Bab 3 - CEO Galak

Pria yang berada di depannya bergeming dan hanya memperhatikan tingkah Putri yang menurutnya menggemaskan. Pertanyaan yang bahkan dilontarkan tak dipedulikannya.

"Aaaa!" Putri kembali berteriak, takut terjadi hal buruk yang akan menimpanya.

Tak lama datang Ibu kos dan Sisy yang mendengar jeritan Putri.

Mereka berdua langsung masuk ke kamar Putri yang kebetulan tidak dikunci, melihat gadis mungil itu duduk dipojokan kasur dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya.

“Nak, kamu kenapa?” tanya Ibu kos mendekati. Putri langsung memeluk Ibu kosnya dan menunjuk ke arah pria yang ada di hadapannya.

“Bu... Pria itu tiba-tiba ada di kamarku!” adunya sambil menangis.

Ibu kos dan Sisy yang melihat Putri menunjuk ke satu arah merasa heran. Pasalnya mereka berdua tidak melihat apapun di sana.

“Putri tenang ya, kamu mungkin kecapean. Di sana nggak ada apa-apa kok,” ujar Sisy menenangkan.

Putri yang mendengar itu kaget. “A-apa? gimana bisa, lihat! dia masih ada di sana! Pergi kamu! pergi!”

Ibu kos dan Sisy menghela napas dan saling menatap. Apa yang harus mereka lakukan? Putri terlihat sangat ketakutan.

“Put, lebih baik kamu tidur di kamarku aja.” Sisy memeluk Putri yang masih terisak di tempatnya memberikan solusi terbaik yang bisa  ditawarkan.

“Iya, kamu lebih baik di sana dulu, mami takut kamu teriak lagi nanti dan malah mengganggu penyewa yang lain.” Tegur Ibu Kos.

Putri pun setuju dan mulai membawa bantal dan selimut, namun ekor matanya masih terus tertuju pada satu tempat.

Dia di situ. Bagaimana bisa kalian enggak melihatnya? Apa mungkin dia... hantu?!

Seketika tubuh Putri menegang dan bergetar hebat dia sangat ketakutan. Wajahnya sekarang menjadi pucat pasih.

Setelah kepergian Putri dan yang lain. Pria yang disebut hantu itu berbaring di kasur yang Putri tiduri tadi.

‘‘Wangimu harum, wajahmu juga cantik dan kau adalah gadisku sekarang. Aku nggak akan melepaskanmu dan kamu akan menjadi milikku.” Hantu pria itu menyunggingkan senyum.

Keesokan harinya, Putri masuk ke dalam kosan dengan hati-hati, takut pria yang masuk ke kamar kosnya masih berada di sana. Tapi, yang ia waspadai sudah tidak terlihat.

Apa dia sudah pergi? batinnya merasa lega.

Lalu tanpa banyak berpikir lagi, ia pergi untuk bersiap-siap pergi ke tempat kerja.

Semalam saat menginap di kamar Sisy, Putri mendapat pesan masuk pada hapenya bahwa tanggal masuk dia bekerja dimajukan, karena ada pegawai yang tiba-tiba mengambil cuti.

Putri memakai kemeja putih dan celana hitam, rambut panjangnya dikuncir ke atas, tak lupa membubuhkan sedikit riasan pada wajahnya yang polos. Dengan membawa sebuat tas selempang, ia berjalan dengan percaya diri menuju perusahaan tempatnya bekerja.

Awal yang baik dan pekerjaan yang cukup mudah. Putri mulai terbiasa dengan setiap pekerjaannya, orang-orang yang ada di sana pun terbilang ramah dan suka menyapa.

"Putri ya? OG baru?" tanya seorang wanita dengan tahilalat di ujung bibir.

Putri yang sedang duduk beristirahat segera bangkit. "Iya, saya." sahutnya.

"Baca dan hapalkan. Setidaknya kamu tahu siapa pemilik perusahaan ini." Wanita itu memberikan beberapa kertas kemudian pergi.

Putri memperhatikan dengan seksama. Dalam kertas itu terdapat daftar pemimpin perusahaan beserta jabatannya.

"Enggak harus dihapalkan semua. Cukup kamu mengenal pak Andrian saja."

Putri menoleh, di belakangnya sudah ada Meera yang ikut melihat kertas yang ia pegang. Meera sudah bekerja lebih dari dua tahun di perusahaan ini, dan dia juga yang pertama kali membimbing Putri dalam pekerjaannya.

"Kenapa memangnya mbak?"

"Karena pak Andrian adalah CEO yang super tampan." Meera tersenyum cerah tepat di depan wajah Putri. "Siapa pun yang ada di hadapannya pasti selalu terpesona." Lanjutnya.

"Setampan itu?"

Meera mengangguk. "Tapi, sayangnya dia punya tempramen yang buruk."

"Terus gimana sama pemimpin yang lain? Aku juga harus tahu mereka kan?"

"Duh, putri, putri ...," tangan Meera menepuk-nepuk pundak Putri. "Dulu, saat mbak menjadi OG baru sama sepertimu, mbak juga disuruh menghapal mereka, dan mbak mengikutinya. Tapi apa manfaat itu sekarang? bahkan bagian HRD enggan untuk bertemu atau menatap muka. Pekerjaan kita hanya bersih-bersih, setelah jam kerja selesai pekerjaan kita pun selesai, setelah itu ... pulang." Meera menceritakan pengalamannya.

Perusahaan yang besar menjadikan setiap pekerja hanya melihat pada jabatan yang tinggi dan lupa pada mereka yang seakan tak terlihat padahal ikut andil berkontribusi. Walau ada sebagian dari mereka yang masih tersadar bahwa tahta bukanlah segalanya. Tapi sifat manusia sangat kentara ketika mereka berada di puncak kejayaan.

Meera sangat menghawatirkan Putri. Pengalamannya bekerja sebagai office girl selama ini menimbulkan luka tersendiri. Hanya gaji yang lumayan besar yang membuatnya masih bertahan sampai sekarang.

"Begitu ya," Putri tersenyum simpul. Pipinya yang chubby menggembul.

"Makanya Putriii, kamu jadi orang jangan terlalu polos ya, ingat kata mbak. Utututuu...." Meera yang melihatnya langsung mencubit gemas.

"Aww, sakit mbak meera." Ringisnya.

Meera melepaskan cubitannya, Putri mengusap pipinya yang memerah. "Mbak jadi enggak tega ninggalin kamu. Kita baru aja kenal, tapi mbak merasa nyaman sama kamu. Seminggu lagi mbak akan risen karena suami mbak sudah jadi karyawan tetap di perusahaan lain, dan mba akan disibukkan menjadi ibu rumah tangga dengan dua anak." Wajahnya berubah sedih.

"Aku juga ngerasa nyaman sama mbak meera." Senyum Putri mengembang, "mbak seperti sosok yang selalu aku rindukan. Pasti aku akan merasa kehilangan banget saat mbak sudah enggak kerja lagi di sini."

Meera menghela napas berat. "Mau bagaimana lagi, waktu hanya mempertemukan kita secara singkat. Tapi kamu masih bisa menghubungi mbak kalau perlu apa-apa."

"Makasih banyak mba meera." Putri memeluknya sekilas.

"Kerja yuk! Kita udah istirahat cukup lama loh, orang-orang juga sudah kembali kerja."

Putri melihat sekeliling pantry, ternyata sudah tidak ada orang yang beristirahat dan hanya mereka berdua yang tertinggal.

 

 

***

 

 

Dua orang karyawan dipanggil menghadap pemimpin mereka. Berdiri dengan kepala tertunduk tak berkutik mendengar amarah yang sedang di layangkan pada mereka.

Sebuah proposal terlempar ke depan wajah membuat mereka yang diselimuti rasa takut terperanjat kaget. Napas memburu terdengar gaduh dalam keheningan.

"Pengajuannya ditolak! Kalian dengar!" Tangannya terkepal meninju meja.

"Ma-maaf pak." Seorang dari mereka bersuara. Satunya lagi mengambil kembali proposal yang tergeletak di lantai.

"Maaf Pak Andrian. Kami benar-benar minta maaf." Timpalnya penuh penyesalan.

Andrian yang emosi mengusap wajahnya kasar. Matanya tajam menatap kedua karyawan yang sudah dibasahi keringat.

"Kalian tahu? Kenapa pengajuan itu ditolak?" Nadanya menekan. Kedua karyawan itu terdiam. "Itu karena kalian tidak bisa membuat proposal dengan benar! Saya heran, bagaimana selama ini kalian bekerja? Apa kalian hanya memakan gaji buta?" hardiknya.

"Maaf pak, kami benar-benar tidak tahu kalau terdapat kesalahan dalam proposal tersebut, karena yang mengerjakaan bagian pengeluaran diserahkan kepada anak magang." Karyawan itu mencoba menjelaskan.

Andrian berdecak. "Jangan menyalahkan orang lain! Bukankah itu tugas yang harusnya dikerjakan olehmu, kenapa kamu serahkan ke karyawan magang. Hah!" Ia berteriak membuat kedua karyawan itu mundur dan menunduk semakin dalam.

"Tidak bisa begini. Kalian saya pecat dan segera tinggalkan kantor ini."

Kedua karyawan itu begitu terkejut mendengar keputusan Andrian. Mereka berdua saling melempar pandang.

"Tidak bisa begitu pak, saya bekerja untuk--"

Mata tajam Andrian mendelik ke arah mereka. Karyawan yang ingin berbicara pun tidak melanjutkan perkataannya.

"Baik pak," dengan langkah gontai, keduanya pergi dari ruangan bagai neraka itu.

Putri yang sedang mengepel lantai melihat kedua karyawan yang keluar dari sebuah ruangan menatap lamat-lamat. Terlihat jelas gurat frustasi dan kekesalan pada wajah keduanya. Seperkian detik kemudian suara gelas pecah pun terdengar dari dalam ruangan tersebut.

Episodes
1 Bab 1 - Teman Pertama
2 Bab 2 - Ketempelan
3 Bab 3 - CEO Galak
4 Bab 4 - Terlihat Kelelahan
5 Bab 5 - Hantu Pria
6 Bab 6 - Satu Ranjang
7 Bab 7 - Mengusirnya
8 Bab 8 - Keputusan
9 Bab 9 - Ritual
10 Bab 10 - Kerasukan
11 Bab 11 - Bos Rese
12 Bab 12 - Tidak Ingat
13 Bab 13 - Dia Baik
14 Bab 14 - Tuduhan
15 Bab 15 - Mendekatinya
16 Bab 16 - Batasan
17 Bab 17 - Maaf
18 Bab 18 - Keberadaannya
19 Bab 19- Kecurigaan
20 Bab 20 - Paranormal
21 Bab 21 - Ingatan
22 Bab 22 - Pelaku
23 Bab 23 - Kamu Menyukaiku
24 Bab 24 - Jangan Pergi
25 Bab 25 - Selisih
26 Bab 26 - Perhatian
27 Bab 27 - Sikap yang Baik
28 Bab 28 - Penawaran
29 Bab 29 - Mengunjungi
30 Bab 30 - Kekasih Sempurna
31 Bab 31 - Mengikuti
32 Bab 32 - Memburuk
33 Bab 33 - Firasat
34 Bab 34 - Runtuh
35 Bab 35 - Menerima Kenyataan
36 Bab 36 - Harapan
37 Bab 37 - Dia Kembali
38 Bab 38 - Tidak Mengenalnya
39 Bab 39 - Peringatan
40 Bab 40 - Penghibur
41 Bab 41 - Tempat Aman
42 Bab 42 - Jangan Beritahu
43 Bab 43 - Penolong
44 Bab 44 - Menyakiti
45 Bab 45 - Kilas Balik
46 Bab 46 - Putus
47 Bab 47 - Tolong Mengerti
48 Bab 48 - Cemburu
49 Bab 49 - Rencana
50 Bab 50 - Mengaku
51 Bab 51 - Psikopat
52 Bab 52 - Serangan
53 Bab 53 - Bertahanlah
54 Bab 54 - Sisy
55 Bab 55 - Dunia yang Sempit
56 Bab 56 - Tidak Tahan
57 Bab 57 - Restu Orangtua
58 Bab 58 - Terlupakan
59 Bab 59 - Yangku Rindukan
60 Bab 60 - Penindasan
61 Bab 61 - Perasaan Andrian
62 Bab 62 - Gelisah
63 Bab 63 - Melepaskan
64 Bab 64 - Keberadaan Jhon
65 Bab 65 - Sahabat terbaik
66 Bab 66 - Panti Asuhan
67 Bab 67 - Will You Marry Me
68 Bab 68 - Pertunangan
69 Bab 69 - Sandrina
70 Bab 70 - Nasib Sial
71 Bab 71 - Masih Menyimpan Perasaan
72 Bab 72 - Penilaian Negatif
73 Bab 73 - Firasat Orangtua
74 Bab 74 - Goyah
75 Bab 75 - Bad Ending
76 Bab 76 - Masalah Hati
77 Bab 77 - Hilang Kesadaran
78 Bab 78 - Tolong Rahasiakan
79 Bab 79 - Panggilan
80 Bab 80 - Sudah Kubilang
81 Bab 81 - Tanpa Diminta
82 Bab 82 - Maniak Ciuman
83 Bab 83 - Bekerja Keras
84 Bab 84 - Kesialan Beruntun
85 Bab 85 - Menggantikan Kamu
86 Bab 86 - Nasib Jhon
87 Bab 87 - Bukan Salahmu
88 Bab 88 - Alfi Kenapa?
89 Bab 89 - Keluarga Jhon?
90 Bab 90 - Penglihatan yang Dibenci
91 Bab 91 - Tidak Takut
92 Bab 92 - Cara Menyelamatkanmu
93 Bab 93 - Ambil Kembali Takdirmu
94 Bab 94 - Keberadaan Fairuz
95 Bab 95 - Sosok Berbeda
96 Bab 96 - Keputusan
97 Bab 97 - Hari Bahagia
98 Bab 98 - Pamit
99 Bab 99 - Honeymoon
100 Bab 100 - Akhir
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 - Teman Pertama
2
Bab 2 - Ketempelan
3
Bab 3 - CEO Galak
4
Bab 4 - Terlihat Kelelahan
5
Bab 5 - Hantu Pria
6
Bab 6 - Satu Ranjang
7
Bab 7 - Mengusirnya
8
Bab 8 - Keputusan
9
Bab 9 - Ritual
10
Bab 10 - Kerasukan
11
Bab 11 - Bos Rese
12
Bab 12 - Tidak Ingat
13
Bab 13 - Dia Baik
14
Bab 14 - Tuduhan
15
Bab 15 - Mendekatinya
16
Bab 16 - Batasan
17
Bab 17 - Maaf
18
Bab 18 - Keberadaannya
19
Bab 19- Kecurigaan
20
Bab 20 - Paranormal
21
Bab 21 - Ingatan
22
Bab 22 - Pelaku
23
Bab 23 - Kamu Menyukaiku
24
Bab 24 - Jangan Pergi
25
Bab 25 - Selisih
26
Bab 26 - Perhatian
27
Bab 27 - Sikap yang Baik
28
Bab 28 - Penawaran
29
Bab 29 - Mengunjungi
30
Bab 30 - Kekasih Sempurna
31
Bab 31 - Mengikuti
32
Bab 32 - Memburuk
33
Bab 33 - Firasat
34
Bab 34 - Runtuh
35
Bab 35 - Menerima Kenyataan
36
Bab 36 - Harapan
37
Bab 37 - Dia Kembali
38
Bab 38 - Tidak Mengenalnya
39
Bab 39 - Peringatan
40
Bab 40 - Penghibur
41
Bab 41 - Tempat Aman
42
Bab 42 - Jangan Beritahu
43
Bab 43 - Penolong
44
Bab 44 - Menyakiti
45
Bab 45 - Kilas Balik
46
Bab 46 - Putus
47
Bab 47 - Tolong Mengerti
48
Bab 48 - Cemburu
49
Bab 49 - Rencana
50
Bab 50 - Mengaku
51
Bab 51 - Psikopat
52
Bab 52 - Serangan
53
Bab 53 - Bertahanlah
54
Bab 54 - Sisy
55
Bab 55 - Dunia yang Sempit
56
Bab 56 - Tidak Tahan
57
Bab 57 - Restu Orangtua
58
Bab 58 - Terlupakan
59
Bab 59 - Yangku Rindukan
60
Bab 60 - Penindasan
61
Bab 61 - Perasaan Andrian
62
Bab 62 - Gelisah
63
Bab 63 - Melepaskan
64
Bab 64 - Keberadaan Jhon
65
Bab 65 - Sahabat terbaik
66
Bab 66 - Panti Asuhan
67
Bab 67 - Will You Marry Me
68
Bab 68 - Pertunangan
69
Bab 69 - Sandrina
70
Bab 70 - Nasib Sial
71
Bab 71 - Masih Menyimpan Perasaan
72
Bab 72 - Penilaian Negatif
73
Bab 73 - Firasat Orangtua
74
Bab 74 - Goyah
75
Bab 75 - Bad Ending
76
Bab 76 - Masalah Hati
77
Bab 77 - Hilang Kesadaran
78
Bab 78 - Tolong Rahasiakan
79
Bab 79 - Panggilan
80
Bab 80 - Sudah Kubilang
81
Bab 81 - Tanpa Diminta
82
Bab 82 - Maniak Ciuman
83
Bab 83 - Bekerja Keras
84
Bab 84 - Kesialan Beruntun
85
Bab 85 - Menggantikan Kamu
86
Bab 86 - Nasib Jhon
87
Bab 87 - Bukan Salahmu
88
Bab 88 - Alfi Kenapa?
89
Bab 89 - Keluarga Jhon?
90
Bab 90 - Penglihatan yang Dibenci
91
Bab 91 - Tidak Takut
92
Bab 92 - Cara Menyelamatkanmu
93
Bab 93 - Ambil Kembali Takdirmu
94
Bab 94 - Keberadaan Fairuz
95
Bab 95 - Sosok Berbeda
96
Bab 96 - Keputusan
97
Bab 97 - Hari Bahagia
98
Bab 98 - Pamit
99
Bab 99 - Honeymoon
100
Bab 100 - Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!