setelah shalat magrib, Rana dan keluarga sang kakak sepupu makan malam bersama dan dilanjutkan dengan menonton TV sambil dia bercerita tentang kisah cintanya sama Heru. waktu isya telah berlalu, Heru datang berkunjung ke rumah bibi Rana.
baru tiba di rumah, Heru sudah diganggu sama duo bocil.
"uhuyyyyy, ada yang mau ngapel nih. ngapelin siapa sih paman?"
"anak kecil jangan ikut campur urusan orang dewasa ya"
"okey paman, tapi ada yang tutup mulutnya nih"
"itu bukan uang tutup mulut namanya, tapi malak"
"tak apalah paman mau namain apa juga nggak masalah buat saya. yang penting uangnya mana, mau beli mie telur nih!"
"nih (sambil menyerahkan uang 50 ribu)"
"makasi paman. paman yang terbaik"
"etz, itu buat jajan satu Minggu"
"ya udah paman, paman ngapelnya juga Minggu depan aja"
"🤣🤣🤣🤣🤣"
"paman masuk aja ke dalam, bibi lagi ngobrol sama mama palingan"
"ok"
setelah percakapan unfaedah antara Heru dengan sang keponakan yang merupakan salah satu personil duo bocil, akhirnya masuk ke dalam rumah bibi Rana
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"eh Heru, duduk aja dik. kakak panggil Rana dulu ya"
"ya kakak"
setelah mempersilahkan Heru duduk, si kakak memanggil Rana yang kebetulan lagi ambil minum di dapur.
"adik, diluar ada heru tuh. temui gih"
"ya kak, aku keluar dulu"
"eh, sekalian kamu buatin minum buat dia, biar nggak usah bolak balik lagi. kalau untuk kuenya coba lihat di kulkas kayaknya masih ada deh brownies keponakanmu"
(Rana sambil berjalan ke arah kulkas)
"hmmm, masih ada nih kakak, tapi tinggal satu kotak aja. terus si bocil kecil bagaimana?"
"ambil aja, kamu tahu sifat para keponakanmu kalau mereka sudah tidak melihat lagi ada kue atau apapun di sana, mereka nggak akan nyari lagi atau nangis karena ada yang ambil punyanya. lagian juga besok bakalan mereka beli lagi kok"
"baiklah kakak, aku ambil ya"
"segera temuin Heru sana, kasian dia lama nunggunya nanti"
"ya kak"
dan percakapan Rana dan kakak sepupunya berakhir setelah sang kakak menemani ibunya menonton TV dan Rana keluar menuju ruang tamu dimana Heru sedang menunggu.
"maaf ya yang, lama nunggunya"
"nggak apa-apa yang"
"nih aku bawain kamu minuman, maaf ya hanya teh manis dan kue seadanya"
"nggak apa-apa yang, aku juga sudah dibeliin minuman soda sama duo bocil tadi. untungnya belum ku minum yang"
"🤣🤣🤣🤣🤣"
setelah ngobrol lama dan waktu tidak terasa sudah jam 10 malam, akhirnya Heru dan Rana memilih untuk keluar ke teras depan rumahnya sambil melihat duo bocil dan para sepupunya yang lain bermain dibawa sinar bulan.
"astaga yang, coba kamu lihat para keponakanmu itu, asli muka sudah nggak ada yang benar"
"astaga, bentar lagi mereka pasti di Ombilin sama orangtuanya"
"namanya juga anak-anak yang"
"kalau kakak sih yang ada bakalan diketawain mereka habis-habisan. kamu tahu yang, kakak kalau tiba-tiba di rumah tidak kelihatan batang hidungnya mereka tuh, nggak usah nyarinya sampai keliling kampung. cukup ke pantai atau ke rumah kakak sepupuku di depan tuh, pasti pada di sana"
"oh ya yang, aku sudah pernah bicara sama kakak dan bibi I dan keluargamu yang lain mengenai hubungan kita, dan mereka setuju semuanya. tinggal aku ke orangtuamu aja yang, tapi saat ini aku masih nyicil bangun rumah"
"nggak apa-apa yang, tahun ini kakak Perempuanku yang beda ibu akan menikah, jadi ayah juga pasti nggak bakalan setuju kita nikah tahun ini. kamu tahu sendiri keluarga besar ayahku pemegang tradisi yang sangat kental. mereka percaya jika saudara nikah di tahun yang sama, maka salah satu dari mereka pernikahannya nggak bakalan bertahan lama"
"ah, masa sih yang"
"ya yang, makanya aku minta tahun depan aja. karena percaya nggak percaya sih. tapi kita ikuti ajalah demi kebaikan kita bersama. saya juga ingin pernikahan kita langgeng sampai maut memisahkan"
"Aamiin"
"yang, aku balik dulu yah. ini sudah jam 12 malam, tuh para bocil juga jalan menuju ke sini"
"baiklah, salam sama bibi dan paman ya"
"ok, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
waktunya untuk tidur, Rana memilih tidur dikamar duo bocil bersama para keponakan. sampai waktu pagi menjelang. sebagai penduduk daerah pesisir yang notabene sumber penghasilan utamanya adalah melaut untuk para kaum laki-laki, dan berdagang untuk kaum perempuan.
jam baru menunjukkan waktu 02.00 dini hari, tiba-tiba ada suara perempuan memanggil nama kakak sepupu Rana, dan karena kebetulan kamar duo bocil posisinya berada dekat ruang tamu, maka secara reflek Rana bangun lebih dulu dari sang kakak. setelah kesadarannya kembali penuh, Rana keluar kamar dan langsung membuka pintu untuk menemui tamu sang kakak.
"ya bi, cari siapa?"
"kakakmu ada Rana"
"ada bi, ada perlu apa biar saya panggil"
"ini, bibi cuman mau memberi tahu kalau suami bibi baru pulang melautnya dan syukurnya hasil tangkapannya lumayan hari ini"
"baiklah bi, saya bangunkan kakak dulu"
setelah mempersilahkan si tamu duduk, Rana berjalan ke arah kamar sang kakak.
sambil mengetok pintu kamar.
"kak...kak...kakak ada yang nyariin tuh"
"siapa dik?"
"nggak tahu namanya kak, tapi katanya ikan hasil tangkapan suaminya pagi ini lumayan banyak kak"
"baiklah, itu pasti bi Z. kamu bilang tunggu bentar ya dik"
"ya kak"
setelah dari kamar sang kakak, Rana keluar menemui bi Z untuk mengatakan suruh menunggu sebentar. dan dia lanjut untuk keluar ke arah teras melihat orang hilir mudik silih berganti karena di jam segini roda perputaran uang sudah berjalan.
sambil menikmati udara dingin pagi hari, Rana dikagetkan dengan kehadiran sang kakak bersama bibi Z yang akan ke pesisir pantai untuk mengambil ikan hasil tangkapan suami si bibi Z.
"kak, saya ikut ya"
"nggak usah dik. kamu lebih baik lanjut tidur sana sekalian jaga keponakanmu. takutnya mereka bangun dan cari kakak"
"kakak tenang aja, lagian disini itu ada emak dan kakak B yang akan liat duo bocil kalau mereka bangun kak. lagian kakak tahu mereka nggak bakalan bangun jam segini"
"ya udah, yuk ikut"
"hore..."
akhirnya Rana ikut sang kakak ke bibir pantai. sesampai ditempat lokasi kapal suami bibi Z. setelah dilihat jenis ikan hasil tangkapannya.
"bi, berapa kilo semua?"
"150 kg, nak"
"harga biasa, kan!"
"ya nak"
"baik bi. bisa minta tolong sekalian bantu saya membawa ke rumah ya, sekalian uangnya ambil nanti di rumah"
"baik nak"
akhirnya Rana, sang kakak, dan bibi Z pun membawa ikan yang sudah dibagi dalam tiga wadah agar memudahkan mereka membawa ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments