica ketika mengeksekusi kakak dan kakak iparnya.

Sementara itu, orang yang duduk di jok belakang justru mengurai senyum lebar. Dia terpukau dengan keberanian gadis itu. "Dia adalah orang yang tepat, dan akhirnya aku menemukan apa yang aku cari selama ini."

"Tuan, bukankah masih banyak gadis lain yang lebih anggun dari dia. Kenapa harus gadis pertarungan dan bar-bar seperti itu?"

"Kau tidak akan mengerti, Chan. Jangan banyak komentar. Cepat jalan atau gaji-mu aku potong bulan ini!!"

"Kau mengerikan, Tuan. Apa tidak ada ancaman lain selain memotong gaji?"

"Chan!!"

"Iya, iya jalan sekarang." Chan menghidupkan mesin mobilnya.

Mobil hitam mewah itu melaju perlahan meninggalkan pemukiman padat itu, dan melaju menuju jalan raya. Kevin telah bertekad, jika dia akan mendapatkan gadis itu cepat atau lambat.

Dan setelah satu tahun, akhirnya dia menemukan orang yang tepat untuk menempati posisi terpenting dalam hidupnya. Dia tangguh dan tidak mudah ditindas. Dan orang seperti itulah yang Kevin cari selama ini.

-

"Dion, apa yang terjadi padamu?"

Elia langsung datang ke rumah sakit setelah dia mendapatkan telfon dari Mirra jika suaminya masuk rumah sakit. Elia terkejut mendapati wajah adik iparnya babak belur.

"Siapa yang melakukan ini pada kalian berdua?" Tanya Aldo pada keduanya.

"Siapa lagi jika bukan gadis kurang ajar itu!!" Mirra menggeram marah.

Alis Elia terangkat sebelah. "Jessica?" Mirra mengangguk. Elia mendesah berat. "Sampai kapan dia akan terus ikut campur. Aku sudah tidak tahan dengan kelakuannya."

"Kakak, apa kau memiliki cara untuk memberikan pelajaran pada adikmu yang kurang ajar itu?" Tanya Mirra.

"Aku sedang memikirkannya. Jessica adalah ancaman terbesar kita. Dia bisa melakukan apapun agar kita tidak mendapatkan tanah peninggalan Ayah yang ada di Busan. Dan jika kita bisa menjualnya, kita akan untung besar."

"Bagaimana kalau kita habisi saja dia?" Usul Aldo tiba-tiba.

Mirra menatap suaminya itu dengan marah."Kau sudah gila ya? Kalau dia sampai mati, lalu siapa yang akan mengurus Ibu dan Jerremy? Kau mau? Aku sih tidak sudi."

"Gampang, Ibu tinggal kita kirim ke panti jompo, sedangkan Jerremy kita kirim ke asrama. Beres kan?!"

Elia menatap kesal pada Dion. Sebuah pukulan dia daratkan pada kepala adiknya itu."Lalu siapa yang akan mengurus semua biayanya? Kau mau, lagipula jika Ibu masuk panti jompo, bagaimana kita bisa mendapatkan tenaga gratis. Lumayan kan tidak perlu menyewa jasa."

"Kakak benar." Mirra mengangguk, dia setuju dengan pendapat Elia. "Masalah itu bisa kita pikirkan nanti. Yang terpenting sekarang suamiku sembuh dulu." Dan semua mengangguk setuju.

-

Hari ini lebih cerah dari hari-hari sebelumnya. Jessica baru saja selesai merawat bunga-bunga dagangannya. Dan baru saja dia hendak masuk ke dalam. Seorang pelanggan tiba-tiba saja datang dan menghentikan langkahnya.

"Apa mawar biru itu di jual?"

Jessica menoleh dan mendapati sosok tampan berdiri di depannya. "Tuan, bukankah Anda yang kemarin menolong saya ketika saya hampir terjatuh?"

Pria itu tersenyum tipis. "Kau masih mengingatku. Perkenalkan, aku Kevin Nero." Kevin mengulurkan tangannya pada Jessica. Dengan ragu gadis itu membalas uluran tangan Kevin.

"Aku Jessica," ucapnya. "Oya, apakah Anda ingin membeli mawar biru itu? Tapi harganya lumayan mahal karena didatangkan langsung dari London, dan hanya ada tiga di toko ini."

"Tidak masalah, aku akan membeli semuanya. Dan bisakah setiap Minggu toko ini menyediakan satu pot bunga mawar untukku? Aku bersedia membelinya berapapun harganya."

"Tentu, pasti untuk kekasih Anda ya? Sepertinya sangat special."

"Ya, sangat-sangat special. Orang itu bukan kekasihku, tapi Ibuku. Ibuku sangat menyukai mawar biru. Dan aku ingin memberikan mawar ini untuknya."

Jessica tersenyum lebar. "Anda adalah putra yang sangat berbakti. Pasti Ibu Anda sangat bangga memiliki putra seperti Anda. Tunggu sebentar, saya akan membungkusnya dulu." Kevin mengangguk.

Kevin menatap punggung Jessica yang semakin menjauh dengan tatapan tak terbaca. Senyum dan suara gadis itu begitu familiar. Kevin merasa pernah melihat senyum itu, tapi dia lupa kapan dan di mana.

Selang beberapa saat Jessica kembali dengan bunga milik Kevin. "Ini bunga Anda, Tuan. Semuanya 1 juta won."

Kevin memberikan sebuah platinum card pada Jessica. "Kenapa kau bekerja? Bukankah seharusnya gadis seusia dirimu masih kuliah?"

"Harusnya begitu. Jika saya kuliah, lalu siapa yang mencari nafkah untuk keluarga saya." Jessica mengembalikan card milik Kevin sambil tersenyum ramah.

"Maaf sudah banyak bertanya padamu. Baiklah, aku permisi dulu."

Kevin membawa bunga-bunganya dan meninggalkan Vivian'S Florist. Dan sebelum pergi, Kevin menyempatkan diri untuk menoleh pada Jessica. Gadis itu tengah melayani seorang pelanggan.

"Tunggu, jika sudah tiba saatnya. Aku pasti akan melepaskanmu dari semua belenggu derita."

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Nimah mamah iQbal

Nimah mamah iQbal

ayo dong kevin...bantu ekonomi jesica

2021-11-11

0

Supiani 2021

Supiani 2021

dasar ....
sampah MasYarAkat..!!!

2021-11-11

1

Gadis Penenun

Gadis Penenun

Jessica kalau dah ngamuk mengerikan ya Thor. Tapi aku suka sifatnya, dia benar2 gadis yang tangguh. Dasar anak sama menantu kurang ajar 😠😠😠 Emosi baca bagian anak sama menantunya Karina

2021-10-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!