Sore ini rencananya Razi akan berkunjung ke rumah kakaknya ,ia begitu rindu dengan kedua keponakannya. Namun di tengah perjalanan ia melihat Nessa berkali-kali mencoba menjalankan sepeda motornya . Razi pun menghentikan laju kendaraannya.
"Ada yang bisa saya bantu?"tanya Razi turun dari mobilnya.
Nessa yang jongkok,mendongakkan kepalanya melihat siapa yang bicara.
"Tuan!"
"Ada yang bisa saya bantu?"tanya Razi sekali lagi.
"Oh,ini Tuan. Motor saya mogok,"jawab Nessa.
"Kita bawa ke bengkel saja!"ucap Razi.
"Sepertinya bengkel jauh dari sini,Tuan!" ujar Nessa.
"Biar saya yang dorong,kita cari sama-sama,"tutur Razi.
"Mobil anda bagaimana,Tuan?"
"Kamu bisa mengantar saya kembali setelah ini diperbaiki,"ujar Razi.
"Baiklah,Tuan!"
Nessa mengikuti langkah Razi yang mendorong motornya. Ia melihat pria di depannya itu berulang kali mengelap keringatnya dengan tangannya.
"Tuan,biar saya saja yang dorong!"tawar Nessa.
"Sebentar lagi sampai bengkel,"ucap Razi.
Lebih kurang 500 meter ia mendorong motor Nessa ke bengkel. Nessa menjelaskan motornya mogok pada karyawan bengkel . Selesai berbicara ia mengajak Razi untuk duduk sambil menunggu motornya diperbaiki.
"Tuan, terima kasih sudah menolong saya!"ujar Nessa.
"Saya menolong karena kamu karyawan Vandi dan pelanggan tetap di toko kue adikku,"jelas Razi tanpa melihat Nessa.
"Sombong sekali dia,"batin Nessa geram.
"Berapa lama memperbaikinya?"tanya Razi.
"Katanya kurang lebih 1 jam,"jawab Nessa.
"Lumayan lama,"tutur Razi.
"Bagaimana kita duduk di sana saja,Tuan?"Nessa menunjuk penjual es kelapa.
"Bolehlah,"sahutnya.
"Pak,pesan kelapa muda 2 buah,"ucap Nessa sesampainya di kedai minuman.
Tak lama pesanan Nessa datang.
"Silahkan ,Tuan diminum!"tawar Nessa memberikan kelapa muda yang dibelah bagian atasnya dan diletakkan sedotan .
Razi mengambil dan meminumnya. Nessa pun memberikan tisu yang diambil dari dalam tasnya. Selama menunggu tidak ada pembicaraan sama sekali,Razi sibuk dengan ponselnya begitu juga dengan Nessa yang sesekali melirik motornya.
Hingga panggilan telepon mengarahkan telinga Nessa untuk mendengarnya.
"Halo, Valia . Maaf sepertinya tidak jadi ke sana lain waktu Om akan mengunjungimu!"ucapnya."Iya,Om janji akan ajak kamu dan Reva jalan-jalan.Sampaikan salam Om pada Papa dan Mama kalian," lanjutnya lagi.
Razi pun menutup panggilan teleponnya dan kembali menyeruput air kelapa muda .
"Keponakan ya,Tuan?"
"Iya,anak Kakak!"jawab Razi.
"Pasti Tuan,sayang dengan mereka!"
"Pasti, aku begitu menyayangi mereka."sahutnya. "Nessa !"panggilnya lagi.
"Ya,Tuan!"
"Bagaimana keadaan ibu kamu?"tanya Razi.
Nessa heran karena Razi mempertanyakan kondisi ibunya.
"Katanya ibu kamu dirawat di rumah sakit?"tanya Razi lagi.
"Iya, Tuan. Kondisinya mulai berangsur membaik,"jelas Nessa.
"Baguslah kalau begitu,"sahut Razi tersenyum.
"Manis banget dia tersenyum begini,"batin Nessa memuji.
"Hei, motornya sudah selesai diperbaiki tuh!"Razi memanggil Nessa yang melamun.
"Oh iya,Tuan .Mari ,saya antar anda ke tempat yang tadi!"ujar Nessa.
Nessa pun mengantar Razi mengambil mobilnya. Razi yang mengemudikan motor Nessa.
"Kamu pegangan nanti jatuh,saya juga yang repot!"ujar Razi.
Nessa ragu mengalungkan tangannya di perut Razi. "Saya segan,Tuan!"
"Kamu mau jatuh?"
Nessa dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Makanya pegangan!"perintah Razi.
Nesaa akhirnya memegang ujung baju Razi . Sesampainya di tempat tujuan.
"Sekali lagi terima kasih,Tuan!"ucap Nessa.
Razi tersenyum kemudian masuk ke mobil dan memacu kendaraannya. Nessa pun kembali ke rumahnya.
Razi kembali ke rumah, sesampainya di sana kedua keponakannya telah menunggu.
"Om, kami mau menagih janji!"ucap Reva.
"Hei,Om sudah bilang kalau tidak jadi hari ini!"ujar Razi.
"Kamu tadi ke mana?"tanya Rachel lembut.
"Tadi aku ke bengkel,"jawabnya.
"Mobil kamu rusak?"tanya Rachel.
"Tidak Kak, tadi ada seorang gadis motornya mogok jadi aku bantu dia cari bengkel,"jelasnya.
"Akhirnya kamu dekat dengan seorang wanita,"ujar Rachel.
"Kakak pikir aku pria tidak normal?"tanyanya.
"Habisnya kamu tuh tidak pernah mengenalkan teman wanita semua pria apalagi kamu tuh orangnya dingin dan cuek,"tutur Rachel.
"Tapi tidak begitu dengan kalian, apalagi dengan keponakanku yang cerewet ini!"ucap Razi mencubit pipi Valia.
"Sakit , Om. Nanti aku tak cantik lagi,"omelnya.
Rachel dan Razi tertawa.
"Kak Vano gak ikut?"
"Dia lagi ke luar kota,"jawab Rachel.
"Papa dan Ziva mana?"tanya Razi yang sedari tadi tidak melihat keduanya.
"Tadi Kakak telepon ,papa lagi menjemput Ziva,"jawab Rachel.
Razi melihat jam di ponselnya lalu berkata,"Jam segini Ziva belum pulang?"
"Mungkin ramai yang beli,"sahut Rachel.
"Semoga saja ramai,"ucap Razi kemudian pamit dengan Rachel pergi ke kamar.
Tak lama kemudian Ziva dan Daniel pulang.
"Opa ,aku rindu!"teriak Valia berlari memeluk Daniel.
"Opa juga rindu dengan cucu yang cerewet ini!"ucap Daniel melepaskan pelukan Valia
"Semua orang bilang aku cerewet!"protesnya.
Rachel dan Ziva hanya tersenyum. Daniel memeluk Reva dan putri pertamanya.
"Kalian, menginap di sini?"tanya Daniel.
"Iya,Opa kami besok mau jalan-jalan dengan Om Razi . Tadi dia membatalkan rencananya,"ucap Reva.
"Kenapa?"tanya Daniel.
"Saat dia mau ke rumah kami,dia menolong seorang wanita yang motornya mogok jadi batal deh ngajak anak-anak,"Rachel menjawab pertanyaan Papa Daniel.
"Razi menolong wanita?"tanya Daniel heran, setahunya Razi sulit dekat wanita kecuali dengan Mama Lusi dan kedua saudara perempuannya.
"Papa heran? tanya Rachel.
Daniel menganggukan kepalanya.
"Ziva juga heran,"sahut anak ketiga Daniel.
"Papa mau ke kamar. Nanti kita makan malam bersama,"ujar Daniel .
Begitu juga dengan Ziva.
...****************...
Suara ketukan pintu kamar membangunkan Razi yang enggan beranjak dari kasurnya. Sayup-sayup terdengar suara keponakannya memanggil.
"Bocah itu ganggu tidurku saja,"ucap Razi melihat jam dinding. Ia malah tidur lagi.
Ketukan pintu terdengar lagi. Kali ini bukan kedua keponakannya tetapi melainkan ibu dari kedua bocah perempuan itu.
"Razi , bangun ! Kamu sudah berjanji dengan mereka,"teriak Rachel dari balik pintu kamar.
"Iya, Kak. Razi mau mandi!"sahutnya malas.
Tak butuh lama,Razi pun turun menghampiri keluarganya dan sarapan pagi bersama.
"Kita mau ke mana,Om?"tanya Valia semangat.
"Terserah, kalian saja!"ucap Razi.
"Kita main permainan di Mall saja,"ucap Reva.
"Itu boleh juga,"kata Razi.
"Katanya kamu semalam menolong seorang wanita,apa dia masih muda?" tanya Daniel.
"Papa kok nanya muda?"tanya Rachel.
"Mungkin mau dijodohkan dengan Kak Razi,"jawab Ziva terkekeh pelan.
Razi melirik Ziva dan Rachel lalu menatap Papa Daniel," Wanita itu kebetulan karyawan Vandi sekaligus pelanggan di toko kue Ziva,"tuturnya.
"Kak Nessa?"tanya Ziva.
Razi menganggukan kepalanya.
"Berarti kalian jodoh!"ucap Ziva tergelak namun ia mendapatkan tatapan tajam dari Razi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Pangeran Matahari
😍😍😍
2021-12-01
0