anak bibi Rana itu ada 3 orang, dua diantaranya perempuan dan 1 laki-laki. si laki-laki yang merupakan anak sulung berstatus duda tanpa anak. yang kedua meninggal dunia dengan meninggalkan 3 orang anak laki-laki, dua diantaranya ikut dengan pamannya melaut dan pulang hanya sebulan sekali, dan yang satunya bermain dengan sepupu kecil hingga mereka dijuluki duo bocil. dan si bungsu perempuan hanya memiliki anak perempuan tunggal yang masih duduk dikelas 3 sekolah dasar yang memiliki sifat bar-bar level 4.
.
.
.
itu sedikit tentang silsilah keluarga bibi si Rana.
sorenya, Rana sedang duduk santai diteras rumah sang kakak sambil menikmati angin pantai yang hari terasa cukup panas dikulit.
sang kakak bertanya kepada Rana
"dik, kamu lihat keponakanmu?"
"bukannya mereka berdua selalu bermain dipantau kak"
"masalahnya keponakanmu yang besar itu lagi pergi ikut pertandingan bola antar desa di desa N, dik"
"mungkin si kecil ikut kak!"
"sepertinya tidak dik. karena se bar-barnya keponakanmu yang satu itu, dia trauma nonton sepak bola karena kejadian satu bulan lalu"
"mungkin dia main dirumah depan kak?"
"nggak adik, soalnya tadi kakak sudah tanya sama sepupumu itu"
sampai sore hari Rana dan sang kakak sudah mulai khawatir karena si kecil belum kelihatan batang hidungnya. dan bahkan sepupu-sepupunya yang lain juga tidak tahu keberadaannya. hingga tiba-tiba suara cemprengnya sayup-sayup terdengar ditelinga Rana dan sang kakak hingga spontan Rana berbalik belakang dan melihat dari kejauhan si bocil lagi berjalan dengan seorang pemuda yang sangat tampan. dan Rana langsung berbisik ke sang kakak untuk memberi tahu bahwa itu si bocil lagi jalan ke arah mereka bersama seorang laki-laki yang Rana tidak pernah lihat (ya! si Rana kuper sih padahal laki-laki tanpa itu saudara sepupunya sendiri, itu kata hati Outhor🤭🤭🤭).
"kak, itu bocil lagi jalan sama siapa?"
"itukan Rama, dik. anaknya paman S"
"paman S saudara kandungnya ayah, kak?"
"ya"
"kok aku nggak pernah lihat?"
"iyalah. kan kamu dari kecil tidak tinggal dikampung ini dik"
"hehehehe lupa (Rana sambil nyegir)"
tibalah si bocil dan sang paman Rama di rumahnya. dan si bocil bisa lihat dari raut wajah sang bibi dan mamanya kalau mereka khawatir dengan dirinya.
"Assalamualaikum mamaku sayang"
"Assalamualaikum onty cantik"
"waalaikumsalam" (jawaban serempak sang kakak dan Rana)
"kamu dari mana saja nak. mama khawatir sama kamu?"
"heheheh. maaf mama tadi saya habis main di pantai dan ketemu sama om Rama yang baru nyampai dari melautnya. terus saya diajak ke rumah untuk ambil ikan ini (sambil nunjuk kantong plastik yang berisi ikan segar), dan nyampai rumah om, saya malah di suruh nunggu om mandi dulu karena om juga mau main ke sini. sambilan nunggu om, saya ikut makan sore sama kakak S mama"
"ya udah. sana mandi dulu, dan ikannya kamu letakkan aja di dapur taro didalam baskom ya nak"
"ya mama"
setelah si bocil berlalu, dan sang kakak juga keluar rumah sebentar jemput mamanya yang kebetulan sedang silaturrahmi ke rumah saudaranya. akhirnya tinggallah Rana dan Rama di teras berdua.
"hai, aku Rama"
"hai, aku Rana"
"kamu siapanya kakak sepupu aku?"
"beliau juga kakak sepupuku"
"ahh, kok bisa!"
"aku anak ayah W"
"astaga😯😯😯, kok bisa kita saudara sepupu tapi tidak saling mengenal🤣🤣🤣"
"hahahahaha.... maklumlah kita tinggal di desa yang berbeda. ini kali pertama aku berkunjung ke desa ini pasca mamaku meninggal jadi wajar kita tidak saling kenal"
"ya sih. kamu nginap di sini?"
"ya. kok aku baru lihat kamu ke sini padahal aku sudah beberapa hari di sini?"
"aku baru pulang melaut. dan pas kapal aku baru berhenti dibibir pantai, aku lihat bocil satu itu lagi bermain sendiri di pantai sambil mencari kepiting merdeka. entah buat apa tuh anak kepiting kecil itu! dan aku langsung manggil dan ngajak dia ke rumah aja daripada main di pantai sendiri"
"oh"
"tadi aku ngajak dia ke rumah karena memang sekalian aku ada teman jalan ke sini. selain nganter dia pulang, aku juga ketemu sama calon iparmu di komplek ini"
"wow, bentar lagi aku bakalan ngehadirin acara kondangan sepupu sendiri donk!"
"heheheh. gitu deh. doain ya semoga kami berjodoh"
"Aamiin"
karena asyik mengobrol nggak terasa waktu sudah hampir magrib dan sang kakak berserta emaknya sudah balik. sedangkan si bocil sudah tertidur di depan TV mungkin karena efek kelelahan akibat main lari-larian di tepi pantai.
"Ram, kamu nggak usah pulang dulu ya. makan malam sekalian di sini"
"ya kak"
dan Rama pun berlalu ke depan TV dan ikut berbaring disamping keponakannya. mungkin karena efek lelah dan rasa kantuk yang parah, akhirnya Rama juga menyusul keponakannya ke alam mimpi. sedangkan Rana membantu sang kakak mempersiapkan masakan untuk makan malam. dan kebetulan kakak sepupu laki-lakinya juga baru nyampai rumah bersamaan dengan si bocil satunya.
"Assalamualaikum mama"
"Waalaikumsalam nak"
"ma, adik mana?"
"tuh lagi tidur di depan TV bersama om Rama mu"
"om Rama! sudah pulang?"
"tadi sore om mu pulang nak"
"yes. berarti kakak-kakak dan papa bentar lagi bakalan nyusul pulang juga dong ma"
"Insya Allah nak. mandi dulu sana habis itu shalat dan kita makan malam bersama ya sayang"
"ya mama"
setelah si bocil satu berlalu. dan semua masakan sudah tertata di atas tikar. akhirnya Rana keluar menuju depan TV untuk membangunkan keponakan dan sepupunya untuk shalat magrib.
"nak, bangun sayang"
"kak, bangun sudah magrib"
(suara Rana saat membangunkan keponakan dan sepupunya)
"ya Ran"
"kak, sana ambil wudhu dulu karena keburu magrib habis. aku mau bangunkan nih dulu (sambil menunjukkan si bocil dengan daguny)"
"ya Ran"
setelah Rama berlalu ke kamar mandi. Rana masih berusaha membangunkan keponakan nakalnya itu. dan setelah dia bangun, keponakannya langsung pengen muntah. dengan cekatan Rana menggendong keponakannya menuju kamar mandi
"kak, ini bocil muntah-muntah kak" (sambil panik)
"tenang dik. keponakanmu itu memang memiliki asam lambung tinggi. habis muntah nanti di bawa ke depan TV ya. biar kakak kasih obatnya dulu sebelum dia makan"
"ya kak"
setelah membersihkan sisa-sisa muntahan, Rana langsung menggendong keponakan menuju ruang TV. dan sang kakak sudah sigap menantinya.
"nak, minum obat dulu ya sayang"
"pahit ma"
"tidak apa-apa, tidak pahit kok"
(sambil mengarahkan obat ke mulut sang anak dan spontan Rana memberikan keponakannya air minum)
"ma, kangen papa"
dan saat mendengar keponakannya kangen dengan kakak iparnya. Rama langsung berinisiatif untuk menggendong keponakannya itu.
"sayang, sama om Rama ya nak"
"ya om" (sambil merentangkan tangannya)
"uluh-uluh keponakan om yang bar-bar ini kalau sakit bisa manja juga ternyata. kita duduk di teras sambil makan ya nak?"
"ya om"
dan makan malam itu berlalu dengan adegan Rama menyuapi keponakannya makan dan bergantian dengan dirinya sendiri. hal itu tidak luput dari pandangan Rana. rasa kagum Rana terhadap Rama yang bisa menaklukkan keponakannya itu yang terkenal dengan susah untuk mau dekat dengan siapa-siapa saat sedang tidak enak badan selain ayahnya sendiri kini bisa dengan mudah nurut dengan Rama. sampai makanan dalam piring habis dan mereka bermain bersama sampai Rama memutuskan menginap untuk menjaga keponakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments