Dijodohkan Dengan Musuh(Penculik Hati 2)
Satu tahun yang lalu...
Suara kaki berlari menggema di lorong rumah sakit, seorang pria tampan dengan napas terengah-engah menyusuri setiap kamar ia mencari sosok seorang wanita tua yang telah menjadi ibu baginya selama 23 tahun. Dia adalah putra pertama dari Lusita Yohanna.
Adik tiri dari Rachelia Putri Daniel.
"Mama!"teriaknya memeluk tubuh wanita tua itu yang terlihat pucat.
"Nak,kamu pulang juga!"ucapnya lirih melepas pelukan Razi.
"Maaf,aku baru bisa pulang sekarang!"tutur Razi sedih.
"Apa karena aku sakit keras ?"tanyanya berkaca-kaca.
Razi menggelengkan kepalanya,menolak jika ia disebut anak tahu diri.
"Jadi apa yang membuatmu pulang?"tanya Lusi memukul pelan lengan anak lelakinya itu.
"Karena aku kangen aja,"ucap Razi menghapus sudut matanya yang basah.
"Mama pun kangen,"Lusi memeluk erat anaknya lagi.
Razi melirik gadis manis di samping Mama Lusi yang terisak.
"Kakak!"sapanya menetes air mata.
"Hei, gadis kecil ! Aku kangen tahu sama kamu,"ujar Razi menoel hidung adik perempuannya.
Ziva Lusiana Daniella,putri kedua Lusi dan Daniel berusia 20 tahun. Razi selama ini sekolah di luar negeri sambil bekerja juga di sana. Jadi setahun sekali keluarga besarnya saja yang mengunjunginya di sana. Namun Ziva tidak diizinkan bersekolah di luar negeri karena kedua orang tuanya trauma dengan penculikan yang terjadi 9 tahun yang lalu.
"Aku juga padahal baru setahun yang lalu kita berjumpa,"ungkapnya.
"Jadi kamu tak kangen ?"tanya Razi kembali.
"Kangenlah dengan Kakak laki-laki yang selalu membela aku!"ujar Ziva. Ia teringat 10 tahun lalu remaja lelaki yang lebih tua dari dirinya mendorongnya hingga jatuh, Razi yang melihat lantas memukul remaja itu babak belur walupun Ziva berusaha melerainya.
"Sekarang tidak ada yang mengganggumu lagi 'kan?"
"Tidak ada, mereka takut dengan Kakak dan Papa!"ucapnya melirik lelaki tua di belakang Razi.
Lusi tersenyum lalu berkata dengan nada lemah."Nak,kamu jangan pergi lagi! Tetap di sini jaga Papa dan Adikmu."
"Juga jaga Mama!"sahut Razi.
Lusi tersenyum dan berkata lagi,"Iya jaga dan kunjungi Mama juga!"
Setahun telah berlalu...
"Aku mengunjungi Mama, sesuai permintaanmu ,"ucap Razi dengan mata berkaca-kaca. Tepat 5 bulan setelah kepulangannya dari luar negeri Lusi menghembuskan nafas terakhirnya.
Razi pun melangkah keluar area pemakaman dan pergi ke sebuah kafe yang biasanya menjadi tempat favorit di kala sendiri 7 bulan belakangan ini.
"Permisi,Tuan! Mau pesan apa?"tanya seorang pelayan wanita.
"Biasa!"sahut Razi.
"Biasa apa Tuan? Saya tidak mengerti ,"ujar pelayan itu yang baru bekerja sehari di kafe tersebut.
" Tanya saja dengan manajer kamu!"ucap Razi dingin.
"Hei,Tuan . Apa salahnya tinggal ucapkan pesanannya?
Manajer saya tidak ada di kafe,"protesnya.
"Kamu pegawai baru?"tanyanya."Kamu bisa tanyakan pada pegawai yang lain,"lanjutnya.
"Iya,saya pegawai baru!"ucap pelayan wanita itu.
"Sudah sana tanyakan pada pegawai yang lain,"usir Razi.
Wanita itu pun menyebikkan bibirnya dan ngedumel,"Apa salahnya tinggal omong aja? Ribet banget tuh orang."
Razi mendengarnya tapi tidak meresponnya.
Pegawai lain yang lihat dan bicara,"Nessa,kamu tahu itu temannya bos dan dia juga langganan kafe kita,kamu mau dipecat?"
"Tidak mau,tapi memangnya salah jika menyebut lagi?"keluhnya.
"Ya tidak juga,tapi kalau dia bilang biasa mending kamu langsung pergi dan tanya kita!"ujar teman Nessa .
Nessa Delima,gadis berusia 22 tahun yang baru sehari bekerja di kafe milik Vandi sahabat dari Razi. Tak lama Nessa mengantarkan pesanan yang diinginkan tamunya itu.
Razi berdiri dan hendak keluar kafe,Nessa menahannya dengan menarik lengannya.
"Tuan,mau ke mana? Saya sudah membuatkan pesanannya,"ujarnya.
"Saya mau pulang,saya tidak selera lagi!"ucap Razi jutek.
"Tidak bisa gitu,anda sudah pesan tapi malah mau pergi!"ucap Nessa protes.
"Saya akan bayar dan kamu yang minum!"ucap lelaki itu ketus.
Razi pun ke meja kasir membayar tagihan minumannya.
...****************...
"Pagi semua!"sapa Razi kepada seluruh keluarga termasuk kakak tiri dan suaminya yang datang.
Semua menyapa dengan tersenyum.
"Pagi,Nak!"jawab Daniel.
"Hei,gadis kecil!"sapa Razi pada keponakannya itu.
"Lama sekali Om,aku udah lapar!"ucap Valia ketus. Gadis kecil berusia 6 tahun anak kedua dari Rachel dan Vano.
Semua tertawa melihat omelan gadis kecil itu.
"Maaf dong sayang!"ujar Razi lembut."Reva kenapa gak ikut Kak?"tanya Razi.
"Dia lagi main di tempat Opa Darwin,"ucap Rachel. "Katanya rindu karena setahun tidak jumpa,"lanjutnya.
"Nak,apa kamu sudah siap menjalankan perusahaan Papa?"tanya Daniel.
"Aku tanya Kak Vano,apa dia mengizinkanku resign,"ujar Razi melirik kakak iparnya itu.
"Itu terserah Razi,"sahut lelaki berusia 37 tahun itu.
"Bagaimana?"tanya Papa Daniel kembali.
"Baiklah,Senin besok aku akan mulai bekerja di perusahaan Papa!"ujar Razi.
Siang hari di hari libur,Razi datang ke kafe yang menjadi langganannya. Ia sengaja menelepon temannya itu untuk menemaninya ngobrol.
"Kamu mengganggu liburanku saja?"protes Vandi .
"Harusnya hari libur begini,kamu harus tetap di kafe!"sahut Razi.
"Belum tentu juga,tiap bulan aku bisa sesantai ini !"ucapnya lagi. "Jadi apa yang mau dibicarakan?"tanyanya.
Razi tersenyum tipis dan berkata,"Kau pikir kita akan berdebat!"
"Mana tahu,"ucap Vandi menaikkan kedua bahunya."Kau mau pesan apa?"tanyanya.
"Biasa,"ucap Razi.
Vandi memanggil pelayan wanita baru kemarin kerja,"Nessa!"
Nessa pun mendekati bosnya dan berkata,"Ya ,Tuan!"
"Buatkan seperti biasa untuk pria ini!"ucap Vandi.
"Baik, Tuan!"jawab Nessa.
"Dia pegawai baru kamu?"tanya Razi.
"Iya,cantik 'kan?"
Razi menyunggingkan senyumnya.
"Aku dengar dia sempat buatmu kesal,apa benar itu?"tanya Vandi.
"Iya!"jawabnya seadanya.
"Maklum dia pegawai baru."
"Ya aku tahu!"jawab Razi .
Tak sampai 10 menit, minuman yang dipesan pun datang. Namun tak sengaja,Nessa menumpahkan isi gelas hingga membuat celana Razi basah.
"Kamu !"ucap Razi ingin marah.
"Maaf,Tuan!"ucapnya ketakutan.
"Razi, tolong maafkan dia!"pinta Vandi.
"Aku balik pulang!"ucap Razi berlalu meninggalkan kafe.
"Maaf,Tuan. Aku tidak sengaja!"ucap Nessa dengan bibir bergetar.
"Ya sudah, tidak apa-apa. Bersihkan ini dan kembali bekerja !"perintah Vandi.
Nessa menganggukan kepalanya.
Razi yang pulang mengemudi mobil terlihat kesal.
"Wanita itu dari awal memang cari masalah!"keluhnya.
Tak lama kemudian ia pun sampai di rumah.
"Kenapa dengan celanamu?"tanya Rachel.
"Ini hanya tertumpah kopi gara-gara pegawai yang lalai,"ucap Razi."Aku ke kamar,Kak!"pamitnya.
Rachel geleng-geleng kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Leli Leli
aku mampir ni beb salam kenal sementara ningalin jejak dan like dulu👌.
tetap semangat 💪🤗🤗🤗
2021-12-22
0
SoVay
kereeen...
2021-12-16
0
SoVay
aku hadir yaa
2021-12-16
0