Sore itu, Rana sudah selesai mandi dan berhias, karena dia berencana akan berkunjung ke rumah bibinya yang biasa dia panggil dengan sebutan emak. Setelah menempuh beberapa waktu dengan berjalan kaki sambil menikmati pemandangan laut akhirnya dia sampai rumah sang bibi.
"Assalamualaikum emak, apa kabar?"
"Waalaikumsalam nak, kapan nyampai"
"emak, kok tumben rumah sepi, kakak sama para keponakanku yang usil pada kemana?"
"aduh nak, kayak kamu nggak tahu aja. kakakmu lagi bantu-bantu dirumah orang yang akan hajatan, kalau keponakanmu yang dua orang belum pulang dari melaut bersama kakak iparmu, dan kalau keponakanmu yang dua lagi jangan ditanya mereka lagi dimana, karena kalau jam segini pasti bermain pasir di pantai dan mereka pulang pas waktu bakso kesukaannya mangkal di depan rumah ini"
"astaga emak, kebiasaan anak dua itu padahal usia terpaut 3 tahun tapi kelakuan bar-barnya mengalahkan usia, kompak banget berdua tuh. saya sampai bingung emak, tuh anak berdua yang mana yang cewek yang mana yang cowok karena sifatnya selalu sama"
"astaga nak, bukan sifatnya aja mereka sama, bajunya pun selalu kembaran dibeli sama kakakmu. emak hanya geleng kepala liat kelakuannya"
"ya udahlah emak yang penting para bocil bahagia dan nggak buat onar. ngomong-ngomong emak sudah makan?"
"sudah nak, karena kakakmu sebelum ninggalin rumah pasti sudah masak terlebih dahulu, kau paham betul kakakmu yang laki-laki dan kedua keponakanmu nggak bisa telat makan, ditambah juga emak yang sudah berumur jadi harus makan tepat waktu karena kalau nggak, bakalan ngomel-ngomel tuh kakakmu"
"ya udah, saya ke rumah calon mertua dulu ya emak mau silaturrahmi karena nggak enak ke sini tapi nggak mampir nanti dikira sudah nggak sayang lagi sama keluarganya"
"ya sudah sana, tapi jangan lama-lama baliknya, karena kalau dua bocil duluan nyampai rumah dan mereka tahu kamu datang bakalan berabeh kau nak di tanyain sama mereka, karena kau tahu bagaimana sifat anakmu dua itu nggak suka lihat emak dan para kakak sepupunya pacaran"
"ya emak, saya permisi. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
setelah Rana berbasa-basi sama sang bibi, dia pamit untuk sekedar berkunjung ke rumah orang tua sang pujaan hati yang kebetulan posisi rumahnya berada di samping rumah sang bibi (mirip kayak lagu pacarku lima langkah🤭🤭🤭). setelah sampai dia langsung masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum, bi"
"Waalaikumsalam sayang, yuk langsung masuk ke dalam aja"
"bibi dan paman baik-baik saja kan?"
"bibi sama paman baik nak, kamu kapan tiba?"
"tadi siang bi, dan sempat ke rumah bibi I dulu sebelum ke sini, ini aja nggak bisa lama-lama karena kalau duo bocil duluan naik ke daratan dari bermain pasirnya bakalan berabe bi. bibi tahu sendiri kelakuan duo bocil bagaimana!"
"ya sih nak, keponakanmu yang dua itu sifat bar-bar banget. tapi sebelum kamu pulang makan dulu yuk"
"baik bi"
akhirnya Rana dan kedua orang tua sang pujaan hati yang bernama Heru makan sore bersama. setelah makan dan membantu membereskan bekas makannya, Rana pun pamit pulang.
sampai depan rumah sang bibi, ternyata kedua kakak sepupunya sudah balik dari kegiatan masing-masing. baru beberapa menit dia duduk di teras rumah panggung, eh duo bocil nongol bersama sepupu-sepupunya yang lain dalam keadaan kotor banget. dia langsung menyuruh duo bocil untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum memesan bakso favorit mereka. mau tidak maulah duo bocil mengikuti perintah sang bibi Rana nya, demi traktiran bakso 🤣🤣🤣 (dasar ya duo bocil disini jadi tukang malak). 30 menit berlalu, mereka keluar rumah dalam keadaan yang bersih dan langsung mengganggu sang bibi dan calon paman mereka (Rana dan Heru).
"Hai, paman"
"hai sayang"
"paman, traktir bakso dong"
"baiklah, apa sih yang nggak buat kalian"
"memang paman yang paling the best. sudah cocok sama bibi Rana yang baik hati"
"astaga sayang, walaupun paman dan bibi Rana tidak pacaran pun, kamu tetap keponakan paman sayang dari ibu mamamu (arti nenek si bocil ya)"
"hehehehe. makasi paman"
akhirnya Rana dan Heru bisa tetap berduaan di teras rumah sang bibi tanpa hambatan dan rintangan, dikarenakan Duk bocil nggak bakalan jadi pengganggu lagi. mereka lagi asyik mengobrol tentang masa depan mereka dan rencana-rencana yang akan mereka bangun setelah berumah tangga. sang kakak sepupu dan sang bibi pun setuju denga hubungan mereka karena bagaimanapun mereka sudah tidak lagi hidup di zamannya Siti Nurbaya (itu prinsip bibi dan sepupunya).
"yang, tahun depan aku dan kedua orang tua berencana untuk silaturrahmi kepada kedua orang tuamu, karena kalau tahun ini aku masih nabung yang"
"ya nggak apa-apa, kita berdua tahu, kita lahir bukan dari keluarga yang sama-sama berada yang, jadi kita harus bekerja keras terlebih dahulu. yang semangat ya kerjanya"
"ya yang, kamu doain ya biar aku tetap sehat dan tidak kekurangan satu apapun"
"ya yank"
"aku membayangkan ketika kita menikah nanti, pasti bakalan di gangguin sama duo bocil saat malam pertama pernikahan kita. kamu liat sendiri beberapa sepupu-sepupumu yang sudah menikah lebih dulu pasti mereka digangguin"
"hahahahahaha,,,, yayaya aku aja kalau liat kelakuan mereka pasti sakit perut karena ketawa yang, coba ingat saat nikahan sepupuku si E dan si N, eh malah bocil itu nangis minta tidur ditengah kedua pengantin"
"tapi bagaimanapun aku sayang banget sama duo bocil itu, yang. sifat mereka yang jahil memberi hiburan tersendiri bagi keluarga kami, apalagi kalau aku melihat salah satu dari duo bocil yang nasibnya sama sepertiku yakni seorang yatim, aku rasanya pengen nangis, yang. aku yang sudah dewasa kayak gini aja masih sakit rasanya tidak memiliki sosok seorang ibu di sisiku, apalagi dia yang masih kecil. tapi aku senang karena ketiga keponakan mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kakak dan kakak iparku, walaupun sebenarnya kakak dan kakak ipar hanya memiliki anak tunggal. tapi kehadiran ketiga keponakanku yang yatim itu rumah ini jadi terasa ramai. dan bahkan masyarakat sekampung tidak ada yang pernah mengatakan bahkan duo bocil itu hanya saudara sepupu"
"ya benar, yang. masyarakat selalu memanggil mereka dengan sebutan duo bocil sehingga si kakak tidak pernah merasa minder jika berjalan bersama si Adek"
"itu impian kecilku ketika berumah tangga nanti, yang. aku tidak ingin membedakan antara orang tuaku dan orang tuamu begitupun dengan saudara-saudaramu dan para keponakanmu, aku akan menyayangi mereka seperti aku menyayangi keluargaku sendiri"
"eh yang, tidak terasa ternyata waktu sudah masuk magrib. aku pulang dulu ya, nanti setelah isya aku ke sini lagi. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
waktu magrib pun tiba. Rana diminta oleh sang bibi dan sang kakak untuk menginap saja tidak usah pulang ke rumah orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments