Keenar, Ketika Hati Dipaksa Untuk Berbagi
Keenar Kirana
Dulu kau bilang duniaku hanya aku
namun mengapa sekarang kau memiliki dunia lain selain aku?
Keenar tak pernah menyangka, kalau keputusannya menikah dengan Raihan setelah lulus kuliah ternyata adalah keputusan yang salah. 7 bulan setelah menikah Keenar langsung dihadapkan dengan masalah "WANITA LAIN" dihati suaminya. Raihan yang dulu sebelum mereka menikah terlihat memuja Keenar, sekarang seperti jijik melihat Keenar. Padahal sekarang Keenar sedang mengandung buah cinta mereka.
"Mas Raihan apa jijik ya melihat aku gendut?" tanya Keenar pada Sandra, sahabatnya semasa kuliah.
"Kok kamu bisa bilang gitu? memangnya Raihan gimana sama kamu sekarang?" Sandra balik bertanya dengan heran. Karena dilihat secara kasat mata sepertinya mereka pasangan bahagia seperti pasangan-pasangan muda lainnya
"uhm gimana yaa.. mas Raihan sekarang gak pernah nyentuh aku, terus kayak males-malesan gitu kalau ngrobrol apalagi menatap aku" jawab Keenar dengan sedih
"mungkin Raihan capek, banyak kerjaan di kantor, atau kamuny aja yang lagi sensitif karena lagi hamil muda jadi pengen dimanja" ujar Sandra sambil terkekeh.
"enggaklah.. beda tauk, masa udah 2 bulan gak mau ngapa-ngapain aku, udah gitu kalau jawab pertanyaan-pertanyaan aku tuh pendek-pendek. Kayak males gitu" ujar Keenar sambil memainkan es tehnya.
"Positif thinking aja dulu Nar, jangan mikir macem-macem ah. Kasian dedeknya di dalem perut" ujar Sandra berusaha menenangkan Keenar walaupun dalam hatinya juga timbul kecurigaan. Karena 3 hari sebelum pertemuan mereka, Sandra melihat Raihan bersama seorang wanita di Cafe. Namun Sandra tak mau berpikir macam-macam. Mungkin hanya rekan kerjanya Raihan dan mereka kebetulan ada pekerjaan di sekitar situ.
Namun setelah mendengar cerita Keenar, mulai timbul kecurigaan Sandra. Tapi Sandra tidak menceritakannya pada Keenar, khawatir Keenar tambah berpikir macam-macam.
"Aku masih ada ganjelan di dalem hati, kayaknya ada yang gak beres sama mas Raihan. Aku harus cari tahu biar jelas semua" tekad Keenar.
"Jalan-jalan yuk biar gak stres sambil cari rujak,katanya tadi kamu pengen rujak" Sandra berusaha mengalihkan pikiran buruk Keenar.
"ok, tapi kamu yang nyetir ya? aku males nyetir. Suasana hati aku lagi buruk" pinta Keenar
"Bereess, bumil jadi penumpang aja deh" ujar Sandra
Di Rumah
Sepulang dari mencari rujak, Keenar langsung mandi dan menyiapkan makan malam untuk suaminya.
"Kayaknya bikin sambel udang sama sayur bening favorit mas Raihan enak nih" Keenar berbicara sendiri sembari membuka kulkas dan menyiapkan bahan masakan.
Tak lama kemudian, selesai sudah acara masak memasak untuk makan malam.
"Selesai, tinggal duduk manis sambil menunggu mas Raihan" ujar Keenar sambil menghidupkan TV
Tapi sampai pukul 22.00, Raihan belum pulang. berkali-kali Keenar menghubungi ponselnya namun tidak diangkat. Akhirnya Keenar ketiduran.
pukul 03.00
Raihan baru pulang dengan tampang lusuh seperti kecapekan dan mengantuk. Dilihatnya sekilas istrinya yang tertidur di sofa, namun tak dipedulikannya. Raihan langsung masuk ke kamar dan tidur, sama sekali tidak terbesit kekhawatirannya tentang istrinya yang tertidur di sofa.
Pukul 05.00
Keenar bangun dari tidurnya karena sudah terdengar adzan subuh dari masjid depan rumahnya. Dilihatnya dengan sedih, Raihan yang sedang tidur dengan nyenyak di kamarnya.
"dulu mas Raihan selalu angkat aku kalau aku tidur di sofa, kenapa sekarang dia membiarkan aku tertidur di sofa? apa benar feelingku kalau ada yang tidak beres dengan Mas Raihan? kenapa dia cepat sekali berubah tidakkah dia peduli dengan anaknya. Ada apa denganmu mas?" tanya Keenar dalam hati.
Sampai waktunya sarapan pun Raihan sama sekali tidak menyapanya. Keenar sampai bingung sendiri.
"uuhhmm mas, aku boleh ngomong sesuatu gak?" tanya Keenar hati-hati
"hhmmmmmm mau ngomong apa?" jawab Raihan dingin sambil terus memakan nasi gorengnya dan sama sekali tidak menatap Keenar
"Mas Raihan marah ya sama aku? kok diemin aku terus? aku punya salah ya mas" cecar Keenar
"Gak ada" jawab Raihan singkat
"Terus kenapa mas Raihan diemin aku?"
" Enggak kok, cuma perasaan kamu aja" lagi-lagi dijawabny dengan cuek
"Gak mas, bukan cuma perasaan aku. Tapi mas Raihan memang diemin aku. Bilang mas kalau aku ada salah, jangan kayak gini. Aku bingung" cecarku
"Kamu kan lagi hamil, jadi perasaan kamu sensitif. Sudah ya aku mau berangkat ada meeting di kantor. Mungkin nanti aku pulang terlambat lagi, gak usah nungguin aku. Kamu langsung tidur di kamar aja" titahnya sembari meninggalkan meja makan.
Lagi-lagi dia langsung pergi tanpa menciumnya seperti biasa. Memang ada yang aneh dengan suaminya. Bukan hanya perasaannya saja, seperti ada yang disembunyikannya. Apa mas Raihan punya wanita lain? tapi siapa? pikirku. Ah tapi tidak mungkin mas Raihan selingkuh. Aku tahu bagaimana mas Raihan. Lagipula aku sedang mengandung anaknya. Tidak mungkin dia setega itu.
Tiba-tiba ada suara hp mas Raihan di kamar. ternyata ponselnya tertinggal, mungin karena buru-buru tadi. Apa aku cek aja ya isi ponselnya? siapa tahu ada petunjuk. Tapi lancang sekali aku membuka ponselnya tanpa diketahui orangnya. Aku masih menimbang dengan bimbang, tiba-tiba ponselnya berbunyi lagi.
"Vivian" gumamku, siapa dia?
tanpa berpikir lagi langsung ku angkat telponnya
"hallo sayang? sudah berangkat? aku tunggu di tempat biasa ya?" ujar suara lembut dan mendayu-dayu disebrang sana
Langsung kumatikan telponnya. Lututku langsung lemas, aku terduduk di ranjang.
"Ya Allah, siap perempuan itu? sayang? kenapa dia manggil sayang pada mas Raihan? apa mas Raihan selingkuh? tapi tidak mungkin dia selingkuh" gumamku dengan pikiran kalut.
Aku beranjak ke dapur untuk mengambil minuman untuk menenangkan diri. Tak lama kemudian mas Raihan kembali dengan terburu-buru untuk mengambil ponselnya.
Tidak ingin berlarut-larut dengan rasa penasaran, aku segera menghampiri mas Raihan dan bertanya
"mas, siapa Vivian? tanyaku langsung
Mas Raihan terkejut mendengar aku menyebutka nama Vivian.
"Darimana kamu tahu Vivian?" tanyanya dengan tajam.
"Tadi ada yang menelpon kamu, namanya Vivian dan dia memanggilmu sayang. siapa Vivian mas??" jelasku sekaligus masih penasaran
"Kamu berani angkat telpon? Lancang!!!" Bentaknya.
"Mas, siapa Vivian? kamu selingkuh dari aku? aku lagi hamil mas, kamu tega??" cecarku sambil menangis
"Siapa yang selingkuh? jangan asal tuduh kamu. Denger ya, jangan pernah lagi sentuh ponsel aku. Ada telpon ataupun tidak jangan pernah lagi kamu berani sentuh ponselku!!!" Bentaknya sambil mengguncang keras bahuku dan pergi menaiki mobilnya.
itu kali pertama mas Raihan membentakku. Dulu dia tak pernah peduli aku memeriksa ponselnya. Aku dengan bebas bisa memakai ponselnya kapanpu. Berbeda dengan sekarang. Ada apa dengannya? kenapa bisa berubah begitu cepat? dan Vivian? yah, aku akan mencari tahu siapa Vivian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Aumy Re
halo, thor 🖐
mampir baca ya
salken, aku dari grub pemula
salam di batas cakrawala
2022-05-04
0
Lidiawati06
saya mampir nihh
2022-05-03
0
Iluh Wahyu Setiyani
kalau suami sudah mendua biasanya tu HP kaya barang Kramat kemana2 GX bisa lepas dari tangannya
2022-04-21
0