Bab 5

Setelah acara lamaran selesai, 3 bulan kemudian acara pernikahan mereka dilaksanakan dengan meriah. Kebahagiaan mereka semakin bertambah setelah 2 bulan pernikahan, Keenar mengandung. Namun, kebahagiaan mereka tak berlangsung lama. Saat kandungan Keenar menginjak 5 bulan, Raihan bertemu Vivian secara tak sengaja disebuah Mall saat Raihan selesai meeting dengan kliennya. Raihan yang saat itu terkejut melihat Vivian yang masih tetap mempesona, tidak sadar kalau Vivian juga melihatnya dan menghampirinya.

"Raihan? apa kabar?" ucap Vivian saat sampai dihadapan Raihan.

Raihan kaget mendengar sapaan Vivian. Gugup.

"eh Hai Vi, kabar baik. Kamu kembali?" jawab Raihan gugup. Pikirannya langsung dipenuhi oleh kenangannya bersama Vivian. Keenar langsung tergeser.

"iya, Kontrakku sudah selesai. Kebetulan kita bertemu disini. Aku memang mencarimu, rupanya nomor ponselmu sudah berganti" ujar Vivian

"iya, aku memang ganti nomor begitu kamu memutuskan hubungan kita. eh bagaimana kalau kita cari tempat nyaman buat ngobrol, disitu sepertinya enak?" tawar Raihan sambil menunjuk sebuah resto

"Boleh, kebetulan banyak yang ingin aku katakan padamu selain itu aku juga lapar" Vivian tertawa sambil menggamit lengan Raihan. Anehnya, Raihan tidak menolak. Malah seperti menikmati.

Setelah memesan makanan, mereka pun terlibat pembicaraan serius.

"Kamu tambah ganteng Han sekarang" Puji Vivian

"Kamu juga tambah cantik Vi" Puji Raihan sambil menggenggam tangan Vivian.

"Maafkan aku Han, aku dulu meninggalkanmu. Aku bisa menjelaskan alasannya"

"Sudahlah Vi, aku sudah tidak peduli dengan masa lalu. Aku sudah melupakannya. Sekarang aku sudah bahagia" ujar Raihan

"Bahagia, kamu bisa bahagia tanpa aku Han? perempuan itu bisa membuat kamu bahagia? yang benar saja. Perempuan kampungan seperti itu tidak mungkin bisa membahagiakan kamu Han" Vivian meradang, hatinya cemburu mendengar Raihan bisa bahagia tanpanya.

"Nyatanya aku sekarang bahagia, aku mencintai istriku, bahkan sekarang istriku sedang mengandung anakku. Kebahagiaan seperti apalagi yang aku cari? sekarang aku hanya butuh kenyamanan, dan Keenar membuatku nyaman" tegas Raihan sembari melepaskan genggaman tangannya. Raihan mulai sadar dia hampir mengkhianati Keenar karena terpesona oleh kecantikan Vivian.

"Tidak, aku tidak percaya. Hanya aku sumber kebahagiaanmu. Perempuan itu hanya pelarianmu" Vivian menahan gemuruh cemburunya

"Keenar, namanya Keenar" potong Raihan mulai marah.

"Jangan sebut namanya dihadapanku, aku tidak sudi mendengar bahkan menyebut namanya" bentak Vivian.

"Sepertinya obrolan kita tidak bisa dilanjutkan Vi, aku tidak ingin mengobrol dengan suasana panas seperti ini" ujar Raihan sambil berdiri dan membayar bill.

" Raihan, kamu tidak bisa seperti ini. Kita harus bicara, maafkan aku yang lancang. Banyak yang ingin aku jelaskan padamu" cegah Vivian sambil menarik tangan Raihan.

"Tidak Vi, aku tidak ingin kita bicara dengan amarah. Temui aku jika kamu sudah merasa tenang" tolak Raihan lembut sambil melepaskan tangan Vivian dan keluar dari resto.

"Raihan, Raihan tunggu aku. Dengar Raihan, kamu tidak akan bisa menjauh dariku. Ingat Raihan, aku lah sumber bahagiamu. Hanya aku" Teriak Vivian tidak sadar kalau dirinya jadi pusat perhatian di resto tersebut.

Raihan tidak mendengar ucapan Vivian. Dipikiranny hanya ada Keenar, dan rasa bersalahnya pada istrinya itu. Raihan melajukan mobilnya sambil teringat kenangan-kenangannya bersama Vivian.

Raihan mulai gamang ketika mengingat ucapan Vivian tadi. Tapi dia juga teringat Keenar, istrinya.

"Ah, enggak. Keenar. Cukup Keenar seorang. Lupakan Vivian, dia sudah menyakitiku. Tak pantas lagi dia bersamaku" Raihan meyakinkan dirinya sendiri.

Di Rumah

" Mas Raihan mana ya? tumben belum pulang" gumam Keenar dalam hati.

Keenar sudah memasak masakan kesukaan Raihan, sambal udang dan sayur bening bayam, tidak sabar menunggu suaminya pulang. Ibu hamil itu masih setia menunggu suaminya sembari menonton televisi.

Tidak lama kemudian, suara mobil Raihan terdengar. Keenar bergegas membuka pintu dan menyambut suaminya pulang.

"Sayang, kok baru pulang?" tanya Keenar sambil mencium tangan Raihan

"Iya nih, Ay.. tadi mas ada meeting klien di Mall deket kantor itu" jawab Raihan

"Owh.. yasudah sekarang mas mandi terus makan, aku udah siapin makanan favorit mas"

"Ok sayaaaanggg, kamu memang terbaik" Raihan mencium bibir Keenar

Raihan bergegas ke kamar, dirinya lega karena Keenar tak banyak bertanya. Raihan mencintai Keenar tapi tidak seperti saat dirinya mencintai Vivian dulu. Raihan masih teringat pertemuannya dengan Vivian tadi di mall.

v

"Ah, Vivian.. kenapa kamu baru muncul sekarang, kamu telat. Sangat telat" gumam Raihan di kamar mandi.

Sementara itu

"Pokoknya gw harus dapetin Raihan lagi. Entah gimana caranya, kalaupun Raihan gak bisa gw milikin, perempuan kampung itu juga gak bisa milikin Raihan" tekad buruk Vivian

"Halo, Kay.. lu ada kenalan dukun gitu gak?" Vivian menelpon pada temannya.

"Dukun? buat apaan? Lu mau nyantet orang?" Kayana, teman Vivian malah balik bertanya.

"Lu ditanya malah balik tanya, ada gak? besok gw ceritain"

"Ada sih pakde gw gitu, gawenya ya kayak dukun2 gtu lah, nyantet org, pelet org, macem2 lah. Tapi ada maharnya sih setahu gw" jelas Kayana

"Gak masalah urusan mahar mah. Yang penting berhasil"

"Ok, serius banget kayaknya ini. besok gw anterin."

Keesokan harinya

"Vi, jadi yang semalem?" Pagi-pagi sekali Kayana sudah di rumah Vivian

"Pagi amat lu? gw aja baru bangun" Vivian kaget melihat Kayana sudah berdiri di depan kamarnya.

"Ya kan gw kepo, lu mau ngapain kesana?" tanya Kayana dengan suara nyaring

Tiba-tiba

"Loh Kayana? kapan datang? Tante gak lihat tadi? tanya Mama Vivian

"Barusan tante. Maaf tante,pagi-pagi saya udah dateng ke rumah tante" jawab Vivian malu

"Gak apa-apa malah bagus sekalian bangunin Vivian. Anak gadis kok bangun siang. eh sekalian sarapan disini ya? papanya Vivian keluar kota jadi sepu deh"

"Makasih tante, malah ngerepotin jadinya"

"Enggklah, tante malah seneng jadi rame ini rumah. eh tadi mau keman heboh banget kayaknya?"

"eehhmm itu tadi mau ke rumah temen lama. Vivian kangen katany, udah 3 tahunan gak ketemu" jawab Kayana berbohong

"oh.. ok tante izinin kalo gitu. Kirain mau kemana. yuk tante tunggu dimeja makan. Sekalian nunggu Vivian selesai mandi" ajak mamanya Vivian

"Iya tante, nanti saya nyusul" ujar Kayana

Setelah mama vivian pergi

"Itu mulut lu kudu dibungkam memang" marah Vivian

" Ya maaf, mana gw tahu kalo nyokap lu ada disitu"

"Gw mandi dulu, lu temenin mama makan dulu. ati-ati mulut lu, jangan sampe keceplosan. Awas lu sampe keceplosan dikit aja" ancam Vivian

"Bereeess kagak bakalan deh" janji Kayana sambil berpura-pura menggembok bibirnya

Kayana menuju meja makan untuk menemani mama Vivian sarapan. Mama Vivian, Shanti sudah menunggu di meja makan sembari melihat ponselnya.

Terpopuler

Comments

Nova Lasari

Nova Lasari

pelakor hoby main dukun wkwkwkwk

2022-04-15

0

Sulati Cus

Sulati Cus

cinta di tolak dukun bertindak g tau malu

2022-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!