Mendadak bulu kuduknya berdiri, tengkuknya terasa dingin, perlahan kepalanya menoleh ke sumber suara dengan pergerakan yang kaku. Terpampang jelas wajah pucat menatap penasaran, tubuhnya pun tembus pandang, semakin dilihat semakin mengerikan.
Putri kembali menelan salivanya. Jadi, apa yang dipikirkannya benar. Pria ini bukanlah manusia, dia adalah hantu.
“Aaa!!”
Detik kemudian Putri menjauhkan diri dari pria itu, pria yang kemarin menciumnya.
“Ke-kenapa kamu ada di sini? Pergi! Cepat pergi! Jangan ganggu aku!” Ia mencoba mengusirnya, namun sosok yang diusir malah melayang mendekati.
“Aku enggak akan pergi .... Aku suka di sini… Karena aku bisa terus sama kamu.”
Pria itu semakin mendekatinya membuat Putri sangat ketakutan, bakhan matanya sudah berembun, bibirnya pun gemetar.
“Berhenti! Tolong jangan mendekat lagi …. Aku, Aku takut hantu.” Putri menitikan air matanya.
Ia merasa sangat ketakutan pada hantu pria tersebut. Lalu hantu itu mencoba mengerti sedikit menjauhkan diri dari Putri.
“Maafin aku ... Aku enggak bermaksud buat nakutin kamu.” Pria itu berbalik, ia menoleh sedikit ke arah Putri “Aku akan pergi.”
Hantu Pria itu pun melayang ke arah tembok dan tembus keluar dari kosan. Putri yang merasa sudah aman mulai menenangkan dirinya. Mengelap pipinya yang basah.
“Ini aneh, kenapa aku bisa lihat dia?”
Putri mulai membereskan kembali tempat tidur yang berantakan.
“Siapa dia?"
"Kenapa dia ada disini?”
"Mau apa dia?"
Pertanyaan demi pertanyaan terus meluncur di bibir manisnya itu.
“Dari mana dia datang?”
“Apa aku harus menjawabnya?” sahut hantu pria itu yang mulai menembus tembok kembali ke tempat Putri.
“Kyaa! Pergi! Pergi setan!” Putri mencoba menimpuknya dengan barang-barang yang ada di dekatnya, namun nihil karena barang itu hanya menembus tubuh hantu tersebut..
“Heyy! Kau menyakitiku…,” ucap hantu itu sambil meletakan tangan di dadanya.
“Masa bodo dengan menyakitimu atau apalah itu. Aku gak peduli! Pergi kamu setann... pergi!” Putri semakin tak terkendali. Ia masih mencoba melempar barang-barangnya.
“Kalau aku gak mau, kamu mau apa?” tanya hantu itu menantang Putri dengan wajah yang jahil.
“Aku... Aku akan…” Putri tampak berpikir, menghentikan aktifitasnya melempar barang.
“kamu akan apa?” tanya hantu itu lagi.
Satu ide terlintas dalam pikirannya.
“Aha! Aku akan panggil pengusir setan.” Kata Putri sambil tersenyum.
“Kamu menggemaskan.”
“A-apa?”
Putri seakan tak percaya, sebenarnya ada apa dengan hantu ini? Apa dia gila? Mendapat pujian dari seseorang harusnya menjadi senang,. Tapi, mendengarnya dari hantu malah membuatnya merinding.
“Aku gak mau mengulang kembali kata-kata ku.”
“Dasar setan gila! kurang ajar! Pergi kamu! Pergi!” teriak Putri dengan kencangnya membuat penyewa kos berdatangan ke tempatnya dengan panik.
“Putri! Kamu kenapa?” terdengar seseorang memanggil namanya dari balik pintu, Putri mencoba mendekati pintu itu dengan kewaspadaan tentunya.
Saat pintu terbuka, Putri berhambur memeluk Sisy.
“Sisy, pria itu datang lagi. Dia di sana!” Putri menunjuk pada kasurnya, hantu itu memang sedang duduk di sana sambil melambai-lambaikan tangan ke arah Putri.
Sisy yang melihat arah tunjukan Putri memutar bola mata malas. Dia tidak melihat apapun di sana. Sedangkan penyewa kos yang lain menyaksikan dengan pandangan tidak suka.
“Dia kenapa sih?"
“Dia gila ya? orang gak ada apa-apa juga.”
"Tau, bikin ribut mulu"
"Berisik banget."
Begitulah bisikan-bisikan yang kini terlontar dari beberapa penyewa kos yang tidak suka kebisingan. Sisy mendengar apa yang mereka bicarakan, sebenarnya dia pun terganggu oleh teriakan Putri.
“Putri, enggak ada apa-apa di sana. Lebih baik kamu bereskan barang-barang yang berantakan itu lalu pergilah beristirahat.”
“Tapi... Tapi dia masih ada di sana,” ucap Putri memohon agar diberi perlindungan dari hantu itu.
Jika Putri bilang bahwa yang dilihatnya sekarang adalah hantu, apa Sisy akan percaya. Atau Sisy akan berpikir bahwa dia benar-benar gila. Kenapa hanya dia saja yang bisa melihat hantu pria itu?
“Kamu mungkin kecapean. Tolong jangan buat keributan lagi. Kamu enggak tinggal sendiri di sini, banyak orang yang juga terganggu karena kamu terus berteriak.”
Putri yang mendengar itu merasa sedih. Sisy ternyata tidak memihaknya dan tidak percaya apa yang ia bilang. Tapi, keributan yang terjadi memang salahnya. Putri menedarkan pandangannya, banyak yang menatapnya dengan nanar.
“Maaf semuanya, karena sudah buat keributan,” ucapnya lemah.
“Jangan sekali-kali lagi ya Putri, kami terganggu banget.” celetuk seorang gadis.
Putri mengangguk mengerti.
“Istirahat ya.” Ucap Sisy sambil menepuk pundak putri lalu kembali ke dalam kamarnya.
Sebenarnya Putri masih takut untuk masuk kembali ke dalam kamarnya, ia akhirnya hanya terduduk di depan teras. Ibu kos yang mendengar keluhan pergi menghampiri Putri.
“Ibu kos, ada apa kemari?”
“Nak... Ibu harap kamu bisa tenang ya. Ibu pusing mendengar keluhan penyewa lain. Ibu harap kamu mengerti apa yang Ibu sampaikan.”
“Iya, maafkan Aku. Aku enggak akan bikin keributan lagi.”
“Makasih ya nak, kamu memang anak baik. Sekarang istirahat dan tidur yang nyenyak ya....”
Putri hanya bisa menunduk “Baik.” jawabnya lemah. Kemudian dengan berat hati masuk ke kamarnya kembali di mana hantu priaitu masih ada dengan kekehan kecil menyaksikan drama dadakan tadi.
Putri menatapnya kesal mencoba membuang rasa takut, namun belum bisa. Ia hanya berdiri di dekat pintu, tidak berani masuk apalagi mendekat. Dia takut hantu. Baginya makhluk itu sangat menyeramkan.
Tapi, Lihat dia. Lihat hantu itu. Kenapa semakin diperhatikan dia semakin terlihat berbeda. Memangnya ada hantu yang terlihat tampan dengan alis mata tebal, bulu mata lentik, hidung mancung dan lihatlah bibir merah muda yang ranum itu.
Sepertinya penglihatan Putri menjadi bermasalah.
"sudah dong, jangan melihatku seperti itu terus...," ucap hantu itu membuyarkan lamunan Putri.
Apa yang aku pikirkan sih? Putri memukul kepalanya pelan.
"Wou, wouu! jangan dipukul kepalanya.Aku gak mau kamu sakit." Hantu pria itu hendak melayang menghampiri Putri.
"Berhenti! Kalau kamu mendekat lagi aku bakal teriak!" ancamnya.
"Hm... Oke-oke kali ini aku bakal nurutin apa kata kamu."
"Benaran?" tanya Putri tak menyangka.
"Benar. Aku enggak mau kejadian yang tadi terulang lagi, dan aku enggak mau kamu dibilang gila sama orang lain." Jelas hantu itu yang kini bersidekap tangan di dada.
"A-apa?! Ini semua kan gara-gara kamu juga! Dasar hantu!" ucap Putri tak terima.
"Wou! Jangan panggil aku seperti itu dong. Aku jadi sakit hati nihh...," ucap hantu itu dengan pandangan yang memelas.
"Heh, ngaca dong! kamu tuh transparan, bisa melayang, nembus tembok, nggak keliatan sama orang lain, apalagi coba kalau bukan hantu atau makhluk astral dan sejenisnya."
Belum sempat hantu itu menyanggah Putri mulai berbicara lagi.
"Aku juga bingung, kenapa aku bisa lihat kamu? Ini enggak masuk akal sama sekali. Aku paling takut sama hal supranatural, bahkan aku takut menonton film bergenre horor dan lagi aku kan gak punya indra ke-enam?" jelas Putri panjang lebar.
Masih ada banyak pertanyaan dibenaknya yang belum terlontarkan. Kenapa bisa dia berada pada situasi ini? situasi dimana orang-orang sekitar menyebutnya 'Ketempelan'.
Putri harus mencari cara untuk menyingkirkan hantu itu, atau dia tidak akan bisa hidup dengan tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Evi Lubis
he he he
menghibur bnget
2019-10-17
0
Galuh R
semangat 💪
2019-08-22
3