Empat

Pagi ini benar-benar turun hujan sesuai dengan ucapan Rafka kemarin pada pesan singkat yang ia kirimkan kepada ku. Si cowok berbaju batik baru saja duduk di kursi kemudi, ia sedang memasang seat belt dan menyalakan mesin mobil.

BMW series coupe putih metalic yang aku tumpangi melaju dengan kecepatan rendah keluar komplek perumahan ku yang masih sepi, maklum Rafka datang ke rumah terlalu lagi padahal kemarin aku sudah memberitahu nya untuk datang pukul tujuh. Namun Rafka tiba di depan rumah tepat pukul 6 ketika aku masih mengeringkan rambut. Jadilah Rafka harus menunggu lama hingga aku selesai bersiap-siap. Bahkan kami sempat sarapan bersama, Mama dan Papa tampak menyukai Rafka sepertinya mereka yang akan menikah dengan Rafka bukan aku.

Awalnya aku kira Rafka akan datang dengan mobil pelat merah tapi ternyata ia mengendarai mobil sekeren BMW series coupe, ia punya selera yang bagus. Apakah gaji BMKG sebanyak itu atau ia harus nabung hingga umurnya 30 tahun untuk membeli mobil ini.

Tadi Rafka banyak bicara dengan orangtuaku tapi sekarang bahkan ia tak mengeluarkan sepatah kata pun, sama seperti kemarin. Kali ini aku tidak akan mulai bicara lebih dulu walaupun sebenarnya mulut ku gatal ingin ngoceh banyak hal.

"Cara, boleh aku bertanya?" Akhirnya setelah 5 menit, Rafka buka suara.

"Mau nanya aja pake nanya." Aku melipat tangan di depan dada, kenapa dia bersikap formal sekali dengan calon istrinya sendiri.

"Apa ada istilah khusus untuk menyebutkan calon istri?"

"Maksudnya?" Aku tidak mengerti dengan pertanyaan Rafka, benar kan kami diciptakan untuk saling tidak mengerti, apakah ini jodoh yang tertukar? mungkin saja di luar sana ada satu wanita yang bisa mengerti ucapan Rafka dan bisa menjawab semua pertanyaan aneh nya.

"Kemarin Danu menyebut Caramel dengan sebutan santan instan, apa itu sebutan baru untuk calon istri yang belum aku tahu?"

Aku mendelik, benarkah calon suamiku ini berusia 30 tahun? mengapa seperti anak TK yang polos dan belum melakukan dosa apapun. Siapa Danu? awas kamu Danu kalau ketemu aku injek pakai high heels ku yang masih baru. Berani-beraninya menyebutku dengan merek salah satu santan instan yang biasa digunakan mama untuk membuat sayur lodeh, Kara. Memang pengucapannya sama tapi tulisannya berbeda, aku ini Caramel si manis berhati lembut.

"Kamu benar-benar nggak tahu?" Tanyaku memastikan bahwa ia tidak sedang mempermainkan ku.

Rafka menggeleng. "Jika tahu kenapa saya nanya Caramel."

"Banyak merek santan instan salah satunya adalah Kara." Jawab ku santai. Sementara itu Rafka tampak terkejut dengan ucapan ku, mungkin ia takut aku marah.

"Mm nanti Caramel mau nggak tinggal di rumah dinas?"

"Hm?" Aku terkejut, rupanya ia begitu memikirkan masa depan hingga memberiku pertanyaan seperti ini. "Memangnya kamu punya rumah lagi selain rumah dinas?"

"Kalau Caramel tidak mau biar kita tinggal di apartemen aja, aku udah nyiapin itu buat jaga-jaga."

"Apartemen kamu dimana?"

"Nggak jauh dari sini, kita bisa lihat pemandangan bundaran HI dari jendela nya."

Aku membelalak, jangan bilang kami akan tinggal di Apartemen Kempinski Residence yang merupakan tempat tinggal orang-orang kaya dengan uang berlebih. Siapa sangka Rafka punya tempat tinggal disana, ah itu hunian impianku sejak remaja tapi tak mungkin mendapatkan nya karena harga sewa yang sangat mahal.

"Ya udah kita di apartemen aja, lokasinya lebih strategis." Aku nyengir, cewek mana yang menolak diajak tinggal di apartemen mewah.

Mobil Rafka menepi saat kami hampir sampai ke minimarket paling dekat dengan komplek perumahan ku. Jangan bilang kalau Rafka hendak mencari santai instan tersebut untuk memastikan, dia kan cowok super aneh.

"Ngapain berhenti?" Tanyaku.

"Caramel kan biasa beli kopi disini sebelum kerja."

Alisku terangkat, pasti mama memberitahu Rafka tentang kebiasaanku minum kopi di minimarket ini saat berangkat kerja. Tadi mereka cukup lama mengobrol sebelum aku datang bergabung.

"Aku saja yang turun." Kata Rafka menghentikan ku yang hendak turun dari mobil. "di luar hujan, sebaiknya Caramel tunggu disini." Ia buru-buru keluar dari mobil menembus gerimis menuju minimarket.

Kenapa Rafka memilih hujan-hujanan padahal di jok belakang ada payung. Apakah aku harus tersentuh dengan perlakuan nya? ah sudahlah, Rafka tidak pernah bisa ditebak, pasti ia memilih turun karena ingin memastikan santan instan itu. Apakah hidupnya dihabiskan untuk meramal cuaca dan menganalisa iklim hingga tidak tahu hal sepele seperti itu.

Rafka datang 5 menit kemudian membawa satu cup kertas kopi susu, ia menyodorkannya padaku setelah masuk mobil dengan gerakan cepat tapi tetap saja rambut rapi itu basah oleh hujan.

"Kok cuma satu?"

"Iya kan Caramel yang mau minum." Katanya dengan nada lembut, kenapa cara bicaranya begitu lembut seperti busa yang biasa menemaniku saat berendam di bathtub.

"Kamu?" Aku mulai menyesap kopi susu tersebut perlahan, Rafka benar-benar tahu seleraku.

"Saya tidak bisa minum kopi." Jawabnya sembari menginjak gas meninggalkan area parkir minimarket.

"Tapi kenapa kemarin kamu pesan espresso?" Pantas saja Rafka tidak menyentuh espresso miliknya kemarin.

"Karena Caramel pesan espresso."

"Hanya karena aku pesan espresso maka kamu juga memesan menu yang sama padahal ada banyak pilihan lain, kenapa kamu tidak bisa menentukan pilihanmu sendiri dan bergantung pada orang lain?" Aku emosi walaupun kopi susu hangat yang mulai menghangat kan tubuh ku ini seharusnya bisa membuatku tenang. "Pantas saja kamu hanya bisa menikah karena perjodohan kalau tidak, mungkin kamu tidak akan pernah menikah seumur hidupmu."

Rafka terdiam tidak menanggapi ucapan ku. Biarlah aku hanya mengajarinya memiliki pendirian.

10 menit yang terasa lama dari rumah menuju tempat kerja ku. Aku tidak terbiasa diam seperti ini bahkan saat mengemudi sendiri, biasanya aku akan menghubungi Jane atau Kayla melalui video call agar mereka menemaniku selama perjalanan. Sekarang aku tidak sendiri, tapi manusia lugu dan kaku di sebelah ku ini tidak bicara seperti robot yang kehabisan daya. Atau mungkin dia marah karena ucapkan ku.

"Nanti kamu jemput nggak?" Tanya ku sebelum keluar dari mobil. Ia bukan tipe pria yang membuka kan mobil untuk wanita, lihatlah dia hanya diam di kursi kemudi menatap lurus ke depan.

Rafka mengangguk menjawab pertanyaan ku. Aku terdiam sesaat menunggu dia bertanya pulang jam berapa tapi tak ada. Sepertinya Rafka benar-benar marah. Ahh lebih baik menghadapi ratusan nasabah lansia dari pada satu orang bernama Rafka yang sialnya aku akan hidup dengannya, melakukan segala hal dengan si robot ini, aku bisa mati muda.

"Cie yang mau nikah dianterin mas calon suami." Meli menggodaku yang baru masuk.

Tuh kan mulut mereka nggak bisa diem, mereka kira aku suka digoda seperti itu, tidak sama sekali.

"Mobilnya keren lagi, jangan-jangan CEO tampan, kaya dan arogan." Timpal Sani.

Aku hanya geleng-geleng tidak menanggapi ucapan dua teman ku sesama Teller tersebut. Mereka menggunakan jas biru dongker, rok span hitam serta rambut digulung ke atas sama seperti ku bedanya mereka sudah menikah dan memiliki anak sedangkan aku?

Andai Rafka arogan maka aku akan merasa tertantang menikahinya, tapi ia terlalu pendiam untuk ukuran lelaki 30 tahun bahkan sangat lugu seperti manusia yang baru keluar dari hutan setelah terjebak bertahun-tahun. Rafka terlalu biasa, kisah cintaku tidak cukup menarik untuk diceritakan.

Terpopuler

Comments

bunda Thalita

bunda Thalita

rafka tau segala hal tentang cara

2023-11-07

0

Fa Rel

Fa Rel

baru paham.klo.santan kara 0😂😂dr td gua mikir santan isntan apaan ehh santen kara 😂😂😂😂🤔

2022-01-20

2

💋🅲🅷🆈💋

💋🅲🅷🆈💋

menarik

2021-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Dua Belas
13 Tiga Belas
14 Empat Belas
15 Lima Belas
16 Enam Belas
17 Tujuh Belas
18 Delapan Belas
19 Sembilan Belas
20 Dua Puluh
21 Dua Puluh Satu
22 Dua Puluh Dua
23 Dua Puluh Tiga
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Dua Puluh Delapan
29 Dua Puluh Sembilan
30 Tiga Puluh
31 Tiga Puluh Satu
32 Tiga Puluh Dua
33 Tiga Puluh Tiga
34 Tiga Puluh Empat
35 Tiga Puluh Lima
36 Tiga Puluh Enam
37 Tiga Puluh Tujuh
38 Tiga Puluh Delapan
39 Tiga Puluh Sembilan
40 Empat Puluh
41 Empat Puluh Satu
42 Empat Puluh Dua
43 Empat Puluh Tiga
44 Empat Puluh Empat
45 Empat Puluh Lima
46 Empat Puluh Enam
47 Empat Puluh Tujuh
48 Empat Puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 Lima Puluh Tiga
54 Lima Puluh Empat
55 Lima Puluh Lima
56 Lima Puluh Enam
57 Lima Puluh Tujuh
58 Lima Puluh Delapan
59 Lima Puluh Sembilan
60 Enam Puluh
61 Enam Puluh Satu
62 Enam Puluh Dua
63 Enam Puluh Tiga
64 Enam Puluh Empat
65 Enam Puluh Lima
66 Enam Puluh Enam
67 Enam Puluh Tujuh
68 Enam Puluh Delapan
69 Enam Puluh Sembilan
70 Tujuh Puluh
71 Tujuh Puluh Satu
72 Tujuh Puluh Dua
73 Tujuh Puluh Tiga
74 Tujuh Puluh Empat
75 Tujuh Puluh Lima
76 Tujuh Puluh Enam
77 Tujuh Puluh Tujuh
78 Tujuh Puluh Delapan
79 Tujuh Puluh Sembilan
80 Delapan Puluh
81 Delapan Puluh Satu
82 Delapan Puluh Dua
83 Delapan Puluh Tiga
84 Delapan Puluh Empat
85 Delapan Puluh Lima
86 Delapan Puluh Enam
87 Delapan Puluh Tujuh
88 Delapan Puluh Delapan
89 Delapan Puluh Sembilan
90 Halo Semuanya!
91 Sembilan Puluh
92 Sembilan Puluh Satu
93 Sembilan Puluh Dua
94 Sembilan Puluh Tiga
95 Sembilan Puluh Empat
96 Sembilan Puluh Lima
97 Sembilan Puluh Enam
98 Sembilan Puluh Tujuh
99 Sembilan Puluh Delapan
100 Sembilan Puluh Sembilan
101 Seratus
102 Seratus Satu
103 Seratus Dua—End
104 Terimakasih Para Reader Tercintah
105 Udah Pada Baca Belum?
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Dua Belas
13
Tiga Belas
14
Empat Belas
15
Lima Belas
16
Enam Belas
17
Tujuh Belas
18
Delapan Belas
19
Sembilan Belas
20
Dua Puluh
21
Dua Puluh Satu
22
Dua Puluh Dua
23
Dua Puluh Tiga
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Dua Puluh Delapan
29
Dua Puluh Sembilan
30
Tiga Puluh
31
Tiga Puluh Satu
32
Tiga Puluh Dua
33
Tiga Puluh Tiga
34
Tiga Puluh Empat
35
Tiga Puluh Lima
36
Tiga Puluh Enam
37
Tiga Puluh Tujuh
38
Tiga Puluh Delapan
39
Tiga Puluh Sembilan
40
Empat Puluh
41
Empat Puluh Satu
42
Empat Puluh Dua
43
Empat Puluh Tiga
44
Empat Puluh Empat
45
Empat Puluh Lima
46
Empat Puluh Enam
47
Empat Puluh Tujuh
48
Empat Puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
Lima Puluh Tiga
54
Lima Puluh Empat
55
Lima Puluh Lima
56
Lima Puluh Enam
57
Lima Puluh Tujuh
58
Lima Puluh Delapan
59
Lima Puluh Sembilan
60
Enam Puluh
61
Enam Puluh Satu
62
Enam Puluh Dua
63
Enam Puluh Tiga
64
Enam Puluh Empat
65
Enam Puluh Lima
66
Enam Puluh Enam
67
Enam Puluh Tujuh
68
Enam Puluh Delapan
69
Enam Puluh Sembilan
70
Tujuh Puluh
71
Tujuh Puluh Satu
72
Tujuh Puluh Dua
73
Tujuh Puluh Tiga
74
Tujuh Puluh Empat
75
Tujuh Puluh Lima
76
Tujuh Puluh Enam
77
Tujuh Puluh Tujuh
78
Tujuh Puluh Delapan
79
Tujuh Puluh Sembilan
80
Delapan Puluh
81
Delapan Puluh Satu
82
Delapan Puluh Dua
83
Delapan Puluh Tiga
84
Delapan Puluh Empat
85
Delapan Puluh Lima
86
Delapan Puluh Enam
87
Delapan Puluh Tujuh
88
Delapan Puluh Delapan
89
Delapan Puluh Sembilan
90
Halo Semuanya!
91
Sembilan Puluh
92
Sembilan Puluh Satu
93
Sembilan Puluh Dua
94
Sembilan Puluh Tiga
95
Sembilan Puluh Empat
96
Sembilan Puluh Lima
97
Sembilan Puluh Enam
98
Sembilan Puluh Tujuh
99
Sembilan Puluh Delapan
100
Sembilan Puluh Sembilan
101
Seratus
102
Seratus Satu
103
Seratus Dua—End
104
Terimakasih Para Reader Tercintah
105
Udah Pada Baca Belum?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!