Setelah menghabiskan semua buah-buahan, anak laki-laki itu mengucapkan terimakasih berulang-ulang. Si kakek hanya tertawa dibuatnya.
"Cah Bagus, kemarilah, kakek belum tau siapa nama mu dan berapa usia mu." panggil si kakek dan yang dipanggil pun datang mendekat.
"Nama ku Jaka kek, usia ku 12 tahun." jawabnya singkat.
"Oh, Jaka, ya, nama yang bagus. Lalu, bagaimana ceritanya kau bisa pingsan di tengah hutan?" tanya sang kakek.
"Itu karena.... " Jaka menunduk dan wajahnya terlihat sedih, matanya mulai berkaca-kaca. Seakan tak sanggup mengingat kejadian yang menimpa desanya. Namun ia mencoba tegar dan mulai menceritakan kisahnya.
Jaka mulai bercerita bahwa suatu hari ia diminta oleh ibunya pergi ke pinggir hutan untuk mencari tanaman obat-obatan. Ibu Jaka adalah seorang tabib desa yang cukup terkenal dan Jaka sudah terbiasa ikut mencari tanaman obat di hutan. Pada hari itu di rumah Jaka sedang ada tamu sehingga Jaka diminta oleh ibunya untuk mencari tanaman obat sendirian. Jaka tidak menolak, ia menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dan bergegas pergi.
Sekembalinya Jaka dari hutan, ia mendengar suara pertarungan yang berasal dari desanya. Dengan cepat ia berlari menuju desa, alangkah terkejutnya ketika ia menyaksikan prajurit kerajaan Matraman Barat dan Matraman Utara saling bunuh, tidak jarang juga ada penduduk yang terkena sasaran serangan hingga menyebabkan penduduk itu tewas. Prajurit kerajaan dari Barat kalah dan seluruhnya tewas terbunuh. Jaka juga menyaksikan orang tuanya tewas dipenggal karena mencoba melawan.
Kini kondisi desanya hancur dan banyak terdengar jerit tangis di penjuru desa. Jaka menyaksikan bahwa bendera lambang Kerajaan Matraman Barat dirobek dan diganti dengan lambang Kerajaan Matraman Utara. Jaka yakin telah terjadi perebutan wilayah di desanya. Pada akhirnya, Jaka memutuskan untuk pergi meninggalkan desa.
"Begitulah kek kejadiannya.... " isak tangis Jaka mengakhiri cerita.
Wajah kakek itu tiba-tiba merah padam, jelas ada kemarahan di wajahnya, "Sepertinya perang besar akan segera di mulai.... " gumam kakek itu pelan tanpa didengar oleh Jaka.
"Kek, aku belum tau siapa dirimu." tanya Jaka.
"Oh iya.. hahaha.. " si kakek malah tertawa.
"Nama kakek Danurwinda, orang-orang memanggil ku Resi Danurwinda." si kakek memperkenalkan diri.
"Oo.. " Jaka hanya menjawab singkat.
Si kakek tidak heran jika Jaka tidak mengenalnya, di wilayah ini Resi Danurwinda jarang menunjukkan diri. Dirinya hanya pergi ke desa jika persediaan makanan nya hampir habis. Tanpa diminta oleh Jaka, si kakek menjelaskan asal usulnya.
Resi Danurwinda berasal dari Kerajaan Surasena yang ada di arah timur Kerajaan Matraman. Jarak dua kerajaan ini sangat jauh, apabila perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki perlu waktu setahun untuk mencapainya.
Di daerah asalnya, Resi Danurwinda sangat terkenal berkat tingginya ilmu kanuragan dan ilmu kesaktiannya. Jurus-jurus yang dikuasainya merupakan teknik tingkat tinggi dan teknik yang paling terkenal adalah teknik Pedang Naga Langit. Teknik ini akan semakin hebat bila digunakan berbarengan dengan pusaka Pedang Langit. Resi Danurwinda menjadi pendekar tanpa tanding, sulit mencari lawan sepadan untuknya. Dalam berbagai pertempuran, sekalipun dirinya belum pernah merasakan kekalahan.
Pada suatu hari di puncak sebuah bukit, Resi Danurwinda dikepung oleh ribuan musuh, ratusan di antaranya merupakan pendekar tingkat tinggi. Ribuan musuh ini rata-rata berasal dari golongan hitam, tidak sedikit juga dari golongan putih dan netral. Saat ini mereka sama-sama dibutakan oleh nafsu serakah ingin merebut Kitab Pedang Naga Langit. Mereka telah bersepakat untuk menghabisi nyawa Resi Danurwinda untuk selamanya.
"Menyerahlah Resi dan serahkan Kitab Pedang Naga Langit kepada kami." ucap salah satu musuh.
"Bermimpilah dalam tidur mu, Macan Kumbang." Resi Danurwinda menjawab seraya menatap lawannya tanpa takut. Menurut perhitungan Resi Danurwinda, kekuatan Macan Kumbang berada satu tingkat di bawahnya. Jika dilihat lebih jauh, ternyata ada seratus musuh yang setara dengan Macan Kumbang.
"Baiklah Resi, jika itu mau mu, maka matilah kau di sini.. hiaaaaatttt.. " seru Macan Kumbang seraya maju menyerang dan diikuti oleh ratusan musuh lainnya.
Akhirnya pertarungan pun dimulai, Resi Danurwinda langsung menggunakan jurus-jurus tingkat tinggi. Sekali Pedang Langit terayun, maka belasan musuh langsung jatuh tak bernyawa. Hal ini terjadi berulang-ulang sehingga membuat lutut lawan bergetar dan nyali nya pun ciut.
Namun sehebat apapun Resi Danurwinda, dirinya tidak akan sanggup menghadapi ribuan musuh seorang diri, meskipun pusaka Pedang Langit di tangannya. Hal ini terbukti setelah bertarung ratusan jurus, Resi Danurwinda mulai terdesak. Pedang-pedang lawan mulai menyentuh tubuhnya dan menyisakan luka yang cukup banyak.
Pada saat genting, Resi Danurwinda mengeluarkan jurus terhebat dari teknik Pedang Naga Langit. Resi Danurwinda terbang ke udara, dirinya terlihat seperti burung elang mencari mangsa. Dipandangnya lautan musuh dan seketika dikibaskannya Pedang Langit ke atas seperti membelah langit, tidak lama setelah itu langit menggelegar petir-petir menyambar, dan ya, akhirnya langit benar-benar terbelah.
Dari langit yang terbelah itu muncul seekor naga yang sangat besar. Naga itu memiliki mata berwarna merah darah, sisiknya berwarna hitam kebiruan, panjangnya hampir 30 meter. Naga itu juga mengeluarkan suara yang menggelegar bagi siapapun yang mendengar. Jika seorang pendekar tidak memiliki tenaga dalam yang cukup tinggi, bisa dipastikan pendekar itu akan tewas seketika.
Naga itu bergerak, berputar dua kali sebelum menyerang ribuan musuh di bawahnya. Dalam sekali serang ratusan nyawa melayang sia-sia. Sedangkan sisanya walaupun tidak tewas, mereka mengalami luka dalam yang sangat serius.
Setelah naga itu menyerang dua sampai tiga kali, tiba-tiba naga itu menghilang. Itu artinya pengguna jurus ini telah kehabisan tenaga dalam. Kebanyakan musuh merasa lega namun tidak ada yang berani bergerak maju menyerang Resi Danurwinda.
Resi Danurwinda merasakan tenaga dalamnya habis dan dirinya mengalami luka dalam yang cukup berat. Jurus ini sangat menguras tenaga dalam penggunanya, dan juga mengakibatkan luka dalam apabila jurus ini digunakan saat belum dikuasai secara sempurna.
Resi Danurwinda kemudian jatuh tersungkur ke tanah, berusaha bangkit dan tertatih meninggalkan wilayah pertempuran. Dirinya tak memperdulikan banyak pasang mata yang masih menatapnya.
"Begitulah Jaka, sampai akhirnya kakek tiba di wilayah Kerajaan Matraman dan tinggal di hutan ini." Resi Danurwinda menyelesaikan ceritanya berharap ada tanggapan dari Jaka, tetapi si Jaka hanya diam tak berkedip.
"Heiii Jaka, kakek sudah selesai bercerita, kenapa kau masih bengong menatap kakek?" ucap Resi Danurwinda seraya memukul pelan kepala Jaka.
"Aduhh.. sakit kek, ehh maksud Jaka, sakit Resi." Jaka meringis kesakitan, kemudian menjelaskan dirinya sangat kagum atas keberanian dan kehebatan kakek Resi Danurwinda. Jaka berharap suatu hari nanti dirinya juga memiliki ilmu kanuragan tanpa tanding.
"Kau ingin menjadi pendekar, Jaka?" tanya Resi Danurwinda.
"Iya Resi.. " jawab Jaka. Setelah tau kakek yang di depannya adalah seorang resi, Jaka tidak ingin memanggil dengan sebutan kakek lagi, dirinya takut dianggap berlaku tidak sopan.
"Hahaha.. tidak usah kaku begitu Jaka, aku lebih suka dipanggil kakek oleh mu." sanggah Resi itu, "Kau sudah ku anggap sebagai cucu ku sendiri." lanjutnya.
"Ahh.. baiklah kek, jika itu mau kakek." jawab Jaka seraya menunduk hormat.
Resi Danurwinda tersenyum melihat tingkah Jaka, selain memiliki otak yang cerdas juga diiringi sikap yang penuh sopan santun. Resi Danurwinda bisa memperkirakan bahwa Jaka akan menjadi pendekar hebat dan berjaya di masa depan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Heryala Hery
jd kakek pendekar naga langit, trus jaka nnt nya mempelajari kitab naga langit,heaaam truz knpa judulnya pendekar seruling bambu, okelah lanjutkan... 😁😁😁
2023-08-13
0
Budi Efendi
mantap
2022-12-01
0
Manimbul Lubis
mantull
2020-08-03
0