Cinta Segi Tiga

Cinta Segi Tiga

BAB 1

Jesica merupakan mahasiswa S1 jurusan bisnis teman kecil Angga yang keluarga mereka begitu dekat. Jesica melanjutkan studi S1 di luar negeri.

Erlangga atau biasa di sapa Angga merupakan CEO di perusahaan ayahnya. Orang tuanya memaksa nya untuk menjadi CEO saat dia sedang melanjutkan S2 di kampus.

Vivi merupakan sahabat Jesica yang satu kampus bersama Angga. Tapi, Vivi masih S1 sedangkan Angga S2.

💦💦💦💦💦💦

Angga sedang duduk dengan ibu Sonya dan Bapak Hartawan orang tua Angga.

"Ma, aku belum siap menjadi CEO di perusahaan papa. Jadi, jangan paksa aku" ucap Angga

"Nak, kamu sudah belajar bisnis saat S1 kan?? Trus apa yang membuat mu belum siap?? Sekarang waktunya kamu menjadi CEO" ucap Papa Hartawan

"Tapi kan papa masih sehat, kenapa aku menggantikan papa sekarang?? Aku masih ingin menyelesaikan studi S2 ku dulu" ucap Angga

"Tidak nak, justru papa masih sehat papa ingin mengontrol kamu menjalankan perusahaan. Jika ada yang ingin kamu tanyakan papa bisa menjawab semua pertanyaan mu. Apa papa harus mati dulu baru kamu mau mengambil alih perusahaan?? Iya??" ucap Papa Hartawan

"Bukan begitu maksudku pa" ucap Angga

"Nak, dengarkan saja perkataan papa mu. Ini juga demi kebaikan kamu" ucap Mama Sonya

"Jika kamu tidak mau papa akan menarik semua fasilitas yang papa berikan padamu, mobil, ATM, Villa, semuanya. Dan jangan berharap papa akan membantu mu" ancam papa Hartawan

"Papa nggak boleh gitu dong. Ma, bantu aku." ucap Angga

"Sekarang pilihlah." ucap Papa Hartawan

"Iya-iya, aku mau. Tapi......aku harus mempelajari dulu semua tentang perusahaan papa supaya aku tahu bagaimana mengembangkannya" ucap Angga mengalah

"Nah gitu dong, itu baru anak papa" ucap Papa Hartawan

"Gitu dong. Sekarang bersiaplah ke kantor" ucap mama Sonya

"Sekarang??" tanya Angga

"Trus kapan?? Sekarang kan libur semester. Lagian kamu tinggal merevisi tesis mu kan?? Ya pagi kamu harus ke kantor bersama papa. Ayo...." jawab Papa Hartawan

"Siap-siap sana" ucap Mama Sonya

"Papa tunggu kamu di kantor, papa berangkat duluan" ucap papa Hartawan

💦💦💦💦💦

Vivi sedang menikmati libur semester dengan mengotak atik Laptop miliknya agar secepatnya menyelesaikan Skripsinya.

Dengan segelas kopi dan beberapa macam snack yang menemaninya.

"Aaaahhhhh" Vivi merengangkan tubuhnya.

"Akhirnya selesai juga, semoga aja pembimbing ku sudah mau tanda tangan. Huuuuuuu. Apa aku cari udara segar dulu?? Aaaahhh. Okay...." ucap Vivi.

Dia mengatur terlebih dahulu segala yang berserakan di atas meja lalu mandi dan pergi keluar.

"Trus aku harus kemana?? Apa aku harus jalan ke perusahaan-perusahaan besar gitu?? Hmmmm, ya...aku harus mencari informasi agar setelah lulus nanti aku sudah ada persiapan untuk melamar pekerjaan di perusahaan." ucap Vivi

Vivi pun mengendarai sepeda motornya menuju perusahaan yang dia maksud. Sepeda motor itu pun berhenti di gedung perusahaan yang sangat mewah dan tinggi.

"Apa aku akan diterima di perusahaan ini??? Hmmm lebih baik aku cek saja dulu" ucap Vivi

Setelah memakirkan motornya Vivi melihat seseorang yang hanya fokus menatap layar ponselnya sedangkan karyawan yang membawa barang banyak menuju ke arah tempat seseorang itu berdiri.

Vivi dengan cepat menarik seseorang itu hingga Vivi ditindih olehnya.

Mata mereka bertemu dengan beberapa detik saling menatap.

"Apa kamu tidak mau menyingkir??" tanya Vivi

"Oh maaf-maaf.... Kenapa juga kamu menariku?" ucap Angga

"Maaf tuan, maaf-maaf." ucap Karyawan itu

"Untung saja aku nggak kenapa-napa. Kalau tidak aku pasti memecatmu" ucap Angga

"Nggak usah galak-galak tuan Erlangga" ucap Vivi

Vivi dan Angga saling mengenal selain mereka sering bertemu di kampus juga Vivi adalah sahabat Jesica. Teman kecil Angga.

"Ngapain kamu di sini?"tanya Angga

"Tunggu....ini perusahaan orang tuamu ya?? Waaaaaawwww" ucap Vivi

"Lebih tepat nya perusahaan ku" ucap Angga

"Hmm iya-iya." ucap Vivi

"Emang Jesica tidak cerita kalau aku memiliki perusahaan yang diidam-idamkan semua orang?" tanya Angga

"Dasar....narsis amat sih. Ada sih cerita tapi aku nggak tahu kalau perusahaan mu setinggi ini. Emang ada berapa lantai sih?" ucap Vivi

"Hahaha aku nggak narsis tapi emang kenyataan. Ayo kita masuk, kamu akan tahu sendiri berapa jumlah lantainya" ucap Angga

"Eh nggak-nggak. Ak...."

Kring....kring....kring....

Ponsel Angga berdering.

"Hallo pa" ucap Angga

"Kamu di mana?? Dari tadi papa tungguin." tanya papa Hartawan

"Ini pa, sudah di depan kok. Aku ke sana sekarang" jawab Angga lalu memutuskan sambungan telepon

Vivi hendak pergi tapi langsung di tarik Angga masuk ke dalam kantor.

"Kamu mau ke mana?? Bukankah kamu ingin mengetahui jumlah lantainya??" ucap Angga

"Angga lepaskan tangan ku. Aku tidak mau di gosipin satu kantor." ucap Vivi melepaskan tangan Angga

"Baiklah..." ucap Angga

Angga menuju lift dan menekan lantai 20.

"Lantai 20?? Apa ruangan mu di atas sana??" tanya Vivi

"Hmmm." Angga mengangguk dengan senyum-senyum melihat tingkah Vivi yang lucu

"Oh ya kenapa nggak ada yang naik lift ini?? Jangan-jangan lift ini tidak berfungsi" ucap Vivi

"Hahah dasar.....ini lift khusus orang-orang tertentu. Kalau karyawan ada lift tersendiri." ucap Angga mengacak rambut Vivi

"Ooooohhh kalau begitu aku akan naik lift karyawan saja..." ucap Vivi sambil memperbaiki rambutnya

"Tidak perlu. Kamu kan naik dengan ku." ucap Angga

Ting.....Lift terbuka.

Angga langsung menarik Vivi masuk ke dalam Lift.

"Harusnya kamu berterima kasih padaku karena aku, kamu bisa naik lift VIP ini" ucap Angga dengan melipat tangan di dadanya.

"Yaaa terima kasih tuan Erlangga yang terhormat" ucap Vivi membungkuk pada Angga

Tiba-tiba.......

Lift terhenti dan lampu nya pun mati.

"Aaaaaaaa" Vivi teriak dan langsung memeluk Angga

"Apa yang terjadi?? Apa ini ulahmu?? Aku mohon nyalakan lampunya, aku sangat takut dengan kegelapan" ucap Vivi

"Bukan aku....tunggu....." Angga menekan tombol untuk meminta bantuan tapi tidak ada jawaban.

"Cepat.....aku mohon...." ucap Vivi yang sudah menangis dan gemetar.

"Sebentar ya..." ucap Angga mengambil ponselnya.

Tut....tut....tut.....tut....tut....

"Aaaahhh kenapa tidak di angkat sih??....." ucap Angga lalu menelpon papanya kembali

Tut....tut....tut....tut.....tut.....tut....

"Angga aku mohon....hiks....hiks.... Aku sulit untuk bernapas" ucap Vivi

"Tenanglah. Ada aku di sini." ucap Angga lalu memasang Flashlight di ponselnya

"Hei...hei....Vi, buka mata kamu...." ucap Angga menepuk-nepuk pipi Vivi.

Vivi membuka matanya. Karena cahaya yang di sorotkan Angga di wajahnya.

"Angga.....aku takut...." ucap Vivi dengan air mata di pipinya.

"Tenanglah ada aku di sini. Aku tidak akan membiarkan mu kenapa-napa. Sekarang lihat aku, dan atur nafasmu. Sebentar lagi akan ada bantuan untuk menolong kita." hibur Angga memeluk Vivi juga

Angga mencoba lagi menelpon papanya.

Tut....tut...tut....

"Kamu di mana?? Ada klien dari luar negeri ingin bertemu dengan mu" ucap Papa Hartawan

"Syukurlah papa menjawab telepon ku. Pa aku terjebak di lift pa. Kirim bantuan sekarang untuk menolong ku" ucap Angga

"Apa??? Kamu naik lift VIP?? Astagaaaa nak, lift itu masih sementara di perbaiki. Kamu tenang ya, papa akan kirim petugas untuk mengeluarkan mu" ucap Papa Hartawan lalu memutuskan sambungan telepon dan segera menyuruh petugas untuk mengeluarkan anaknya dari Lift.

"Vi, bertahanlah. Mereka akan menolong kita. Tidaaakk tidak...pleasee jangan sekarang...aaaa" ucap Angga karena ponselnya sudah mati. Seketika Flashlight pun mati, membuat Vivi kesulitan bernafas lagi.

"Angga....." panggil Vivi

"Iya aku di sini" ucap Angga

Angga duduk dan Vivi duduk di pangkuannya sambil menunggu pertolongan datang.

"Aku....aku....aku takut....aku..." Vivi mempererat pelukannya

"Aku sudah tidak tahan lagi...Sepertinya aku akan mati di sini.." ucap Vivi yang hampir kehabisan nafas

"Vi, maafkan aku. Tapi tidak ada pilihan lain. Vivi tatap aku dan pejamkan matamu secara perlahan" ucap Angga

Angga pun langsung menci*um Vivi. Vivi yang merasakan bi*ir Angga perlahan memejamkan matanya.

Ciuman mereka semakin dalam dan.....

Lampu lift menyala.....

Vivi dan Angga tidak menyadari jika lampunya sudah menyala karena terbawa dengan ciuman mereka.

"Tuan......tuan......" panggil seseorang dari luar

Angga dan Vivi langsung menghentikan ciuman mereka.

"Apa tuan baik-baik saja???"

"Tuan.....tuan....tuan Erlangga....anda mendengar suara saya??"

"Su....su...sudah datang pertolongan" ucap Angga dengan terbata-bata

"Hmm..." Vivi pun langsung berdiri karena dia duduk di pangkuan Angga sambil mengusap bib*rnya.

Begitu juga dengan Angga. Angga berdiri sambil mengusap bib*rnya.

"Cepat keluarkan aku dari sini atau kalian aku pecat" ucap Angga

Mereka pun bersama-sama membuka paksa Lift sampai lift terbuka.

"Tuan tidak apa-apa?? Oh tuan bersama seseorang??"

Angga tidak menjawabnya dan langsung menarik Vivi keluar dari lift. Tapi sebelum keluar dari lift Vivi jatuh pingsan dan Angga langsung menggendong Vivi.

"Vi, Vivi kamu tidak apa-apa kan?? Vivi bangun....." ucap Angga

"Cepat siapkan mobil...." teriak Angga.

💦💦💦💦💦💦

Jangan lupa dukung aku dengan like, comment, beri hadiah dan Vote ya.

jangan lupa mampir di novelku yang lain berjudul:

Hamil di Luar Nikah

Rahasia Cinta (Lanjutan Hamil di Luar Nikah)

Aku bukan Pelacur

Terpopuler

Comments

ANAA K

ANAA K

semangat kak. Ceritanya menarik😉👍🏾

2021-11-13

1

Velza

Velza

mampir😁😁🙊

2021-10-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!