Bab V : Tidak Sengaja Bertemu

anak bibi Rana itu ada 3 orang, dua diantaranya perempuan dan 1 laki-laki. si laki-laki yang merupakan anak sulung berstatus duda tanpa anak. yang kedua meninggal dunia dengan meninggalkan 3 orang anak laki-laki, dua diantaranya ikut dengan pamannya melaut dan pulang hanya sebulan sekali, dan yang satunya bermain dengan sepupu kecil hingga mereka dijuluki duo bocil. dan si bungsu perempuan hanya memiliki anak perempuan tunggal yang masih duduk dikelas 3 sekolah dasar yang memiliki sifat bar-bar level 4.

.

.

.

itu sedikit tentang silsilah keluarga bibi si Rana.

sorenya, Rana sedang duduk santai diteras rumah sang kakak sambil menikmati angin pantai yang hari terasa cukup panas dikulit.

sang kakak bertanya kepada Rana

"dik, kamu lihat keponakanmu?"

"bukannya mereka berdua selalu bermain dipantau kak"

"masalahnya keponakanmu yang besar itu lagi pergi ikut pertandingan bola antar desa di desa N, dik"

"mungkin si kecil ikut kak!"

"sepertinya tidak dik. karena se bar-barnya keponakanmu yang satu itu, dia trauma nonton sepak bola karena kejadian satu bulan lalu"

"mungkin dia main dirumah depan kak?"

"nggak adik, soalnya tadi kakak sudah tanya sama sepupumu itu"

sampai sore hari Rana dan sang kakak sudah mulai khawatir karena si kecil belum kelihatan batang hidungnya. dan bahkan sepupu-sepupunya yang lain juga tidak tahu keberadaannya. hingga tiba-tiba suara cemprengnya sayup-sayup terdengar ditelinga Rana dan sang kakak hingga spontan Rana berbalik belakang dan melihat dari kejauhan si bocil lagi berjalan dengan seorang pemuda yang sangat tampan. dan Rana langsung berbisik ke sang kakak untuk memberi tahu bahwa itu si bocil lagi jalan ke arah mereka bersama seorang laki-laki yang Rana tidak pernah lihat (ya! si Rana kuper sih padahal laki-laki tanpa itu saudara sepupunya sendiri, itu kata hati Outhor🤭🤭🤭).

"kak, itu bocil lagi jalan sama siapa?"

"itukan Rama, dik. anaknya paman S"

"paman S saudara kandungnya ayah, kak?"

"ya"

"kok aku nggak pernah lihat?"

"iyalah. kan kamu dari kecil tidak tinggal dikampung ini dik"

"hehehehe lupa (Rana sambil nyegir)"

tibalah si bocil dan sang paman Rama di rumahnya. dan si bocil bisa lihat dari raut wajah sang bibi dan mamanya kalau mereka khawatir dengan dirinya.

"Assalamualaikum mamaku sayang"

"Assalamualaikum onty cantik"

"waalaikumsalam" (jawaban serempak sang kakak dan Rana)

"kamu dari mana saja nak. mama khawatir sama kamu?"

"heheheh. maaf mama tadi saya habis main di pantai dan ketemu sama om Rama yang baru nyampai dari melautnya. terus saya diajak ke rumah untuk ambil ikan ini (sambil nunjuk kantong plastik yang berisi ikan segar), dan nyampai rumah om, saya malah di suruh nunggu om mandi dulu karena om juga mau main ke sini. sambilan nunggu om, saya ikut makan sore sama kakak S mama"

"ya udah. sana mandi dulu, dan ikannya kamu letakkan aja di dapur taro didalam baskom ya nak"

"ya mama"

setelah si bocil berlalu, dan sang kakak juga keluar rumah sebentar jemput mamanya yang kebetulan sedang silaturrahmi ke rumah saudaranya. akhirnya tinggallah Rana dan Rama di teras berdua.

"hai, aku Rama"

"hai, aku Rana"

"kamu siapanya kakak sepupu aku?"

"beliau juga kakak sepupuku"

"ahh, kok bisa!"

"aku anak ayah W"

"astaga😯😯😯, kok bisa kita saudara sepupu tapi tidak saling mengenal🤣🤣🤣"

"hahahahaha.... maklumlah kita tinggal di desa yang berbeda. ini kali pertama aku berkunjung ke desa ini pasca mamaku meninggal jadi wajar kita tidak saling kenal"

"ya sih. kamu nginap di sini?"

"ya. kok aku baru lihat kamu ke sini padahal aku sudah beberapa hari di sini?"

"aku baru pulang melaut. dan pas kapal aku baru berhenti dibibir pantai, aku lihat bocil satu itu lagi bermain sendiri di pantai sambil mencari kepiting merdeka. entah buat apa tuh anak kepiting kecil itu! dan aku langsung manggil dan ngajak dia ke rumah aja daripada main di pantai sendiri"

"oh"

"tadi aku ngajak dia ke rumah karena memang sekalian aku ada teman jalan ke sini. selain nganter dia pulang, aku juga ketemu sama calon iparmu di komplek ini"

"wow, bentar lagi aku bakalan ngehadirin acara kondangan sepupu sendiri donk!"

"heheheh. gitu deh. doain ya semoga kami berjodoh"

"Aamiin"

karena asyik mengobrol nggak terasa waktu sudah hampir magrib dan sang kakak berserta emaknya sudah balik. sedangkan si bocil sudah tertidur di depan TV mungkin karena efek kelelahan akibat main lari-larian di tepi pantai.

"Ram, kamu nggak usah pulang dulu ya. makan malam sekalian di sini"

"ya kak"

dan Rama pun berlalu ke depan TV dan ikut berbaring disamping keponakannya. mungkin karena efek lelah dan rasa kantuk yang parah, akhirnya Rama juga menyusul keponakannya ke alam mimpi. sedangkan Rana membantu sang kakak mempersiapkan masakan untuk makan malam. dan kebetulan kakak sepupu laki-lakinya juga baru nyampai rumah bersamaan dengan si bocil satunya.

"Assalamualaikum mama"

"Waalaikumsalam nak"

"ma, adik mana?"

"tuh lagi tidur di depan TV bersama om Rama mu"

"om Rama! sudah pulang?"

"tadi sore om mu pulang nak"

"yes. berarti kakak-kakak dan papa bentar lagi bakalan nyusul pulang juga dong ma"

"Insya Allah nak. mandi dulu sana habis itu shalat dan kita makan malam bersama ya sayang"

"ya mama"

setelah si bocil satu berlalu. dan semua masakan sudah tertata di atas tikar. akhirnya Rana keluar menuju depan TV untuk membangunkan keponakan dan sepupunya untuk shalat magrib.

"nak, bangun sayang"

"kak, bangun sudah magrib"

(suara Rana saat membangunkan keponakan dan sepupunya)

"ya Ran"

"kak, sana ambil wudhu dulu karena keburu magrib habis. aku mau bangunkan nih dulu (sambil menunjukkan si bocil dengan daguny)"

"ya Ran"

setelah Rama berlalu ke kamar mandi. Rana masih berusaha membangunkan keponakan nakalnya itu. dan setelah dia bangun, keponakannya langsung pengen muntah. dengan cekatan Rana menggendong keponakannya menuju kamar mandi

"kak, ini bocil muntah-muntah kak" (sambil panik)

"tenang dik. keponakanmu itu memang memiliki asam lambung tinggi. habis muntah nanti di bawa ke depan TV ya. biar kakak kasih obatnya dulu sebelum dia makan"

"ya kak"

setelah membersihkan sisa-sisa muntahan, Rana langsung menggendong keponakan menuju ruang TV. dan sang kakak sudah sigap menantinya.

"nak, minum obat dulu ya sayang"

"pahit ma"

"tidak apa-apa, tidak pahit kok"

(sambil mengarahkan obat ke mulut sang anak dan spontan Rana memberikan keponakannya air minum)

"ma, kangen papa"

dan saat mendengar keponakannya kangen dengan kakak iparnya. Rama langsung berinisiatif untuk menggendong keponakannya itu.

"sayang, sama om Rama ya nak"

"ya om" (sambil merentangkan tangannya)

"uluh-uluh keponakan om yang bar-bar ini kalau sakit bisa manja juga ternyata. kita duduk di teras sambil makan ya nak?"

"ya om"

dan makan malam itu berlalu dengan adegan Rama menyuapi keponakannya makan dan bergantian dengan dirinya sendiri. hal itu tidak luput dari pandangan Rana. rasa kagum Rana terhadap Rama yang bisa menaklukkan keponakannya itu yang terkenal dengan susah untuk mau dekat dengan siapa-siapa saat sedang tidak enak badan selain ayahnya sendiri kini bisa dengan mudah nurut dengan Rama. sampai makanan dalam piring habis dan mereka bermain bersama sampai Rama memutuskan menginap untuk menjaga keponakannya.

Episodes
1 Bab I : Perjalanan Awal
2 Bab II : Ke Rumah Bibi
3 Bab III : Keindahan Malam
4 Bab IV : Kehangatan Keluarga
5 Bab V : Tidak Sengaja Bertemu
6 Bab VI : Mulai Ada Rasa
7 Bab VII : Merasa Kehilangan
8 Bab VIII : Hari Bahagia
9 Bab IX : Awal Kehidupan Baru
10 Bab X : Ketika Cinta Sudah Bersemi
11 Bab XI : Kabar Bahagia
12 XII : Semua Keluarga Ikut Bersuka Cita
13 XIII : Indahnya Kebersamaan Keluarga
14 Bab XVI : Curhatan Hati Rana (1)
15 Bab XV : Curhatan Hati Rana (2)
16 Bab XVI : Kepulangan Rama dari Melaut
17 Bab XVII : Melepas Rindu
18 Bab XVIII : Bunga Yang Bermekaran (1)
19 Bab XIX : Bunga Yang Bermekaran (2)
20 Bab XX : Makan Siang di Rumah Kakak Sepupu
21 Bab XXI : Acara 4 Bulanan
22 Bab XXII : Kembali LDR-an
23 Bab XXIII : Hari Menyenangkan Untuk Rana
24 XXIV : Acara 7 Bulan Kehamilan Rana
25 Bab XXV : Kontraksi
26 Bab XXVI : Melahirkan
27 Bab XXVII : Rana Pulang Dari Rumah Sakit
28 Bab XXVIII : Welcome Baby Boy Raka
29 Bab XXIX : Akhirnya Duo Bocil Lucnut Jatuh Sakit (1)
30 Bab XXX : Akhirnya Duo Bocil Lucnut Jatuh Sakit (2)
31 Bab XXXI : Asyik Duo Bocil Sudah Ceria Kembali
32 Bab XXXII : Menegangkan
33 Bab XXXIII : Efek Jerah Untuk Para Maling
34 Bab XXXIV : Cie Baby Raka Sudah 40 Hari
35 Bab XXXV : Baby Raka Ditinggal Untuk Pertama Kali
36 Bab XXXVI : Tragis Banget Nasih Rana Dalam Permainan Kartu Malam Ini
37 Bab XXXVII : Rana Kalah Taruhan
38 Bab XXXVIII : Masih Perkara Taruhan
39 Bab XXXIX : Akhir Bocil Kecil Yang Keluar Sebagai Pemenang
40 Bab XL : Kulkas atau Sepeda Yah? Atau Bahkan Keduanya?
41 Bab XLI : Jalan-Jalan ke Kota
42 Bab XLII : Yeay Baby Raka Hadiah
43 Bab XLIII : Kembali Menabung
44 Bab XLIV : Honeymoon Kecil-Kecilan Ala Rama Dan Rana (1)
45 Bab XLV : Honeymoon Kecil-Kecilan Ala Rama Dan Rana (2)
46 Bab XLVI : Perfect Honeymoon
47 Bab XLVII : Misi Berhasil
48 Bab XLVIII : Baby Raka Tidak Rewel
49 Bab XLIX : Awas Ada Babi Ngepet
50 Bab L : Bersiap-Siap Balik Ke Kampung
51 Bab LI : Melepas Rindu (1)
52 Bab LII : Melepas Rindu (2)
53 Bab LIII : Enam Bulan Berlalu
54 Bab LIV : Hadiah Burung Beo Dari Calon Camer
55 Bab LV : Kabar Yang Menghebohkan Jagad Perjulidan Netijen
56 Bab LVI : Tragedi Yang Mencekam (1)
57 Bab LVII : Tragedi Yang Mencekam (2)
58 Bab LVIII : Titik Terang Dari Kasus Tragedi Mencekam Itu
59 Bab LIX : Aduh! Si Bayi Gemoy Jatuh Dari Teras Rumah
60 Bab LX : Sikap Rana Yang Aneh
61 Bab LXI : Kesabaran Rama Diuji
62 Bab LXII : Pertengkaran Love Bird
63 Bab LXIII : Pisah Ranjang
64 Bab LXIV : Penyesalan Rama
65 Bab LXV : Diujung Tanduk Perpisahan
66 Bab LXVI : Masih Dalam Situasi Yang Sama
67 Bab LXVII : Keluarga Sudah Mengetahui Masalah Keduanya
68 Bab LXVIII : Keputusan
69 Bab LXIX : Kembali Mesra
70 Bab LXX : Detik-Detik Terakhir Penghujung Ramadhan
71 Bab LXXI : Tradisi di H-1 Lebaran
72 Bab LXXII : Lebaran Tiba (1)
73 Bab LXXIII : Lebaran Tiba (2)
74 Bab LXXIV : Lebaran Tiba (3)
75 Bab LXXV : Mpasi Pertamanya Baby Rafa
76 Bab LXXVI : Pertemuan Dua Saudara
77 Bab LXXVII : Gosip Unfaedah Dua Bersaudara
78 Bab LXXVIII : Pertemuan Keluarga Untuk Rencana Pernikahan
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab I : Perjalanan Awal
2
Bab II : Ke Rumah Bibi
3
Bab III : Keindahan Malam
4
Bab IV : Kehangatan Keluarga
5
Bab V : Tidak Sengaja Bertemu
6
Bab VI : Mulai Ada Rasa
7
Bab VII : Merasa Kehilangan
8
Bab VIII : Hari Bahagia
9
Bab IX : Awal Kehidupan Baru
10
Bab X : Ketika Cinta Sudah Bersemi
11
Bab XI : Kabar Bahagia
12
XII : Semua Keluarga Ikut Bersuka Cita
13
XIII : Indahnya Kebersamaan Keluarga
14
Bab XVI : Curhatan Hati Rana (1)
15
Bab XV : Curhatan Hati Rana (2)
16
Bab XVI : Kepulangan Rama dari Melaut
17
Bab XVII : Melepas Rindu
18
Bab XVIII : Bunga Yang Bermekaran (1)
19
Bab XIX : Bunga Yang Bermekaran (2)
20
Bab XX : Makan Siang di Rumah Kakak Sepupu
21
Bab XXI : Acara 4 Bulanan
22
Bab XXII : Kembali LDR-an
23
Bab XXIII : Hari Menyenangkan Untuk Rana
24
XXIV : Acara 7 Bulan Kehamilan Rana
25
Bab XXV : Kontraksi
26
Bab XXVI : Melahirkan
27
Bab XXVII : Rana Pulang Dari Rumah Sakit
28
Bab XXVIII : Welcome Baby Boy Raka
29
Bab XXIX : Akhirnya Duo Bocil Lucnut Jatuh Sakit (1)
30
Bab XXX : Akhirnya Duo Bocil Lucnut Jatuh Sakit (2)
31
Bab XXXI : Asyik Duo Bocil Sudah Ceria Kembali
32
Bab XXXII : Menegangkan
33
Bab XXXIII : Efek Jerah Untuk Para Maling
34
Bab XXXIV : Cie Baby Raka Sudah 40 Hari
35
Bab XXXV : Baby Raka Ditinggal Untuk Pertama Kali
36
Bab XXXVI : Tragis Banget Nasih Rana Dalam Permainan Kartu Malam Ini
37
Bab XXXVII : Rana Kalah Taruhan
38
Bab XXXVIII : Masih Perkara Taruhan
39
Bab XXXIX : Akhir Bocil Kecil Yang Keluar Sebagai Pemenang
40
Bab XL : Kulkas atau Sepeda Yah? Atau Bahkan Keduanya?
41
Bab XLI : Jalan-Jalan ke Kota
42
Bab XLII : Yeay Baby Raka Hadiah
43
Bab XLIII : Kembali Menabung
44
Bab XLIV : Honeymoon Kecil-Kecilan Ala Rama Dan Rana (1)
45
Bab XLV : Honeymoon Kecil-Kecilan Ala Rama Dan Rana (2)
46
Bab XLVI : Perfect Honeymoon
47
Bab XLVII : Misi Berhasil
48
Bab XLVIII : Baby Raka Tidak Rewel
49
Bab XLIX : Awas Ada Babi Ngepet
50
Bab L : Bersiap-Siap Balik Ke Kampung
51
Bab LI : Melepas Rindu (1)
52
Bab LII : Melepas Rindu (2)
53
Bab LIII : Enam Bulan Berlalu
54
Bab LIV : Hadiah Burung Beo Dari Calon Camer
55
Bab LV : Kabar Yang Menghebohkan Jagad Perjulidan Netijen
56
Bab LVI : Tragedi Yang Mencekam (1)
57
Bab LVII : Tragedi Yang Mencekam (2)
58
Bab LVIII : Titik Terang Dari Kasus Tragedi Mencekam Itu
59
Bab LIX : Aduh! Si Bayi Gemoy Jatuh Dari Teras Rumah
60
Bab LX : Sikap Rana Yang Aneh
61
Bab LXI : Kesabaran Rama Diuji
62
Bab LXII : Pertengkaran Love Bird
63
Bab LXIII : Pisah Ranjang
64
Bab LXIV : Penyesalan Rama
65
Bab LXV : Diujung Tanduk Perpisahan
66
Bab LXVI : Masih Dalam Situasi Yang Sama
67
Bab LXVII : Keluarga Sudah Mengetahui Masalah Keduanya
68
Bab LXVIII : Keputusan
69
Bab LXIX : Kembali Mesra
70
Bab LXX : Detik-Detik Terakhir Penghujung Ramadhan
71
Bab LXXI : Tradisi di H-1 Lebaran
72
Bab LXXII : Lebaran Tiba (1)
73
Bab LXXIII : Lebaran Tiba (2)
74
Bab LXXIV : Lebaran Tiba (3)
75
Bab LXXV : Mpasi Pertamanya Baby Rafa
76
Bab LXXVI : Pertemuan Dua Saudara
77
Bab LXXVII : Gosip Unfaedah Dua Bersaudara
78
Bab LXXVIII : Pertemuan Keluarga Untuk Rencana Pernikahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!