2

Gio masih menatapku penuh tanya. Gio memang anak yang memiliki pemikiran yang terkadang jauh di atas anak seusianya. Dia selalu memiliki penalaran tersendiri tentang suatu peristiwa yang dia lihat ataupun dia dengar. Jika jawaban yang dia terima, dia akan selalu bertanya sampai hal terkecil sampai dia puas dengan jawaban yang dia dapat. Dia anak yang sangat kritis.

Seperti saat ini. Gio masih menatapku penuh tanya tentang perbedaan sikap Nathan terhadapku dengan Ayuna. Jelas berbeda. Aku mantan kekasihnya sedangkan Ayuna dia istrinya. Tapi Gio tidak bertanya tentang status kami di hadapan Nathan. Dia bertanya kenapa Nathan tak pernah mencium keningku. Memberitahu statusku pada Gio hanya akan membuatnya ingin tahu lebih banyak. Sejenak aku berpikir. Kata apa yang akan aku lontarkan pada bocah ini. Matanya masih terus saja menatapku penuh tanya.

" Mama gak tau. Tapi yang jelas. Papa kan sayang sama Gio." Ucapku setenang mungkin

" Yaudah." Ucap Gio singkat dan berlari menghampiri Nathan dan Ayuna tadi.

Aku segera mengejar Gio yang sudah ada di gendongan Nathan. Nathan memang sangat memanjakan Gio. Itulah sebabnya Gio sangat senang berada di sini.

" Papa sayang sama Mama gak?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Gio.

Nathan terdiam dan beralih pandangan menatap sekilas Ayuna dan aku.

" Kenapa Gio tanya begitu?" Nathan balik bertanya.

" Papa gak pernah cium kening Mama." Ucap Gio polos.

Nathan terlihat menghela nafas berat. " Papa gak boleh cium Mama Senja. Karena istri Papa sekarang kan Mama Ayuna." Terang Nathan lembut dan duduk di kursi meja makan memangku Gio yang masih menatapnya.

" Tapi papa sayang mama?" Gio masih belum puas karena pertanyaannya belum terjawab.

" Gio. Kita pulang sekarang ya. " Bujukku merasa tidak enak dengan Ayuna yang sejak tadi menatap mereka sedih.

Terkadang memang itulah yang terbersit di benakku. Apakah aku masih ada di hatinya. Tapi aku selalu menampikkan hal itu. Egois rasanya jika aku masih ingin berada di hatinya sementara dia dan istrinya sudah sangat baik pada aku dan anakku.

Gio menggeleng cepat.

" Ayo sayang." Ajakku lagi sedikit memaksa Gio dan mengambil Gio dari pangkuan Nathan.

" Biar Nathan antar, Senja." Ucap Ayuna lembut. Aku tahu hatinya masih perih. Ayuna lebih sensitif sejak mereka menikah. Entah kenapa.

" Aku naik ojek aja." Tolakku halus dan segera menggandeng Gio keluar dari rumah Nathan.

Ayuna dan Nathan mengantar kami sampai pintu depan.

" Salim sayang sama Mama una dan Papa." Titah ku pada Gio. Gio pun menuruti dan kami berlalu menunggu ojek online yang sudah ku pesan di depan rumah Nathan.

Rasa tak enak hati masih bergelayut pada Ayuna atas pertanyaan Gio. Maafkan aku, Na. Yang masih menyimpan rasa untuk suamimu. Batinku dalam hati sambil menatap mereka yang masih menunggu kami naik ojek.

" Dadah Papa" Seru Gio riang pada Nathan saat kami sudah berada di atas motor abang ojol.

Nathan dan Ayuna melambaikan tangan mereka sambil tersenyum. Aku hanya menyunggingkan senyum tipis pada mereka.

*****

" Baru pulang, Senja?" Tanya mamaku saat mendapati kami baru saja masuk ke rumah.

" Iya, Ma." Jawabku singkat.

" Jangan terlalu sering ke rumah Nathan. Nanti orang kira kamu mau ganggu rumah tangga mereka." Nasihat ibuku dan duduk di sampingku yang duduk di sofa ruang tamu.

" Sudah aku coba. Tapi Ayuna yang selalu saja maksa aku datang. Alasannya ada aja. Sudah ku tolak tapi yaa begitulah. Dia akan gunakan Gio sebagai umpan agar kami ke sana." Ucapku menjelaskan kenapa terkadang sulit sekali menolak ajakan Ayuna untuk ke rumahnya.

Mama menghela nafas dalam dan berat. Matanya sejenak menerawang jauh. Aku tahu yang dia pikirkan saat ini. Aku memilih diam berpura- pura sibuk main hp.

" Semoga kamu bisa segera melupakan Nathan." Harap ibu.

Aku hanya diam. Bagaimana aku bisa lupa jika istrinya selalu saja membuatku bertemu dengannya. Bagaimana aku bisa lupa jika sikapnya masih selembut dulu. Bagaimana aku bisa lupa jika namanya sudah terukir jelas di sanubariku. Dia mungkin bukan yang pertama hadir dalam hidupku. Tapi dia adalah yang terbaik yang telah hadir dalam hidupku.

Saat perjumpaan pertamaku dengannya masih terekam jelas dalam otakku. Bagaimana aku secara diam- diam memandangnya yang sedang berolahraga di sore hari. Sesekali aku ke rumahnya untuk memesan beberapa kue pada ibunya. Walaupun itu sebenarnya hanya sebuah alasan agar aku bertemu dengannya. Tetapi sialnya setiap kali aku memesan kue. Dia selalu tidak ada di rumah. Hingga Mama mengajakku berkunjung ke rumah teman sekolahnya dulu.

Awalnya aku terpaksa mengikuti kemauan mama tetapi ternyata teman Mamaku adalah ibunya. Bagaimana aku tidak bahagia. Peluangku untuk dekat dengannya semakin bertambah lebar. Di tambah lagi ibunya cerita jika dia belum punya calon istri. Awalnya aku tidak percaya. Bagaimana mungkin lelaki setampan dia tidak ada yang melirik. Setelah melihat langsung bagaimana sikapnya yang canggung saat berkenalan denganku. Bisa dipastikan. Nathan adalah sosok pria yang tidak mudah dekat dengan lawan jenisnya.

Entah kenapa hal ini kembali terngiang dalam pikiranku. Semakin aku mencoba melupakan. Semakin jelas ia dalam ingatan. Aku segera menuju kamarku dan menghempaskan tubuh lelahku. Bertarung dengan hati memanglah tidak mudah.

" Mama." Sapa Gio saat masuk ke kamarku. Bajunya sudah diganti. Mama memang selalu mengurus Gio tanpa kuminta.

Gio membaringkan tubuh mungilnya di sampingku.

" Mama boleh minta sesuatu sama Gio?"

Gio mengangguk cepat.

" Mama mau minta tolong. Gio jangan tanya- tanya tentang mama ke papa lagi ya." Pintaku lembut.

" Kenapa, Ma?"

" Karena mama bukan istri Papa. Kasian kan Mama Una sedih." Jawabku sekenanya saja.

" Kenapa Mama Una sedih?" Gio semakin penasaran. Inilah Gio.

Sejenak aku berpikir agar tak ada lagi pertanyaan ' Kenapa' dari Gio.

" Mama Una sayang banget sama Papa. Dan Papa juga sayang banget sama Mama Una. Kalo Gio tanya Papa sayang sama Mama. Papa pasti sayang sama Mama. Tapi sayangnya cuma sedikit. Makanya Papa gak pernah cium kening Mama." Terangku lembut.

" Jadi Papa lebih sayang ke Mama Una?" Tanya Gio ingin memperjelas. Aku hanya mengangguk. " Yaudah kalo gitu Gio juga akan sayang Mama lebih banyak daripada ke Mama Una. Gio gak mau cium Mama una." Ujar Gio polos.

Aku hanya terdiam mendengar ucapan Gio yang seakan tidak terima. Aku hanya menghela nafas dalam. Membiarkan Gio dengan pemikiran polosnya. Entah bagaimana harus aku jelaskan padanya.

Aku hanya menatap langit- langit kamarku yang berwarna biru langit. Pikiranku kembali terbang jauh menembus waktu.

Episodes
1 1
2 2
3 3.
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
Episodes

Updated 149 Episodes

1
1
2
2
3
3.
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!