"ELIA, KELUAR KAU ANAK DURHAKA!!"
Elia dan suami yang tengah menikmati makan malamnya dengan tenang harus rela meninggalkan meja makan karena teriakan seseorang dari arah depan.
Elia menghampiri Jessica dan langsung menampar sang adik dengan keras. "Dasar gadis tidak tau sopan santun. Apa begini Ibu mengajarimu selama ini? Dimana otakmu ketika bertamu ke rumah orang lain?! Apa kau tidak memiliki sopan santun dan tata Krama?!"
PLAKK...!!
Jessica membalas tamparan Elia tak kalah keras. Saking kerasnya tamparan itu sampai-sampai membuat wajah wanita itu menoleh kesamping.
"Brengsek!! Berani sekali kau menamparku?!" Amuk Elia penuh emosi.
Jessica menahan tangan Elia dan sekali lagi menamparnya. "Dimana otakmu, Kak? Bisa-bisanya kau meminta ibumu sendiri menjadi pelayan di acara ulang tahun putrimu?! Dimana otak dan nurani-mu?!" Teriak Jessica penuh amarah.
Gadis itu benar-benar tidak terima karena sikap dan perilaku Elia pada ibu mereka. Kapan Elia akan bersikap hormat dan memperlakukan ibu mereka dengan layak.
"Ingat!! Aku tidak akan pernah tinggal diam dan membiarkanmu bersikap semena-mena pada Ibu!! Aku tidak peduli meskipun kau adalah kakakku. Aku akan tetap menghalangi-mu!!"
Melihat istrinya diperlakukan dengan buruk oleh adiknya sendiri membuat Aldo tidak terima. Pria itu menghampiri Jessica dan langsung mendorongnya.
Hampir saja Jessica terjengkang kebelakang jika saja seseorang tidak datang dan menahan tubuhnya. Sontak saja gadis itu menoleh dan mendapati sosok tampan berdiri dibelakangnya.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya pria itu memastikan.
Jessica mengangguk. Gadis itu menatap punggung pria yang kini sudah beranjak dari hadapannya.
Jessica memiringkan kepalanya dan menatap pria itu penuh tanya, sepertinya wajah pria itu tidak asing dan Jessica merasa pernah melihatnya tapi dimana? Jessica tidak mengingatnya.
Tiba-tiba pria itu menghentikan langkahnya dan menatap Jessica dengan tatapan tak terbaca. Selama beberapa saat mereka saling menatap dalam diam, tak sepatah kata pun keluar dari bibir keduanya.
Kemudian pria itu melanjutkan langkahnya, dan masuk kekediaman keluarga kakak Jessica.
Sedangkan Jessica memutuskan untuk meninggalkan halaman rumah tersebut. Ia harus kembali ke toko bunga, bisa-bisa Sunny mengomel tidak jelas jika ia pergi terlalu lama.
-
Aldo dan Elia mempersilahkan tamunya untuk duduk. Mereka tampak terharu karena penerus utana dari Nero Empire sudi datang berkunjung ke rumah mereka.
"Tuan Muda, silahkan diminum tehnya." Elia meletakkan secangkir teh yang baru saja dia seduh di atas meja depan pria itu yang ternyata adalah Kevin.
"Tuan Muda, saya sungguh merasa sangat terhormat karena Anda mau menerima undangan makan malam kami. Sungguh, Anda adalah orang yang sangat rendah hati." Ujar Aldo seramah mungkin.
"Hn,"
"Tuan Muda, kami sungguh minta maaf atas ketidak nyamanan Anda tadi. Atas nama adik saya , saya ingin meminta maaf. Dia memang seperti itu, suka berbuat onar. Dia datang untuk meminta uang, dan marah karena kami tidak memberinya." Ujar Elia.
Kevin menyeringai sinis. Dia tau jika Elia sedang berbohong karena Kevin melihat semuanya. Bahkan dia datang sebelum kedatangan Jessica, hanya saja pasangan suami-istri itu yang tidak menyadarinya.
Kevin sengaja tidak langsung turun karena ingin melihat apa yang terjadi, kenapa gadis yang dia perhatikan akhir-akhir ini datang dengan emosi dan kemarahan.
"Bukan masalah yang besar." Ucapnya dengan seringai yang sama.
"Karena Anda sudah di sini. Dengan khusus saya ingin mengundang Anda untuk datang ke pesta ulang tahun putri kecil kami. Kami mengadakan pesta kecil-kecilan untuknya."
"Hn, akan aku usahakan."
Kevin mengeluarkan ponsel pintarnya kemudian mengetik sebuah pesan pada Chan. Dalam pesan singkatnya itu, Kevin meminta supaya Chan menyusul Jessica dan mengantarkannya.
-
Tiiinn... Tiiinn... Tiiinn...
Jessica yang sedang berjalan santai di trotoar terlonjak kaget karena ulah seorang pengendara mobil. Dengan penuh emosi, gadis itu menoleh dan mendapati sebuah mobil mewah berhenti tepat disampingnya.
"Yakk!! Tiang gila, apa kau sengaja ingin membuatku terkena serangan jantung eo?" Amuk gadis itu pada si sopir yang pastinya adalah Lee Chan.
"Nona, berhenti ngomel-ngomel. Naiklah, aku akan mengantarkanmu."
"Tidak perlu!! Aku tidak butuh bantuan dari orang menyebalkan sepertimu!!" Jessica menolak dan tidak mau Chan antar.
Chan turun dan menghampiri gadis itu. "Nona, aku mohon ikutlah denganku dan berhenti bersikap menyebalkan. Ini masalah hidup dan mati ku. Atasanku bisa memotong gajiku lagi jika kau menolak untuk ikut."
"Itu bukan urusanku!!"
"Nona, kau tidak memberiku pilihan lain selain harus memaksamu!!"
"Yak, yak, yak!! Mau apa kau? KKYYYAAA!!! Tiang gila, apa yang kau lakukan? Turunkan aku brengsek!!" Pinta Jessica menuntut.
Chan mengangkat tubuh Jessica dipundaknya dan memasukkan gadis itu ke dalam mobil. Dan apa yang Chan lakukan tentu saja membuat Jessica histeris karena merasa terancam.
"Apa maumu? Omo!! Jangan bilang kalau kau mau menculik ku, kemudian memperko** lalu memutilasi tubuhku dan terakhir membuangnya ke laut. Benar bukan?"
Chan mendengus berat. "Kau banyak berpikir, Nona!!" Sinis-nya kesal. "Jika bukan Tuan yang memintaku untuk mengantarkanmu, aku juga ogah berurusan dengan gadis mengerikan sepertimu. Kau tau, kau adalah gadis tergalak yang pernah aku temui di dunia ini!!"
Jessica mendecih kesal. Dan selanjutnya kebersamaan mereka hanya diwarnai keheningan. Baik Chan maupun Jessica sama-sama memilih untuk diam dalam keheningan.
.
.
.
20 puluh menit berkendara mereka tiba di toko bunga tempat Jessica bekerja. Jessica turun dari mobil yang dikemudikan oleh Chan tnpa mengucapkan terimakasih.
Dan hal itu membuat Chan langsung dongkol setengah mati. Dan jika bukan karena Kevin, Chan juga tidak akan Sudi berurusan dengan Jessica. Dan jika dia menolak, sudah pasti Kevin akan langsung memotong gajinya.
"Dasar gadis tidak tau terimakasih. Bilang terimakasih saja apa sih susahnya, menyebalkan." Gerutu Chan kesal.
Chan menghidupkan kembali mesin mobilnya. Dan dalam hitungan detik mobil itu telah melesat jauh meninggalkan 'Vivian'S Florist'
Jessica menghampiri pemuda yang sedang berbincang dengan Sunny. Gadis itu tersenyum lebar melihat kedatangan pemuda itu.
"Kau sudah lama menungguku?" Pemuda itu pun menoleh saat merasakan tepukan ada bahunya juga suara seseorang yang berkuar di dalam telinganya.
Pria itu menggeleng. "Tidak, aku baru saja sampai. Kau terlihat lelah, sebaiknya istirahat dulu dan jangan terlalu memaksakan diri."
"Tenanglah, Ben. Aku baik-baik saja. Tidak perlu mencemaskan ku."
Ben maju dua langkah lebih dekat dan membelai rambut Jessica penuh kelembutan sambil mengunci manik hazelnya. "Aku seperti ini karena aku peduli padamu, dan aku tidak ingin jika kau sampai jatuh sakit."
"Aku-" Jessica menggantung kalimatnya saat merasakan ponselnya berdering. Nama Jerremy menghiasi layarnya yang menyala terang. "Ada apa, Jerr? Kenapa kau menghubungi Noona?"
"Noona pulanglah, kakak ipar tiba-tiba datang dan marah-marah pada Ibu. Dia memaki dan mencoba mencoba menyakiti Ibu. Sedangkan kak Dion hanya diam saja melihat Ibu diperlakukan seperti itu oleh istrinya."
"APA?! Baiklah, Noona akan pulang sekarang juga!! Dion, Mirra, aku pasti akan menghabisi kalian berdua!!"
-
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Nimah mamah iQbal
pnya kakak dua" nya gk ada akhlak..gk bisa menjaga ibu yg udh nglahirin nya..menantu nya jg sama...kasihan kan jessica.. udh jdi tulang punggung buat menghidupi ibu dan adik bungsu nya
2021-11-11
0
Gadis Penenun
Bagus Jess, bantai saja mereka berdua. Greget sendiri bacanya
2021-10-30
0
Bunga
Emosi sendiri bacanya Thor. Benar2 ya mereka
2021-10-28
1