Senja Untuk Nathan 2
Aku Senja Aprilia. Aku seorang ibu muda walaupun aku belum pernah menikah dengan siapapun. Kejadian kelam yang merenggut kesucian ku meninggalkan benih di rahimku. Diriku yang hancur. Masa depanku hancur bahkan pernikahanku dengannya yang terindah juga hancur karena kehamilan ini. Malang memang nasibku.
Jika saja tidak pernah ada kejadian itu. Aku pasti sudah bahagia dengannya. Lelaki terbaik yang pernah hadir dalam hidupku. Dia yang selalu mengisi hatiku. Walaupun kini aku tidak akan mungkin bersamanya lagi karena dia telah memilih sahabatnya untuk jadi pendamping hidupnya.
Saat hari pernikahannya, adalah hal yang paling menyakitkan untukku tetapi aku harus ikhlas melepasnya untuk kebahagiannya. Sekarang, aku sudah bisa hidup berdampingan dengan mereka sebagai sahabat, saudara. Tidak lebih. Aku tahu sifatnya. Dia akan menjauh jika aku berniat tidak baik pada hubungan mereka. Aku lebih memilih berdamai dengan takdirku. Menerima mereka sebagai bagian dari hidupku dengan caraku.
☀️☀️☀️
Suasana dapur di buat gaduh oleh kelakuan aku dan Ayuna. Mengajari wanita ini memasak adalah tugas besar untukku. Sebelum menikah, dia tidak pernah menyentuh dapur sama sekali. Alhasil, beginilah.
" Senja ini udah mateng belum?" Tanya Ayuna setengah berteriak padahal aku berada di dekatnya.
Aku segera menengok wajan yang di atasnya ada ikan yang sedang di goreng. " Sebentar lagi. Kalo udah kuning keemasan baru angkat." Kataku singkat.
" Ini emang harus banget meletup begini ya minyaknya?" Keluh Ayuna yang terkena cipratan minyak goreng.
" Emang begitu, Na. Makanya agak jauhan." Seruku yang tersenyum melihat Ayuna sedang berperang melawan ikan goreng buatannya.
Aku masih asik memotong sayuran untuk ku jadikan capcay. Aku yang menyiapkan semuanya, Ayuna yang mengeksekusi masakan kami. Dia bilang, ingin usaha sendiri demi suami tercinta.
" Nah, itu udah siap di angkat." Perintahku. "Sekarang tumis ini. Masak capcay ya. Jangan lupa tambahin garam dan teman- temannya." Perintahku santai dan pergi meninggalkan Ayuna sendirian sibuk di dapur.
Dia sudah mulai mahir dalam memasak. Ya walaupun masih dengan campur tanganku. Aku tidak pernah keberatan membantunya.
Aku menemani anakku, Gio sedang asik menonton kartun kesukaannya di tv. Gio sangat betah jika berada di rumah ini. Dia bilang, kalo disini ada Papa. Jadi Dia senang. Walaupun sebenarnya dia bukanlah ayah dari Gio.
Satu jam sudah berlalu. Hasil masakan Ayuna juga sudah siap terhidang di atas meja. Siap menyambut dan memanjakan lidah sang suami.
" Udah hampir setahun nikah. Masih aja ga bisa masak." Keluh Ayuna.
" Nanti juga bisa. Semua resep yang aku tau. Udah aku catat ya." Ujarku menyemangatinya.
" Assalammu'alaikum." Sapa seseorang yang sejak tadi kami tunggu.
Mendengar suara itu, Gio langsung berhambur turun dari sofa. Berlari ke arahnya menyambut kedatangannya dengan riang.
" Papa." Seru Gio senang lalu langsung berhambur ke pelukannya.
" Gio ada disini. Kok gak bilang Papa." Ucapnya sambil menatap Gio penuh kasih sayang.
" Kata mama, biar jadi kejutan." Jawab Gio dan membenamkan wajahnya di tengkuk Nathan yang kini tengah menggendong Gio.
" Sini sayang. Papa baru pulang kerja. Masih capek." Ucapku pada Gio.
" Gak papa. Kan jarang- jarang ketemu papa ya." Ucapnya lagi. Gio semakin erat memeluknya.
" Istriku diam aja. Ada apa sayang?" Katanya pada Ayuna yang sejak tadi hanya menatap kami.
" Senang liat kalian. Seperti keluarga bahagia." Ujarnya dan ada keperihan di wajahnya.
Nathan menyerahkan Gio padaku dan mendekat pada Ayuna yang tengah cemburu. Walaupun dia sering merasa cemburu jika melihat kedekatan kami. Dia pulalah yang selalu mencari alasan agar aku selalu main ke rumahnya ini. Jujur saja, terkadang aku merasa tidak nyaman dengan keadaan yang seperti ini.
Nathan mengecup mesra kening Ayuna dan memeluknya. Memberikan kenyamanan pada istrinya. Aku yang merasa tidak enak melihat kemesraan mereka memilih menjauh dengan Gio. Aku ke dapur sekalian mengecek apakan sudah semua di siapkan Ayuna. Gio menatapku penuh tanya. Selalu wajah itu yang dia tunjukkan jika dia melihat kemesraan Nathan dan Ayuna. Entah apa yang ada dipikiran Gio, aku enggan untuk bertanya.
" Papa kok gak pernah cium mama?" Tanyanya polos.
Pertanyaan itu lolos begitu saja terlontar dari anak kecil ini. Yang dia tahu kecupan pada kening adalah rasa sayang tidak lebih. Mungkin dia berpikir. Apakah Nathan tidak menyayangiku. Ya mungkin dia sudah tidak menyayangiku. Tapi itu semua sudah tidak penting lagi. Gio adalah hal terpenting dalam hidupku sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments