Berbagi Cinta: Aku, Madu Sahabatku

Berbagi Cinta: Aku, Madu Sahabatku

bab 1

Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Wina. Wanita itu akan menjalani peran baru

setelah upacara sakral ini. Janji suci telah terucap di hadapan Tuhan dan para tamu undangan.

Setelah upacara selesai, mereka mengadakan resepsi pernikahan yang begitu megahnya. Para tamu undangan mengucapkan selamat pada mereka.

Banyak wanita yang menatap iri pada Wina yang tengah berdiri di atas pelaminan itu—

termasuk para sahabatnya. Wina tak pernah terlihat menonjol di antara mereka. Namun, ia bisa mendapatkan pria tampan dan mapan serta sukses seperti Alvino Brahmana.

"Wina beruntung banget ya. Padahal dulu dia itu jarang banget bergaul dengan para

cowok. Tapi sekarang, dia seperti Cinderella mendapatkan pangeran."

Gunjingan demi gunjingan terdengar di antara para tamu undangan. Di saat orang lain sukses, banyak yang bergosip jika orang itu melakukan sesuatu yang tak

benar. Pun ketika orang lain terjatuh, tetap saja digosipkan.

Acara pun usai. Setelah para tamu meninggalkan ballroom hotel yang dijadikan tempat

resepsi, Al segera membopong istrinya itu ke lantai atas.

"Bang, malu dilihat banyak orang," lirih Wina dengan wajah memerah.

"Biar saja, Sayang. Kita sudah sah kan?" Al tersenyum memamerkan dua lesung pipinya.

Wina pun menyembunyikan wajahnya di d*** bidang suaminya saat di lift. Hingga mereka

memasuki kamar pengantin, Al masih menggendongnya.

Kemudian, Al merebahkan Wina di atas ranjang pengantin mereka. Mereka mulai melakukan rutinitas sebagai pasangan suami istri. Terjadilah sesuatu yang membuat mereka bermandikan peluh dan nikmat.

*****

Di sebuah rumah yang terbilang mewah, seorang wanita tengah berjalan mondar mandir

di kamarnya. Ia menggigiti kuku tangannya.

Siang tadi, suaminya sudah memberinya kabar jika acara pernikahan telah usai. Hatinya

tengah harap-harap cemas mengetahui apa yang akan terjadi di antara suaminya dengan

istri barunya.

Maaf Wina. Kau harus terlibat dalam drama ini. Maaf, bukan maksudku melakukan ini.

*****

Keesokan harinya, Wina terbangun dengan tubuh terasa remuk redam. Tidak ada bagian

tubuhnya yang tidak sakit. Termasuk bagian inti tubuhnya. Terasa perih dan ngilu.

"Ah," pekiknya tertahan saat merasakan sakit di bagian inti nya.

Al terbangun. Ia tahu, ini adalah pengalaman pertama bagi Wina. Al bangun dan

membantu Wina dengan membopong tubuh gadis wanita itu.

"Biar ku bantu. Sakit sekali ya? Maaf kan aku ya," ucapnya tak enak.

"Tidak apa. Sudah tugasku," ucap Wina seraya menampilkan senyumnya.

Al pun meletakkan tubuh Wina di dalam bathtub setelah memastikan suhu air. Wina

tersenyum manis dan mengucapkan terimakasih.

Al pun menunggu di dalam kamar. Pria itu tengah termenung mengingat istri pertamanya.

Istri yang begitu ia cintai, namun ditentang oleh orangtuanya.

Lamunan nya terhenti saat melihat Wina berjalan tertatih. Al menatap Wina dengan

seksama. Wina adalah wanita cantik. Meskipun tak secantik istrinya.

Dia juga baik sama seperti istri pertamanya. Tulus, serta memiliki pengertian. Namun,

apa dia akan menerima Al ketika ia mengetahui kenyataan, jika dirinya hanyalah istri

kedua Al?

Alasan apa yang harus ia berikan saat Wina mengetahuinya? Cinta? Saat ini, dirinya tak

merasakan cinta pada wanita ini. Meski mereka hanya menjalin hubungan dalam tiga bulan

terakhir, dan memutuskan menikah bersama.

Wina, akankah kau memaafkan ku saat kau mengetahui kenyataan ini? ucap Al dalam hati.

"Bang, kok bengong sih?" tanya Wina saat Al kembali dari lamunannya.

Al berusaha tersenyum pada wanitanya. "Tidak. Ini hanya masalah pekerjaan," jawab Al.

Al memutuskan mandi. Ia tak ingin Wina bertanya-tanya lagi. Wina pun mengganti

pakaiannya.

*****

Mereka saat ini tengah berada di restoran hotel untuk sarapan. Sesekali, Al akan

menggoda Wina hingga wanita itu menampakkan wajahnya yang memerah.

"Bang, kita kapan harus check out dari sini?" tanya Wina setelah mereka tiba di kamar.

"Kenapa? Kamu tidak suka disini?" Al berbalik bertanya.

"Bukan itu, sayang uangnya jika harus di habiskan untuk hal seperti ini." Al terkekeh

mendengar jawaban sang istri.

"Tenang saja, Sayang. Ini hadiah dari Mami dan Papi untuk kita," ucap Al menenangkan

istrinya.

Ucapan Al memang tidak sepenuhnya salah. Wina pun menghembuskan nafas lega kala

mendengar hal itu. Meskipun, wanita itu masih menyayangkan uang yang terbuang sia-sia

itu menurutnya.

Mereka pun menghabiskan waktu di kamar hotel itu dengan membicarakan banyak hal.

Mulai dari banyaknya anak yang diinginkan oleh Wina ataupun Al, serta Wina yang ingin

tetap bekerja meski sudah menikah.

Satu lagi nilai tambah wanita itu di hati Al. Mandiri dan dewasa. Al merasa nyaman saat

berbicara tentang masalah pekerjaan dengan Wina. Pengetahuannya yang luas, sangat

membuat Al kagum.

Sepertinya, tidak akan sulit untuk jatuh cinta pada wanita ini. Namun tidak untuk saat

ini. Itulah yang Al pikirkan.

Beberapa hari kemudian, Al membawa istrinya ke rumah yang sudah di hadiahkan oleh

orangtuanya. Rumah itu memang tak semewah rumah yang Al miliki.

"Kamu suka?" tanya Al.

"Suka, Bang. Rumahnya bagus," jawab Wina dengan senyum. Al pun ikut tersenyum.

Setelah mengantar Wina tiba di rumahnya, ponsel Al berbunyi. Al melihat nama istri

pertamanya yang terpampang di sana.

"Abang, angkat telepon dulu ya." Wina mengangguk. Matanya masih menelisik setiap sudut rumah itu.

Al pun sedikit menjauh. "Halo, Sayang," sapa Al setelah benda pipih itu ia letakkan di

telinganya. Sesekali matanya mengawasi keberadaan Wina.

"..."

"Baiklah. Sampai jumpa, Sayang." Al pun mematikan panggilan itu.

Ia melangkahkan kakinya mencari keberadaan Wina. Melihat pintu kamar utama yang

terbuka, Al yakin Wina berada di sana. Pria itu segera mendorongnya dan melangkah

masuk.

"Sayang, Abang pergi sebentar ya. Ada pekerjaan yang harus, Abang selesaikan," kilah

Al.

Wina mengangguk dan tersenyum. Al pun mengecup kening istrinya itu dan segera pergi.

Tinggallah Wina sendiri di sana.

Wina memutuskan merapikan pakaian mereka. Pertama, Wina menyusun pakaiannya ke

dalam lemari. Kemudian, pakaian Al.

Saat tengah memasukkan pakaian suaminya, ia melihat sebuah foto anak kecil. Foto

memperlihatkan wajah gadis yang mirip dengan suaminya.

Muncul pertanyaan dalam benak Wina tentang gadis kecil itu. Siapa gadis ini? Mengapa

begitu mirip dengan suaminya? Hubungan apa yang mereka miliki? Mungkinkah ada

sesuatu yang Wina tidak ketahui?

Wina memutuskan akan bertanya pada suaminya nanti. Ia tak ingin berasumsi sendiri,

hingga terjadi salah paham antara dirinya dan Al suaminya.

Wina melanjutkan pekerjaannya dan memasak makan siang. Mungkin saja, suaminya akan

kembali saat makan siang nanti.

Siang pun berganti malam, namun Al belum terlihat kembali ke rumah barunya bersama

Wina. Rasa cemas mulai menghantui Wina. Ia mengambil ponselnya dan memutuskan

menelepon Al.

Tersambung, namun tak juga ada jawaban dari seberang sana. Sekali lagi, Wina mencoba

menghubungi suaminya. Kali ini terdengar suara Al. Membuat Wina menghela nafas lega

kala mendengarnya.

Terpopuler

Comments

Tita Dewahasta

Tita Dewahasta

❤️❤️❤️❤️❤️❤️

2022-07-16

2

Tita Dewahasta

Tita Dewahasta

ngapain ya???😂😂

2022-07-16

1

Tita Dewahasta

Tita Dewahasta

negeri wakanda, apa2 jd hosyip mak😂

2022-07-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!