Siang itu suasana kantin kampus sebuah universitas terkenal terlihat begitu riuh. Siapa lagi yang menjadi pusat
perhatian, kalau bukan seorang gadis cantik bernama lengkap Nayara Garvita Baskoro, yang sehari-harinya dipanggil Ara.
Gadis yang cantik, smart dan ramah kepada siapapun meskipun dia berlatar belakang dari keluarga pengusaha
besar. Dimanapun Ara berada selalu menjadi pusat perhatian.
Dan pagi menjelang siang itu saat Ara sedang minum di kantin dengan sahabatnya Mita sambil menunggu kelas
berikutnya, terdengar suara yang makin dekat.
“Halo Ara cantik…. kita jalan yuk…..” Seorang cowok tiba-tiba duduk di hadapannya. Dia adalah teman Ara
yang juga salah satu pengagumnya.
“Heh…. awas masih ada kelas lagi Lex….” Jawab Ara.
“Ya nanti lah setelah selesai kelas…. hee…… he….” Jawab cowok itu sambil nyengir.
“Nggak ah… aku ada acara….”
“Sama mamas ya……” Tanya cowok itu sambil garuk-garuk leher belakangnya.
“Hhmmm…. Eh ayo masuk, ntar keburu mister killer dateng….!” Kata Ara yang buru-uru berdiri diikuti
teman-temannya untuk masuk kelas.
Ara dan teman-temannya sudah duduk manis di bangku masing-masing, siap mendengarkan materi dari dosen yang terkenal killer.
Setelah dua jam berlalu, ruangan yang tadinya senyap, tiba-tiba bergemuruh setelah sosok dosen killer
meninggalkan ruangan.
Dengan langkah lesu, Ara beserta tiga sahabatnya, Mita, Nuri dan Hanny meninggalkan kelas.
“Gila bener ya, ngasih tugas nggak kira-kira. Gimana mau nyelesaiin coba….” Kata Nuri disela-sela langkahnya
menuju tempat parkir.
“Kamu enak Ra ada kak Dion yang bisa dimintai tolong….” Kata Nuri.
“Eeiittss… kenapa bawa-bawa kak Dion….?” Tanya Ara.
“Yaa… kan kak Dion asset kamu yang bisa dimanfaatin buat ngerjain tugas, pasti dengan senang hati kalau kamu maintain tolong nyelesaiin tugas…..” Giliran Hanny yang menjawab.
“Ih… enggak ah ya….. Enak aja main suruh-suruh…” Jawab Ara dengan wajah cemberut
“Ya… nggak apa-apa lah, sekali-sekali gitu, dari pada kita pusing mikirin sendiri….”Kata hanny lagi
Nuri pun ikut-ikutan setuju dengan ide Hanny.
Mereka adalah empat sekawan yang menurut orang lain unik, tetapi sangat kompak dan dekat. Ara yang anak keluarga kaya, orangnya selalu ceria dan lincah, sedangkan Mita gadis yang kalem dan cenderung pendiam, dari keluarga sederhana. Nuri si gadis tomboy dan cuek juga berasal dari keluarga kaya, dan satu lagi Hanny si cerewet keluarganya juga cukup terpandang.
Entah apa yang bisa menyatukan keempat gadis berbeda watak ini, tetapi yang jelas persahabatan mereka sangat tulus tanpa embel apa-apa sejak masuk kuliah, bahkan orang tua masing-masingpun sudah kenal dengan
sahabat anak-anaknya. Dan diantara keempatnya, Mitalah yang terlihat paling dewasa dan tempat curhat teman-temannya, dan kebetulan Ara dan Mita sudah bersahabat sejak mereka SMA. Empat sekawan ini cukup terkenal di kampus, karena selain mereka cantik dan manis, prestasi akademiknya juga bagus.
“Ssttt…. lihat tuh si mamas udah senyum-senyum….” Kata Hanny sambil dagunya mengarah pada seseorang yang
sedang menyandar di mobilnya dan mata gadis-gadis itupun tertuju padanya.
Seorang pemuda ganteng dengan kacamata hitam memakai celana jeans dan kaos garis-garis terus memandangi kearah empat gadis, dan pandangannya hanya terfokus pada seorang gadis dengan celana jeans dan baju kotak-kotak biru.
Jarak semakin dekat, dada Ara menjadi makin berdebar. Ya pemuda itu adalah Dino, senior Ara di kampus
yang hampir setahun ini dekat dengan Ara, atau boleh juga disebut pacar, meskipun Ara masih menyembunyikan dari keluarganya.
“Hai…..” Sapa Dion setelah Ara di dekatnya.
“Udah selesai kelas….?” Tanya Dion lagi.
“Udah kak….” Jawab Ara sambil tersenyum manis.
“Kita jalan yuk….” Ajak Dion.
Ara menoleh kearah teman-temannya seolah minta pendapat.
“Udahhh… sono gih….!” Kata Hanny sambil menyodok lengan Ara yang membuat wajah Ara memerah.
“Mau makan apa….?” Tanya Dion setelah mereka duduk di sebuah restaurant, karena kebetulan sudah jam makan
siang.
“Em…. apa aja kak…”
“Di sini nggak ada menu apa aja neng, kamu pilih apa…? Menu ikan atau ayam….?”
“Ikan aja….”
Setelah menu pesanan tersaji, merekapun menyantap dengan tenang. Sesekali terlihat Dion memandang wajah
cantik Ara.
“Kenapa sih lihat-lihat terus….?” Tanya Ara yang merasa grogi dengan pandangan Dion.
“Cantik…..” Jawab Dion sambil memajukan tubuhnya agar lebih dekat dengan Ara, dan wajah Arapun memerah.
Meskipun sudah setengah tahun lebih mereka pacaran, tetapi sikap Ara kadang masih suka malu-malu. Apalagi ini adalah cinta pertamanya. Banyak cowok yang mendekati Ara bahkan sejak SMP, tetapi pada Dionlah Ara menjatuhkan pilihan, dan itu setelah dia memasuki masa kuliah dan Dion dengan gigih mendekatinya dengan sabar.
“Gombal…. dasar playboy cap kampret….”
Memang Dion dikenal sebagai cowok yang sering ganti-ganti gandengan, dan semua orang tahu hal itu. Tetapi semenjak dekat dengan Ara, kebiasaan itu sepertinya tidak pernah lagi dilakukan. Paling tidak itu yang diketahui oleh anggota geng Ara. Apalagi Dion merasa sulit untuk mendapatkan Ara, sementara dengan cewek-cewek yang lain, begitu mudahnya mereka jatuh ke pelukan Dion, sehingga Dion merasa tertantang dengan Ara.
Dion dan Ara satu SMA, tetapi Dion dua tahun di atas Ara. Dan saat SMA Ara sudah tahu kalau Dion banyak disukai dan dikejar cewek-cewek, namun tidak termasuk dirinya yang mencoba menarik perhatian Dion, sang playboy. Tetapi sejak masuk dunia mahasiswa, Ara dipertemukan kembali dengan Dion saat acara orientasi mahasiswa baru yang kebetulan Dion menjadi salah satu panitianya. Dan sejak itu pula Dion berusaha mendekati Ara, hingga akhirnya Ara membuka hatinya untuk Dion.
“Ini sudah satu tahun lebih anak cantik papi jadi mahasiswa, udah dapat gandengan belum….?” Tanya Seno
malam itu saat mereka kumpul di ruang keluarga sehabis makan malam.
Ara yang duduk menyandar di bahu papinya menoleh.
“Belum pi…..” Jawab Ara pendek.
“Ehemm…” Giliran Cello yang bersuara meskipun matanya tetap asyik memainkan ponselnya.
“Memang di kampus nggak ada yang tertarik dengan princesnya papi….?” Tanya Seno lagi.
Tiba-tiba..
TING
Bunyi ponsel di tangan Ara sebagai tanda ada pesan masuk. Arapun menegakkan tubuhnya saat membaca nama
Cello di ponselnya.
Dan setelah dibuka, mata Ara melotot. Rupanya Cello mengirimkan foto Ara yang sedang makan di sebuah restaurant dengan Dion.
Dengan pandangan gusar, Ara menoleh kearah adiknya. Tetapi lagi-lagi Cello dengan cuek mengabaikan kakaknya
dan pura-pura acuh. Cello memang paling suka iseng pada kakaknya dan sering membuat kesal. Tetapi Cello akan buru-buru merayu kakaknya kalau sudah dilihatnya Ara akan marah dan menangis dengan ulah jahilnya.
Tiba-tiba Cello berdiri dari sofa dan hendak melangkah.
“Mau kemana Cello….?” Tanya Karina.
“Capek ah mam, mau selonjoran di kamar….” Dengan cuek Celo ngeloyor ke kamar.
******
Hai.... habis baca jangan lupa tinggalin jejak jemol manisnya buat vote, like dan komen ya
Love U....😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Amarantha Chitoz
msh terus ngikutin
2024-08-21
0
Amarantha Chitoz
msh ngikutin
2024-08-21
0
Merpati_Manis (Hind Hastry)
mulai baca,,, semangat thor 👍💪
2021-11-23
1