Satu tahun yang lalu...
Suara kaki berlari menggema di lorong rumah sakit, seorang pria tampan dengan napas terengah-engah menyusuri setiap kamar ia mencari sosok seorang wanita tua yang telah menjadi ibu baginya selama 23 tahun. Dia adalah putra pertama dari Lusita Yohanna.
Adik tiri dari Rachelia Putri Daniel.
"Mama!"teriaknya memeluk tubuh wanita tua itu yang terlihat pucat.
"Nak,kamu pulang juga!"ucapnya lirih melepas pelukan Razi.
"Maaf,aku baru bisa pulang sekarang!"tutur Razi sedih.
"Apa karena aku sakit keras ?"tanyanya berkaca-kaca.
Razi menggelengkan kepalanya,menolak jika ia disebut anak tahu diri.
"Jadi apa yang membuatmu pulang?"tanya Lusi memukul pelan lengan anak lelakinya itu.
"Karena aku kangen aja,"ucap Razi menghapus sudut matanya yang basah.
"Mama pun kangen,"Lusi memeluk erat anaknya lagi.
Razi melirik gadis manis di samping Mama Lusi yang terisak.
"Kakak!"sapanya menetes air mata.
"Hei, gadis kecil ! Aku kangen tahu sama kamu,"ujar Razi menoel hidung adik perempuannya.
Ziva Lusiana Daniella,putri kedua Lusi dan Daniel berusia 20 tahun. Razi selama ini sekolah di luar negeri sambil bekerja juga di sana. Jadi setahun sekali keluarga besarnya saja yang mengunjunginya di sana. Namun Ziva tidak diizinkan bersekolah di luar negeri karena kedua orang tuanya trauma dengan penculikan yang terjadi 9 tahun yang lalu.
"Aku juga padahal baru setahun yang lalu kita berjumpa,"ungkapnya.
"Jadi kamu tak kangen ?"tanya Razi kembali.
"Kangenlah dengan Kakak laki-laki yang selalu membela aku!"ujar Ziva. Ia teringat 10 tahun lalu remaja lelaki yang lebih tua dari dirinya mendorongnya hingga jatuh, Razi yang melihat lantas memukul remaja itu babak belur walupun Ziva berusaha melerainya.
"Sekarang tidak ada yang mengganggumu lagi 'kan?"
"Tidak ada, mereka takut dengan Kakak dan Papa!"ucapnya melirik lelaki tua di belakang Razi.
Lusi tersenyum lalu berkata dengan nada lemah."Nak,kamu jangan pergi lagi! Tetap di sini jaga Papa dan Adikmu."
"Juga jaga Mama!"sahut Razi.
Lusi tersenyum dan berkata lagi,"Iya jaga dan kunjungi Mama juga!"
Setahun telah berlalu...
"Aku mengunjungi Mama, sesuai permintaanmu ,"ucap Razi dengan mata berkaca-kaca. Tepat 5 bulan setelah kepulangannya dari luar negeri Lusi menghembuskan nafas terakhirnya.
Razi pun melangkah keluar area pemakaman dan pergi ke sebuah kafe yang biasanya menjadi tempat favorit di kala sendiri 7 bulan belakangan ini.
"Permisi,Tuan! Mau pesan apa?"tanya seorang pelayan wanita.
"Biasa!"sahut Razi.
"Biasa apa Tuan? Saya tidak mengerti ,"ujar pelayan itu yang baru bekerja sehari di kafe tersebut.
" Tanya saja dengan manajer kamu!"ucap Razi dingin.
"Hei,Tuan . Apa salahnya tinggal ucapkan pesanannya?
Manajer saya tidak ada di kafe,"protesnya.
"Kamu pegawai baru?"tanyanya."Kamu bisa tanyakan pada pegawai yang lain,"lanjutnya.
"Iya,saya pegawai baru!"ucap pelayan wanita itu.
"Sudah sana tanyakan pada pegawai yang lain,"usir Razi.
Wanita itu pun menyebikkan bibirnya dan ngedumel,"Apa salahnya tinggal omong aja? Ribet banget tuh orang."
Razi mendengarnya tapi tidak meresponnya.
Pegawai lain yang lihat dan bicara,"Nessa,kamu tahu itu temannya bos dan dia juga langganan kafe kita,kamu mau dipecat?"
"Tidak mau,tapi memangnya salah jika menyebut lagi?"keluhnya.
"Ya tidak juga,tapi kalau dia bilang biasa mending kamu langsung pergi dan tanya kita!"ujar teman Nessa .
Nessa Delima,gadis berusia 22 tahun yang baru sehari bekerja di kafe milik Vandi sahabat dari Razi. Tak lama Nessa mengantarkan pesanan yang diinginkan tamunya itu.
Razi berdiri dan hendak keluar kafe,Nessa menahannya dengan menarik lengannya.
"Tuan,mau ke mana? Saya sudah membuatkan pesanannya,"ujarnya.
"Saya mau pulang,saya tidak selera lagi!"ucap Razi jutek.
"Tidak bisa gitu,anda sudah pesan tapi malah mau pergi!"ucap Nessa protes.
"Saya akan bayar dan kamu yang minum!"ucap lelaki itu ketus.
Razi pun ke meja kasir membayar tagihan minumannya.
...****************...
"Pagi semua!"sapa Razi kepada seluruh keluarga termasuk kakak tiri dan suaminya yang datang.
Semua menyapa dengan tersenyum.
"Pagi,Nak!"jawab Daniel.
"Hei,gadis kecil!"sapa Razi pada keponakannya itu.
"Lama sekali Om,aku udah lapar!"ucap Valia ketus. Gadis kecil berusia 6 tahun anak kedua dari Rachel dan Vano.
Semua tertawa melihat omelan gadis kecil itu.
"Maaf dong sayang!"ujar Razi lembut."Reva kenapa gak ikut Kak?"tanya Razi.
"Dia lagi main di tempat Opa Darwin,"ucap Rachel. "Katanya rindu karena setahun tidak jumpa,"lanjutnya.
"Nak,apa kamu sudah siap menjalankan perusahaan Papa?"tanya Daniel.
"Aku tanya Kak Vano,apa dia mengizinkanku resign,"ujar Razi melirik kakak iparnya itu.
"Itu terserah Razi,"sahut lelaki berusia 37 tahun itu.
"Bagaimana?"tanya Papa Daniel kembali.
"Baiklah,Senin besok aku akan mulai bekerja di perusahaan Papa!"ujar Razi.
Siang hari di hari libur,Razi datang ke kafe yang menjadi langganannya. Ia sengaja menelepon temannya itu untuk menemaninya ngobrol.
"Kamu mengganggu liburanku saja?"protes Vandi .
"Harusnya hari libur begini,kamu harus tetap di kafe!"sahut Razi.
"Belum tentu juga,tiap bulan aku bisa sesantai ini !"ucapnya lagi. "Jadi apa yang mau dibicarakan?"tanyanya.
Razi tersenyum tipis dan berkata,"Kau pikir kita akan berdebat!"
"Mana tahu,"ucap Vandi menaikkan kedua bahunya."Kau mau pesan apa?"tanyanya.
"Biasa,"ucap Razi.
Vandi memanggil pelayan wanita baru kemarin kerja,"Nessa!"
Nessa pun mendekati bosnya dan berkata,"Ya ,Tuan!"
"Buatkan seperti biasa untuk pria ini!"ucap Vandi.
"Baik, Tuan!"jawab Nessa.
"Dia pegawai baru kamu?"tanya Razi.
"Iya,cantik 'kan?"
Razi menyunggingkan senyumnya.
"Aku dengar dia sempat buatmu kesal,apa benar itu?"tanya Vandi.
"Iya!"jawabnya seadanya.
"Maklum dia pegawai baru."
"Ya aku tahu!"jawab Razi .
Tak sampai 10 menit, minuman yang dipesan pun datang. Namun tak sengaja,Nessa menumpahkan isi gelas hingga membuat celana Razi basah.
"Kamu !"ucap Razi ingin marah.
"Maaf,Tuan!"ucapnya ketakutan.
"Razi, tolong maafkan dia!"pinta Vandi.
"Aku balik pulang!"ucap Razi berlalu meninggalkan kafe.
"Maaf,Tuan. Aku tidak sengaja!"ucap Nessa dengan bibir bergetar.
"Ya sudah, tidak apa-apa. Bersihkan ini dan kembali bekerja !"perintah Vandi.
Nessa menganggukan kepalanya.
Razi yang pulang mengemudi mobil terlihat kesal.
"Wanita itu dari awal memang cari masalah!"keluhnya.
Tak lama kemudian ia pun sampai di rumah.
"Kenapa dengan celanamu?"tanya Rachel.
"Ini hanya tertumpah kopi gara-gara pegawai yang lalai,"ucap Razi."Aku ke kamar,Kak!"pamitnya.
Rachel geleng-geleng kepala.
"Kakak antar kamu ke toko!"ucap Razi di tengah obrolan sarapan paginya dengan Ziva.
"Dengan senang hati Kakakku!"ujar Ziva tersenyum senang.
Selesai sarapan Razi mengantar Ziva ke toko kue. Usaha yang dibangun oleh Mama Lusi semasa hidupnya sudah mempekerjakan 10 karyawan. Kini toko itu telah berdiri 4 tahun. Selain itu Ziva juga membuka toko bunga di samping toko kue yang baru ia rintis setahun belakangan ini.
Sesampainya di toko kue,Razi ikut turun sekalian ingin melihat usaha adiknya itu yang jarang dikunjunginya.
Razi melihat seorang wanita muda berdiri di dekat etalase kue.
"Wanita itu lagi!"gerutunya.
"Kenapa Kak?"tanya Ziva.
"Tidak apa-apa,"ujar Razi .
Wanita itu berbalik dan tersenyum lalu ia menghampiri kakak beradik."Hei,Tuan. Kita jumpa di sini,"sapanya.
"Kakak kenal dengan dia?"tanya Ziva.
Razi memijit pelipisnya dan berkata,"Kakak tidak kenal!"
"Tuan, jangan gitu dong! Anda sering ke kafe tempatku bekerja,"jelas Nessa.
"Sok kenal banget !"ucap Razi ketus.
Nessa tersenyum nyengir.
"Oh,ya Kak. Dia ini langganan di toko kue aku. Seminggu ini sering ke sini,"tutur Ziva.
"Iya,Tuan. Rumah saya tidak jauh dari sini,"ucap Nessa .
Razi terpaksa tersenyum lalu berkata,"Oh ya,saya tidak tanya!"
Nessa mengerucutkan bibirnya,"Kakak kamu galak!"ucapnya berlalu.
"Pagi-pagi sudah bikin kesal aja tuh orang!"keluh Razi melayangkan pukulan di udara.
Ziva yang melihat tergelak ,"Jangan benci Kak nanti jodoh!"ucapnya menyindir.
"Ogah, berjodoh dengan dia!"ujar Razi bergidik."Kakak berangkat ke kantor!"ucapnya pamit.
"Hati-hati Kak!"
...****************...
"Pagi Nona Ziva,"sapa Nessa yang dari awal buka toko jadi pelanggan pertama.
"Eh,Nona Nessa. Pagi juga!"ucap Ziva tersenyum.
"Tidak di antar kakaknya?"
"Hmm..di antar cuma dia tidak ikutan turun,"jawab Ziva.
"Oh,gitu ya!"
"Tiap pagi beli roti buat siapa?"tanya gadis cantik itu yang penasaran, selama seminggu lebih ini Nessa selalu datang pagi untuk belanja.
"Oh,itu. Apa itu,hmm untuk apa ya? oh untuk orang tua dan adik-adikku,"jawab Nessa kelihatan gugup.
Ziva hanya mengangguk dan tersenyum.Wanita itu pamit pulang.
Salah satu karyawan Ziva mendekatinya,"Nona, saya curiga dengan wanita itu?"
"Nona yang mana?"
"Wanita yang berbicara dengan Nona."
"Curiga kenapa?"
"Setiap pagi dia datang kemari dan dia akan duduk di kursi itu bermain gawai kemudian baru belanja. Terkadang dia lama di sini sampai Nona Ziva datang,"jelasnya menunjuk sebuah kursi tunggu.
Ziva tersenyum dan berkata,"Biarkan saja!"
Razi tahu Nessa berada di toko Ziva makanya ia tidak mau turun dan malas jika harus bertemu dengan wanita itu.
"Wanita itu di mana-mana selalu ada!"gumamnya. Ia pun melajukan kendaraannya ke kantor Papanya. Ia berjanji akan meneruskan bisnis Daniel.
Sementara itu Ziva sibuk dengan aktivitasnya di toko kue dan bunga. Nessa kembali lagi ke tokonya.
"Nona ,aku butuh bunga !"ujarnya.
"Oh,baiklah. Bunga yang mana?"tanya Ziva.
"Terserah,Nona!"jawabnya.
Ziva memberikan seikat bunga Bakung putih atau Lily kepada Nessa. Wanita itu menerimanya dan memberikan uang kemudian berlalu menggunakan sepeda motornya tampak terburu-buru.
Makan siang di kantor Razi ,hari pertama bekerja tanpa Papa Daniel karena ada urusan mendadak di luar kota ia di temani sekretaris Daniel yang telah mengabdikan dirinya selama 7 tahun ini. Pria berusia 32 tahun itu bernama Aditya seorang ayah memiliki dua orang putri.
"Tuan,kita mau makan di mana?"tanyanya.
"Terserah kamu!"jawab Razi.
"Saya biasa dibawakan oleh istri makanan,"tuturnya.
"Ya, sudah. Kamu bawa makananmu kita makan di kafe temanku saja!"ujar Razi. Kebetulan kafe Vandi tidak terlalu jauh dari kantor Daniel.
Mereka pun akhirnya makan di kafe biasa. Ia pun di sambut Vandi."Hei, Bos!"celetuknya.
"Apaan 'sih panggil Bos?"protes Razi.
"Kau sekarang jadi Bos dan di temani pengawal pribadi,"ucapnya melirik Aditya.
"Dia sekretaris Papa Daniel, cepat buatkan makanan dan minuman! Aku udah lapar!"perintah Razi menyuruh Vandi agar tidak banyak bertanya.
"Oke,siap Bos!"ucapnya berlalu ke arah dapur.
Razi melirik ke sana kemari mencari seseorang.
"Dia lagi cuti kerja ,"ucap Vandi mengejutkan Razi.
"Dia siapa?"tanya Razi pura-pura bingung.
"Gadis itu bernama Nessa,"jelas Vandi.
"Gadis mana lagi?"Razi memijit pelipisnya.
"Gadis yang kemarin menumpahkan minuman di celanamu!"ucap Vandi mengingatkan.
"Oh,dia! Aku tak mencarinya,"ucapnya berkelit.
Vandi tertawa dan berkata,"Baru kali ini ,kamu datang dengan wajah gelisah dan melirik sana kemari kalau bukan karena gadis itu!"
"Gak usah ngawur! Mana makanannya. Sekretaris Papa Daniel tak mau makan sebelum aku makan juga!"ucapnya mengalihkan pembicaraan.
Tak lama makanan dan minuman terhidang di meja.
"Anda selalu bawa makanan ke kantor?"tanya Vandi pada Aditya.
"Iya,Tuan. Ini buatan istri,dia selalu membawakan agar saya tak lupa makan!"jawabnya.
"Jomblo mana tahu!"celetuk Razi.
"Anda juga jomblo Tuan Razi ,"ejeknya. "Mending aku tapi punya kekasih dari pada kamu?"sindirnya.
"Punya kekasih belum tentu berjodoh,"ucap Razi tersenyum mengejek.
"Huh..dasar!"gerutunya
Aditya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat pria dihadapannya.
...****************...
"Ini upah untuk kamu!"ujar seorang pria pada Nessa.
"Tuan,ini tidak sesuai perjanjian!"protesnya.
"Pekerjaanmu belum selesai,aku tak bisa memberikan sepenuhnya,"ujar pria itu.
"Tuan, tolonglah. Aku butuh uang untuk membayar rumah sakit Ibuku!"ujar Nessa memohon.
"Aku yang menjamin kesehatan Ibumu!"ucapnya.
"Jadi ,Tuan akan membiayai semuanya?"tanya Nessa senang.
"Syaratnya kamu harus menyelesaikan tugas ini jika tidak berhasil semua aku anggap utang!"ucap pria itu tegas.
"Baiklah, aku akan berusaha dan membuat ini berhasil!"
"Aku tunggu kabar dari kamu!"ucapnya dingin.
"Baik, Tuan!"
Di kafe tempat Nessa bekerja, seorang wanita temannya menghampirinya.
"Kamu tahu kemarin pria itu datang kemari ,"ucapnya.
"Dia 'kan memang sering ke sini!"sahut Nessa memakai apron .
"Tapi dia melihat sana sini, mungkin mencari kamu!"tuturnya.
"Untuk apa dia mencariku?"
"Mana ku tahu,tapi aku dengar Pak Vandi bicara dengan pria itu begini 'dia lagi cuti kerja'. Hari itu yang cuti kerja cuma kamu,"jelasnya.
Nessa tergelak mendengar cerita temannya itu,"Pria kaya itu mana mungkin mencariku memangnya aku ada utang dengannya,"ucapnya.
"Ini orang tak ada seriusnya,"ucap teman Nessa mencubit pipinya kedua tangannya."Kalau pria itu jatuh cinta denganmu, bagaimana?"tanyanya.
"Aku akan traktir kamu makan,"sahut Nessa asal.
"Benar kamu mau traktir aku makan?"
Nessa menggangukkan kepalanya.
"Aku doakan bukan cuma dia jatuh cinta tapi kamu juga!"ucapnya semangat.
"Itu tidak mungkin,"batin Nessa .
Pagi ini Ziva begitu repot karena Nessa yang menjadi langganannya kemarin tiba-tiba memesan 1000 kotak kue dengan aneka ragam.
Ziva berangkat lebih awal ke toko dengan di antar oleh sopir . Ia pun membantu karyawannya yang terlihat repot.
"Nona ,apa masih lama pesanan kue saya?"tanya Nessa.
"Bentar lagi,Nona. Tinggal 100 kotak lagi yang belum di packing,"ujar Ziva lembut.
"Jangan lama-lama,saya bisa dimarahi!"jelasnya.
"Buat acara apa Nona?"tanya Ziva ."Mengapa pesannya mendadak?"tanyanya lagi.
"Kurang tahu tapi saya hanya disuruh untuk pesankan saja,"tutur Nessa.
"Oh, begitu. Saya akan kasihkan bonus untuk Nona!"ujar Ziva.
"Benarkah Nona? Dengan senang hati saya menerimanya,"ungkap Nessa tersenyum.
Ziva menyodorkan 20 kotak kue sebagai bonus lalu berkata,"Sering order ke sini 'ya!"
"Tentu,Nona. Saya akan sering order ke sini!"tutur Nessa tersenyum. "Tapi ini banyak sekali!"ujarnya lagi.
"Tidak apa,Nona!" ucap Ziva.
Karyawan Ziva menghampirinya dan berkata pesanannya sudah selesai.
"Nona, pesanannya langsung masukkan saja ke dalam!"ucap Nessa menunjuk truk box.
Ziva menyuruh karyawannya memindahkan kotak kue ke dalam truk yang ditunjuk Nessa.
"Nona ,seharusnya kami yang mengantar pesanan ini ke pelanggan tapi ini anda sendiri yang mengambilnya langsung,"ujar Ziva.
"Tidak apa,Nona. Ini juga perintah atasan saya,"ucap Nessa.
Ziva hanya tersenyum dan berkata,"Tolong, sampaikan kepada atasan Nona terima kasih!"
"Saya akan sampaikan!"ucap Nessa.
Mobil truk sudah terisi dengan kotak kue, Nessa pun pamit meninggalkan toko kue Ziva. Gadis itu pun kembali ke toko.
"Untuk apa Kak Vandi pesan kue sebanyak itu?"gumamnya. Setahunya Nessa memang bekerja dengan temannya Razi."Sudahlah yang penting,dagangan aku laris manis!"batinnya.
Sesampainya di tempat tujuan seorang pria mencicipi kue dari toko kue Ziva. Lalu ia berkata,"Cukup enak!"
"Jelas enak,Tuan. Makanya saya suka pesan,"ungkap Nessa."Oh 'ya ,Tuan .Gadis itu mengucapkan terima kasih pada anda!"ucapnya lagi.
Pria itu hanya tersenyum tipis."Bagikan dengan yang lainnya,"perintahnya pada salah satu anggotanya.
Sore harinya,Razi menjemput Ziva di tokonya.
"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?"tanya Razi sembari menyetir.
"Hari ini lumayan lelah Kak,tadi pagi ada pesanan seribu kotak kue,"jelas Ziva tadi pagi ia tidak di antar Razi karena buru-buru juga dan semalam ia juga tak berjumpa jadi tak sempat mengobrol.
"Wow, lumayan banyak!"sahut Razi.
"Iya,Kakak tahu yang pesan semua itu Nessa . Gadis yang Kakak temui beberapa hari yang lalu,"tutur Ziva.
"Sebanyak itu?"tanya Razi heran.
"Iya, katanya pesanan dari atasannya."Jawab Ziva.
"Untuk apa Vandi pesan sebanyak itu? Jika memang dia ada acara pasti dia akan mengabari Kakak,"ucapnya menjelaskan.
"Aku tanya dia tak menjawab buat acara apa,dia cuma mengatakan disuruh padahal Nessa itu 'kan karyawan Kak Vandi,"ucap Ziva .
"Besok Kakak akan tanyakan pada Vandi,"ujar Razi.
...****************...
Razi hari ini pergi ke kafe Vandi kebetulan hari ini libur. Selain ingin menghilangkan penat ia juga ingin menanyakan hal kemarin.
"Punya acara gak ngabarin,"protes Razi.
Vandi menatap heran Razi dan berkata,"Acara apa?"
"Kamu menyuruh Nessa memesan kue seribu kotak di toko kue milik Ziva,"tutur pria berusia 24 tahun itu.
Vandi terkekeh dan berkata,"Kalau aku punya acara tentunya undang kamu dan pesan kue dengan Ziva pastinya minta diskonan."
"Nessa bilang dia disuruh atasannya,"jelas Razi lagi.
"Atasannya?Apa dia memiliki dua pekerjaan?" tanya Vandi.
Razi menaikkan kedua bahunya .
"Dia pernah cerita bahwa ibunya sakit dan dirawat di rumah sakit,"jelas Vandi.
"Sakit?"
"Iya,selain itu dia mempunyai dua orang adik yang harus dibiayainya,"ungkap Vandi.
"Ayahnya di mana?"
"Ayahnya telah meninggal 8 tahun yang lalu,"jelas Vandi.
"Wanita yang tangguh,"gumamnya.
"Hei,malah jadi bahas dia . Kau suka dengannya?" tanya Vandi meledek.
Razi tergelak,"Mana mungkin aku suka dengan dia!"ucapnya membela diri.
"Dia cantik, mandiri,pekerja keras dan..."
"Cukup!"ucap Razi memotong."Kenapa jadi promosi dirinya?Apa jangan-jangan kau yang suka dengannya?"tanyanya kembali sembari tertawa.
"Oh,tidak. Aku tuh lagi ngincar adikmu!"celetuk Vandi.
"Ogah , jadi ipar denganmu!"ujar Razi.
"Hei,apa kurangnya diriku? Tampan, mandiri,pintar . Cocoklah dengan Ziva,"ujar Vandi percaya diri.
"Iyalah,tapi belum tentu Ziva menerimamu!"celetuk Razi.
Di tengah obrolan mereka berdua,Nessa datang.
"Pucuk di cinta ulam pun tiba, yang kita ceritakan datang ."Tutur Vandi.
"Siang,Tuan. Maaf saya terlambat!"ujar Nessa menghampiri Vandi.
Pria itu melihat arlojinya dan berkata,"Terlambat setengah jam itu artinya kamu harus pulang .."
"Terlambat juga ,Tuan!"sahut Nessa.
"Pintar ! "ucap Vandi.
"Terima kasih, Tuan!"ujar Nessa.
"Iya, kembalilah bekerja!"ucap Vandi.
Razi sesekali melirik Nessa dan membuang wajahnya saat gadis itu melihatnya.
"Hampir tiap hari dia terlambat,"ujar Vandi dengan suara pelan ketika melihat Nessa kembali bekerja.
Mereka kembali mengobrol,tak lama mendengar suara dari meja tamu yang lainnya.
"Saya bayar di sini!"teriak pria itu.
"Memangnya kenapa kalau anda bayar?"tanya Nessa menantang.
Vandi menghampirinya dan berusaha melerai,"Ada apa ?"
"Beri tahu pada pelayan anda untuk bersikap sopan terhadap tamu!"ucap pria itu.
"Memang dia melakukan apa,Tuan?"tanya Vandi ramah.
"Dia menampar saya,"ujar pria itu lagi.
"Anda yang tidak sopan, memegang tangan dan pipi !"sentak Nessa.
Razi melihat dari kejauhan,menyesap kopinya dan menyunggingkan senyuman.
"Tak usah jual mahal,kau juga menjajah dirimu diluaran !"ucap pria itu tersenyum jahat.
"Ini pria kurang ajar! "Nessa menarik baju pria itu namun tangannya ditarik Vandi.
Kemudian Nessa menyiramkan minuman di pakaian tamunya itu. Dia menatap tajam Nessa menahan amarahnya dan berlalu meninggalkan kafe dengan membanting kursi.
Nessa berlari keruangan khusus karyawan ia menangis . Sahabat barunya Metha mendekatinya dan memeluknya.
"Aku tak sehina itu,aku memang miskin tapi aku tak pernah menjual diri,"ucapnya terisak.
"Sabar Nessa,aku tahu kamu . Kamu wanita baik yang kuat!"ujar Metha memberi semangat.
Nessa tersenyum dan menghapus air matanya.
"Huh ! Buat pusing kepalaku saja!"ujar Vandi menghela nafasnya.
Razi tersenyum melihat temannya terlihat stres .
"Hei,kenapa kau tersenyum?"tanya Vandi.
"Ternyata aku bisa melihatmu terlihat panik seperti tadi,"ucap Razi terkekeh.
"Ya,ampun bukan menolong temannya malah meledek kayak gini. Itu tamu pun kurang ajar. Ingin juga aku menambah satu pukulan tapi Nessa sudah menamparnya,"jelas Vandi.
"Kau mampu mengatasinya sendiri untuk apa aku membantu,gadis itu cukup berani melawan,"ujar Razi santai.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!