FRIENDS WITH BENEFITS
Seorang lelaki dengan paras manis baru saja menginjakkan kakinya di Bandara Depati Amir. Satu bulan sudah dia tak pulang ke kotanya, demi ambisi memajukan perusahaan keluarganya yang baru saja berkembang di ibukota.
Raka, lelaki berusia 28 tahun itu mempunyai ambisi kuat mencapai masa depannya. Ditantang oleh keluarganya untuk membuat besar perusahaan yang telah di bangun oleh sang Ayah dari nol.
Raka menerima tantangan itu, meski dia harus sering meninggalkan gadis yang dia cintai. Hingga rasa itu semakin lama semakin terkikis oleh jarak waktu yang memisahkan mereka.
Tepat satu bulan yang lalu, Raka memberanikan dirinya menyatakan bahwa mereka harus berpisah untuk meyakinkan hati mereka masing-masing. Meski berat maka saat inilah yang tepat bagi Raka menyatakan semuanya demi gadis yang dia cinta dan masa depan mereka berdua.
Egois, memang. Namun, konsekuensinya harus Raka tanggung. Alih-alih meminta gadis itu untuk menunggunya sebentar lagi tetapi rasa itu sepertinya mulai tak lagi ada, bukan di hati Raka tetapi di hati Jenna, kekasihnya.
*****
"Jenna," panggil Raka, sore itu dia datang menjemput Jenna di kantornya.
Gadis cantik dengan mata indah itu menoleh, Jenna tersenyum mendapati Raka yang bersandar pada pilar dengan tangan yang terlipat di depan dada.
Raka tersenyum, senyum yang selalu dia berikan pada Jenna, tak pernah berubah. Gelenyar rasa itu pun masih ada.
"Jalan yuk," ajak Raka. "Tadi aku udah minta ijin sama mama," ujarnya lagi.
Jenna mengikuti langkah Raka menuju dimana mobilnya terparkir.
"Kapan pulang?" tanya Jenna membuka pembicaraan saat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Tadi pagi," jawab Raka lalu menoleh sebentar ke arah Jenna.
"Kita mau kemana?"
"Liat sunset ... sambil makan siomay," kata Raka tersenyum, mobil melaju ke arah sebuah pantai yang tak jauh dari kota.
"Kamu apa kabar?" tanya Jenna saat mobil berhenti tak jauh dari pantai.
"Kita kayak orang asing," sahut Raka lalu membuka pintu mobilnya berlari kecil menuju penjual siomay langganan mereka dan tak lama kemudian kembali lagi masuk ke dalam mobil.
"Ini," ujar Raka menyodorkan satu porsi siomay pada Jenna.
"Makasih." Jenna menyendokkan satu suapan siomay ke dalam mulutnya.
"Kabar aku baik ... aku yakin kamu juga baik." Akhirnya Raka menjawab pertanyaan yang sempat tertunda tadi.
"Syukurlah," ujar Jenna menarik tisue untuk menghapus noda siomay di bibirnya.
"Dulu yang suka hapus noda di bibir kamu itu aku, sekarang kamu lebih mandiri Na," Raka tersenyum.
"Aku sudah belajar mandiri sejak kamu sudah jarang berada di sisi aku ... jadi aku harus siap jika suatu saat kamu memang benar-benar harus pergi dari aku," jawab Jenna asal namun tatapan matanya tajam kepada Raka.
"Dan aku lihat ... kamu memang benar-benar sudah siap," ujar Raka.
Jenna terdiam, jujur saja satu bulan tanpa hubungan membuatnya akhirnya terbiasa mau tak mau ada atau pun tidak ada Raka di kehidupannya. Jenna sudah ikhlas apapun yang akan terjadi pada hubungan mereka berdua. Rasa itu memang benar sepertinya akan berakhir.
Raka membuang pandangannya ke depan, ada helaan nafas kasar dari dirinya. Diam-diam dia menoleh pada Jenna, dilihatnya gadis itu memang sedikit tidak begitu perduli "lagi" pada dirinya.
"Na," kata Raka lembut.
"Kalo kamu datang, ketemu sama aku hanya untuk bilang minta maaf ... jujur kamu gak ada salah apa-apa Ka," ujar Jenna menatap Raka.
"Kalo kamu datang untuk membicarakan akhir dari hubungan kita ... aku sudah siap." Jenna masih menata Raka, Raka hanya bisa terdiam saat Jenna mengatakan tentang kesiapan ujung dari hubungan mereka.
"Aku minta maaf Na ... gak ada yang bisa aku pilih seperti yang pernah kamu minta kemarin, kamu atau pekerjaan aku, aku merasa jika memang kita berpisah ini sudah yang terbaik," ujar Raka menunduk.
"Karena pada dasarnya dari kita sudah setengah hati mempertahankan ini semua," kata Jenna tersenyum. "Kejar apa yang akan kamu kejar Ka, aku gak bakal halangi lagi ... kamu patut menentukan apa yang akan menjadi kehidupan kamu nanti nya," ujar Jenna lalu meletakkan jarinya di depan bibir Raka. "Kamu gak usah merasa bagaimana dengan aku? aku gak apa-apa, aku baik-baik aja ... semua akan baik-baik saja." Mata Jenna berkaca-kaca.
Inilah akhir dari rasa ini, Raka harus menerimanya, bukankah ini yang dia mau. Agar tak terlalu dalam mereka terluka, agar Jenna bisa menjalani hidup lebih bahagia tanpa dirinya, namun hati kecil Raka tak bisa begitu saja melepaskan cintanya.
Hampir dua tahun mereka menjalin hubungan, yang tadinya hanya karena keisengan ibu dan mama Jenna saat mengenalkan keduanya. Siapa sangka, cinta itu sama-sama berbalas, Raka jatuh cinta pada seorang gadis yang sederhana, pada seorang gadis yang mencari sebuah perlindungan dan jatuh cinta pada seorang gadis yang begitu menganggapnya selalu ada.
"Aku bakal datang saat semuanya sudah siap Na."
"Jangan Ka ... aku gak pantas untuk kamu datangi ke dua kali, saat memutuskan untuk pergi jangan pernah lagi menoleh ke belakang," ujar Jenna melihat ke atas menahan air matanya.
"Aku gak mau nyakitin hati kamu terlalu dalam Na ... ini bukan tentang orang ketiga, sungguh itu gak ada ... ini tentang ambisi aku, aku gak bisa bawa kamu masuk ke dalam sana."
Jenna mengangguk, "aku percaya, gak akan pernah ada orang ketiga ... pergilah, kejar mimpi kamu buktikan kamu bisa melakukannya, sekali lagi jangan liat aku."
Air mata itu akhirnya jatuh, Raka menyugar rambutnya frustasi. Baru kali ini dia membuat Jenna menangis, baru kali ini dia menyakiti hati gadis itu.
"Na ...."
Raka membawa gadis itu ke dalam dekapannya, mereka saling berpelukan erat. Sakit rasanya, namun semua sudah menjadi keputusan mereka. Daripada saling menyakiti nantinya, lebih baik sekarang sehingga tak berlarut-larut.
"Aku sayang sama kamu Na," ujar Raka samar dalam pelukannya.
"Aku juga sayang sama kamu Ka," jawab Jenna lirih.
"Maafin aku ... aku---"
Jenna menggeleng, dia tak ingin Raka terus menerus menyalahkan dirinya. Ini adalah yang terakhir meski cinta itu masih ada namun percuma jika tak bisa memiliki.
Jenna menangkup rahang Raka, Raka pun menghapus air mata Jenna. Mereka berciuman untuk terakhir kalinya. Ciuman perpisahan yang diiringi oleh derai air mata.
Matahari sore itu menembus pandang melalui kaca jendela mobil itu, deburan ombak di depan sana saling berkejaran. Maka tertutup sudah cerita cinta mereka hanya karena keadaan.
Raka mengusap bibir gadis itu, "baik-baik ya Na." Kembali Raka tarik Jenna ke dalam dekapannya.
Tangan mereka tak saling melepas hingga saat Raka memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah gadis itu.
"Na ...."
"Aku baik-baik aja Ka." Jenna tersenyum, wajah sembab itu kentara sekali.
Mungkin jika orang bertanya kenapa putus jika masih saling cinta, jawaban itu hanya Raka dan Jenna yang tahu. Mereka hanya tak ingin semakin dalam menyakiti satu dengan yang lainnya.
"Hati-hati ... jaga kesehatan, telpon aku kalo kangen," ujar Raka menyematkan rambut gadis itu di balik telinganya.
"Aku usahain gak bakal kangen kamu," ujar Jenna tersenyum. "Kamu baik-baik di sana ya."
Raka mengangguk, mereka harus berpisah. Berpisah secara baik-baik, Jenna turun dari mobil itu berjalan tanpa lagi menoleh ke belakang. Raka memandangi punggung gadis itu, masih berharap jika suatu saat jodoh akan kembali menyapa mereka di saat semuanya sudah siap.
Mobil itu berhenti di sebuah coffee shop, Raka menyempatkan diri untuk menenangkan hatinya. Perih rasanya namun harus dijalani, matanya menatap nanar ke arah luar coffee shop.
Pandangan mata Raka mengarah pada pasar malam di sana, nampak sebuah komedi putar perlahan bergerak, meski pelan namun pasti. Sama seperti hatinya, meski sakit namun perlahan mungkin akan membaik seiring berjalannya waktu.
**Hai... finally setelah sempat tertunda akhirnya kita ketemu lagi ya. Terimakasih masih pada setia menunggu karya Chida yang ringan ini. Semoga suka ya, ramaikan dengan like dan komen dari teman-teman semua ya.
Enjoy reading 😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Wina Destania
baca ulang 2024 sangat menghibur untuk aku yang lagi kehilangan baca ini berulang ulang ngerasa benar ada sosok seperti raka
2024-02-29
1
Fatimah Siti
Hai mbak chida aku kangen.. baru bisa donlod yg noveltion yg good novel belum.. kangen semuanya 😘
2023-08-10
1
Fatimah Siti
Hai mbak chida aku kangen.. baru bisa donlod yg noveltion yg good novel belum.. kangen semuanya 😘
2023-08-10
2