Ayuna menatapku dingin saat mendapati aku baru saja keluar dari kamar tamu rumah Nathan. Tumben sekali dia berkunjung ke rumah Bu Fitri. Apalagi sepagi ini. Ada apa dengan tatapannya yang membuatku sedikit risih.
" Pantas saja Nathan pulang terlambat. Ternyata sedang ada kamu, Senja." Ujar Ayuna sedikit ketus seperti orang yang sedang menyindir.
" Maksudnya?"
" Kamu tahu kan kalo Nathan kemarin pulang terlambat?!" Nada bicara Ayuna seperti orang yang sedang menuduh
" Iya."
" Kalian janjian untuk bertemu di sini? Gak nyangka kalo ternyata di belakangku kalian masih bermain." Ayuna melancarkan tuduhannya.
" Astagfirullah. Kami gak janjian. Aku ke sini karena diminta Bu Fitri. Beliau hanya sendiri di rumah." Aku berusaha menjelaskan.
"Kebetulan yang sempurna ya." Ucap Ayuna ketus dan meninggalkan aku terpaku menatapnya tak percaya.
Sakit sekali mendengar tuduhan Ayuna terhadapku. Selama ini aku selalu menahan rasaku pada Nathan.
" Kita pulang!" Ayuna masih ketus mengajak Nathan yang sedang asyik bermain bola dengan Gio.
" Kita baru sampai, Na. Ibu juga belum pulang dari pasar."
" Kamu mau nunggu ibu atau sengaja agar bisa berlama- lama bertemu, Senja?!" Hardik Ayuna pada Nathan.
Nathan terdiam menatap Ayuna. Tatapannya tajam menahan amarah.
" Jangan salah paham." Ucap Nathan masih dengan nada yang lembut. Ayuna tampak menolak sikap baik Nathan.
" Kita bicara di dalam." Bujuk Nathan dan menarik lembut tangan istrinya.
" Kamu kenapa? Tiba- tiba berpikir aku selingkuh dengan Senja?"
" Ini buktinya Nath. Secara bersamaan kalian datang ke rumah ibu. Aku aja gak tau kamu ke sini kemarin!" Omel Ayuna. Aku hanya diam berdiri mendengarkan segala tuduhannya.
" Aku gak selingkuh. Senja datang ketika aku sudah mau pulang."
" BOHONG!" Hardik Ayuna lagi. Entah kenapa dengannya hari ini. Apa yang sudah meracuni otaknya hingga berpikir aku dan Nathan selingkuh.
Nathan hanya menarik nafas dalam menahan amarahnya. Ayuna beralih menatapku tajam. Perlahan dia menghampiriku dan tiba- tiba saja.
' PLAKK!'
Ayuna menampar keras pipiku. Seketika aku memegang pipiku yang terasa panas karena tamparannya.
" Puas kamu?!" Hardiknya lagi.
" Puas apanya?! Suamimu menyentuhku saja tidak?!" Bentakku yang kesal karena tamparannya.
" Kamu berharap bisa tidur dengan suamiku?!" Ucapnya lagi dengan mata melotot.
Tuhan, tega sekali dia berucap seperti itu. Aku hanya diam menahan amarahku. Saat ini dijelaskan seperti apapun akan percuma. Ayuna tengah terbakar cemburu.
" Cukup, Na."
Nathan segera menarik tangan istrinya menjauh dariku. Tetapi Ayuna malah beralih memukul dada Nathan. Tangisannya pecah.
Nathan yang awalnya kewalahan tetapi akhirnya berhasil memeluk Ayuna untuk menenangkannya.
" Jangan seperti ini, Na." Bisik Nathan lembut pada Ayuna.
" Kenapa kamu selingkuh?! Kurang apa aku?!" Tuduhnya lagi di sela tangisnya.
" Tunggu ibu datang. Biar dia yang menjelaskan." Ucap Nathan masih tetap memeluk Ayuna.
Aku segera berlalu keluar menuju teras depan. Mengawasi Gio yang sedang bermain sendiri di halaman rumah Nathan. Tamparan Ayuna masih sangat terasa pedih. Bukan hanya di pipi tapi juga di hati. Serendah itukah aku di matanya?.
Aku menyambut kedatangan Bu Fitri. Segera ku ambil tas belanjanya.
" Kamu kenapa, Senja?" Tanya Bu Fitri padaku karena melihat mataku yang sembab.
" Gak apa- apa, Bu." Jawabku singkat dan segera melangkah memasuki rumah.
Kami sudah duduk di kursi yang ada di ruang makan. Bu Fitri juga sudah menjelaskan tentang kedatanganku dan juga kedatangan Nathan yang mendadak. Tak lupa juga dia menceritakan kedatangan Angel dan ayahnya semalam.
Ayuna terdiam mendengarkan dan menatapku dengan tatapan bersalah karena sudah menuduh kami.
" Kamu dapat informasi darimana kalau Nathan dan Senja selingkuh?" Tanya Bu Fitri.
Ayuna hanya tertunduk dan menggeleng. Entah apa maksudnya.
" Jangan seperti ini lagi, Na." Ucap Nathan lembut.
" Maaf."
" Maafkan istriku, Senja." Ujar Nathan menatapku sekilas.
" Iya." Jawabku dengan berat hati. Aku hanya tidak ingin masalah ini berlarut.
" Bu, sebaiknya aku dan Gio pulang saja." Ucapku pamit. Rasanya sudah tak nyaman jika berada di sini berlama- lama.
" Jangan, Senja." Cegah Bu Fitri.
" Maaf, Bu. Tuduhan ini sangat mencoreng harga diriku. Aku bukan perempuan murahan." Ujarku dan seketika bulir bening kembali jatuh dari pelupuk mataku. Hati ini masih terasa sakit. Maaf saja belum cukup mengobati hati ini.
" Aku minta maaf, Senja." Ujar Ayuna dan meraih tanganku.
" Iya." Ujarku singkat dan segera berlalu dari hadapan mereka.
Orang yang selama ini aku kagumi kebesaran hatinya ternyata bisa menancapkan luka yang seperti ini. Tanpa bukti apapun. Dengan mudahnya dia menuduhku dan suaminya berselingkuh. Serendah itukah aku dimatanya.
Aku segera menggandeng Gio pergi dari rumah Nathan. Tak ada kalimat pencegahan yang keluar dari Nathan ataupun ibunya.
Bu Fitri hanya meminta maaf. karenanya memintaku ke sini terjadi kesalahpahaman. Jiwa ini seakan melayang entah kemana. Kenapa nasibku harus seperti ini? Apakah keputusanku meninggalkan Nathan dulu adalah salah hingga semahal ini harga yang aku bayar.
Di pandang rendah karena memiliki anak diluar nikah. Padahal ini semua bukan kehendakku. Masa depanku hancur karena peristiwa itu. Aku hampir gila di buatnya.
Air mataku kembali jatuh tak tertahankan. Semua peristiwa yang lalu kembali terngiang di ingatanku. Bagaimana para b*j*ngan itu memperlakukan aku layaknya binatang. Jijik rasanya jika mengingat hal itu. Kenapa tidak di buat mati saja aku saat itu. Tanpa terasa perlahan duniaku terasa gelap.
Dan...
" Papa.. Mama jatuh!" Sayup- sayup aku mendengar teriakan Gio yang panik. Dan selebihnya aku tidak ingat lagi.
*****
Entah berapa jam aku pingsan. Aku mendapati diriku sudah terbaring lemah di kamar tamu Nathan. Aku mendapati Ayuna dan Nathan menatapku cemas. Gio ada di gendongan Nathan tak kalah cemasnya dengan mereka.
" Syukurlah kamu sudah sadar." Ucap Ayuna senang ketika aku membuka mataku.
" Mama." Gio berhambur segera memelukku erat.
" Kamu kenapa, Senja?" Tanya Ayuna lembut dan berusaha menggenggam tanganku namun ku segera ku tolak. Hatiku masih terasa sakit karena tuduhannya.
" Maafkan aku, Senja." Ucap Ayuna lagi dengan rasa penyesalan.
" Aku tidak mau semua ini terjadi padaku, Na. Jika aku tidak meninggalkan suamimu dulu. Sudah dipastikan aku yang menjadi istrinya." Racauku. " Aku hamil, Na. Aku hanya tidak ingin dia menanggung semua yang terjadi pada hidupku. Kenapa harus semahal ini untuk membayarnya." Aku semakin terguncang.
Nathan mengambil Gio dari pelukanku dan membawanya keluar. Sejenak kemudian dia kembali masuk dan memelukku erat. Masih sangat menenangkan seperti dulu. Pelukan hangat yang aku rindukan. Aku tahu jika dia tidak ingin perpisahan itu. Aku tahu jika saat itu hatinya jauh lebih terluka dariku.
" Kejadian yang lalu biarlah berlalu, Senja." Ucapnya lembut dan melepas pelukannya dariku yang sudah mulai tenang.
" Aku sangat tahu apa yang kamu alami. Kamu tidak sendiri. Masih ada aku, Ayuna dan ibuku tempatmu bersandar."
" Maafkan aku, Senja." Ucap Ayuna lagi. " Jika Nathan ingin mempersuntingmu. Aku rela." Ujar Ayuna dengan wajah tertunduk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments