Sementara itu di suatu café, terlihat seorang laki-laki dan perempuan yang duduk berhadapan di pojok ruangan
yang agak jauh dari pengunjung lainnya.
Terlihat mata laki-laki itu memandang dengan penuh kerinduan kearah gadis cantik yang duduk di hadapannya.
Keduanya masih sama-sama diam, sampai seorang waiters datang untuk menanyakan pesanannya mereka.
Setelah waiters pergi untuk menyiapkan pesanan mereka, kembali pemuda itu memandangi gadis di depannya yang sedang menunduk.
“Kenapa kamu dulu tiba-tiba pergi Keisya….?” Tanya pemuda itu, yang membuat gadis itu mengangkat kepalanya
dan mereka saling berpandangan.
“Kamu yang memulai Dion…..” Kata gadis yang di panggil Keisya.
Tenyata sosok pemuda itu adalah Dion, dan pandangan mata Hanny tidak salah, karena memang yang
dilihatnya saat pulang dari mall adalah sosok Dion dan Keisya, meskipun dia mengatakan salah lihat pada Ara yang hanya untuk menenangkan hati sahabatnya itu.
“Kenapa jadi aku yang salah Kei….?”
“Kamu tidak amnesia kan….? Haruskah aku ingetin kamu gimana kelakuanmu dengan cewek-cewek lain..?” Tanya Keisya dengan menahan suaranya.
“Kei… aku nggak ada apa-apa dengan mereka. Mereka semua teman biasa, dan mereka juga yang ngejar-ngejar aku duluan…..”
“Terus… karena mereka yang ngejar kamu, lalu kamu juga manfaatin mereka….? Kamu nemplok sana nemplok sini, gandeng sana gandeng sini, bahkan setelah kita dekatpun kamu tidak berubah…!” Ada nada kekesalan di suara Keisya.
Keisya dan Dion adalah teman satu SMA dan sudah sejak masuk SMA Dion mengincar Keisya. Tetapi Keisya yang
pendiam dan cuek bersikap acuh pada Dion meskipun dalam hati kecilnya diam-diam merasa tertarik juga dengan Dion. Rupanya Keisya berhasil menyembunyikan perasaannya, namun makin membuat Dion makin penasaran. Dan untuk menarik perhatian Keisya, Dion ganti-ganti dekat dengan beberap cewek dan mendapat predikat playboy
di sekolahnya.
Pada saat mereka memasuki kelas akhir di SMA, barulah Dion bisa benar-benar dekat dengan Keisya dan
mereka pacaran. Tetapi hubungan mereka diganggu oleh mantan-mantan Dion yang merasa kesal dengan sikap Dion karena pacaran dengan Keisya.
Keisya sangat marah melihat kedekatan kembali Dion dengan cewek-cewek lainnya meskipun Dion bersumpah bahwa tidak ada hubungan apa-apa dengan mereka, dan Dion terus berupaya membuktikan kesungguhannya. Rupanya kemarahan Keisya berlanjut sampai dengan selesainya ujian SMA, dan setelah segara urusan sekolah selesai, Keisya diam-diam pergi ke luar negeri menyusul kakaknya tanpa sepengetahuan Dion. Keisyapun memutus kontak dengan Dion.
“Kei…. semua hanya salah paham…..” Kata Dion dengan nada utus asa.
“Salah paham gimana? Maksudmu salah paham karena kamu kembali dekat dengan mantan-mantan kamu, dan
kamu bilang aku yang salah paham….?”
“Keisya….. aku dekat dengan mereka karena aku harus memberikan pengertian kalau aku sudah pacaran dengan
kamu dan aku hanya mencintai kamu, tetapi kamu lebih mendahulukan emosi dan ego kamu tanpa mau mendengarkan penjelasanku. Bahkan kamu pergi diam-diam dan memutus komunikasi denganku….” Kata Dion dengan nada suara serius.
Keisya menatap tajam mata Dion, tidak ada kebohongan disitu.
“Percayalah Kei…. aku tidak bohong….”
Siang itu, sesuai dengan janjinya pada teman-temannya, sepulang kuliah Ara akan mampir ke café Dira
untuk memesan tempat untuk acara reunian dengan teman-temannya. Karena Ara sudah terbiasa datang ke café kakak iparnya, maka semua pegawai sudah mengenalnya.
“Siang mbak Ara, tumben baru kelihatan lagi….” Sapa Sri saat Ara sudah di depannya.
“Siang juga mbak Sri. Iya nih baru nongol lagi, kmaren-kmaren banyak kerjaan. Mbak Raranya ada mbak….?”
Tanya Ara.
“Ada di dalam, lagi ada langganan setia, kebetulan mas El juga ada. Langsung masuk aja mbak….” Jawab Sri.
Arapun mengangguk sambil tersenyum manis, lalu melangkah kedalam untuk menemui kakaknya.
“Haloo…. semua……” Terdengar suara Ara menyapa, yang membuat semuanya menoleh.
“Ara…. apa kabar….?” Jawab Dira, lalu cipika cipiki dengan adik iparnya.
“Kabar baik mbak…, eh ada mas El juga….” Arapun mencium kedua pipi kakaknya.
“Kenalin ini dokter Sony, dan ini putrinya Caca. Dok ini adiknya mas El, Ara….”
Arapun bersalaman dengan Sony sambil masing-masing menyebut nama, terlihat Sony memandang lekat-lekat
wajah Ara yang siang itu terlihat cantik dengan baju santainya.
“Halo cantik, siapa namanya….?” Ara mengulurkan tangannya pada Caca.
“Caca… tante sapa….?” Tanya Ara.
“Tante adiknya om El, Caca boleh panggil tante Ara…”
“Mama Ala….?” Tanya Caca yang belum bisa menyebut huruf R. Kening Ara berkerut karena dipanggil mama.
“Ini mama Lala, yang ni mama Ala…..” Kata Caca lagi sambil menunjuk ke perut Dira dan Ara yang berdiri di
sampingnya dengan wajah lucu, yang membuat Ara gemas lalu mencium pipinya. Sony melihat ulah Ara dengan takjub dan dadanya berdesir.
“Oke sekarang kita pulang dulu ya….?” Kata Sony setelah sadar dari rasa terpesonanya pada Ara.
“Caca nurut papa ya, nanti tante kasih hadiah es cream, oke….?” Kata Dira. Akhirnya Caca mengangguk meskipun
dengan wajah kecewa karena diajak pulang.
“Anak pinter. Caca duduk sini dulu ya, tante siapin es creamnya….” Kata Dira lagi.
Ara mengangkat Caca dari pangkuan Dira, lalu duduk di kursi bekas Dira yang berdiri lalu berjalan mengambil
es cream untuk Caca. Merekapun ngobrol bertiga sambil menunggu Dira. Terlihat sesekali Sony mencuri pandang ke wajah Ara tanpa diketahui pemiliknya yang asyik ngobrol dengan Caca.
“Nah…. Ini es creamnya, tapi nggak boleh makan banyak-banyak ya…?” Kata Dira sambil membawa box plastik
berisi es cream.
“Ayo bilang apa sudah dikasih es cream…” Kata Sony.
“Makasih mama Lala. Caca pulang dulu ya…..”
“Sama-sama cantik…” Dira mencium kedua pipi Caca. Merekapun mengantar Sony dan Caca sampai di depan
dengan Caca tetap di gendongan Ara.
“Mas mau makan apa…?” Tanya Dira sambil menyodorkan daftar menu setelah Sony dan Caca pergi.
“Ara tumben datang siang-siang…?” Tanya Dira ada adik iparnya.
“Mau booking tempat mbak, buat acara ngumpul ma temen-temen…” Jawab Ara.
“Ya udah entar omongin aja sama Sari, sekarang makan dulu bareng mas El…”
Dira sangat paham kalau tiba-tiba suaminya jadi lebih pendiam dan hanya menjawab seperlunya saja. Ini
pasti karena kedatangan Sony dan Caca, El cemburu. Dira senyum-senyum melihat wajah El yang cemberut.
“Kenapa senyum-senyum mbak…?” Tanya Ara setelah mereka selesai makan.
“Tuh tanya masmu….” Jawab Dira sambil menunjuk El dengan dagunya.
“Ngomong-ngomong, dokter Sony temen kuliah mbak Rara…?”
“Bukan, dia senior mbak di rumah sakit, kebetulan dokter pembimbing juga….” Jawab Dira.
“Iya…, mantan pacar juga….” Tiba-tiba El nyeletuk dengan wajah datar.
“Isshh…. ngaco, sembarangan… Jangan percaya Ra, kita cuma berteman…”
“Teman tapi mesra, mana duda lagi….” Kata El lagi, masih dengan wajah cemberut.
“Heehhh…. jadi dokter Sony duda…? Duren dong….” Kata Ara sambil tersenyum.
“Iya.., isterinya meninggal setelah melahirkan Caca….” Jawab Dira.
“Oohhhh……” Jawab Ara.
*******
Ayoooo.... yang penasaran dengan cerita Ara, ikutin terus kisahnya ya
Aku juga masih lihat-lihat nih, banyak yang tertarik untuk baca nggak
Kalau ternyata datar-datar aja atau malah nggak ada yang dukung, yaaaa.... aku harus putuskan untuk lanjut atau tidak.
Karena cuma dukungan kalian yang membuatku semangat untuk terus nglanjutin nulis
Jadi jangan pelit-pelit kasih vote, like & komen ya, kalau memang kalian pengen tahu kisah Ara selanjutnya.
Oke guys..... Love U all...😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Amarantha Chitoz
lanjuuutttttt....
2024-08-21
0
Srimurni Murni
umur dr Sony sama Ara sangat jauh beda ya thor
2022-01-16
0
Kastinah
jangan sampai Ara jatuh kedalam perangkap Dion bareng**k,,,pasangin saja tuh sama duren dr Sony
2021-11-12
0