Perjuangan Cinta Nona Ruth

Perjuangan Cinta Nona Ruth

Chapter 1. Mimpi Buruk

"Ayah, Ibu jangan pergi!" teriak gadis cantik yang terlihat tengah berlari mengejar dua orang yang masing-masing menggandeng dua anak laki-laki ke arah ujung tebing laut.

Langkah demi langkah terus mereka tempuh tanpa mau berhenti untuk sejenak mendengarkan teriakan sang anak.

Entah apa sebab, tak ada kata perpisahan sekalipun. Yang jelas mereka akan benar-benar pergi meninggalkan anak cantik yang selama ini begitu mereka sayangi.

Begitupun dengan sosok gadis yang terus menangis, lelah, sakit di dada tak lagi ia hiraukan.

Mengapa ia di tinggalkan? tak lagi terbesit di benak. Yang terpenting adalah mencegah kepergian keluarganya saat ini.

Byurrr!!!

Suara hempasan air laut di bawah kala bertemu dengan empat tubuh sangat jelas terlihat di kedua netra gadis cantik itu.

Pejamkan mata, hanya satu itu yang mampu ia lakukan saat itu. Apakah semua karena salahnya?

Ada apa ini? Dimana hati Ayah dan Ibunya sampai setega itu?

Ruth berlutut meratapi air laut yang kian semakin tenang.

Bibirnya bergetar menahan tangis yang ingin pecah. Anak mana yang tidak sakit melihat kepergian keluarganya di depan mata tanpa tahu sebabnya?

"Ayah, Ibu..." lirihnya perlahan menunduk memeluk tubuhnya sendiri.

Siapa lagi yang memeluknya saat ini? jika bukan dirinya sendiri?

"Tolong Ayah dan Ibu." lirih dua orang paruh baya yang menampakkan wajah penuh darah segar di depannya tiba-tiba.

Mendengar suara yang sangat familiar, Ruth pun mendadak menengadah sembari mengusap kasar air matanya.

Dua wajah yang memaksa pergi tanpa alasan, akhirnya kembali berdiri di hadapannya.

"Tidak, Ayah...Ibu. Jangan pergi. Jangan tinggalkan aku sendiri, Bu." ucap Ruth sembari menitihkan air mata.

Cucuran darah pun semakin deras terlihat, Ruth begitu ketakutan hingga terdengar teriakan histeris. "Tidaaaaakk!!"

Kicauan burung terdengar samar-samar di salah satu rumah megah pagi itu. Mentari yang belum menunjukkan sinarnya menandakan waktu masih belum pagi.

Satu tarikan selimut menyaksikan betapa gelisahnya sosok tubuh gadis yang berada dalam balutannya.

Wajah yang tampak takut, dengan alis yang berkerut terus bergerak ke kiri dan ke kanan tanpa aturan. Bulir bening pun lolos begitu saja di kedua sudut mata yang masih tertutup itu. Hanya suara lirih yang terdengar.

Suara pintu mendadak terdengar nyaring terhempas. Wanita berparas keriput berlarian mendekat pada ranjang milik sang majikan.

"Non...bangun,"

"Mbok Nan," tangisnya histeris kala memeluk tubuh tua di hadapannya saat ini.

Air mata yang sudah separuh jalan itu terus berjatuhan hingga ia pun sadar akan mimpi buruk yang selalu menghampiri pagi mendungnya.

"Non, ada apa? mimpi buruk lagi?" tanyanya sembari membalas pelukannya.

Tanpa ada jawaban, Ruth hanya mampu mengangguk.

"Mbok Nan,"

Perlahan, Mbok Nan meregangkan pelukannya dan menatap wajah ayu sang majikan yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

"Iya Non... ada apa?"

"Sebenarnya apa yang terjadi, Mbok? Saya benar-benar tidak mengerti. Mengapa hampir setiap hari saya bermimpi seperti itu, Mbok?" tangisnya tersedu-sedu. "Ruth capek, Mbok." ucapnya kemudian.

"Sudah, Non Ruth. Sebaiknya kita pergi sholat subuh yah. Mungkin itu karena pikiran Non Ruth saja. Mbok juga minta maaf, Non. Mbok tidak bisa bantu apapun."

Pandangan tanpa suara pun mampu menjelaskan pikiran keduanya saat ini.

"Mbok jangan minta maaf. Ini semua bukan salah Mbok. Ruth yakin, suatu saat nanti akan ada jawaban. Ayo Mbok, kita sholat." ajak Ruth kemudian berusaha kembali tersenyum sembari mengusap air matanya.

Dalam setiap gerakan sholat, Ruth tampak membaca semua bacaan sholat dengan khusyuk. Tetesan demi tetesan terus berjatuhan pada hamparan sejadah indah berukir bangunan persegi tersebut.

Beberapa saat, aktifitas sholat pun usai. Kini dua tangan lentik terlihat nyata tengah meminta permohonan pada sang kuasa.

"Ya Allah...betapa egoiskah diri hamba? sampai saat ini masih belum bisa mengikhlaskan kepergian kedua orangtua hamba dengan dua saudara hamba? ampuni hamba Tuhan...Entah apa yang salah? mengapa sampai saat ini mimpi buruk itu selalu datang? seolah meminta pertolongan dari hamba? Ya Allah Ya Tuhan...tolong berikan jalan terbaik menurutmu. Karena hamba yakin, yang terbaik menurut hamba, belum tentu baik menurut Mu Tuhan."

Setelah tiga puluh menit kemudian, kini Ruth tampak sarapan dengan wajah yang tidak bersemangat.

Sekalipun setiap pagi Mbok Nan selalu memasak makanan yang lezat serta gizi yang baik tentunya. Namun, tak pernah sekalipun napsu makan gadis itu bisa berubah.

"Ayo, Non." Gandengan tangan lembut mampu mengembalikan kesadaran Ruth yang tengah menatap kosong menu sarapan di hadapannya.

"I-iya, Mbok. Ayo kita pergi ke makam Ayah dan lainnya." ucapnya tanpa semangat.

Setelah kunjungan singkat menuju makam keluarga, kini kembali memisahkan Ruth bersama Mbok Nan di pintu kedatangan makam tersebut.

Yah...duka yang sangat dalam memang. Ayah, Ibu, dan dua saudara laki-lakinya pergi bersamaan saat itu. Ruth benarlah gadis yang sangat kuat. Meski tubuhnya mungkin sangat ingin remuk karena sakitnya cobaan yang Tuhan berikan.

***

Sentuhan high heels dengan marmer mewah sebuah kantor dengan bangunan yang menjulang tinggi. Densal Company, perusahaan yang menjadi tempat Ruth mencari sesuap nasi.

Dan jangan lupakan, pria yang menjadi atasan Ruth, pria tampan, baik hati, dan penyayang tentunya. Sendi Sandoyo.

Pagi itu, tak perduli dengan lemasnya tubuh sang kekasih. Ia bukan pria yang baru mengenal sekertaris sekaligus cinta sejatinya tersebut.

Setiap pagi, senyuman hangat seorang Sendi selalu di sambut dengan tatapan pilu sang kekasih.

"Mengapa sepi sekali?" gumam Ruth menatap sekeliling sembari mengerutkan keningnya. Kantor yang biasanya selalu tepat waktu dalam jam kerja, mendadak sepi sekali.

Ia kembali merogoh ponsel dalam tas kerjanya. "Tidak, ini bukan hari libur. Jam juga sudah waktunya bekerja." batinnya benar-benar bingung.

"Suara tepukan tangan begitu terdengar meriah pagi itu"

Banyaknya pekerja kantor menggiring langkah sang pimpinan yang membawakan satu buket uang berwarna merah dengan ukuran jumbo"

Sendi Sandoyo. Dialah pria yang lagi dan lagi membuat semua karyawan di kantornya begitu iri melihat keromantisan sang pimpinan perusahaan Densal Company berlutut di hadapan sang sekertaris.

"Sen- em Tuan?" ucap Ruth membungkam mulutnya kala hampir salah bicara.

Sendi tak menghiraukan kegugupan, malu, dan bingung sang kekasih. "Happy anniversary, Honey. I Love you" ucapnya menyodorkan buket uang pada Ruth.

Kembali suara tepuk tangan terus terdengar hingga Ruth tak mampu lagi menahan tangis bahagianya.

"Sendi, terimakasih sayang. Terimakasih." ucapnya sembari memeluk sang kekasih.

"Jangan berterimakasih, Ruth. Kamu kekasihku yang akan menjadi masa depanku kelak. Aku yang meminta maaf. Sampai saat ini aku belum mampu menjadi sandaran mu di setiap pagi saat mimpi buruk itu datang."

Pelukan hangat benar-benar terasa di tubuh gadis cantik itu.

"Sendi, lepaskan pelukan itu!" teriakan seorang pria dengan suara beratnya mampu membuat hening satu ruangan di gedung itu.

Jangan lupa untuk tinggalkan like dan komentar kalian yah. Terimakasih

Terpopuler

Comments

tini_evel

tini_evel

aku baru mau baca tapi nama tokoh wanitanya adalah tokoh alkitab thor.. tolong disesuaikan thor..

2022-10-05

1

AN Homaliris Dan Dengenliris

AN Homaliris Dan Dengenliris

mlm

2022-03-14

1

Rahmi Miraie

Rahmi Miraie

aku datang..😂

2021-12-01

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1. Mimpi Buruk
2 Chapter 2. Memfitnah
3 Chapter 3. Kesempatan Membawa Luka
4 Chapter 4. Pupus Impian Bahagia Bersama
5 Chapter 5. Pria Sempurna
6 Chapter 6. Perlakuan Mbok Nan
7 Chapter 7. Kembali Bekerja
8 Chapter 8. Undangan Mantan Terindah
9 Chapter 9. Pernikahan
10 Chapter 10. Paman Ganteng Penakluk Hati
11 Chapter 11. Dialah Pria Yang Tulus Denganku dan Juga Dengan Putri, anakku!
12 Chapter 12. Masa Kelam Dava Sandronata
13 Chapter 13. Rahasia Terbesar
14 Chapter 14. Sendi Mengetahui Yang Sebenarnya
15 Chapter 15. Perbedaan Agama
16 Chapter 16. Iwan Sandronata
17 Chapter 17. Penyelamat
18 Chapter 18. Pelukan Meneduhkan Hati Dan Pikiran
19 Chapter 19. Kehamilan Dina
20 Chapter 20. Kegelisahan Dava
21 Chapter 21. Tak Tik Putri
22 Chapter 22. Kepulangan Sendi Pagi Buta
23 Chapter 23. Indahnya Hadiah Dari Setiap Ujian
24 Chapter 24. Pindah Bekerja Menjadi Sekertaris Suamiku
25 Chapter 25. Surat Perjanjian Pernikahan
26 Chapter 26. Sekalipun Harus Ada Nyawa Yang Akan di Korbankan.
27 Chapter 27. Dava Tertangkap
28 Chapter 28. Membesuk Suami
29 Chapter 29. Kegaduhan Di Kediaman Ruth
30 Chapter 30. Saatnya Ruth Beraksi
31 Chapter 31. Berson Nicolas
32 Chapter 32. Menjenguk Sang Anak
33 Chapter 33. Terungkapnya Shandy Chyntia
34 Chapter 34. Meyakinkan Sendi
35 Chapter 35. Hadirnya Sang Suami
36 Chapter 36. Pengakuan Dava
37 Chapter 37. Epilepsi Simptomatik
38 Chapter 38. Satu Rajang Bertiga
39 Chapter 39. Aku Mencintaimu, Istriku
40 Chapter 40. Pencarian Dava
41 Chapter 41. Alana Saraswati
42 Chapter 42. Permohonan Alana
43 Chapter 43. Trauma
44 Chapter 44. William Nicolas / Darwin Surya Dinata
45 Chapter 45. Pasrah Dengan Hukuman
46 Chapter 46. Kepergian Sendi
47 Chapter 47. Kesadaran Wuri
48 Chapter 48. Kehangatan Keluarga Kecil
49 Chapter 49. Awal Pernikahan Yang Di Janjikan Dava
50 Chapter 50. Kenikmatan Perlahan
51 Chapter 51. Sarapan Pagi
52 Chapter 52. Bertemu Di Persidangan
53 Chapter 53. Permohonan yang Sia-sia
54 Chapter 54. Moodboster
55 Chapter 55. Makan Di Restoran Sederhana
56 Chapter 56. Sendi Kambuh
57 Chapter 57. Kebahagiaan di Tengah-Tengah Kepanikan
58 Chapter 58. Kasih Sayang Untuk Ruth
59 Chapter 59. Kedatangan Sendi
60 Chapter 60. Pulang Bersama Sendi
61 Chapter 61. Tiba Di kediaman
62 Chapter 62. Makan Malam Bersama
63 Chapter 63. Putri Keras Kepala
64 Chapter 64. Godaan Suami
65 Chapter 65. Perginya Dina
66 Chapter 66. Belajar Mengikhlaskan
67 Chapter 67. Hari Putri Daftar Sekolah
68 Chapter 68. Panggilan Ayah
69 Chapter 69. Sogokan Untuk Dava
70 Chapter 70. Terpuruknya Wuri
71 Chapter 71. Perasaan Seorang Ruth
72 Chapter 72. Pertimbangan Dava
73 Chapter 73. Di rumah Sakit
74 Chapter 74. Mengetahui Ruth Yang Membayarkan
75 Chapter 75. Terbongkar
76 Chapter 76. Gugatan
77 Chapter 77. Semangat Untuk Ruth
78 Chapter 78. Suasana Menegangkan
79 Chapter 79. Merayakan Bersama
80 Chapter 80. Nyanyian Dava Sandronata
81 Chapter 81. Sidang Kedua
82 Chapter 82. Malam Panjang Milik Dava
83 Chapter 83. Pengaruh Obat
84 Chapter 84. Si Bagudung
85 Chapter 85. Penemuan Sepasang Suami Istri
86 Chapter 86. Sidang Kedua Part 2
87 Chapter 87. Akibat Obat
88 Chapter 88. Keterkejutan Sendi
89 Chapter 89. Kesalahpahaman
90 Chapter 90. Kau Adalah Mentari Pagiku
91 Chapter 91. Suamiku Aku Mencintaimu
92 Chapter 92. Dugaan Dan Dugaan
93 Chapter 93. Kecemburuan Sang Istri
94 Chapter 94. Penyesalan Dina
95 Chapter 95. Dina Menyerah
96 Chapter 96. Positif
97 Chapter 97. Kabar Dari Rafael
98 Chapter 98. Kelemahan Dava
99 Chapter 99. Tangisan Dava
100 Chapter 100. Pertemuan Dengan Bunda
101 Chapter 101. Ruth Sadar
102 Chapter 102. Sakitnya Sendi
103 Chapter 103. Kembalinya Dava
104 Chapter 104. Permintaan Ruth
105 Chapter 105. Ruth Kembali Pingsan
106 Chapter 106. Dina Sebagai CS
107 Chapter 107. Kepulangan Yang Di Sambut Dengan Hangat
108 Chapter 108. Debaran Jantung
109 Chapter 109. Pemandangan Teduh
110 Chapter 110. Kedatangan Rafael Di Malam Hari
111 Chapter 111. Pilihan
112 Chapter 112. Kesempatan Untuk Dina
113 Chapter 113. Kepulangan Sendi dan Dina
114 Chapter 114. Kelabang dari Ayah
115 Chapter 115. Menginginkan Dava Kembali
116 Chapter 116. Kunjungan Makan Siang
117 Chapter 117. Mengantarkan Pulang Untuk Segera Ke Rumah Sakit
118 Chapter 118. Pertemuan Dengan Sang Bunda
119 Chapter 119. Pertemuan Part 2
120 Chapter 120. Bahagianya Dina
121 Chapter 121. Selamat Hari Ibu
122 Chapter 122. Pengabdian Mbok Nani
123 Chapter 123. Kekecewaan Dina
124 Chapter 124. Peraduan Kenikmatan
125 Chapter 125. Keadaan Mengkhawatirkan
126 Chapter 126. Di rumah Sakit
127 Chapter 127. Di rumah Sakit Part 2
128 Chapter 128. Cinta Yang Begitu Besar
129 Chapter 129. Ingatan Yang Menyakitkan
130 Chapter 130. Hari Yang Melelahkan
131 Chapter 131. Menonton Film Barbie
132 Chapter 132. Hasil Persidangan Putusan
133 Chapter 133. Rumah untuk Ayah dan Bunda
134 Chapter 134. Misi Putri
135 Chapter 135. Pengalaman Berharga
136 Chapter 136. Aromatherapy
137 Chapter 137. Masakan Spesial
138 Chapter 138. Suasana Makan Malam
139 Chapter 139. Tidur Malam Yang Berbeda
140 Chapter 140. Permintaan Maaf Sendi
141 Chapter 141. Kunjungan Pagi Hari
142 Chapter 142. Janji Dava
143 Chapter 143. Kemunculan Yang Menakutkan
144 Chapter 144. Keterkejutan Dava
145 Chapter 145. Kedatangan Ruth
146 Chapter 146. Terbongkarnya!
147 Chapter 147. Permintaan Bunda
148 Chapter 148. Kepedihan Seorang Nona Ruth
149 Chapter 149. Perdebatan Tiada Ujung
150 Chapter 150. Merasakan Apa Yang Sebelumnya Sendi Rasakan Juga
151 Chapter 151. Wanita Berambut Sebahu
152 Chapter 152. Antara Sabar atau Kuat
153 Chapter 153. Tidur Terpisah
154 Chapter 154. You are my Sun
155 Chapter 155. Berkumpulnya keluarga Nicolas
156 Chapter 156. Nasihat Sang Bunda
157 Chapter 157. Keputusan Yang Salah
158 Chapter 158. Jalan Satu-Satunya Untuk mengalihkan Rasa Sakit Dengan Mencintai Orangtua
159 Chapter 159. Ketegaran Ruth
160 Chapter 160. Bertemunya
161 Chapter 161. Permohonan Ruth
162 Chapter 162. Kembalinya Ruth
163 Chapter 163. Tidak Akan Ada Pintu Harapan Lagi
164 Chapter 164. Malam Penuh Kegelisahan
165 Chapter 165. Pagi Yang Konyol
166 Chapter 166. Menuju Ke Rumah Baesan
167 Chapter 167. Pembacaan Kalimat Syahadat
168 Chapter 168. Cafe Amarilys
169 Chapter 169. Menyerah
170 Chapter 170. Penganiayaan
171 Chapter 171. Dava Tak Sadarkan Diri
172 Chapter 172. Sedihnya Tangisan Di dalam Mobil
173 Chapter 173. Kembalinya Para Anak-Anak
174 Chapter 174. Haruskah Pergi?
175 Chapter 175. Perkembangan Tuan Wilson
176 Chapter 176.
177 Chapter 177.
178 Chapter 178. Flashback Dava
179 Chapter 179. Nekatnya Dava
180 Chapter 180. Kesedihan Tiga Wanita
181 Chapter 181. Sandaran Ternyaman
182 Chapter 182. Ruth Syok
183 Chapter 183. Kerinduan Pada Sang Ayah
184 Chapter 184. Sambutan Hangat Tuan Wilson
185 Chapter 185. Jagoan Tampan Sang Ibu
186 Chapter 186. Kedatangan Sang Ibu
187 Chapter 187. Kejujuran Tuan Wilson
188 Chapter 188. Merutuki Kelemahannya
189 Chapter 189. Kedatangan Di Luar Mimpi
190 Chapter 190. Janji Dava
191 Chapter 191. Permohonan Sang Bunda
192 Chapter 192. Anjani Syif
193 Chapter 193. Penantian
194 Chapter 194. Bercanda Dengan Calon Buah Hati
195 Chapter 195. Kepulangan Sendi
196 Chapter 196. Suasana Pagi Di Rumah Sakit
197 Chapter 197. Kembali Ke Perusahaan
198 Chapter 198. Gadis Kecil Bergingsul Manis
199 Chapter 199. Kisah Anjani Syif
200 Chapter 200. Sarapan Pagi Yang Lengkap
201 Chapter 201. Menghabiskan Waktu Bersama
202 Chapter 202. Kedatangan Gadis Kecil
203 Chapter 203. Kepergian Dava Menyisahkan Duka
204 Chapter 204. Kebahagiaan Yang Tidak Lengkap
205 Chapter 205. Semua Akan Baik-Baik Saja
206 Chapter 206. Perjuangan Seorang Ibu
207 Chapter 207. Sakitnya Perjuangan Wanita Rapuh
208 Chapter 208. Kelahiran Sang Buah Hati
209 Chapter 209. Keheningan Di Ruang Rawat
210 Chapter 210. Pengakuan
211 Chapter 211. Rava Sanjaya Nicolas
212 Chapter 212. Emosi Sesaat
213 Chapter 213. Menuju Kebahagiaan
214 Chapter 214. Kepulangan
215 Chapter 215. Permintaan Maaf Putri
216 Chapter 216. Permintaan Tuan Wilson
217 Chapter 217. Kepergian Ke Bandung
218 Chapter 218. Tuan Fredi Putra
219 Chapter 219. Kisah Pilu Keluarga Tuan Fredi
220 Chapter 220. Pernikahan?
221 Chapter 221. Perumahan Permadani
222 Chapter 222. Persembahan Putri dan Zon
223 Chapter 223. Tamu Spesial
224 Chapter 224. Ibu Asuh Sehari
225 Chapter 225. Chef Baru
226 Chapter 226. Tiket Honeymoon
227 Chapter 227. Menunggu Pak Ardi
228 Chapter 228. Berjalan-Jalan
229 Chapter 289. Menolak Semua Calon Investor
230 Chapter 290. Kepulangan Sendi Dan Dina
231 Chapter 291. Kemarahan Wanita
232 Chapter 292. Penyatuan Kilat
233 Chapter 293. Kikuknya Dava dan Ruth
234 Chapter 294. Bermasalah
235 Chapter 295. Rasa Sungkan Pada Sang Suami
236 Chapter 296. Kepulangan Dua Pria Tampan Bekerja
237 Chapter 297. Kurangnya Perhatian Sang Ayah
238 Chapter 298. Tamat
Episodes

Updated 238 Episodes

1
Chapter 1. Mimpi Buruk
2
Chapter 2. Memfitnah
3
Chapter 3. Kesempatan Membawa Luka
4
Chapter 4. Pupus Impian Bahagia Bersama
5
Chapter 5. Pria Sempurna
6
Chapter 6. Perlakuan Mbok Nan
7
Chapter 7. Kembali Bekerja
8
Chapter 8. Undangan Mantan Terindah
9
Chapter 9. Pernikahan
10
Chapter 10. Paman Ganteng Penakluk Hati
11
Chapter 11. Dialah Pria Yang Tulus Denganku dan Juga Dengan Putri, anakku!
12
Chapter 12. Masa Kelam Dava Sandronata
13
Chapter 13. Rahasia Terbesar
14
Chapter 14. Sendi Mengetahui Yang Sebenarnya
15
Chapter 15. Perbedaan Agama
16
Chapter 16. Iwan Sandronata
17
Chapter 17. Penyelamat
18
Chapter 18. Pelukan Meneduhkan Hati Dan Pikiran
19
Chapter 19. Kehamilan Dina
20
Chapter 20. Kegelisahan Dava
21
Chapter 21. Tak Tik Putri
22
Chapter 22. Kepulangan Sendi Pagi Buta
23
Chapter 23. Indahnya Hadiah Dari Setiap Ujian
24
Chapter 24. Pindah Bekerja Menjadi Sekertaris Suamiku
25
Chapter 25. Surat Perjanjian Pernikahan
26
Chapter 26. Sekalipun Harus Ada Nyawa Yang Akan di Korbankan.
27
Chapter 27. Dava Tertangkap
28
Chapter 28. Membesuk Suami
29
Chapter 29. Kegaduhan Di Kediaman Ruth
30
Chapter 30. Saatnya Ruth Beraksi
31
Chapter 31. Berson Nicolas
32
Chapter 32. Menjenguk Sang Anak
33
Chapter 33. Terungkapnya Shandy Chyntia
34
Chapter 34. Meyakinkan Sendi
35
Chapter 35. Hadirnya Sang Suami
36
Chapter 36. Pengakuan Dava
37
Chapter 37. Epilepsi Simptomatik
38
Chapter 38. Satu Rajang Bertiga
39
Chapter 39. Aku Mencintaimu, Istriku
40
Chapter 40. Pencarian Dava
41
Chapter 41. Alana Saraswati
42
Chapter 42. Permohonan Alana
43
Chapter 43. Trauma
44
Chapter 44. William Nicolas / Darwin Surya Dinata
45
Chapter 45. Pasrah Dengan Hukuman
46
Chapter 46. Kepergian Sendi
47
Chapter 47. Kesadaran Wuri
48
Chapter 48. Kehangatan Keluarga Kecil
49
Chapter 49. Awal Pernikahan Yang Di Janjikan Dava
50
Chapter 50. Kenikmatan Perlahan
51
Chapter 51. Sarapan Pagi
52
Chapter 52. Bertemu Di Persidangan
53
Chapter 53. Permohonan yang Sia-sia
54
Chapter 54. Moodboster
55
Chapter 55. Makan Di Restoran Sederhana
56
Chapter 56. Sendi Kambuh
57
Chapter 57. Kebahagiaan di Tengah-Tengah Kepanikan
58
Chapter 58. Kasih Sayang Untuk Ruth
59
Chapter 59. Kedatangan Sendi
60
Chapter 60. Pulang Bersama Sendi
61
Chapter 61. Tiba Di kediaman
62
Chapter 62. Makan Malam Bersama
63
Chapter 63. Putri Keras Kepala
64
Chapter 64. Godaan Suami
65
Chapter 65. Perginya Dina
66
Chapter 66. Belajar Mengikhlaskan
67
Chapter 67. Hari Putri Daftar Sekolah
68
Chapter 68. Panggilan Ayah
69
Chapter 69. Sogokan Untuk Dava
70
Chapter 70. Terpuruknya Wuri
71
Chapter 71. Perasaan Seorang Ruth
72
Chapter 72. Pertimbangan Dava
73
Chapter 73. Di rumah Sakit
74
Chapter 74. Mengetahui Ruth Yang Membayarkan
75
Chapter 75. Terbongkar
76
Chapter 76. Gugatan
77
Chapter 77. Semangat Untuk Ruth
78
Chapter 78. Suasana Menegangkan
79
Chapter 79. Merayakan Bersama
80
Chapter 80. Nyanyian Dava Sandronata
81
Chapter 81. Sidang Kedua
82
Chapter 82. Malam Panjang Milik Dava
83
Chapter 83. Pengaruh Obat
84
Chapter 84. Si Bagudung
85
Chapter 85. Penemuan Sepasang Suami Istri
86
Chapter 86. Sidang Kedua Part 2
87
Chapter 87. Akibat Obat
88
Chapter 88. Keterkejutan Sendi
89
Chapter 89. Kesalahpahaman
90
Chapter 90. Kau Adalah Mentari Pagiku
91
Chapter 91. Suamiku Aku Mencintaimu
92
Chapter 92. Dugaan Dan Dugaan
93
Chapter 93. Kecemburuan Sang Istri
94
Chapter 94. Penyesalan Dina
95
Chapter 95. Dina Menyerah
96
Chapter 96. Positif
97
Chapter 97. Kabar Dari Rafael
98
Chapter 98. Kelemahan Dava
99
Chapter 99. Tangisan Dava
100
Chapter 100. Pertemuan Dengan Bunda
101
Chapter 101. Ruth Sadar
102
Chapter 102. Sakitnya Sendi
103
Chapter 103. Kembalinya Dava
104
Chapter 104. Permintaan Ruth
105
Chapter 105. Ruth Kembali Pingsan
106
Chapter 106. Dina Sebagai CS
107
Chapter 107. Kepulangan Yang Di Sambut Dengan Hangat
108
Chapter 108. Debaran Jantung
109
Chapter 109. Pemandangan Teduh
110
Chapter 110. Kedatangan Rafael Di Malam Hari
111
Chapter 111. Pilihan
112
Chapter 112. Kesempatan Untuk Dina
113
Chapter 113. Kepulangan Sendi dan Dina
114
Chapter 114. Kelabang dari Ayah
115
Chapter 115. Menginginkan Dava Kembali
116
Chapter 116. Kunjungan Makan Siang
117
Chapter 117. Mengantarkan Pulang Untuk Segera Ke Rumah Sakit
118
Chapter 118. Pertemuan Dengan Sang Bunda
119
Chapter 119. Pertemuan Part 2
120
Chapter 120. Bahagianya Dina
121
Chapter 121. Selamat Hari Ibu
122
Chapter 122. Pengabdian Mbok Nani
123
Chapter 123. Kekecewaan Dina
124
Chapter 124. Peraduan Kenikmatan
125
Chapter 125. Keadaan Mengkhawatirkan
126
Chapter 126. Di rumah Sakit
127
Chapter 127. Di rumah Sakit Part 2
128
Chapter 128. Cinta Yang Begitu Besar
129
Chapter 129. Ingatan Yang Menyakitkan
130
Chapter 130. Hari Yang Melelahkan
131
Chapter 131. Menonton Film Barbie
132
Chapter 132. Hasil Persidangan Putusan
133
Chapter 133. Rumah untuk Ayah dan Bunda
134
Chapter 134. Misi Putri
135
Chapter 135. Pengalaman Berharga
136
Chapter 136. Aromatherapy
137
Chapter 137. Masakan Spesial
138
Chapter 138. Suasana Makan Malam
139
Chapter 139. Tidur Malam Yang Berbeda
140
Chapter 140. Permintaan Maaf Sendi
141
Chapter 141. Kunjungan Pagi Hari
142
Chapter 142. Janji Dava
143
Chapter 143. Kemunculan Yang Menakutkan
144
Chapter 144. Keterkejutan Dava
145
Chapter 145. Kedatangan Ruth
146
Chapter 146. Terbongkarnya!
147
Chapter 147. Permintaan Bunda
148
Chapter 148. Kepedihan Seorang Nona Ruth
149
Chapter 149. Perdebatan Tiada Ujung
150
Chapter 150. Merasakan Apa Yang Sebelumnya Sendi Rasakan Juga
151
Chapter 151. Wanita Berambut Sebahu
152
Chapter 152. Antara Sabar atau Kuat
153
Chapter 153. Tidur Terpisah
154
Chapter 154. You are my Sun
155
Chapter 155. Berkumpulnya keluarga Nicolas
156
Chapter 156. Nasihat Sang Bunda
157
Chapter 157. Keputusan Yang Salah
158
Chapter 158. Jalan Satu-Satunya Untuk mengalihkan Rasa Sakit Dengan Mencintai Orangtua
159
Chapter 159. Ketegaran Ruth
160
Chapter 160. Bertemunya
161
Chapter 161. Permohonan Ruth
162
Chapter 162. Kembalinya Ruth
163
Chapter 163. Tidak Akan Ada Pintu Harapan Lagi
164
Chapter 164. Malam Penuh Kegelisahan
165
Chapter 165. Pagi Yang Konyol
166
Chapter 166. Menuju Ke Rumah Baesan
167
Chapter 167. Pembacaan Kalimat Syahadat
168
Chapter 168. Cafe Amarilys
169
Chapter 169. Menyerah
170
Chapter 170. Penganiayaan
171
Chapter 171. Dava Tak Sadarkan Diri
172
Chapter 172. Sedihnya Tangisan Di dalam Mobil
173
Chapter 173. Kembalinya Para Anak-Anak
174
Chapter 174. Haruskah Pergi?
175
Chapter 175. Perkembangan Tuan Wilson
176
Chapter 176.
177
Chapter 177.
178
Chapter 178. Flashback Dava
179
Chapter 179. Nekatnya Dava
180
Chapter 180. Kesedihan Tiga Wanita
181
Chapter 181. Sandaran Ternyaman
182
Chapter 182. Ruth Syok
183
Chapter 183. Kerinduan Pada Sang Ayah
184
Chapter 184. Sambutan Hangat Tuan Wilson
185
Chapter 185. Jagoan Tampan Sang Ibu
186
Chapter 186. Kedatangan Sang Ibu
187
Chapter 187. Kejujuran Tuan Wilson
188
Chapter 188. Merutuki Kelemahannya
189
Chapter 189. Kedatangan Di Luar Mimpi
190
Chapter 190. Janji Dava
191
Chapter 191. Permohonan Sang Bunda
192
Chapter 192. Anjani Syif
193
Chapter 193. Penantian
194
Chapter 194. Bercanda Dengan Calon Buah Hati
195
Chapter 195. Kepulangan Sendi
196
Chapter 196. Suasana Pagi Di Rumah Sakit
197
Chapter 197. Kembali Ke Perusahaan
198
Chapter 198. Gadis Kecil Bergingsul Manis
199
Chapter 199. Kisah Anjani Syif
200
Chapter 200. Sarapan Pagi Yang Lengkap
201
Chapter 201. Menghabiskan Waktu Bersama
202
Chapter 202. Kedatangan Gadis Kecil
203
Chapter 203. Kepergian Dava Menyisahkan Duka
204
Chapter 204. Kebahagiaan Yang Tidak Lengkap
205
Chapter 205. Semua Akan Baik-Baik Saja
206
Chapter 206. Perjuangan Seorang Ibu
207
Chapter 207. Sakitnya Perjuangan Wanita Rapuh
208
Chapter 208. Kelahiran Sang Buah Hati
209
Chapter 209. Keheningan Di Ruang Rawat
210
Chapter 210. Pengakuan
211
Chapter 211. Rava Sanjaya Nicolas
212
Chapter 212. Emosi Sesaat
213
Chapter 213. Menuju Kebahagiaan
214
Chapter 214. Kepulangan
215
Chapter 215. Permintaan Maaf Putri
216
Chapter 216. Permintaan Tuan Wilson
217
Chapter 217. Kepergian Ke Bandung
218
Chapter 218. Tuan Fredi Putra
219
Chapter 219. Kisah Pilu Keluarga Tuan Fredi
220
Chapter 220. Pernikahan?
221
Chapter 221. Perumahan Permadani
222
Chapter 222. Persembahan Putri dan Zon
223
Chapter 223. Tamu Spesial
224
Chapter 224. Ibu Asuh Sehari
225
Chapter 225. Chef Baru
226
Chapter 226. Tiket Honeymoon
227
Chapter 227. Menunggu Pak Ardi
228
Chapter 228. Berjalan-Jalan
229
Chapter 289. Menolak Semua Calon Investor
230
Chapter 290. Kepulangan Sendi Dan Dina
231
Chapter 291. Kemarahan Wanita
232
Chapter 292. Penyatuan Kilat
233
Chapter 293. Kikuknya Dava dan Ruth
234
Chapter 294. Bermasalah
235
Chapter 295. Rasa Sungkan Pada Sang Suami
236
Chapter 296. Kepulangan Dua Pria Tampan Bekerja
237
Chapter 297. Kurangnya Perhatian Sang Ayah
238
Chapter 298. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!