Bab III : Keindahan Malam

setelah shalat magrib, Rana dan keluarga sang kakak sepupu makan malam bersama dan dilanjutkan dengan menonton TV sambil dia bercerita tentang kisah cintanya sama Heru. waktu isya telah berlalu, Heru datang berkunjung ke rumah bibi Rana.

baru tiba di rumah, Heru sudah diganggu sama duo bocil.

"uhuyyyyy, ada yang mau ngapel nih. ngapelin siapa sih paman?"

"anak kecil jangan ikut campur urusan orang dewasa ya"

"okey paman, tapi ada yang tutup mulutnya nih"

"itu bukan uang tutup mulut namanya, tapi malak"

"tak apalah paman mau namain apa juga nggak masalah buat saya. yang penting uangnya mana, mau beli mie telur nih!"

"nih (sambil menyerahkan uang 50 ribu)"

"makasi paman. paman yang terbaik"

"etz, itu buat jajan satu Minggu"

"ya udah paman, paman ngapelnya juga Minggu depan aja"

"🤣🤣🤣🤣🤣"

"paman masuk aja ke dalam, bibi lagi ngobrol sama mama palingan"

"ok"

setelah percakapan unfaedah antara Heru dengan sang keponakan yang merupakan salah satu personil duo bocil, akhirnya masuk ke dalam rumah bibi Rana

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"eh Heru, duduk aja dik. kakak panggil Rana dulu ya"

"ya kakak"

setelah mempersilahkan Heru duduk, si kakak memanggil Rana yang kebetulan lagi ambil minum di dapur.

"adik, diluar ada heru tuh. temui gih"

"ya kak, aku keluar dulu"

"eh, sekalian kamu buatin minum buat dia, biar nggak usah bolak balik lagi. kalau untuk kuenya coba lihat di kulkas kayaknya masih ada deh brownies keponakanmu"

(Rana sambil berjalan ke arah kulkas)

"hmmm, masih ada nih kakak, tapi tinggal satu kotak aja. terus si bocil kecil bagaimana?"

"ambil aja, kamu tahu sifat para keponakanmu kalau mereka sudah tidak melihat lagi ada kue atau apapun di sana, mereka nggak akan nyari lagi atau nangis karena ada yang ambil punyanya. lagian juga besok bakalan mereka beli lagi kok"

"baiklah kakak, aku ambil ya"

"segera temuin Heru sana, kasian dia lama nunggunya nanti"

"ya kak"

dan percakapan Rana dan kakak sepupunya berakhir setelah sang kakak menemani ibunya menonton TV dan Rana keluar menuju ruang tamu dimana Heru sedang menunggu.

"maaf ya yang, lama nunggunya"

"nggak apa-apa yang"

"nih aku bawain kamu minuman, maaf ya hanya teh manis dan kue seadanya"

"nggak apa-apa yang, aku juga sudah dibeliin minuman soda sama duo bocil tadi. untungnya belum ku minum yang"

"🤣🤣🤣🤣🤣"

setelah ngobrol lama dan waktu tidak terasa sudah jam 10 malam, akhirnya Heru dan Rana memilih untuk keluar ke teras depan rumahnya sambil melihat duo bocil dan para sepupunya yang lain bermain dibawa sinar bulan.

"astaga yang, coba kamu lihat para keponakanmu itu, asli muka sudah nggak ada yang benar"

"astaga, bentar lagi mereka pasti di Ombilin sama orangtuanya"

"namanya juga anak-anak yang"

"kalau kakak sih yang ada bakalan diketawain mereka habis-habisan. kamu tahu yang, kakak kalau tiba-tiba di rumah tidak kelihatan batang hidungnya mereka tuh, nggak usah nyarinya sampai keliling kampung. cukup ke pantai atau ke rumah kakak sepupuku di depan tuh, pasti pada di sana"

"oh ya yang, aku sudah pernah bicara sama kakak dan bibi I dan keluargamu yang lain mengenai hubungan kita, dan mereka setuju semuanya. tinggal aku ke orangtuamu aja yang, tapi saat ini aku masih nyicil bangun rumah"

"nggak apa-apa yang, tahun ini kakak Perempuanku yang beda ibu akan menikah, jadi ayah juga pasti nggak bakalan setuju kita nikah tahun ini. kamu tahu sendiri keluarga besar ayahku pemegang tradisi yang sangat kental. mereka percaya jika saudara nikah di tahun yang sama, maka salah satu dari mereka pernikahannya nggak bakalan bertahan lama"

"ah, masa sih yang"

"ya yang, makanya aku minta tahun depan aja. karena percaya nggak percaya sih. tapi kita ikuti ajalah demi kebaikan kita bersama. saya juga ingin pernikahan kita langgeng sampai maut memisahkan"

"Aamiin"

"yang, aku balik dulu yah. ini sudah jam 12 malam, tuh para bocil juga jalan menuju ke sini"

"baiklah, salam sama bibi dan paman ya"

"ok, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

waktunya untuk tidur, Rana memilih tidur dikamar duo bocil bersama para keponakan. sampai waktu pagi menjelang. sebagai penduduk daerah pesisir yang notabene sumber penghasilan utamanya adalah melaut untuk para kaum laki-laki, dan berdagang untuk kaum perempuan.

jam baru menunjukkan waktu 02.00 dini hari, tiba-tiba ada suara perempuan memanggil nama kakak sepupu Rana, dan karena kebetulan kamar duo bocil posisinya berada dekat ruang tamu, maka secara reflek Rana bangun lebih dulu dari sang kakak. setelah kesadarannya kembali penuh, Rana keluar kamar dan langsung membuka pintu untuk menemui tamu sang kakak.

"ya bi, cari siapa?"

"kakakmu ada Rana"

"ada bi, ada perlu apa biar saya panggil"

"ini, bibi cuman mau memberi tahu kalau suami bibi baru pulang melautnya dan syukurnya hasil tangkapannya lumayan hari ini"

"baiklah bi, saya bangunkan kakak dulu"

setelah mempersilahkan si tamu duduk, Rana berjalan ke arah kamar sang kakak.

sambil mengetok pintu kamar.

"kak...kak...kakak ada yang nyariin tuh"

"siapa dik?"

"nggak tahu namanya kak, tapi katanya ikan hasil tangkapan suaminya pagi ini lumayan banyak kak"

"baiklah, itu pasti bi Z. kamu bilang tunggu bentar ya dik"

"ya kak"

setelah dari kamar sang kakak, Rana keluar menemui bi Z untuk mengatakan suruh menunggu sebentar. dan dia lanjut untuk keluar ke arah teras melihat orang hilir mudik silih berganti karena di jam segini roda perputaran uang sudah berjalan.

sambil menikmati udara dingin pagi hari, Rana dikagetkan dengan kehadiran sang kakak bersama bibi Z yang akan ke pesisir pantai untuk mengambil ikan hasil tangkapan suami si bibi Z.

"kak, saya ikut ya"

"nggak usah dik. kamu lebih baik lanjut tidur sana sekalian jaga keponakanmu. takutnya mereka bangun dan cari kakak"

"kakak tenang aja, lagian disini itu ada emak dan kakak B yang akan liat duo bocil kalau mereka bangun kak. lagian kakak tahu mereka nggak bakalan bangun jam segini"

"ya udah, yuk ikut"

"hore..."

akhirnya Rana ikut sang kakak ke bibir pantai. sesampai ditempat lokasi kapal suami bibi Z. setelah dilihat jenis ikan hasil tangkapannya.

"bi, berapa kilo semua?"

"150 kg, nak"

"harga biasa, kan!"

"ya nak"

"baik bi. bisa minta tolong sekalian bantu saya membawa ke rumah ya, sekalian uangnya ambil nanti di rumah"

"baik nak"

akhirnya Rana, sang kakak, dan bibi Z pun membawa ikan yang sudah dibagi dalam tiga wadah agar memudahkan mereka membawa ke rumah.

Episodes
1 Bab I : Perjalanan Awal
2 Bab II : Ke Rumah Bibi
3 Bab III : Keindahan Malam
4 Bab IV : Kehangatan Keluarga
5 Bab V : Tidak Sengaja Bertemu
6 Bab VI : Mulai Ada Rasa
7 Bab VII : Merasa Kehilangan
8 Bab VIII : Hari Bahagia
9 Bab IX : Awal Kehidupan Baru
10 Bab X : Ketika Cinta Sudah Bersemi
11 Bab XI : Kabar Bahagia
12 XII : Semua Keluarga Ikut Bersuka Cita
13 XIII : Indahnya Kebersamaan Keluarga
14 Bab XVI : Curhatan Hati Rana (1)
15 Bab XV : Curhatan Hati Rana (2)
16 Bab XVI : Kepulangan Rama dari Melaut
17 Bab XVII : Melepas Rindu
18 Bab XVIII : Bunga Yang Bermekaran (1)
19 Bab XIX : Bunga Yang Bermekaran (2)
20 Bab XX : Makan Siang di Rumah Kakak Sepupu
21 Bab XXI : Acara 4 Bulanan
22 Bab XXII : Kembali LDR-an
23 Bab XXIII : Hari Menyenangkan Untuk Rana
24 XXIV : Acara 7 Bulan Kehamilan Rana
25 Bab XXV : Kontraksi
26 Bab XXVI : Melahirkan
27 Bab XXVII : Rana Pulang Dari Rumah Sakit
28 Bab XXVIII : Welcome Baby Boy Raka
29 Bab XXIX : Akhirnya Duo Bocil Lucnut Jatuh Sakit (1)
30 Bab XXX : Akhirnya Duo Bocil Lucnut Jatuh Sakit (2)
31 Bab XXXI : Asyik Duo Bocil Sudah Ceria Kembali
32 Bab XXXII : Menegangkan
33 Bab XXXIII : Efek Jerah Untuk Para Maling
34 Bab XXXIV : Cie Baby Raka Sudah 40 Hari
35 Bab XXXV : Baby Raka Ditinggal Untuk Pertama Kali
36 Bab XXXVI : Tragis Banget Nasih Rana Dalam Permainan Kartu Malam Ini
37 Bab XXXVII : Rana Kalah Taruhan
38 Bab XXXVIII : Masih Perkara Taruhan
39 Bab XXXIX : Akhir Bocil Kecil Yang Keluar Sebagai Pemenang
40 Bab XL : Kulkas atau Sepeda Yah? Atau Bahkan Keduanya?
41 Bab XLI : Jalan-Jalan ke Kota
42 Bab XLII : Yeay Baby Raka Hadiah
43 Bab XLIII : Kembali Menabung
44 Bab XLIV : Honeymoon Kecil-Kecilan Ala Rama Dan Rana (1)
45 Bab XLV : Honeymoon Kecil-Kecilan Ala Rama Dan Rana (2)
46 Bab XLVI : Perfect Honeymoon
47 Bab XLVII : Misi Berhasil
48 Bab XLVIII : Baby Raka Tidak Rewel
49 Bab XLIX : Awas Ada Babi Ngepet
50 Bab L : Bersiap-Siap Balik Ke Kampung
51 Bab LI : Melepas Rindu (1)
52 Bab LII : Melepas Rindu (2)
53 Bab LIII : Enam Bulan Berlalu
54 Bab LIV : Hadiah Burung Beo Dari Calon Camer
55 Bab LV : Kabar Yang Menghebohkan Jagad Perjulidan Netijen
56 Bab LVI : Tragedi Yang Mencekam (1)
57 Bab LVII : Tragedi Yang Mencekam (2)
58 Bab LVIII : Titik Terang Dari Kasus Tragedi Mencekam Itu
59 Bab LIX : Aduh! Si Bayi Gemoy Jatuh Dari Teras Rumah
60 Bab LX : Sikap Rana Yang Aneh
61 Bab LXI : Kesabaran Rama Diuji
62 Bab LXII : Pertengkaran Love Bird
63 Bab LXIII : Pisah Ranjang
64 Bab LXIV : Penyesalan Rama
65 Bab LXV : Diujung Tanduk Perpisahan
66 Bab LXVI : Masih Dalam Situasi Yang Sama
67 Bab LXVII : Keluarga Sudah Mengetahui Masalah Keduanya
68 Bab LXVIII : Keputusan
69 Bab LXIX : Kembali Mesra
70 Bab LXX : Detik-Detik Terakhir Penghujung Ramadhan
71 Bab LXXI : Tradisi di H-1 Lebaran
72 Bab LXXII : Lebaran Tiba (1)
73 Bab LXXIII : Lebaran Tiba (2)
74 Bab LXXIV : Lebaran Tiba (3)
75 Bab LXXV : Mpasi Pertamanya Baby Rafa
76 Bab LXXVI : Pertemuan Dua Saudara
77 Bab LXXVII : Gosip Unfaedah Dua Bersaudara
78 Bab LXXVIII : Pertemuan Keluarga Untuk Rencana Pernikahan
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab I : Perjalanan Awal
2
Bab II : Ke Rumah Bibi
3
Bab III : Keindahan Malam
4
Bab IV : Kehangatan Keluarga
5
Bab V : Tidak Sengaja Bertemu
6
Bab VI : Mulai Ada Rasa
7
Bab VII : Merasa Kehilangan
8
Bab VIII : Hari Bahagia
9
Bab IX : Awal Kehidupan Baru
10
Bab X : Ketika Cinta Sudah Bersemi
11
Bab XI : Kabar Bahagia
12
XII : Semua Keluarga Ikut Bersuka Cita
13
XIII : Indahnya Kebersamaan Keluarga
14
Bab XVI : Curhatan Hati Rana (1)
15
Bab XV : Curhatan Hati Rana (2)
16
Bab XVI : Kepulangan Rama dari Melaut
17
Bab XVII : Melepas Rindu
18
Bab XVIII : Bunga Yang Bermekaran (1)
19
Bab XIX : Bunga Yang Bermekaran (2)
20
Bab XX : Makan Siang di Rumah Kakak Sepupu
21
Bab XXI : Acara 4 Bulanan
22
Bab XXII : Kembali LDR-an
23
Bab XXIII : Hari Menyenangkan Untuk Rana
24
XXIV : Acara 7 Bulan Kehamilan Rana
25
Bab XXV : Kontraksi
26
Bab XXVI : Melahirkan
27
Bab XXVII : Rana Pulang Dari Rumah Sakit
28
Bab XXVIII : Welcome Baby Boy Raka
29
Bab XXIX : Akhirnya Duo Bocil Lucnut Jatuh Sakit (1)
30
Bab XXX : Akhirnya Duo Bocil Lucnut Jatuh Sakit (2)
31
Bab XXXI : Asyik Duo Bocil Sudah Ceria Kembali
32
Bab XXXII : Menegangkan
33
Bab XXXIII : Efek Jerah Untuk Para Maling
34
Bab XXXIV : Cie Baby Raka Sudah 40 Hari
35
Bab XXXV : Baby Raka Ditinggal Untuk Pertama Kali
36
Bab XXXVI : Tragis Banget Nasih Rana Dalam Permainan Kartu Malam Ini
37
Bab XXXVII : Rana Kalah Taruhan
38
Bab XXXVIII : Masih Perkara Taruhan
39
Bab XXXIX : Akhir Bocil Kecil Yang Keluar Sebagai Pemenang
40
Bab XL : Kulkas atau Sepeda Yah? Atau Bahkan Keduanya?
41
Bab XLI : Jalan-Jalan ke Kota
42
Bab XLII : Yeay Baby Raka Hadiah
43
Bab XLIII : Kembali Menabung
44
Bab XLIV : Honeymoon Kecil-Kecilan Ala Rama Dan Rana (1)
45
Bab XLV : Honeymoon Kecil-Kecilan Ala Rama Dan Rana (2)
46
Bab XLVI : Perfect Honeymoon
47
Bab XLVII : Misi Berhasil
48
Bab XLVIII : Baby Raka Tidak Rewel
49
Bab XLIX : Awas Ada Babi Ngepet
50
Bab L : Bersiap-Siap Balik Ke Kampung
51
Bab LI : Melepas Rindu (1)
52
Bab LII : Melepas Rindu (2)
53
Bab LIII : Enam Bulan Berlalu
54
Bab LIV : Hadiah Burung Beo Dari Calon Camer
55
Bab LV : Kabar Yang Menghebohkan Jagad Perjulidan Netijen
56
Bab LVI : Tragedi Yang Mencekam (1)
57
Bab LVII : Tragedi Yang Mencekam (2)
58
Bab LVIII : Titik Terang Dari Kasus Tragedi Mencekam Itu
59
Bab LIX : Aduh! Si Bayi Gemoy Jatuh Dari Teras Rumah
60
Bab LX : Sikap Rana Yang Aneh
61
Bab LXI : Kesabaran Rama Diuji
62
Bab LXII : Pertengkaran Love Bird
63
Bab LXIII : Pisah Ranjang
64
Bab LXIV : Penyesalan Rama
65
Bab LXV : Diujung Tanduk Perpisahan
66
Bab LXVI : Masih Dalam Situasi Yang Sama
67
Bab LXVII : Keluarga Sudah Mengetahui Masalah Keduanya
68
Bab LXVIII : Keputusan
69
Bab LXIX : Kembali Mesra
70
Bab LXX : Detik-Detik Terakhir Penghujung Ramadhan
71
Bab LXXI : Tradisi di H-1 Lebaran
72
Bab LXXII : Lebaran Tiba (1)
73
Bab LXXIII : Lebaran Tiba (2)
74
Bab LXXIV : Lebaran Tiba (3)
75
Bab LXXV : Mpasi Pertamanya Baby Rafa
76
Bab LXXVI : Pertemuan Dua Saudara
77
Bab LXXVII : Gosip Unfaedah Dua Bersaudara
78
Bab LXXVIII : Pertemuan Keluarga Untuk Rencana Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!