Chapter 3. Kesempatan Membawa Luka

Air mata yang terus berjatuhan dengan lancang, mendadak terhenti di perjalanan turun ke jurang.

Betapa bahagianya hati Ruth, kala melihat pria yang ia tangisi baru saja kini sudah kembali menghampirinya.

Jangan bahagia dulu Ruth, bukankah barusan ia berucap tiga kata, "Aku memberimu kesempatan" kala menyadari kata yang di ucapkan, wajah Ruth menegang saat itu juga.

"Sendi, syarat apa?" tanyanya dengan senyuman yang sudah mengembang. Begitupun dengan jemari lentik miliknya bergerak mengusap air mata.

Satu langkah, dua langkah, pria tampan di hadapannya mendekat dan mendekap tubuhnya penuh cinta.

"Aku sangat mencintai mu, Ruth." ucapnya mendaratkan satu tanda sayang di puncak kepala sang kekasih.

"Aku juga sangat mencintai mu, Sen. Maka itu aku yakin kau pasti tidak percaya dengan ucapan Tuan Deni, bukan? kau satu-satunya orang yang begitu paham siapa diriku. Bahkan hari ini adalah hari bahagia kita, masa iya aku menjadi sedih?" ucapnya mengeluh panjang lebar.

Usapan demi usapan terus di berikan oleh Sendi pada tubuh maupun kepala Ruth. "Maka dari itu, Ruth. Aku memintamu untuk menaruh Putri di panti saja. Dengan begitu-"

Pelukan hangat yang baru saja terjalin langsung merenggang saat itu juga. Ruth adalah pihak pelaku saat ini. Kepalanya menggeleng tak percaya. "Sendi, aku tidak bisa memilih diantara kalian. Tolong jangan memaksakan aku menjadi orang jahat. Putri sudah seperti nyawaku saat ini. Dan begitu juga dengan mu."

Sakit yang sempat sembuh beberapa menit, kini kembali terasa menyayat hati.

Sendi memijat keningnya, sudah cukup rasanya ia berjuang menerima status kekasihnya sebagai janda yang tidak jelas statusnya. Kali ini ia harus kembali berjuang pada orang tuanya demi wanita yang begitu ia cintai.

"Ruth, sudah cukup aku memaafkan dan memberikan mu kesempatan. Bagaimana Ayahku akan menerima mu jika kau masih terus membawa anak itu? soal status mu yang tidak jelas, aku bisa mengurus semuanya."

Plak!!!

Lagi dan lagi, pagi itu Sendi mendapatkan buah tangan di wajahnya.

"Dimana hatimu berbicara seperti itu?" tanyanya dengan tubuh yang sudah bergemetar hebat.

Sendi hanya tertunduk. Dalam lubuk hatinya yang paling dalam ia jelas merasakan cinta yang begitu besar. Kejujuran dan harapan yang sangat besar di dalam diri Ruth. Wanita yang selama ini selalu menjadi bunga indah hari-harinya.

Tapi bukti sudah jelas menuju ke arah Ruth. Tak bisa di sangkal, pria itu sangat mirip dengan wajah Putri Anyelir. Bocah berusia lima tahun yang sudah dari entah sejak kapan di rawat oleh kekasihnya sendiri.

Bahkan jauh sebelum mereka saling mengenal.

Suasana hening setelah adu mulut dan tangan. Ruth merasa marah, namun di sisi lain ia juga banyak mempertimbangkan sesuatu hal.

Wajahnya menunduk tanpa suara. "Bagaimana mungkin aku meninggalkan Putri sendiri? Bagaimana mungkin aku berpisah dengan Sendi? Aku sangat mencintainya. Hanya dia dan Mbok Nan yang begitu perduli padaku. Tapi...Tuan Deni tidak mungkin bisa menerima ku jika aku membawa anak."

"Ruth, kita pergi keluar? mungkin kita butuh suasana segar untuk mencari jalan keluar?" ajak Sendi dengan suara yang sudah merendah.

"Pergilah! Biar aku menenangkan diriku sendiri." sahutnya tanpa mau menatap wajah Sendi yang teduh.

"Kemari," Pelukan dan aroma khas yang sangat menenangkan kembali mendamaikan hati wanita itu.

Merasa tak ada perlawanan, Sendi pun mengeratkan pelukannya dan menuntun sang kekasih menuju lift kemudian keluar gedung dan masuk ke dalam mobil.

Setelah mobil melesat memecah padatnya kendaraan, kini hanya genggaman hangat yang terus seakan mengalir dari hati ke hati.

Sesekali Sendi melirik mata indah milik Ruth. Masih hening.

Setengah jam perjalanan, akhirnya mobil berhenti di hamparan pasir putih nan padat. Satu tangan terulur meraih lengan yang berhias jari-jari lentik itu.

"Aku tidak bisa meninggalkan Putri, Sendi. Tolong jangan berikan aku pilihan sulit." ucapnya kemudian terdengar lirih.

Sendi masih bungkam. Ia terus dan terus memberikan rasa ternyaman yang mampu ia salurkan melalui pelukannya. Pertemuan dua bibir pun tak lagi mampu tercegah.

Memang Sendi sangat paham menenangkan hati sang kekasih.

Sesapan begitu dalam di akhir permainan pun menyisahkan rona wajah di keduanya.

"Pasti ada jalan keluar. Kau tidak maukah menikah denganku? Ruth, aku akan mengutamakan mu. Untuk saat ini kita hanya butuh restu dari Ayah. Hanya soal Putri, apakah kau mau mengorbankan hubungan kita?"

Ia membelai kedua pipi sang kekasih. Ruth membungkam. Bibirnya terasa keluh, hanya air mata yang tak henti-hentinya berjatuhan saat ini.

"Apa hanya saat membutuhkan restu Ayahmu, aku berjauhan dengan Putri? atau..."

Sendi tersenyum. "Putri harus tetap tinggal di rumah mu bersama Mbok Nan. Dan kau bisa bertemu dengan kapanpun kau mau. Yang terpenting kita bisa menikah dulu. Bagaimana?"

Pertanyaan dan penawaran yang setidaknya jauh lebih ringan bagi Ruth saat ini. Mungkin ini adalah jalan hidupnya.

"Putri, maafkan mamah sayang. Mamah mengorbankan mu demi cinta Mamah. Tapi kamu harus tahu. Kalian sama-sama cinta Mamah. Untuk saat ini saja, Mamah mohon biarkan Mamah egois demi mendapatkan cinta Mamah, Putri." batin Ruth yang menjerit kala membayangkan senyuman bocah kecil yang tiba-tiba berubah menjadi tangis histeris berpisah darinya.

Setelah beberapa saat, keduanya pun sepakat untuk kembali menjalani hubungan mereka lebih serius.

Usai sarapan dan saling menenangkan, kini Sendi membawa Ruth kembali ke kantor. Hari ini ia sudah bersikap sangat tidak bijaksana.

Membawa karyawan pergi keluar di jam kerja.

Satu hari kegiatan kantor, akhirnya usai. Ruth pulang seperti biasa dengan mobil pribadinya. Begitupun dengan Sendi yang pulang beriringan dengan sang Ayah.

***

"Mamah..." teriak bocah kecil dengan suara khas cemprengnya.

Wajah yang tadinya lelah, kini menjadi berlipat-lipat lelah. Ruth tak bisa membayangkan jika hari-harinya kedepannya ia kehilangan pelukan ceria dan suara yang sangat ia sukai ini.

"Sini sayang...uh Putri sudah mandi yah?" Ruth memeluk dengan sangat erat. Menghujani ciuman bertubi-tubi.

"Mamah kok cedih? Ayo Putli ulut. Mamah pasti capek yah?" tanyanya beruntun kala menyadari ekspresi wajah Ruth yang tidak seperti biasanya.

Ruth tersenyum paksa dan menggeleng. "Mamah nggak sedih sayang. Mamah cuma kangen banget sama Putri. Yuk temani Mamah baring sebentar di kamar sebelum mandi." ajaknya menggendong tubuh gembul sang anak.

"Non Ruth, Mbok sudah siapkan air hangat. Oh iya, makanan juga sudah siap. Sini Putri biar Mbok ajak main."

Mbok Nan sangat paham dengan wajah Ruth. Jika sudah begitu manja dengan Putri, pasti ia sedang mengalami banyak pikiran.

Ruth tersenyum lembut. "Iya terimakasih yah Mbok Nan. Putri biar sama saya dulu Mbok. Saya lagi kangen banget."

Hari sudah sore, langit pun tak malu menampakkan pesona indahnya yang berwarna kemerahan.

Entah dari mana mulanya, kini Ruth mendadak memeluk Putri den menenggelamkan wajahnya di pelukan tubuh mungil tersebut.

Putri membalas pelukan sang Mamah. "Mamah."

"Putri, diam sebentar saja yah? Mamah lagi kangen banget sama kakek dan nenek." tangis Ruth pun tersedu-sedu kala ia berbohong dan tidak bisa melampiaskan isi hatinya saat ini.

Episodes
1 Chapter 1. Mimpi Buruk
2 Chapter 2. Memfitnah
3 Chapter 3. Kesempatan Membawa Luka
4 Chapter 4. Pupus Impian Bahagia Bersama
5 Chapter 5. Pria Sempurna
6 Chapter 6. Perlakuan Mbok Nan
7 Chapter 7. Kembali Bekerja
8 Chapter 8. Undangan Mantan Terindah
9 Chapter 9. Pernikahan
10 Chapter 10. Paman Ganteng Penakluk Hati
11 Chapter 11. Dialah Pria Yang Tulus Denganku dan Juga Dengan Putri, anakku!
12 Chapter 12. Masa Kelam Dava Sandronata
13 Chapter 13. Rahasia Terbesar
14 Chapter 14. Sendi Mengetahui Yang Sebenarnya
15 Chapter 15. Perbedaan Agama
16 Chapter 16. Iwan Sandronata
17 Chapter 17. Penyelamat
18 Chapter 18. Pelukan Meneduhkan Hati Dan Pikiran
19 Chapter 19. Kehamilan Dina
20 Chapter 20. Kegelisahan Dava
21 Chapter 21. Tak Tik Putri
22 Chapter 22. Kepulangan Sendi Pagi Buta
23 Chapter 23. Indahnya Hadiah Dari Setiap Ujian
24 Chapter 24. Pindah Bekerja Menjadi Sekertaris Suamiku
25 Chapter 25. Surat Perjanjian Pernikahan
26 Chapter 26. Sekalipun Harus Ada Nyawa Yang Akan di Korbankan.
27 Chapter 27. Dava Tertangkap
28 Chapter 28. Membesuk Suami
29 Chapter 29. Kegaduhan Di Kediaman Ruth
30 Chapter 30. Saatnya Ruth Beraksi
31 Chapter 31. Berson Nicolas
32 Chapter 32. Menjenguk Sang Anak
33 Chapter 33. Terungkapnya Shandy Chyntia
34 Chapter 34. Meyakinkan Sendi
35 Chapter 35. Hadirnya Sang Suami
36 Chapter 36. Pengakuan Dava
37 Chapter 37. Epilepsi Simptomatik
38 Chapter 38. Satu Rajang Bertiga
39 Chapter 39. Aku Mencintaimu, Istriku
40 Chapter 40. Pencarian Dava
41 Chapter 41. Alana Saraswati
42 Chapter 42. Permohonan Alana
43 Chapter 43. Trauma
44 Chapter 44. William Nicolas / Darwin Surya Dinata
45 Chapter 45. Pasrah Dengan Hukuman
46 Chapter 46. Kepergian Sendi
47 Chapter 47. Kesadaran Wuri
48 Chapter 48. Kehangatan Keluarga Kecil
49 Chapter 49. Awal Pernikahan Yang Di Janjikan Dava
50 Chapter 50. Kenikmatan Perlahan
51 Chapter 51. Sarapan Pagi
52 Chapter 52. Bertemu Di Persidangan
53 Chapter 53. Permohonan yang Sia-sia
54 Chapter 54. Moodboster
55 Chapter 55. Makan Di Restoran Sederhana
56 Chapter 56. Sendi Kambuh
57 Chapter 57. Kebahagiaan di Tengah-Tengah Kepanikan
58 Chapter 58. Kasih Sayang Untuk Ruth
59 Chapter 59. Kedatangan Sendi
60 Chapter 60. Pulang Bersama Sendi
61 Chapter 61. Tiba Di kediaman
62 Chapter 62. Makan Malam Bersama
63 Chapter 63. Putri Keras Kepala
64 Chapter 64. Godaan Suami
65 Chapter 65. Perginya Dina
66 Chapter 66. Belajar Mengikhlaskan
67 Chapter 67. Hari Putri Daftar Sekolah
68 Chapter 68. Panggilan Ayah
69 Chapter 69. Sogokan Untuk Dava
70 Chapter 70. Terpuruknya Wuri
71 Chapter 71. Perasaan Seorang Ruth
72 Chapter 72. Pertimbangan Dava
73 Chapter 73. Di rumah Sakit
74 Chapter 74. Mengetahui Ruth Yang Membayarkan
75 Chapter 75. Terbongkar
76 Chapter 76. Gugatan
77 Chapter 77. Semangat Untuk Ruth
78 Chapter 78. Suasana Menegangkan
79 Chapter 79. Merayakan Bersama
80 Chapter 80. Nyanyian Dava Sandronata
81 Chapter 81. Sidang Kedua
82 Chapter 82. Malam Panjang Milik Dava
83 Chapter 83. Pengaruh Obat
84 Chapter 84. Si Bagudung
85 Chapter 85. Penemuan Sepasang Suami Istri
86 Chapter 86. Sidang Kedua Part 2
87 Chapter 87. Akibat Obat
88 Chapter 88. Keterkejutan Sendi
89 Chapter 89. Kesalahpahaman
90 Chapter 90. Kau Adalah Mentari Pagiku
91 Chapter 91. Suamiku Aku Mencintaimu
92 Chapter 92. Dugaan Dan Dugaan
93 Chapter 93. Kecemburuan Sang Istri
94 Chapter 94. Penyesalan Dina
95 Chapter 95. Dina Menyerah
96 Chapter 96. Positif
97 Chapter 97. Kabar Dari Rafael
98 Chapter 98. Kelemahan Dava
99 Chapter 99. Tangisan Dava
100 Chapter 100. Pertemuan Dengan Bunda
101 Chapter 101. Ruth Sadar
102 Chapter 102. Sakitnya Sendi
103 Chapter 103. Kembalinya Dava
104 Chapter 104. Permintaan Ruth
105 Chapter 105. Ruth Kembali Pingsan
106 Chapter 106. Dina Sebagai CS
107 Chapter 107. Kepulangan Yang Di Sambut Dengan Hangat
108 Chapter 108. Debaran Jantung
109 Chapter 109. Pemandangan Teduh
110 Chapter 110. Kedatangan Rafael Di Malam Hari
111 Chapter 111. Pilihan
112 Chapter 112. Kesempatan Untuk Dina
113 Chapter 113. Kepulangan Sendi dan Dina
114 Chapter 114. Kelabang dari Ayah
115 Chapter 115. Menginginkan Dava Kembali
116 Chapter 116. Kunjungan Makan Siang
117 Chapter 117. Mengantarkan Pulang Untuk Segera Ke Rumah Sakit
118 Chapter 118. Pertemuan Dengan Sang Bunda
119 Chapter 119. Pertemuan Part 2
120 Chapter 120. Bahagianya Dina
121 Chapter 121. Selamat Hari Ibu
122 Chapter 122. Pengabdian Mbok Nani
123 Chapter 123. Kekecewaan Dina
124 Chapter 124. Peraduan Kenikmatan
125 Chapter 125. Keadaan Mengkhawatirkan
126 Chapter 126. Di rumah Sakit
127 Chapter 127. Di rumah Sakit Part 2
128 Chapter 128. Cinta Yang Begitu Besar
129 Chapter 129. Ingatan Yang Menyakitkan
130 Chapter 130. Hari Yang Melelahkan
131 Chapter 131. Menonton Film Barbie
132 Chapter 132. Hasil Persidangan Putusan
133 Chapter 133. Rumah untuk Ayah dan Bunda
134 Chapter 134. Misi Putri
135 Chapter 135. Pengalaman Berharga
136 Chapter 136. Aromatherapy
137 Chapter 137. Masakan Spesial
138 Chapter 138. Suasana Makan Malam
139 Chapter 139. Tidur Malam Yang Berbeda
140 Chapter 140. Permintaan Maaf Sendi
141 Chapter 141. Kunjungan Pagi Hari
142 Chapter 142. Janji Dava
143 Chapter 143. Kemunculan Yang Menakutkan
144 Chapter 144. Keterkejutan Dava
145 Chapter 145. Kedatangan Ruth
146 Chapter 146. Terbongkarnya!
147 Chapter 147. Permintaan Bunda
148 Chapter 148. Kepedihan Seorang Nona Ruth
149 Chapter 149. Perdebatan Tiada Ujung
150 Chapter 150. Merasakan Apa Yang Sebelumnya Sendi Rasakan Juga
151 Chapter 151. Wanita Berambut Sebahu
152 Chapter 152. Antara Sabar atau Kuat
153 Chapter 153. Tidur Terpisah
154 Chapter 154. You are my Sun
155 Chapter 155. Berkumpulnya keluarga Nicolas
156 Chapter 156. Nasihat Sang Bunda
157 Chapter 157. Keputusan Yang Salah
158 Chapter 158. Jalan Satu-Satunya Untuk mengalihkan Rasa Sakit Dengan Mencintai Orangtua
159 Chapter 159. Ketegaran Ruth
160 Chapter 160. Bertemunya
161 Chapter 161. Permohonan Ruth
162 Chapter 162. Kembalinya Ruth
163 Chapter 163. Tidak Akan Ada Pintu Harapan Lagi
164 Chapter 164. Malam Penuh Kegelisahan
165 Chapter 165. Pagi Yang Konyol
166 Chapter 166. Menuju Ke Rumah Baesan
167 Chapter 167. Pembacaan Kalimat Syahadat
168 Chapter 168. Cafe Amarilys
169 Chapter 169. Menyerah
170 Chapter 170. Penganiayaan
171 Chapter 171. Dava Tak Sadarkan Diri
172 Chapter 172. Sedihnya Tangisan Di dalam Mobil
173 Chapter 173. Kembalinya Para Anak-Anak
174 Chapter 174. Haruskah Pergi?
175 Chapter 175. Perkembangan Tuan Wilson
176 Chapter 176.
177 Chapter 177.
178 Chapter 178. Flashback Dava
179 Chapter 179. Nekatnya Dava
180 Chapter 180. Kesedihan Tiga Wanita
181 Chapter 181. Sandaran Ternyaman
182 Chapter 182. Ruth Syok
183 Chapter 183. Kerinduan Pada Sang Ayah
184 Chapter 184. Sambutan Hangat Tuan Wilson
185 Chapter 185. Jagoan Tampan Sang Ibu
186 Chapter 186. Kedatangan Sang Ibu
187 Chapter 187. Kejujuran Tuan Wilson
188 Chapter 188. Merutuki Kelemahannya
189 Chapter 189. Kedatangan Di Luar Mimpi
190 Chapter 190. Janji Dava
191 Chapter 191. Permohonan Sang Bunda
192 Chapter 192. Anjani Syif
193 Chapter 193. Penantian
194 Chapter 194. Bercanda Dengan Calon Buah Hati
195 Chapter 195. Kepulangan Sendi
196 Chapter 196. Suasana Pagi Di Rumah Sakit
197 Chapter 197. Kembali Ke Perusahaan
198 Chapter 198. Gadis Kecil Bergingsul Manis
199 Chapter 199. Kisah Anjani Syif
200 Chapter 200. Sarapan Pagi Yang Lengkap
201 Chapter 201. Menghabiskan Waktu Bersama
202 Chapter 202. Kedatangan Gadis Kecil
203 Chapter 203. Kepergian Dava Menyisahkan Duka
204 Chapter 204. Kebahagiaan Yang Tidak Lengkap
205 Chapter 205. Semua Akan Baik-Baik Saja
206 Chapter 206. Perjuangan Seorang Ibu
207 Chapter 207. Sakitnya Perjuangan Wanita Rapuh
208 Chapter 208. Kelahiran Sang Buah Hati
209 Chapter 209. Keheningan Di Ruang Rawat
210 Chapter 210. Pengakuan
211 Chapter 211. Rava Sanjaya Nicolas
212 Chapter 212. Emosi Sesaat
213 Chapter 213. Menuju Kebahagiaan
214 Chapter 214. Kepulangan
215 Chapter 215. Permintaan Maaf Putri
216 Chapter 216. Permintaan Tuan Wilson
217 Chapter 217. Kepergian Ke Bandung
218 Chapter 218. Tuan Fredi Putra
219 Chapter 219. Kisah Pilu Keluarga Tuan Fredi
220 Chapter 220. Pernikahan?
221 Chapter 221. Perumahan Permadani
222 Chapter 222. Persembahan Putri dan Zon
223 Chapter 223. Tamu Spesial
224 Chapter 224. Ibu Asuh Sehari
225 Chapter 225. Chef Baru
226 Chapter 226. Tiket Honeymoon
227 Chapter 227. Menunggu Pak Ardi
228 Chapter 228. Berjalan-Jalan
229 Chapter 289. Menolak Semua Calon Investor
230 Chapter 290. Kepulangan Sendi Dan Dina
231 Chapter 291. Kemarahan Wanita
232 Chapter 292. Penyatuan Kilat
233 Chapter 293. Kikuknya Dava dan Ruth
234 Chapter 294. Bermasalah
235 Chapter 295. Rasa Sungkan Pada Sang Suami
236 Chapter 296. Kepulangan Dua Pria Tampan Bekerja
237 Chapter 297. Kurangnya Perhatian Sang Ayah
238 Chapter 298. Tamat
Episodes

Updated 238 Episodes

1
Chapter 1. Mimpi Buruk
2
Chapter 2. Memfitnah
3
Chapter 3. Kesempatan Membawa Luka
4
Chapter 4. Pupus Impian Bahagia Bersama
5
Chapter 5. Pria Sempurna
6
Chapter 6. Perlakuan Mbok Nan
7
Chapter 7. Kembali Bekerja
8
Chapter 8. Undangan Mantan Terindah
9
Chapter 9. Pernikahan
10
Chapter 10. Paman Ganteng Penakluk Hati
11
Chapter 11. Dialah Pria Yang Tulus Denganku dan Juga Dengan Putri, anakku!
12
Chapter 12. Masa Kelam Dava Sandronata
13
Chapter 13. Rahasia Terbesar
14
Chapter 14. Sendi Mengetahui Yang Sebenarnya
15
Chapter 15. Perbedaan Agama
16
Chapter 16. Iwan Sandronata
17
Chapter 17. Penyelamat
18
Chapter 18. Pelukan Meneduhkan Hati Dan Pikiran
19
Chapter 19. Kehamilan Dina
20
Chapter 20. Kegelisahan Dava
21
Chapter 21. Tak Tik Putri
22
Chapter 22. Kepulangan Sendi Pagi Buta
23
Chapter 23. Indahnya Hadiah Dari Setiap Ujian
24
Chapter 24. Pindah Bekerja Menjadi Sekertaris Suamiku
25
Chapter 25. Surat Perjanjian Pernikahan
26
Chapter 26. Sekalipun Harus Ada Nyawa Yang Akan di Korbankan.
27
Chapter 27. Dava Tertangkap
28
Chapter 28. Membesuk Suami
29
Chapter 29. Kegaduhan Di Kediaman Ruth
30
Chapter 30. Saatnya Ruth Beraksi
31
Chapter 31. Berson Nicolas
32
Chapter 32. Menjenguk Sang Anak
33
Chapter 33. Terungkapnya Shandy Chyntia
34
Chapter 34. Meyakinkan Sendi
35
Chapter 35. Hadirnya Sang Suami
36
Chapter 36. Pengakuan Dava
37
Chapter 37. Epilepsi Simptomatik
38
Chapter 38. Satu Rajang Bertiga
39
Chapter 39. Aku Mencintaimu, Istriku
40
Chapter 40. Pencarian Dava
41
Chapter 41. Alana Saraswati
42
Chapter 42. Permohonan Alana
43
Chapter 43. Trauma
44
Chapter 44. William Nicolas / Darwin Surya Dinata
45
Chapter 45. Pasrah Dengan Hukuman
46
Chapter 46. Kepergian Sendi
47
Chapter 47. Kesadaran Wuri
48
Chapter 48. Kehangatan Keluarga Kecil
49
Chapter 49. Awal Pernikahan Yang Di Janjikan Dava
50
Chapter 50. Kenikmatan Perlahan
51
Chapter 51. Sarapan Pagi
52
Chapter 52. Bertemu Di Persidangan
53
Chapter 53. Permohonan yang Sia-sia
54
Chapter 54. Moodboster
55
Chapter 55. Makan Di Restoran Sederhana
56
Chapter 56. Sendi Kambuh
57
Chapter 57. Kebahagiaan di Tengah-Tengah Kepanikan
58
Chapter 58. Kasih Sayang Untuk Ruth
59
Chapter 59. Kedatangan Sendi
60
Chapter 60. Pulang Bersama Sendi
61
Chapter 61. Tiba Di kediaman
62
Chapter 62. Makan Malam Bersama
63
Chapter 63. Putri Keras Kepala
64
Chapter 64. Godaan Suami
65
Chapter 65. Perginya Dina
66
Chapter 66. Belajar Mengikhlaskan
67
Chapter 67. Hari Putri Daftar Sekolah
68
Chapter 68. Panggilan Ayah
69
Chapter 69. Sogokan Untuk Dava
70
Chapter 70. Terpuruknya Wuri
71
Chapter 71. Perasaan Seorang Ruth
72
Chapter 72. Pertimbangan Dava
73
Chapter 73. Di rumah Sakit
74
Chapter 74. Mengetahui Ruth Yang Membayarkan
75
Chapter 75. Terbongkar
76
Chapter 76. Gugatan
77
Chapter 77. Semangat Untuk Ruth
78
Chapter 78. Suasana Menegangkan
79
Chapter 79. Merayakan Bersama
80
Chapter 80. Nyanyian Dava Sandronata
81
Chapter 81. Sidang Kedua
82
Chapter 82. Malam Panjang Milik Dava
83
Chapter 83. Pengaruh Obat
84
Chapter 84. Si Bagudung
85
Chapter 85. Penemuan Sepasang Suami Istri
86
Chapter 86. Sidang Kedua Part 2
87
Chapter 87. Akibat Obat
88
Chapter 88. Keterkejutan Sendi
89
Chapter 89. Kesalahpahaman
90
Chapter 90. Kau Adalah Mentari Pagiku
91
Chapter 91. Suamiku Aku Mencintaimu
92
Chapter 92. Dugaan Dan Dugaan
93
Chapter 93. Kecemburuan Sang Istri
94
Chapter 94. Penyesalan Dina
95
Chapter 95. Dina Menyerah
96
Chapter 96. Positif
97
Chapter 97. Kabar Dari Rafael
98
Chapter 98. Kelemahan Dava
99
Chapter 99. Tangisan Dava
100
Chapter 100. Pertemuan Dengan Bunda
101
Chapter 101. Ruth Sadar
102
Chapter 102. Sakitnya Sendi
103
Chapter 103. Kembalinya Dava
104
Chapter 104. Permintaan Ruth
105
Chapter 105. Ruth Kembali Pingsan
106
Chapter 106. Dina Sebagai CS
107
Chapter 107. Kepulangan Yang Di Sambut Dengan Hangat
108
Chapter 108. Debaran Jantung
109
Chapter 109. Pemandangan Teduh
110
Chapter 110. Kedatangan Rafael Di Malam Hari
111
Chapter 111. Pilihan
112
Chapter 112. Kesempatan Untuk Dina
113
Chapter 113. Kepulangan Sendi dan Dina
114
Chapter 114. Kelabang dari Ayah
115
Chapter 115. Menginginkan Dava Kembali
116
Chapter 116. Kunjungan Makan Siang
117
Chapter 117. Mengantarkan Pulang Untuk Segera Ke Rumah Sakit
118
Chapter 118. Pertemuan Dengan Sang Bunda
119
Chapter 119. Pertemuan Part 2
120
Chapter 120. Bahagianya Dina
121
Chapter 121. Selamat Hari Ibu
122
Chapter 122. Pengabdian Mbok Nani
123
Chapter 123. Kekecewaan Dina
124
Chapter 124. Peraduan Kenikmatan
125
Chapter 125. Keadaan Mengkhawatirkan
126
Chapter 126. Di rumah Sakit
127
Chapter 127. Di rumah Sakit Part 2
128
Chapter 128. Cinta Yang Begitu Besar
129
Chapter 129. Ingatan Yang Menyakitkan
130
Chapter 130. Hari Yang Melelahkan
131
Chapter 131. Menonton Film Barbie
132
Chapter 132. Hasil Persidangan Putusan
133
Chapter 133. Rumah untuk Ayah dan Bunda
134
Chapter 134. Misi Putri
135
Chapter 135. Pengalaman Berharga
136
Chapter 136. Aromatherapy
137
Chapter 137. Masakan Spesial
138
Chapter 138. Suasana Makan Malam
139
Chapter 139. Tidur Malam Yang Berbeda
140
Chapter 140. Permintaan Maaf Sendi
141
Chapter 141. Kunjungan Pagi Hari
142
Chapter 142. Janji Dava
143
Chapter 143. Kemunculan Yang Menakutkan
144
Chapter 144. Keterkejutan Dava
145
Chapter 145. Kedatangan Ruth
146
Chapter 146. Terbongkarnya!
147
Chapter 147. Permintaan Bunda
148
Chapter 148. Kepedihan Seorang Nona Ruth
149
Chapter 149. Perdebatan Tiada Ujung
150
Chapter 150. Merasakan Apa Yang Sebelumnya Sendi Rasakan Juga
151
Chapter 151. Wanita Berambut Sebahu
152
Chapter 152. Antara Sabar atau Kuat
153
Chapter 153. Tidur Terpisah
154
Chapter 154. You are my Sun
155
Chapter 155. Berkumpulnya keluarga Nicolas
156
Chapter 156. Nasihat Sang Bunda
157
Chapter 157. Keputusan Yang Salah
158
Chapter 158. Jalan Satu-Satunya Untuk mengalihkan Rasa Sakit Dengan Mencintai Orangtua
159
Chapter 159. Ketegaran Ruth
160
Chapter 160. Bertemunya
161
Chapter 161. Permohonan Ruth
162
Chapter 162. Kembalinya Ruth
163
Chapter 163. Tidak Akan Ada Pintu Harapan Lagi
164
Chapter 164. Malam Penuh Kegelisahan
165
Chapter 165. Pagi Yang Konyol
166
Chapter 166. Menuju Ke Rumah Baesan
167
Chapter 167. Pembacaan Kalimat Syahadat
168
Chapter 168. Cafe Amarilys
169
Chapter 169. Menyerah
170
Chapter 170. Penganiayaan
171
Chapter 171. Dava Tak Sadarkan Diri
172
Chapter 172. Sedihnya Tangisan Di dalam Mobil
173
Chapter 173. Kembalinya Para Anak-Anak
174
Chapter 174. Haruskah Pergi?
175
Chapter 175. Perkembangan Tuan Wilson
176
Chapter 176.
177
Chapter 177.
178
Chapter 178. Flashback Dava
179
Chapter 179. Nekatnya Dava
180
Chapter 180. Kesedihan Tiga Wanita
181
Chapter 181. Sandaran Ternyaman
182
Chapter 182. Ruth Syok
183
Chapter 183. Kerinduan Pada Sang Ayah
184
Chapter 184. Sambutan Hangat Tuan Wilson
185
Chapter 185. Jagoan Tampan Sang Ibu
186
Chapter 186. Kedatangan Sang Ibu
187
Chapter 187. Kejujuran Tuan Wilson
188
Chapter 188. Merutuki Kelemahannya
189
Chapter 189. Kedatangan Di Luar Mimpi
190
Chapter 190. Janji Dava
191
Chapter 191. Permohonan Sang Bunda
192
Chapter 192. Anjani Syif
193
Chapter 193. Penantian
194
Chapter 194. Bercanda Dengan Calon Buah Hati
195
Chapter 195. Kepulangan Sendi
196
Chapter 196. Suasana Pagi Di Rumah Sakit
197
Chapter 197. Kembali Ke Perusahaan
198
Chapter 198. Gadis Kecil Bergingsul Manis
199
Chapter 199. Kisah Anjani Syif
200
Chapter 200. Sarapan Pagi Yang Lengkap
201
Chapter 201. Menghabiskan Waktu Bersama
202
Chapter 202. Kedatangan Gadis Kecil
203
Chapter 203. Kepergian Dava Menyisahkan Duka
204
Chapter 204. Kebahagiaan Yang Tidak Lengkap
205
Chapter 205. Semua Akan Baik-Baik Saja
206
Chapter 206. Perjuangan Seorang Ibu
207
Chapter 207. Sakitnya Perjuangan Wanita Rapuh
208
Chapter 208. Kelahiran Sang Buah Hati
209
Chapter 209. Keheningan Di Ruang Rawat
210
Chapter 210. Pengakuan
211
Chapter 211. Rava Sanjaya Nicolas
212
Chapter 212. Emosi Sesaat
213
Chapter 213. Menuju Kebahagiaan
214
Chapter 214. Kepulangan
215
Chapter 215. Permintaan Maaf Putri
216
Chapter 216. Permintaan Tuan Wilson
217
Chapter 217. Kepergian Ke Bandung
218
Chapter 218. Tuan Fredi Putra
219
Chapter 219. Kisah Pilu Keluarga Tuan Fredi
220
Chapter 220. Pernikahan?
221
Chapter 221. Perumahan Permadani
222
Chapter 222. Persembahan Putri dan Zon
223
Chapter 223. Tamu Spesial
224
Chapter 224. Ibu Asuh Sehari
225
Chapter 225. Chef Baru
226
Chapter 226. Tiket Honeymoon
227
Chapter 227. Menunggu Pak Ardi
228
Chapter 228. Berjalan-Jalan
229
Chapter 289. Menolak Semua Calon Investor
230
Chapter 290. Kepulangan Sendi Dan Dina
231
Chapter 291. Kemarahan Wanita
232
Chapter 292. Penyatuan Kilat
233
Chapter 293. Kikuknya Dava dan Ruth
234
Chapter 294. Bermasalah
235
Chapter 295. Rasa Sungkan Pada Sang Suami
236
Chapter 296. Kepulangan Dua Pria Tampan Bekerja
237
Chapter 297. Kurangnya Perhatian Sang Ayah
238
Chapter 298. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!