CINTA UNTUK ARA
Pagi itu suasana di rumah masih terlihat lengang.
Seorang wanita berusia lebih dari empat puluh lima yang masih terlihat cantik dengan tubuh yang langsing,
sedang berkutat di dapur untuk mempersiapkan sarapan pagi bagi keluarganya dengan dibantu oleh ART.
“Bu biar bibi saja yang nerusin ….” Kata bi Ratmi.
“Ya sudah bi, nanti tinggal nata di meja saja ya….” Kata wanita itu, yang ternyata adalah nyonya di rumah
itu, yaitu Karina.
Meskipun usianya makin bertambah, namun kecantikan dan keanggunannya masih saja terpancar di wajahnya.
Itu yang membuat Seno bucin sepanjang masa, istilah anak-anak mereka kalau meledek papinya
Setelah memberikan beberapa instruksi kepada bi Ratmi, Karina meninggalkan dapur menuju ke kamarnya untuk
membangunkan suaminya.
“Mas… sudah siang, bangun dong….. katanya mau berrenang dulu pagi-pagi, ini udah jam setengah enam lho….”
Karina menepuk-nepuk pelan lengan Seno, karena ingat semalam suaminya pesan untuk dibangunkan pagi-pagi meskipun hari libur.
Karina kemudian duduk di pinggir ranjang dan tangannya mengusap wajah suaminya yang terlihat masih ganteng di usianya yang limapuluhan tahun, meskipun rambutnya sudah mulai ada yang memutih. Tetapi itu makin membuat Seno terlihat lebih gagah dan berwibawa.
“Mas….. isshhh… susah amat sih dibangunin……”
Pelan-pelan Seno membuka matanya, dan saat dilihatnya wajah cantik istrinya begitu dekat, tangannya terulur untuk menarik tangan Karina yang membuat Karina terjatuh di dada bidang suaminya.
“Ngapain sih mesti buru-buru bangun….?” Tanya Seno dengan suara seraknya, khas orang yang baru bangun tidur.
Tangannya menarik tubuh Karina dan mengeratkan pelukannya sehingga mau tidak mau Karina menaikan kedua kakinya ke ranjang
“Mas…. udah siang, katanya mau renang…..” Rengek Karina mengulang omongannya, dia tahu kebiasaan suaminya. Kalau dibiarkan pasti akan berlanjut pada kegiatan olah raga pagi di ranjangnya, apalagi sudah satu minggu lebih suaminya sibuk dengan pekerjaan kantor, bahkan pulang sampai larut malam.
“Ssttt…. diem sayang….. mas kangen…… kita renang di ranjang aja….” Bisik Seno di telinga Karina, lalu menciumi
wangi rambut isterinya sambil tangannya bergerak kemana-mana
Naahhhh…. kan bener…. Kata Karina dalam hati. Dia heran, di usia suaminya yang sudah paruh baya, tetapi hasrat dan staminanya masih saja seperti usia tiga puluhan. Apa ini efek Seno yang rajin berolah raga? Dan Seno sendiri, setiap berdekatan dengan Karina, selalu saja ada magnet yang mendorong untuk menuntaskan hastratnya dengan isteri cantiknya. Karina bahkan kadang merasa kewalahan mengimbangi kemauan suaminya yang seperti
tidak ada matinya.
Dan di pagi itu, lagi-lagi Karina tidak bisa menolak keinginan suaminya yang memperlakukan dirinya dengan
lembut dan menghanyutkan.
“Makasih sayang……” Bisik Seno sambil mencium kening isterinya setelah mereka selesai merengkuh nikmatnya
surga dunia. Tangannya yang kekar memeluk pinggang Karina.
Saat Seno dan Karina menuju ruang makan, dilihatnya Ara dan kedua adik kembarnya sedang sarapan dengan tenang.
“Pagi sayang……” Sapa Karina pada anak-anaknya.
“Pagi pi, mi…..” Jawab Ara lalu melanjutkan sarapannya, sedangkan kedua anak kembarnya hanya mengangkat
satu tangannya.
Merekapun sarapan dengan tenang, karena sudah menjadi kebiasaan saat makan tidak ada pembicaraan, kecuali sudah selesai.
“Ra.. nanti nggak ada acara kan…?” Tanya Karina setelah mereka menyelesaikan sarapannya.
“Enggak mam, kenapa….?”
“Temenin mami ke panti ya….?”
“Boleh.., jam berapa mam…..?”
“Ya…. jam sepuluhan lah, Cello sama Vano ikut juga ya….?” Tanya Karina pada si kembar.
“Nggak ah mam, Cello capek….”
Senangkan Vano, ternyata mau ikut dengan syarat lanjut ke mall karena dia ingin membeli sesuatu.
“Naaahh…. kalau lanjut ke mall Cello mau mami…..” Kata Cello sambil nyengir.
“Iisshh… kamu kalau ada maunya aja….” Jawab Karina sambil mencubit pipi anak gantengnya.
Memang sudah sejak anak-anak masih kecil, Seno dan Karina mengajarkan pada mereka untuk berbagi dan
mengasihi. Anak-anak diajak ke panti asuhan yang menjadi binaan keluarga Baskoro untuk membagikan kebutuhan bagi anak-anak panti, dengan begitu mereka diajarkan untuk saling mengasihi pada sesama dan selalu bersyukur.
Bahkan tanpa orang tuanyapun, Ara sering datang ke panti asuhan sendiri atau mengajak teman-temannya,
meskipun hanya sekedar mengantarkan makanan untuk anak-anak yang kurang beruntung itu, dan sekedar bercanda atau mengajari mereka belajar.
Dan siang hari itu, setelah menyelesaikan urusannya di panti asuhan, Karina dan anak-anaknya menuju ke
sebuah mall yang cukup besar. Mereka berempat terlihat seperti kakak adik saja, apalagi dengan penampilan Karina yang modis, tidak terlihat kalau usianya sudah diatas empat puluh tahun. Dan dengan Ara, yang wajahnya ada kemiripan dengan maminya, benar-benar seperti kakak adik.
Cewek-cewek ABG ,bahkan tidak mau melepaskan pandangannya pada si kembar ganteng Cello dan Vano.
Meskipun mereka masih SMA, tetapi postur tubuhnya yang tinggi dan gagah, terlihat sangat menarik, apalagi dengan wajah gantengnya. Begitu juga dengan laki-laki dewasa, tidak akan melewatkan pemandangan indah yang mereka temui pada penampilan Ara dan maminya. Bener-bener bibit unggul semuanya. Apalagi kalau lengkap
dengan papi Seno dan mas El ya. Bisa jadi akan membuat heboh di mall itu. Mereka berempat terlihat sangat kompak berjalan beriringan di siang hari itu. Keluar masuk toko untuk mencari barang incaran mereka.
Meskipun Seno dan Karina memiliki banyak uang, tetapi mereka tidak mendidik anak-anak dengan melimpahi uang.
Mereka bahkan tidak memberikan kartu kredit yang unlimited, cukup dengan kartu debit yang diisi setiap bulan sesuai dengan kebutuhan di usia mereka, yang masih sekolah dan kuliah. Ada saatnya bagi anak-anak untuk memiliki kartu kredit. Bukan mereka pelit, tetapi dari kecil anak-anak diajarkan untuk tidak berfoya-foya dengan menghambur-hamburkan uang, sementara di luaran sana masih banyak orang membutuhkan uluran tangan mereka.
Bahkan El pun saat kuliah di luar negeri, dia juga ikut bekerja di perusahaan papinya dengan mendapatkan
gaji seperti orang lain. Banyak pelajaran yang diberikan Seno dan Karina pada anak-anaknya sejak kecil, agar mereka terbentuk menjadi pribadi yang baik.
Acara jalan-jalan di mall menjadi kesenangan untuk anak-anak, apalagi pergi bersama maminya. Mereka pasti
meminta barang-barang yang sudah menjadi incaran mereka, dan biasanya maminya pasti akan memenuhinya.
Dan ternyata benar, begitu keluar dari mall, banyak sekali tentengan masing-masing. Mulai dari sepatu,
baju kaos dan kebutuhan lainnya.
“Kita makan dulu ya mam sebelum pulang….?” Kata Cello yang merasa perutnya sudah lapar, karena memang
sudah saatnya makan siang.
“Terus papi makan sendiri di rumah…..?” Tanya Karina.
“Papi ajak gabung aja mam, pasti mau…” Giliran Ara yang menjawab.
“Ya sudah, coba kamu telpon papi ya, kita ketemu di restoran yang nggak jauh dari rumah….”
Rupanya Seno tidak tahan juga dengan rengekan anak gadisnya yang meminta untuk makan siang bareng,
hingga akhirnya diapun menyusul di restaurant yang sudah disepakati.
*******
Hai…… jumpa lagi di sini ya…. dengan kisah yang baru.
Masih inget dengan keluarga papi Seno kan?
Buat kalian yang baru pertama mengikuti kisah ini, silakan baca juga episode Bukalah Hatimu Untukku.
Kalian akan tahu siapa-siapa tokoh yang ada di situ dan apa kaitannya. Jadi begitu membaca kisah di sini,
kalian tidak akan bertanya-tanya keterkaitannya.
Jangan lupa ya, aku sangat berharap dukungan vote, like & komen kalian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Amarantha Chitoz
ngintip dikit ya toorrr
2024-08-12
0
Gadis23
mampir dulu tur,mau guyur bacanya semoga aja ceritanya gak mengecewakan 😊
2022-03-23
1
Merpati_Manis (Hind Hastry)
jejak dulu thor,,, 😍
semangat 💪
2021-11-20
1