“Cello kamu dapat dari mana foto-foto tadi…..?” Tanya Ara saat masuk ke kamar adiknya tidak lama setelah Cello meninggalkan ruang keluarga.
Cello yang tahu kakaknya bakal gusar hanya tertawa, yang membuat Ara makin kesal.
“Cello……!” Suara Ara meninggi karena melihat adiknya hanya senyam senyum saja.
“Ada apa mbak cantik….? Kok mukanya asem gitu sih…? Aku salah apa coba, cuman ngeshare foto doang….” Suara Cello dengan polosnya, tapi makin membuat Ara kesal.
“Kamu dapat dari mana foto-foto itu….?”
“Ya… dari TKP lah… Ganteng juga calon iparku, tapi masih tetap gantengan aku kan…..?” Tanya Cello yang
biang narsis.
“Awas…. jangan kasih tahu papi sama mami….!” Ancam Ara.
“Oke, no problem. Yang jelas ada syaratnya….” Jawab Cello sambil menaik-naikkan kedua alisnya meledek
kakaknya.
“Dasar….!!”
“Ya udah kalau nggak mau, nggak sampai lima menit juga papi bakalan tahu lho…..”
“Cello… please dech……” Wajah Ara sudah mulai terlihat memelas, yang membuat Cello tertawa.
“Iya… iya mbak Ara tenang aja, entar aku share syaratnya. Udah balik ke kamar gih….!” Kata Cello dengan santai.
“Awas ya…. janji….!”
Hari itu di rumah keluarga Dion, terlihat perbincangan serius antara Dion dengan papanya, pak Surya Wijaya.
“Dion gimana hubunganmu dengan putri keluarga Baskoro?” Tanya pak Wijaya dengan wajah serius.
“Panggilannya Ara pa. Baik-baik aja….” Jawab Dion dengan suara datar.
“Baik-baik gimana maksudmu…?”
“Yaa…. baik, nggak ada masalah…”
“Kamu harus ingat Dion, kamulah satu-satunya harapan papa. Kamu harus bisa masuk menjadi bagian dari mereka. Apalagi sekarang pak Baskoro sudah sering sakit, jadi sosok kuat di Rajawali sudah berkurang…”
Dion heran dengan ucapan papanya. Sebegitu besar ambisi papanya untuk mengalahkan Rajawali, sementara
perusahaan papanya sendiri juga sudah cukup besar. Memang tidak sebesar Rajawali, yang juga memiliki cabang dimana-mana, bahkan di luar negeri.
Flashback on
Malam itu sekitar satu tahun yang lalu, Dion sedang berbicara dengan papanya yang seorang pengusaha besar.
“Kamu kenal dengan foto cewek ini….?” Tanya papa Dion sambil menyodorkan beberapa foto seorang gadis
cantik.
“Kenal pa, tapi nggak dekat, cuma tahu aja, dia adik kelas Dion di SMA. Papa dapat dari mana foto-foto ini,
dan apa hubungannya sama Dion?” Tanya Dion heran.
“Kamu tidak tertarik dengan dia?” Tanya papanya lagi yang dijawab Dion dengan garuk garuk kepala.
“Dia seorang gadis yang cantik dari keluarga pemilik Rajawali Grup, tuan Baskoro Adinegoro..”
“Terus apa hubungannya dengan Dion…..?”
“Kamu bodoh kalau tidak tertarik dengan gadis ini. Cobalah kamu dekati dia, dan berusahalah untuk bisa masuk
menjadi bagian dari keluarga Baskoro untuk memperkuat posisi perusahaan kita di dunia usaha, hanya itu satu-satunya cara. Selama ini papa tidak berhasil menggeser mereka karena mereka terlalu kuat dan bersih, tidak pernah melakukan hal-hal kotor dalam bisnisnya. Hanya kamu satu-satunya harapan papa karena papa yakin
kamu mampu menaklukkan gadis itu , apalagi dengan pengalaman kamu dengan gadis-gadis di luar sana, tidak akan ada yang sulit buat kamu menaklukkan dia karena papa sudah tahu semuanya tentang kelakuan kamu”
“Tapi pa…, Dion sudah …..”
“Lupakan semua pacar-pacarmu yang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan gadis dalam foto ini, semua
juga demi masa depanmu. Dan ingat, kamu jangan main kasar dan melakukan hal-hal yang bodoh sebelum kamu benar-benar bisa masuk dalam keluarga mereka, karena kamu akan berhadapan dengan keluarga besarnya….”
“Tapi……” Kata Dion lagi, yang belum selesai kata-katanya tapi sudah dipotong papanya.
“Apa lagi yang kamu cari sih…? Jelas-jelas gadis ini cantik dan dari keluarga terpandang, kalau urusan cinta,
kamu ahlinya. Sudah nggak usah banyak alasan, papa nggak mau dengar….!”
Flashback off
“Kita udah sering jalan bareng pa…” Jawab Dion.
“Kalian sudah resmi pacaran….?” Tanya pak Surya lagi dengan wajah serius.
“Ya….. begitulah pa…. Kan maunya papa seperti itu…. Siapa sih yang nggak tertarik dengan Ara…?”
“Ya syukur kalau begitu, tinggal selangkah lagi. Atau kamu langsung nikah aja…..?”
“Ih… kenapa sih buru-buru pa? Umur Dion baru berapa coba, rugi lah kalau buru-buru nikah. Nikmati dulu
masa muda….. Pacaran oke, tetapi menikah no….!” Jawab Dion.
“Dion…..!” Nada suara pak Surya mulai meninggi.
“Please pa….. Dion ikuti maunya papa sekarang, tetapi untuk menikah dengan Ara, Dion belum kepikiran,
apalagi…..”
“Ya sudah… terserah kamu. Tapi ingat pesan papa….!”
Di kamarnya Dion merenung. Memang Ara tidak ada kekurangannya, dan semua orang tahu itu. Tetapi di hati
kecilnya, Dion masih belum bisa seratus persen menjatuhkan pilihannya terhadap Ara meskipun dia tahu Ara mencintainya dengan tulus, karena di sudut hatinya masih tersimpan sebuah nama yang sulit untuk dihilangkan meskipun selama ini orang lain menilainya Dion adalah seorang playboy yang mudah ganti-ganti gandengan.
Sementara untuk menolak keinginan papanya, Dion tidak berdaya. Dia masih butuh semua fasilitas dari
papanya.
Dan dengan berjalannya waktu, hubungan Dion dengan Ara makin dekat. Sikap Dion yang begitu manis terhadap Ara, membuat Ara makin merasa terikat dengan sosok Dion. Apalagi ini adalah cinta pertama Ara, dan Ara memang begitu tulus mencintai Dion meskipun dia belum berani berterus terang dengan keluarganya.
Meskipun sebegitu besar cinta Ara pada Dion, tetapi Ara masih tetap memegang teguh nasehat orang tuanya.
Dia tidak begitu saja terlena dengan rayuan-rayuan Dion, apalagi kalau itu menyangkut dengan harga dirinya sebagai seorang wanita. Ara tidak mau mengikuti gaya pacaran teman-temannya yang begitu mudah menyerahkan kemormatannya pada laki-laki yang disebut pacar, meskipun dengan alasan bukti cinta. Ara tetap menjaga norma-norma susila seperti yang diajarkan maminya, meskipun kadang membuat Dion kesal. Tapi Ara tetap kekeh dengan pendiriannya, cinta tidak berarti menyerahkan segalanya.
“Mit… kita ngumpul ngumpul yuk bikin reunian….” Kata Ara saat mereka di kantin menunggu kelas selanjutnya.
“Boleh…. kapan….?” Tanya Mita.
“Ya… kita bikin panitia kecil-kecilan dulu lah. Kita ngobrol-ngobrol dulu.”
“Oke, kamu yang atur semuanya ya, kapan kita ngumpul terus mau dimana, aku ikut saja….”
“Kalau tempat, mungkin bisa di café kakakku aja, ntar aku yang atur…”
“Siip lah, aku setuju…”
Setelah ada kesepakatan, Mita akan mulai mengontak teman-temannya untuk ngumpul, sedangkan Ara tinggal
menunggu berapa orang yang akan datang, karena dia sudah berpikir untuk tempat ngumpul, di café kakak iparnya, Dira, yang suasananya juga enak selain menu makanannya cukup banyak variasinya.
Dan siang itu, setelah jadwal kelas Ara selesai, rupanya Dion sudah menunggu di tempat parkir.
“Ra… sory ya nggak bisa nemenin cari buku. Aku siang ini harus ikut papa meeting dengan rekan bisnisnya…..”
Kata Dion.
“Iya nggak papa kak, kita bisa pergi lain kali. Aku langsung pulang aja, kebetulan temen-temen pada mau ke rumah ngerjain tugas” Jawab Ara.
Memang selain kuliah, sejak lulus SMA Dion sudah mulai ikut bekerja di kantor papanya, meskipun tidak full
time. Karena Dion adalah anak laki-laki satu-satunya, sementara kakak dan adiknya semua perempuan, makan harapan orang tuanya sangat besar pada Dion sebaga penerus, sehingga harus dipersiapkan sejak dini.
“Bener kamu nggak papa…?” Tanya Dion lagi.
“Bener kak, aku nggak papa. Lebih penting kerjaan kantor dulu. Kalau pergi kan bisa kapan-kapan.”
Karena Dion tidak bisa mengantar Ara, maka Ara bersama gengnya punya acara sendiri. Mereka mau jalan-jalan ke mall sambil mencari sesuatu. Setelah berputar-putar mengelilingi mall, merekapun kelelahan dan berjalan menuju sebuah café untuk makan.
Karena rumah Ara sejalur dengan Hanny, maka mereka satu mobil, sedangkan Mita ikut dengan mobil Nuri.
“Ra coba lihat ke seberang, itu seperti kak Dion bukan ya…?” Kata Hanny. Ara pun melayangkan pandangannya kearah yang ditunjuk Hanny, tetapi dia tidak menemukan sosok Dion karena pandangannya terhalang oleh mobil box yang melintas di sisi mobil Hanny yang terus melaju. Mata Ara terus memandang ke belakang setelah mobil box berlalu.
“Nggak ada tuh, kak Dion kan lagi ikut meeting sama papanya.” Jawab Ara setelah tidak menemukan sosok Dion.
“Ya udah, berarti bukan kak Dion, mirip aja kali.” Kata Hanny menenangkan Ara, meskipun dalam hati dia sangat yakin dengan matanya kalau yang dilihatnya adalah Dion yang sedang berjalan menggandeng seorang cewek.
*******
Halloooo.....
Yuk aku up lagi, sory kalau nggak bisa tiap hari ya untuk bulan Oktober ini...
Tapi jejak jempol manis kalian tetap aku harapkan dan selalu kutunggu...
Dan..... jangan lupa vote, like , komen dan hadiah lainnya ya...
He.... he..... he....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Amarantha Chitoz
next
2024-08-21
0
Nasyiah Buniamin
semoga ara jodohnya dokter soni, tidak usah sama dion thor
2021-10-21
1
3 semprul
semoga ketahuan...👍
2021-10-21
1