PS chapter 2

➡➡➡

True love is love which only for two person and no place for the thord person.

(Cinta sejati adalah cinta yang terdiri dari dua orang saja dan tidak ada tempat bagi orang ke tiga)

➡➡➡

Tiga hari kemudian.

Aku menarik nafas lega begitu mendapati Adnan telah kembali dalam keadaan sehat, selamat sentausa setelah tiga hari di luar kota.

Melihat kedatangan Adnan, Kirani segera berhambur ke pelukan Adnan begitu Adnan turun dari mobilnya.

"Papa, Kirani tidak ingin memiliki ibu tiri yang jahat seperti Bawang Putih." Suara polos Kirani yang di bumbui dengan kesedihan cukup untuk membuat Adnan terlihat sedikit terkejut dengan sikap Kirani yang di rasa cukup aneh.

Adnan menoleh ke arahku, sementara aku hanya mengangkat bahu pura pura tidak tahu.

Semua keanehan Kirani berawal dari dongeng malam sebelum tidur yang selalu ingin Kirani dengar, dan aku membacakan Bawang Merah Bawang Putih sebagai gantinya. Namun siapa sangka jika Kirani akan banyak bertanya tentang kata 'Ibu tiri' yang membuat rasa keingin tahuan Kirani tumbuh.

Apa itu ibu tiri? Kenapa bisa ada ibu tiri? Mengapa ibu tiri sangat jahat? Dan bla bla bla adalah secarik pertanyaan Kirani yang membuatku pusing tujuh keliling, aku bahkan merasa menyesal telah membacakan dongeng seperti itu, dan aku berencana untuk membuang buku dongeng itu jauh jauh keesokan harinya dan memastikan tidak akan pernah ada dongeng seperti itu lagi di dalam rumah.

"Sudah... Kirani jangan sedih lagi?" Adnan menepuk punggung Kirani untuk menenangkannya, "nanti Papa juga ikut sedih? Lihat Papa bawa apa untuk Kirani?" Ucap Adnan menyerahkan sebuah paper bag besar sebagai buah tangan dari luar Kota, juga upaya Adnan untuk menghibur putri sematawayang kami.

Kirani membuka paper bag dan mendapati boneka siput besar dengan kedua bayi siput di dalamnya, "wow, ini sangat lucu," ucap Kirani sangat antusias mengeluarkan boneka Momi dan bayi siput segera, kemudian memeluknya.

"Kirani, Papa baru tiba, Papa lelah dan perlu istirahat," ucapku berusaha untuk membawa Kirani masuk ke rumah.

Namun Kirani justru merajuk dan semakin mengeratkan pelukannya kepada Adnan, "tidak apa apa, mungkin Kirani hanya terlalu merindukan Papa. Iya kan sayang? Kirani rindu sama Papa?" Tanya Adnan yang kemudian membawa Kirani dalam gendongannya.

Kirani mengangguk, "Kirani rindu Papa sangat banyak," ucap Kirani dengan mencium Pipi kiri Adnan.

Aku tersenyum melihat ini. Ternyata apa yang di katakan kebanyakan orang itu benar, jika anak perempuan cenderung lebih dekat dengan Papa di banding dengan Mamanya, mungkin karena Kirani merasa aman jika bersama Adnan yang selalu melindungi juga menyayanginya.

Melihat Kirani dan Adnan menghilang di balik pintu, aku segera mengambil koper Adnan di bagasi, dan menyeretnya masuk.

Begitu memasuki rumah, aku di suguhkan dengan pemandangan Adnan yang tengah bermain dengan Kirani di ruang keluarga dengan televisi yang menyala. Memperlihatkan film kartun kesayangan Kirani yang selalu Kirani tonton sepanjang hari.

Aku tersenyum melihat ini, tapi aku segera naik ke kamar kami di lantai atas untuk membongkar isi koper Adnan. Aku mengeluarkan satu persatu barang barang Adnan, dan cukup terkejut saat mendapati kartu nama seseorang tersemat di antara pakaian Adnan.

Aku mengambil kartu nama itu.

"HS World??" Tanyaku pada diriku sendiri pada kesunyian.

Meskipun aku hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa, tapi aku tidaklah bodoh. HS World adalah salah satu perusahaan Multi Nasional yang bergerak di bidang perhotelan. Banyak Hotel berlabel HS dengan harga puluhan juta untuk sekali menginap di sebuah kamar. Setidaknya itulah yang aku baca di internet.

Belum sempat aku membalik kartu nama itu untuk mengetahui nama pemiliknya, tiba tiba Adnan datang dan merebut kartu nama itu dariku.

"Astaga, kamu mengagetkanku," ucapku pada Adnan. Entah sejak kapan Adnan sudah berada di sini, aku juga tidak mengetahui pastinya.

"Apa yang kamu pikirkan, em?" Tanya Adnan seraya memasukkan kartu nama itu ke dalam saku celananya.

Aku menggelengkan kepala, "tidak ada, apa kamu mau mandi sekarang? Aku akan menyiapkan air hangat untukmu," ucapku hendak berlalu ke kamar mandi.

Tapi Adnan segera menarik tanganku hingga dalam sekejap aku sudah berada di pelukkannya.

Aku merenggangkan pelukan Adnan, dan kami saling berpandangan, "apa hanya Kirani yang merindukkanku? Apa istri cantikku ini tidak?" Adnan tersenyum menggodaku.

"Tentu saja aku merindukkanmu, sedikit lebih banyak dari Kirani." Ucapku sambil membuka satu persatu kancing kemeja Adnan. Penampilan Adnan yang berantakkan justru membuatnya terlihat sangat menggoda. "Tapi.. suamiku harus mandi dulu, okey? Aku akan siapkan air hangat untukmu, dan kamu bersiaplah untuk mandi."

Aku berlalu ke kamar mandi dengan cepat. Aku nyalakan kran dan mengisinya hingga penuh, ku teteskan sabun dengan wangi aroma terapi yang selalu Adnan gunakan.

Aku ingin Adnan merasa rilex terlebih dahulu, aku tahu dia sangat kelelahan. Buktinya terlihat ada kantung hitam di bawah matanya.

Aku menunggu Adnan di atas tempat tidur, aku tahu Adnan merindukkanku. Aku sengaja memakai baju tidur seksi untuknya malam ini. Dia suamiku, pernikahan kami telah resmi baik secara hukum ataupun agama. Jadi tidak akan berdosa jika aku berinisiatif untuk menggodanya malam ini bukan?? Lagipula Kirani sudah tidur nyenyak di dalam kamarnya.

Aku tertawa di dalam hati dengan niatku sendiri, entahlah.. mungkin aku hanya terlalu merindukan Adnan.

Lamunanku buyar saat pintu kamar mandi tiba tiba terbuka, sontak aku menoleh ke arah pintu. Adnan yang hanya mengenakan handuk dengan memperlihatkan badan kekarnya membuatku tersenyum malu.

Meskipun kami sudah menikah cukup lama, tapi entah kenapa aku masih merasa malu jika di sajikan dengan pemandangan seindah ini. Adnan yang terlihat semakin bugar dan juga semakin tampan membuatku mengakui jika suamiku masih tetap sama dan tidak berubah satu incipun. Justru semakin ke sini, suamiku semakin bersinar.

Aku sangat bangga memiliki suami seperti Adnan, Adnan adalah sosok idola untukku dan juga Kirani. Seseorang dengan integritas tinggi serta berkarakter baik dan sangat layak untuk di kagumi.

Tanpa terasa Adnan sudah berada di hadapanku. Adnan menunjukkan senyum yang sangat manis, "apa kamu berencana untuk menggoda suamimu?"

Aku tersenyum malu, "untuk apa aku menggodamu? Apa kamu lupa, jika semua selalu berakhir dengan kamu yang menggodaku?"

Adnan membaringkan tubuhnya di sampingku, "apa kamu tidak ingin bertanya kenapa sampai detik ini aku tidak berubah?"

Aku menoleh ke arah Adnan dan mengangkat sebelah alisku setelah mendengar ini, aku tidak mengerti kenapa Adnan bisa tahu tentang apa yang tengah aku pikirkan sekarang?

"Karena cukup dunia saja yang berubah, aku tidak akan pernah berubah, aku akan tetap berdiri di tempat yang sama untukmu."

Terpopuler

Comments

Lina Maulina Bintang Libra

Lina Maulina Bintang Libra

udah mulai kan bermain api suamimu

2022-12-14

0

Lina Maulina Bintang Libra

Lina Maulina Bintang Libra

y kebanyakan ank cwe cenderung cinta pertama adalah ayah kandungnya sendiri sblm beralih k suami Nnt nya

2022-12-14

0

Tri Soen

Tri Soen

Tapi disini sikap Adnan masih tampak manis dihadapan istri dan anak nya ntah besok2 nya...

2022-11-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!