Terjerat Dalam Kukungan Tradisi
Disalah satu desa pesisir pantai A, seorang gadis cantik baru saja selesai bersiap-siap, hari ini dia berencana akan berangkat untuk mengunjungi Ayahnya di Desa pesisir B yang jarak tempuhnya cukup jauh sekitar 90 km. Gadis cantik itu bernama Rana Melati Humairah, keluarga dan teman-temannya sering memanggilnya dengan nama Rana saja. Di desa A dia tinggal berdua dengan kakak perempuannya dikarenakan Ibunya sudah meninggal dunia, tapi tidak membuatnya berkecil hati karena kasih sayang orang tua utuh tidak pernah kekurangan dia rasakan walaupun bukan dari orang tua kandungnya melainkan dari saudara ibunya, tapi tidak menyurutkan rasa bahagianya. Walaupun dia dan kakaknya tidak hidup dalam ekonomi berkecukupan, tapi dia sama sekali tidak mengeluh dengan takdir hidupnya.
Sehari-hari dia dan kakak membuat kue untuk dijajakan berkeliling desa dan kadang juga menerima pesanan hajatan tetangganya. Walaupun dia harus kerja banting tulang untuk mencukup kebutuhannya berdua dengan sang kakak, tapi Rana tetap memilih tinggal di desa A karena dia bisa tinggal dekat dengan lingkungan keluarga dari ibunya. Itu alasan kenapa dia lebih memilih tinggal di desa A daripada desa B yang jelas-jelas merupakan lingkungan tempat tinggal Ayahnya dan keluarga besar. Singkat cerita, Rana sudah berada dalam angkutan umum untuk menuju ke kota S, nanti sampai di kota dia akan menggunakan kendaraan umum menuju desa B. Selama diperjalanan senyum tidak luntur dibibir manisnya, entah dia bahagia akan bertemu dengan sang Ayah, kakek, nenek, paman, bibi, sepupu-sepupu, dan para keponakan atau dia bahagia akan bertemu dengan sang pujaan hati. (hanya Outhor yang tahu🤣🤣🤣).
Setelah menempuh perjalanan dua jam lebih akhirnya Rana sampai di kota. Dia bergegas naik ojek menuju stasiun agar tidak ketinggalan angkutan. Dan keberuntungan masih berpihak padanya karena angkutan ke desa B akan berangkat beberapa menit lagi, dan dia mau tidak mau harus ikut angkutan itu walaupun selama perjalanan harus berdiri karena tidak kebagian tempat duduk, selain karena angkutannya sudah full juga dikarenakan itu angkutan terakhir yang akan mengantarkan menuju tempat tujuan. Setelah perjalanan panjang, melewati beberapa desa, pegunungan, sungai, sawah, ladang, jalanan yang berombak (berlubang), tikungan, tanjakan, dan drama ban kendaraan bocor akhirnya Rana sampai dengan selamat di desa I. Dia turun dari angkutan langsung masuk menuju halaman rumah orang tuanya, rumah yang tidak terlalu besar tapi asri, rumah yang pas berada dibibir pantai membuat suasana hati teduh kita melihatnya, rumah orang tuanya berbentuk rumah panggung dan juga di desa B hampir semua rumah berjenis sama sehingga suasana khas desa pesisir itu kental terasa. dilangsung naik ke rumah ayahnya dan menyapa ayah, ibu tirinya, kakak-kakaknya, dan adiknya yg masih kecil. Setelah melepas rindu dan bercanda gurau bersama keluarganya, Rana langsung ke dapur untuk memberi para peliharaan yang berada di perutnya makanan karena Rana takut nanti si peliharaan akan membuat onar dengan cara demonstrasi kan malu kalau sampai di dengar orang lain saat mereka lagi berteriak.
Setelah kenyang dia langsung masuk ke kamar untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan laut lewat jendela kamar, karena hembusan angin sepoi-sepoi dari pantai telah berhasil meninabobokannya ke alam mimpi, dan akhirnya Rana tidur siang.
Rana : "sudah lama aku tidak mengunjungi desa ini? ternyata sudah banyak berubah, tapi ya itulah hidupku juga banyak berubah. Jika ditanya apakah aku pernah merasa takdir tak adil, jawabannya; iya. Aku yang dari kecil ditinggal meninggal oleh ibu kandungku dan ayahku menikah lagi, tentu merasakan dampak dari hal tersebut. disaat anak-anak lain ruang gembira bermain bersama ibu mereka, aku dan kakak perempuan aku tinggal berdua dan untuk menopang hidup kamu, kakak perempuan aku bahwa sampai jualan kue keliling kampung. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan kenapa aku lebih memilih putus sekolah dan Menjadi TKW di negara orang. Agar ke depannya kakakku tidak terlalu bekerja keras untuk biaya kami hidup.
jika dibilang kenapa aku tidak memilih ikut dengan ayahku saja tinggal di desa I dengan keluarga barunya, padahal di sana ada kakak laki-lakiku juga, jawabannya sangat simpel, karena kami masih belum move on dari kampung halaman ibu kandung kami. Tapi sejatinya ibu sambung ku orangnya juga baik, kadang beberapa kesempatan mereka sering datang mengunjungi kami di desa A. Dn begitu juga sebaliknya. seperti saat ini aku lagi berkunjung ke kampung ayahku karena kangen sama mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Sherly Anggraini
Semangat, karya mu sangat menarik🤗
2022-10-02
2