NovelToon NovelToon

Cinta Segi Tiga

BAB 1

Jesica merupakan mahasiswa S1 jurusan bisnis teman kecil Angga yang keluarga mereka begitu dekat. Jesica melanjutkan studi S1 di luar negeri.

Erlangga atau biasa di sapa Angga merupakan CEO di perusahaan ayahnya. Orang tuanya memaksa nya untuk menjadi CEO saat dia sedang melanjutkan S2 di kampus.

Vivi merupakan sahabat Jesica yang satu kampus bersama Angga. Tapi, Vivi masih S1 sedangkan Angga S2.

💦💦💦💦💦💦

Angga sedang duduk dengan ibu Sonya dan Bapak Hartawan orang tua Angga.

"Ma, aku belum siap menjadi CEO di perusahaan papa. Jadi, jangan paksa aku" ucap Angga

"Nak, kamu sudah belajar bisnis saat S1 kan?? Trus apa yang membuat mu belum siap?? Sekarang waktunya kamu menjadi CEO" ucap Papa Hartawan

"Tapi kan papa masih sehat, kenapa aku menggantikan papa sekarang?? Aku masih ingin menyelesaikan studi S2 ku dulu" ucap Angga

"Tidak nak, justru papa masih sehat papa ingin mengontrol kamu menjalankan perusahaan. Jika ada yang ingin kamu tanyakan papa bisa menjawab semua pertanyaan mu. Apa papa harus mati dulu baru kamu mau mengambil alih perusahaan?? Iya??" ucap Papa Hartawan

"Bukan begitu maksudku pa" ucap Angga

"Nak, dengarkan saja perkataan papa mu. Ini juga demi kebaikan kamu" ucap Mama Sonya

"Jika kamu tidak mau papa akan menarik semua fasilitas yang papa berikan padamu, mobil, ATM, Villa, semuanya. Dan jangan berharap papa akan membantu mu" ancam papa Hartawan

"Papa nggak boleh gitu dong. Ma, bantu aku." ucap Angga

"Sekarang pilihlah." ucap Papa Hartawan

"Iya-iya, aku mau. Tapi......aku harus mempelajari dulu semua tentang perusahaan papa supaya aku tahu bagaimana mengembangkannya" ucap Angga mengalah

"Nah gitu dong, itu baru anak papa" ucap Papa Hartawan

"Gitu dong. Sekarang bersiaplah ke kantor" ucap mama Sonya

"Sekarang??" tanya Angga

"Trus kapan?? Sekarang kan libur semester. Lagian kamu tinggal merevisi tesis mu kan?? Ya pagi kamu harus ke kantor bersama papa. Ayo...." jawab Papa Hartawan

"Siap-siap sana" ucap Mama Sonya

"Papa tunggu kamu di kantor, papa berangkat duluan" ucap papa Hartawan

💦💦💦💦💦

Vivi sedang menikmati libur semester dengan mengotak atik Laptop miliknya agar secepatnya menyelesaikan Skripsinya.

Dengan segelas kopi dan beberapa macam snack yang menemaninya.

"Aaaahhhhh" Vivi merengangkan tubuhnya.

"Akhirnya selesai juga, semoga aja pembimbing ku sudah mau tanda tangan. Huuuuuuu. Apa aku cari udara segar dulu?? Aaaahhh. Okay...." ucap Vivi.

Dia mengatur terlebih dahulu segala yang berserakan di atas meja lalu mandi dan pergi keluar.

"Trus aku harus kemana?? Apa aku harus jalan ke perusahaan-perusahaan besar gitu?? Hmmmm, ya...aku harus mencari informasi agar setelah lulus nanti aku sudah ada persiapan untuk melamar pekerjaan di perusahaan." ucap Vivi

Vivi pun mengendarai sepeda motornya menuju perusahaan yang dia maksud. Sepeda motor itu pun berhenti di gedung perusahaan yang sangat mewah dan tinggi.

"Apa aku akan diterima di perusahaan ini??? Hmmm lebih baik aku cek saja dulu" ucap Vivi

Setelah memakirkan motornya Vivi melihat seseorang yang hanya fokus menatap layar ponselnya sedangkan karyawan yang membawa barang banyak menuju ke arah tempat seseorang itu berdiri.

Vivi dengan cepat menarik seseorang itu hingga Vivi ditindih olehnya.

Mata mereka bertemu dengan beberapa detik saling menatap.

"Apa kamu tidak mau menyingkir??" tanya Vivi

"Oh maaf-maaf.... Kenapa juga kamu menariku?" ucap Angga

"Maaf tuan, maaf-maaf." ucap Karyawan itu

"Untung saja aku nggak kenapa-napa. Kalau tidak aku pasti memecatmu" ucap Angga

"Nggak usah galak-galak tuan Erlangga" ucap Vivi

Vivi dan Angga saling mengenal selain mereka sering bertemu di kampus juga Vivi adalah sahabat Jesica. Teman kecil Angga.

"Ngapain kamu di sini?"tanya Angga

"Tunggu....ini perusahaan orang tuamu ya?? Waaaaaawwww" ucap Vivi

"Lebih tepat nya perusahaan ku" ucap Angga

"Hmm iya-iya." ucap Vivi

"Emang Jesica tidak cerita kalau aku memiliki perusahaan yang diidam-idamkan semua orang?" tanya Angga

"Dasar....narsis amat sih. Ada sih cerita tapi aku nggak tahu kalau perusahaan mu setinggi ini. Emang ada berapa lantai sih?" ucap Vivi

"Hahaha aku nggak narsis tapi emang kenyataan. Ayo kita masuk, kamu akan tahu sendiri berapa jumlah lantainya" ucap Angga

"Eh nggak-nggak. Ak...."

Kring....kring....kring....

Ponsel Angga berdering.

"Hallo pa" ucap Angga

"Kamu di mana?? Dari tadi papa tungguin." tanya papa Hartawan

"Ini pa, sudah di depan kok. Aku ke sana sekarang" jawab Angga lalu memutuskan sambungan telepon

Vivi hendak pergi tapi langsung di tarik Angga masuk ke dalam kantor.

"Kamu mau ke mana?? Bukankah kamu ingin mengetahui jumlah lantainya??" ucap Angga

"Angga lepaskan tangan ku. Aku tidak mau di gosipin satu kantor." ucap Vivi melepaskan tangan Angga

"Baiklah..." ucap Angga

Angga menuju lift dan menekan lantai 20.

"Lantai 20?? Apa ruangan mu di atas sana??" tanya Vivi

"Hmmm." Angga mengangguk dengan senyum-senyum melihat tingkah Vivi yang lucu

"Oh ya kenapa nggak ada yang naik lift ini?? Jangan-jangan lift ini tidak berfungsi" ucap Vivi

"Hahah dasar.....ini lift khusus orang-orang tertentu. Kalau karyawan ada lift tersendiri." ucap Angga mengacak rambut Vivi

"Ooooohhh kalau begitu aku akan naik lift karyawan saja..." ucap Vivi sambil memperbaiki rambutnya

"Tidak perlu. Kamu kan naik dengan ku." ucap Angga

Ting.....Lift terbuka.

Angga langsung menarik Vivi masuk ke dalam Lift.

"Harusnya kamu berterima kasih padaku karena aku, kamu bisa naik lift VIP ini" ucap Angga dengan melipat tangan di dadanya.

"Yaaa terima kasih tuan Erlangga yang terhormat" ucap Vivi membungkuk pada Angga

Tiba-tiba.......

Lift terhenti dan lampu nya pun mati.

"Aaaaaaaa" Vivi teriak dan langsung memeluk Angga

"Apa yang terjadi?? Apa ini ulahmu?? Aku mohon nyalakan lampunya, aku sangat takut dengan kegelapan" ucap Vivi

"Bukan aku....tunggu....." Angga menekan tombol untuk meminta bantuan tapi tidak ada jawaban.

"Cepat.....aku mohon...." ucap Vivi yang sudah menangis dan gemetar.

"Sebentar ya..." ucap Angga mengambil ponselnya.

Tut....tut....tut.....tut....tut....

"Aaaahhh kenapa tidak di angkat sih??....." ucap Angga lalu menelpon papanya kembali

Tut....tut....tut....tut.....tut.....tut....

"Angga aku mohon....hiks....hiks.... Aku sulit untuk bernapas" ucap Vivi

"Tenanglah. Ada aku di sini." ucap Angga lalu memasang Flashlight di ponselnya

"Hei...hei....Vi, buka mata kamu...." ucap Angga menepuk-nepuk pipi Vivi.

Vivi membuka matanya. Karena cahaya yang di sorotkan Angga di wajahnya.

"Angga.....aku takut...." ucap Vivi dengan air mata di pipinya.

"Tenanglah ada aku di sini. Aku tidak akan membiarkan mu kenapa-napa. Sekarang lihat aku, dan atur nafasmu. Sebentar lagi akan ada bantuan untuk menolong kita." hibur Angga memeluk Vivi juga

Angga mencoba lagi menelpon papanya.

Tut....tut...tut....

"Kamu di mana?? Ada klien dari luar negeri ingin bertemu dengan mu" ucap Papa Hartawan

"Syukurlah papa menjawab telepon ku. Pa aku terjebak di lift pa. Kirim bantuan sekarang untuk menolong ku" ucap Angga

"Apa??? Kamu naik lift VIP?? Astagaaaa nak, lift itu masih sementara di perbaiki. Kamu tenang ya, papa akan kirim petugas untuk mengeluarkan mu" ucap Papa Hartawan lalu memutuskan sambungan telepon dan segera menyuruh petugas untuk mengeluarkan anaknya dari Lift.

"Vi, bertahanlah. Mereka akan menolong kita. Tidaaakk tidak...pleasee jangan sekarang...aaaa" ucap Angga karena ponselnya sudah mati. Seketika Flashlight pun mati, membuat Vivi kesulitan bernafas lagi.

"Angga....." panggil Vivi

"Iya aku di sini" ucap Angga

Angga duduk dan Vivi duduk di pangkuannya sambil menunggu pertolongan datang.

"Aku....aku....aku takut....aku..." Vivi mempererat pelukannya

"Aku sudah tidak tahan lagi...Sepertinya aku akan mati di sini.." ucap Vivi yang hampir kehabisan nafas

"Vi, maafkan aku. Tapi tidak ada pilihan lain. Vivi tatap aku dan pejamkan matamu secara perlahan" ucap Angga

Angga pun langsung menci*um Vivi. Vivi yang merasakan bi*ir Angga perlahan memejamkan matanya.

Ciuman mereka semakin dalam dan.....

Lampu lift menyala.....

Vivi dan Angga tidak menyadari jika lampunya sudah menyala karena terbawa dengan ciuman mereka.

"Tuan......tuan......" panggil seseorang dari luar

Angga dan Vivi langsung menghentikan ciuman mereka.

"Apa tuan baik-baik saja???"

"Tuan.....tuan....tuan Erlangga....anda mendengar suara saya??"

"Su....su...sudah datang pertolongan" ucap Angga dengan terbata-bata

"Hmm..." Vivi pun langsung berdiri karena dia duduk di pangkuan Angga sambil mengusap bib*rnya.

Begitu juga dengan Angga. Angga berdiri sambil mengusap bib*rnya.

"Cepat keluarkan aku dari sini atau kalian aku pecat" ucap Angga

Mereka pun bersama-sama membuka paksa Lift sampai lift terbuka.

"Tuan tidak apa-apa?? Oh tuan bersama seseorang??"

Angga tidak menjawabnya dan langsung menarik Vivi keluar dari lift. Tapi sebelum keluar dari lift Vivi jatuh pingsan dan Angga langsung menggendong Vivi.

"Vi, Vivi kamu tidak apa-apa kan?? Vivi bangun....." ucap Angga

"Cepat siapkan mobil...." teriak Angga.

💦💦💦💦💦💦

Jangan lupa dukung aku dengan like, comment, beri hadiah dan Vote ya.

jangan lupa mampir di novelku yang lain berjudul:

Hamil di Luar Nikah

Rahasia Cinta (Lanjutan Hamil di Luar Nikah)

Aku bukan Pelacur

BAB 2

Angga membawa Vivi ke rumah sakit milik keluarga nya dan langsung diperiksa dokter temannya Angga.

Sementara Bapak Hartawan sedang menunggu Angga karena ada klien yang ingin bertemu.

Di mana anak itu?? Apa dia belum keluar dari Lift? Batin Bapak Hartawan

"Excuse me. I'm out for a while (permisi. saya keluar sebentar)" Ucap Bapak Hartawan pada kliennya dan  pergi menemui orang-orang yang bertugas mengeluarkan Angga di dalam Lift.

"Di mana anak saya?? Apa kalian belum mengeluarkan dia dari lift?" tanya Bapak Hartawan

"Sudah pak. Tapi tuan Erlangga sepertinya membawa gadis itu ke rumah sakit"

"Gadis??? Gadis apa yang kamu bicarakan?" tanya Pak Hartawan

"Tuan Erlangga bersama seorang gadis di dalam lift pak. Dan gadis itu pingsan, tuan Erlangga langsung keluar dari kantor"

Pak Hartawan kembali menemui kliennya. Dan memberikan pengertian bahwa Angga tidak bisa menemuinya hari ini. Kliennya pun pamit karena masih ada urusan.

"Kenapa nomor ponsel nya tidak aktif segala??.." ucap Pak Hartawan

Di sisi lain Dokter sudah memeriksa Vivi, Vivi pun sudah sadarkan diri.

"Kamu ngga apa-apa kan??" tanya Angga

"Pacarmu??" bisik Dokter yang memeriksa Vivi

"Bagaimana keadaannya Dokter Alex?" tanya Angga

Angga dan Alex berteman sejak SMA bahkan pertemanan mereka terjalin baik sampai sekarang.

"Pacar mu sepertinya mengalami trauma sehingga mengalami sesak nafas dan phobia pada kegelapan" jawab Dokter Alex

"Tapi sekarang dia tidak apa-apa kan?" tanya Angga

"Ya, sekarang pacar mu sudah baikan. Ingat jangan sampai kejadian ini terulang. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi jika berada dalam kegelapan dengan waktu yang lama" jawab Dokter Alex

"Berhenti mengatakan dia pacar ku" bisik Angga

"Tapi kalian berdua tidak menyangkalnya kan??" ucap Dokter Alex

"Dia hanya tidak punya tenaga untuk merespon mu" ucap Angga

"Kamu bisa bangun kan?? Sekarang kita pulang ya. Tapi kita menebus obat dulu di apotek" ucap Angga membantu Vivi

"Ti...tidak perlu makasih" ucap Vivi tidak menatap Angga

"Kalian berdua sepertinya saling canggung. Apa ada sesuatu yang terjadi di lift?? Kamu tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan kan?" bisik Dokter Alex

"Jangan sok tahu. Makasih. Kirim obatnya ke aku. Aku pergi dulu" ucap Angga

Angga menyusul Vivi yang jalan terlebih dahulu.

"Kamu tidak ingin menembus obatnya?" tanya Angga

"Tidak perlu. Aku hanya butuh istirahat aja kok." jawab Vivi

"Aku antar ya" ucap Angga

"Nggak usah. Makasih sudah bawa aku ke rumah sakit" ucap Vivi

"Kenapa kamu buru-buru sih" tanya Angga

"Aku harus siap-siap menjaga toko." jawab Vivi

"Toko?? Apa kamu punya Toko?" tanya Angga

"Tidak, Toko itu punya tetanggaku dan aku digaji" jawab Angga

Kamu sangat mandiri Vi. Batin Angga

Angga langsung menggendong Vivi.

"Angga, apa yang kamu lakukan?? Cepat turunkan aku" ucap Vivi

"Kamu mau kan aku antar?? Kalau tidak aku akan terus menggendong mu" ucap Angga

"Iya-iya aku mau. Cepat turunkan aku" ucap Vivi

Angga pun menurunkan Vivi.

Mereka menuju tempat mobil Angga di parkir.

Dalam perjalanan.....

"Antar aku di kantor kamu saja, motor ku ada di sana" ucap Vivi

"Aku akan menyuruh orang untuk membawa motor itu di rumah mu. Sekarang kita langsung ke rumah kamu aja ya. ucap Angga

"Makasih ya, aku terlalu banyak merepotkan mu" ucap Vivi

"Nggak apa-apa. Aku senang kok di repotkan olehmu" ucap Angga

Ucapan Angga membuat keduanya tidak berani bersuara lagi.

Kenapa aku bilang seperti itu sih. Batin Angga

Maksudnya apa coba ngomong gitu? Batin Vivi

Vivi dan Angga semakin dekat karena Jesica. Jesica selalu mengajak Vivi jika ingin bertemu dengan Angga. Karena sering bertemu bukan hanya Jesica saja yang dekat dengan Angga tapi Vivi juga. Yang menimbulkan benih-benih cinta di antara Angga dan Vivi sementara Jesica menyukai Angga. Tapi perasaan yang mereka rasakan dipendam di hati masing-masing.

Vivi tinggal sendiri di rumah peninggalan orang tuanya sehingga dia ingin secepatnya menyelesaikan kuliahnya dan ingin bekerja untuk keperluan sehari-hari.

Akhirnya sampai di rumah Vivi.

"Lupakan kejadian di lift tadi. Itu hanya kecelakaan" ucap Vivi lalu turun dari mobil

Angga pun turun dari mobil dan menghampiri Vivi.

"Kenapa??? Kenapa aku harus melupakan nya??" tanya Angga

"Terserah kamu saja" jawab Vivi lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Sebelum masuk Angga memeluk Vivi dari belakang.

"Aku menyukai mu Vi. Aku tidak tahu kapan perasaan ini tumbuh. Tapi sungguh aku menyukai mu" ucap Angga

Vivi hanya terdiam mendengar pengakuan Angga.

"Apa kamu tidak menyukai ku?? Sedikit saja." tanya Angga. Ia menguaraikan pelukannya dan membalikkan tubuh Vivi.

Angga memegang kedua bahu Vivi.

"Apa sedikit saja, kamu tidak menaruh rasa padaku?" tanya Angga

"Kita tidak bisa bersama Angga. Hentikan" ucap Vivi

"Aku dan kamu sangat berbeda. Bagaikan langit dan bumi. Aku hanya seorang anak yatim piatu yang miskin, sedangkan kamu?? Kamu tahu sendiri kan perbedaan antara kita berdua" ucap Vivi

"Apa itu berarti kamu menyukai ku juga???.  Makasih ternyata selama ini kamu punya perasaan yang sama dengan ku" ucap Angga langsung memeluk Vivi

"Angga....." ucap Vivi mendorong Angga

"Kamu mengatakan itu sama saja kamu mengakui perasaan mu padaku Vi. Aku tidak peduli dengan status sosial di antara kita. Yang paling penting kita saling mencintai" ucap Angga

"Tapi tetap aja kita ti...." Vivi tidak bisa melanjutkan ucapannya karena langsung di bungkam Angga dengan ciuman.

Setelah beberapa detik, Vivi menunduk malu.

"Bukankah itu menjawab juga bahwa kamu punya rasa yang sama dengan ku?? Mulai hari ini kita pacaran ya" ucap Angga

Vivi mengangguk dan menyembunyikan wajahnya di dada Angga.

"Apa malam ini kita bisa jalan-jalan?" tanya Angga memeluk Vivi

"Maaf. Aku harus menjaga toko sampai jam 11 malam." jawab Vivi

"Jam 11?? Apa begitu terus aktivitas mu selama libur semester?" tanya Angga

"Hmmm. Aku menjaga Toko dari jam 1 siang sampai jam 11 malam" jawab Vivi

"Adudududu kasihan pacar ku ini. Pasti sangat kecapean. Baiklah. Nanti kita pacarannya lewat ponsel aja ya" ucap Angga

"Hmm. Sekarang pergilah, aku mau siap-siap dulu" ucap Vivi

"Baiklah. Bye...." ucap Angga

Angga pun masuk ke dalam mobil dan menurunkan kaca jendelanya.

"Pergilah...." ucap Vivi

"Kamu masuklah dulu" ucap Angga

Angga pun pergi setelah Vivi masuk ke dalam rumahnya

💦💦💦💦💦💦

Jangan lupa dukung aku dengan like, comment, beri hadiah dan Vote ya.

jangan lupa mampir di novelku yang lain berjudul:

Hamil di Luar Nikah

Rahasia Cinta (Lanjutan Hamil di Luar Nikah)

Aku bukan Pelacur

BAB 3

Angga kembali ke kantor dan menyuruh seseorang untuk mengantar motor milik Vivi.

"Kamu dari mana saja??? Kenapa ponsel mu tidak aktif?" tanya Papa Hartawan setelah Angga sampai di ruangan papanya.

"Maaf pa." ucap Angga

"Siapa gadis yang bersama mu di Lift tadi?? Bukankah kamu naik lift VIP?" tanya Papa Hartawan.

"Teman Jesica pa. Dia hanya ingin Melihat-lihat aja kok. Jadi, sekalian aku ajak" jawab Angga

"Trus kamu tidak kenapa-napa kan?? Teman Jesica bagaiamana?" tanya papa Hartawan

"Aku dan dia nggak apa-apa kok."jawab Angga

"Syukurlah. Sekarang kita makan siang dulu" ucap Papa Hartawan

"Iya pa" ucap Angga

Lift itu membawa keberuntungan padaku. Karena Lift macet aku bisa berciu*an dengan Vivi yaaa walaupun hampir membahayakan nyawa Vivi sih. Batin Angga dengan senyum di wajahnya

"Apa kamu tidak capek dari tadi senyum terus?" tanya Papa Hartawan yang menyadari wajah sumringah Angga

"Hehehehe. Supaya awet muda pa" ucap Angga

💦💦💦💦💦💦

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam tapi Angga belum mengirim pesan atau menelpon Vivi.

"Tadi semangat bangat mau hubungi aku. Sekarang udah jam segini belum ada kabar. Apa kita benar-benar-benar sudah jadian?? Menyebalkan" ucap Vivi kesal

Dia dari tadi fokus pada ponsel nya menunggu pesan atau panggilan dari Angga.

"Apa aku mengirim pesan padanya??? Tidak-tidak. Dia harus yang terlebih dahulu menghubungi ku" ucap Vivi

Sampai waktunya Vivi pulang ke rumah pun Angga tidak ada menghubungi nya. Vivi kembali ke rumahnya dengan perasaan kesal.

Setelah dia sampai di rumahnya lampu mobil menyinari rumahnya.

"Siapa yang datang malam-malam seperti ini??" ucap Vivi

Seseorang turun dari mobil dan langsung memeluk Vivi.

"Angga.....kenapa kamu datang ke sini?" tanya Vivi

"Aku rindu padamu."jawab Angga

"Kenapa tidak menghubungi ku?? Apa kamu lupa?" ucap Vivi menguraikan pelukannya.

"Oooohhh ternyata ada yang menunggu kabar dari ku. Maaf ya sayang, banyak sekali yang harus aku pelajari di kantor. Karena aku secepatnya akan mengambil alih perusahaan" ucap Angga

"Trus kenapa masih datang ke sini?? Pulanglah dan istirahat" ucap Vivi

"Rasa capek ku hilang setelah bertemu dengan mu. Apa kamu tidak menyuruh ku masuk dulu?" ucap Angga

"Angga sekarang sudah larut malam nggak baik jika aku menerima tamu" ucap Vivi

"Sebentar saja please....oh iya aku membawakan makanan untuk mu. Kita makan bareng ya?? Aku sengaja tidak makan malam supaya bisa makan bareng dengan mu" ucap Angga

Angga pergi ke dalam mobil dan mengambil dua kotak makanan.

"Baiklah" Vivi dan Angga masuk ke dalam rumah.

"Duduk dulu, makanannya letakkan dulu di meja. aku ambilkan piring, sendok, dan air minum. Oh iya kamu cuci tangan dulu gih" ucap Vivi

Angga mengikuti Vivi di dapur. Saat Vivi sedang mengambil sendok dan piring, Angga memeluknya dari belakang.

"Aku masih belum percaya Vi, kalau sekarang hubungan kita lebih dari teman" ucap Angga

"Aku juga." ucap Vivi berbalik menghadap Angga

"Terimakasih mau menerima semua kekurangan ku" ucap Vivi

CUP......Angga mengecup bib*r Vivi.

"Aku yang berterima kasih karena kamu sudah menerimaku" ucap Angga

Mereka berdua pun menikmati makan malam dengan romantis dan penuh canda tawa. Setelah menyelesaikan makan malam, Angga pamit pulang dan Vivi langsung beristirahat.

💦💦💦💦💦💦

Keesokan harinya, Alex sedang video call an dengan Jesica.

"Bagaimana kabarmu?? Apa masih baik-baik saja?" tanya Alex

"Hmm. Masih baik-baik saja. Dasar......kamu lagi free ya sehingga bisa video call an dengan ku?" ucap Jesica

"Hehehe. Iya. Kapan kamu pulang ke Indonesia??" tanya Alex

"Mmm semoga saja secepatnya. Aku udah selesai sidang skripsi dan sekarang masih dalam revisi" jawab Jesica

"Iya cepat selesaikan saja. Agar kita bisa kumpul lagi" ucap Alex

"Iya doakan saja. Oh iya gimana kabar Angga ya?? Aku belum sempat mengirim pesan padanya" ucap Jesica

Apa aku cerita kalau Angga kemarin dari rumah sakit?? Oh tidak aku takut akan keceplosan jika Angga membawa seorang Wanita. Pasti akan membuat Jesica sedih" Batin Alex

Hanya Alex yang tahu bahwa Jesica menyukai Angga sedangkan Alex sendiri menyukai Jesica.

"Dia pasti baik-baik aja kok. Kamu ngga usah khawatir" ucap Alex

"Semoga aja. Lex, udah dulu yaa. See you" ucap Jesica lalu memutuskan sambungan video call

Jesica aku sangat merindukan mu. Batin Alex

💦💦💦💦💦💦

3 bulan berlalu dengan begitu cepat. Angga sudah menjadi CEO dan sudah menyelesaikan studi S2 nya. Sedangkan Vivi sudah menyelesaikan studi S1 nya dan masih menjaga toko sementara belum dapat pekerjaan yang tetap.

Angga bisa saja mempekerjakan Vivi di kantornya tapi Vivi selalu menolak. Dia ingin masuk kantornya tanpa bantuan dari Angga.

Sementara Jesica sudah kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studi S1 nya di luar negeri.

Keluarga Angga baru saja sedang sarapan pagi.

"Oh iya, aku dengar dari Pak Haris, Jesica akan pulang ke Indonesia" ucap Papa Hartawan

"Oh ya??? Aku rindu dengan Jesica, pasti dia tambah cantik" ucap Mama Sonya

"Kamu tahu kan Angga??" tanya Papa Hartawan

"Hmmm. Dia sudah mengabariku dari 3 hari yang lalu kok" jawab Angga

"Oh ya??? Apa kalian pacaran??" tanya Mama Sonya

"Nggaklah ma." jawab Angga

"Kalian berdua menikah saja. Toh orang tua sudah saling kenal" ucap Papa Hartawan

Uhuk....uhuk....uhuk...uhuk...

"Pelan-pelan makannya" ucap Mama Sonya

"Apa yang papa bicarakan sih" ucap Angga setelah meminum air

"Iya nak, Jesica cantik, pintar, cocok lah jadi istri kamu. Lulusan dari luar negeri. Coba?? Kurang apa lagi coba?? Mama setuju deh dengan ucapan papa. Lebih baik kita segera bicarakan hal penting ini dengan Ibu Farah dan Bapak Haris pa" ucap mama Sonya

"Mama......ak....."

"Kamu ngga boleh nolak. Lagian Jesica adalah teman masa kecil kamu. Kalau mama jodohkan dengan wanita yang tidak kamu kenal baru kamu bisa protes. Nyatanya kan tidak. Jesica kita sudah tahu bibit bobotnya" potong mama Sonya

"Kamu tinggal tahu beres aja nak, biar papa dan mama yang mengurus segala persiapannya." ucap Papa Hartawan

Angga langsung beranjak dari tempat duduk dan tidak menyelesaikan sarapannya.

"Angga.....kamu tidak bisa menolak...." ucap Mama Sonya

Angga pergi menemui Vivi.

"Aku tidak mau menikah dengan Jesica. Aku mencintai Vivi, aku tidak mungkin mengkhianati nya." ucap Angga

Angga sudah sampai di Toko tempat Vivi bekerja.

"Angga......"

Angga langsung memeluk Vivi dengan erat.

"Ada apa?? Apa ada masalah?" tanya Vivi dan membalas pelukan Angga

"Aku sangat mencintaimu Vi" ucap Angga

"Aku juga sangat mencintaimu. Apa kamu lagi ada masalah?" tanya Vivi menguraikan pelukannya

"Nggak kok. Aku hanya rindu padamu" jawab Angga memeluk Vivi kembali

"Sayang, nanti ada orang yang lihat" ucap Vivi menguraikan pelukannya

CUP.......Angga mengecup bib*r Vivi.

"Aku pergi dulu ya. Ingat tunggu aku jam 11 di rumah mu. Aku akan membawakan makanan yang enak untuk kita makan" ucap Angga

"Hmmm" Vivi mengangguk.

💦💦💦💦💦💦

Jesica sudah berada di Indonesia dan langsung menghubungi Vivi.

Tut.....tut....tut....

"Hallo..." ucap Vivi

"Kamu di mana sekarang???" tanya Jesica

"Di Toko. Kamu sudah di Indonesia?? Oh my God, aku sangat merindukan mu Jes" jawab Vivi

"Hmm. Aku juga sangat merindukanmu. Sekarang tunggu aku, aku akan datang menemui mu." ucap Jesica lalu memutuskan sambungan telepon

Kring....kring....kring...

Ponsel Jesica berdering.

"Apa kamu tidak ingin bertemu dengan ku?" tanya Alex dibalik telepon

"Hehehe maaf-maaf. Aku pergi menemui Vivi dulu ya baru aku datang menemui mu di rumah sakit" jawab Jesica

"Vivi??? Vivi sahabat mu di SMA yang pernah kamu ceritakan itu?" tanya Alex

"Iya" jawab Jesica

"Hmm. Baiklah. Aku akan menunggu kedatangan mu" ucap Alex lalu memutuskan sambungan telepon

Alex hanya tahu nama Vivi saja tapi tidak pernah bertemu dengan Vivi sehingga dia tidak tahu jika Vivi adalah wanita yang dibawa dan di kira sebagai Pacarnya Angga.

💦💦💦💦💦💦

Jangan lupa dukung aku dengan like, comment, beri hadiah dan Vote ya.

jangan lupa mampir di novelku yang lain berjudul:

Hamil di Luar Nikah

Rahasia Cinta (Lanjutan Hamil di Luar Nikah)

Aku bukan Pelacur

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!