Tujuh Pendekar Penguasa

Tujuh Pendekar Penguasa

CH 1. pengenalan.

"kakak lihat apa yang aku temukan" ucap we Fui seorang anak kecil dengan tubuh kurus dan rambut panjang berwarna Coklat dia adalah anak ketiga Dari Tujuh bersaudara.

"Dari mana kau mendapatkan buah sebanyak itu fui'er" tanya anak yang lebih besar dia adalah fu Kai anak pertama dari tujuh bersaudara dia memiliki badan yang tinggi dan juga rambut berwarna kemerahan dengan sedikit warna hitam di bagian rambut depan.

"Aku memetiknya dihutan tadi bersama kak shi mei" ucap We Fui

Shi Mei adalah anak perempuan dan dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara, dia memiliki badan yang tingi kulit putih dan rambut berwarna hitam namun ada sedikit warna merah.

"Sungguh dia mau membantumu" tanya Fu Kai dengan serius pasalnya Shi Mei adalah anak yang sangat acuh dia jarang berkumpul dengan saudaranya namun walau bagaimana pun dia sangat menyayangi adik adiknya.

"Fui'er dan Kai'er apa yang kalian lakukan disana cepat pulang ibu sudah menunggu dirumah" ucap Seorang pria paruh baya yang tak lain adalah ayah mereka.

"Baik ayah" ucap mereka serempak.

Ayahnya bernama Ceng Ho bekerja sebagai petani dan juga memiiki watak yang lembut dan bisa juga keras, ceng Ho merupakan orang dengan penuh kasih sayang .

mereka bertiga berjalan bersama untuk pulang kerumah, We Fui segalanya saat dia dihutan bersama Shi Mei.

"Sungguh, wah ibu pasti senang mendapat banyak buah" ucap Ceng Ho sambilmengelus rambut anak ketiganya itu

Sesampainya dirumah mereka disambut hangat oleh Sang Ruo ibu mereka

"Ibu kami pulang"ucap mereka serempak.

"Kalian sudah pulang ayo segera bersihkan badan kalian kemudian kita akan makan bersama" ucap sang Ruo dengan tersenyum lembut.

"baik Bu" ucap Mereka.

"ah iya ini buah yang kupetik bersama kakak Shi mei" ucap We Fui sambil memberikan keranjang berisi buah buahan.

"Terimakasih, sekarang segera bersihkan tubuhmu" ucap Sang Ruo dengan penuh cinta.

sang Ruo adalah wanita cantik dia memiliki watak yabg sangat lembut dia tidak pernah sekalipun marah kepada anak anaknya dia selalu mengajarkan kepada ketujuh anaknya tentang cinta dan kasih sayang.

Kini semua berada diruang makan rumah yang tak terlalu besar tidak membuat mereka mengeluh meski harus berbagi tempat

"Lihat hari ini kita makan ayam hutan cao ya yang menangkapnya"ucap sang Ruo sambil membawa piring berisi ayam hutan yang telah dimasak.

"Woahh ayam yang sangat besar terimakasih kakak cao ya" ucap Sao Feng.

Cao Ya adalah anak keempat dia memiliki wajah yang cantik dengan rambut keunguan dia adalah gadis yang tomboy.

Sao Feng adalah anak terakhir dia berbeda dari yang lain rambut putih keperakan ,kulit putih bersih dan wajahnya sangat tampan dia mungkin yang paling tampan dari ketiga saudara laki lakinya, namun sayang dari ketujuhnya dia adalah satu satunya anak yang tidak bisa mengunakan energi spiritualnya sampai sekarang.

"Sama sama, besok apa kau mau ikut dengan kakak mencari ikan" tanya Cao Ya pada Sao Feng.

"Aku sudah berjanji pada ibu akan membantunya" ucap Sao Feng dengan wajah muram.

"Baiklah kalau begitu kita lakukan lain hari bagaimana" tanya cao ya pada Sao Feng.

"Sungguh, baiklah" ucap Sao feng dengan tertawa senang.

"Kakak kau tidak mengajakku" ucap Anak perempuan dengan rambut kebiruan dia juga sangat cantik namun dia adalah anak yang penakut dan juga pemalu dia bernama Yan Sha anak keenam dari Ceng Ho dan sang Ruo .

"Kau akan lari saat ikan itu muncul" Ucap Cao Ya dan itu membuat pipi Yan Sha memerah

"cao Ya berhentilah mengoda adik perempuanmu itu, sudah ayo kita makan" ucap Sang Ruo dengan lembut.

"Baik Ibu, selamat makan" ucap mereka serempak.

mereka menikmati setiap suapan dan setiap kebersamaan yang ada mereka ingin hal ini terus ada dan tidak pernah berakhir.

medki mengetahui bahwa Ceng Ho dan sang Ruo bukanlah orang tua kandung mereka tapi mereka menyayangi sang Ruo dan Ceng Ho sudah seperti orang tua kandung mereka sendiri.

yah sebenarnya mereka adalah anak yang ceng Ho temukan dibukit yunsa didekat ladang mereka, setiap tahun ditempat yang sama selama tujuh tahun Ceng Ho dan Sang Ruo mendapatkan seorang anak.

mereka tidak tau siapa orang tua yang tega membuang anaknya begitu saja hingga berkali kali, namun mereka juga bersyukur karena dengan adanya anak anak itu mereka tidak kesepian lagi, mereka telah menikah selama empat tahun dan tepat di tahun keempat mereka menemukan Fu Kai sebagai putra pertama mereka.

"Anak anak selesai makan kalian segera beristirahat ya" ucap Sang Ruo.

"Ibu aku akan pergi bersama ayah memeriksa ladang malam ini" ucap Ji huo anak kelima mereka dia memiliki rambut agak kehijauan dengan wajah tampan dan lembut dia sangat pendiam

"Eh kau ikut bersama ayah, baiklah kalau begitu" ucap Ceng Ho

"Apa aku boleh ikut" tanya Suo Feng dengan wajah imutnya.

"Eh tidak sayang kau masih terlalu kecil tidak boleh , jika kau sudah besar kau boleh ikut bersama ayah" ucap Sang Ruo dengan tersenyum.

"baik"ucap Suo feng dengan mengangkat tangannya.

Malam semakin larut Ji Huo dan Ceng Ho telah pergi keladang sementara suo Feng dia tidak bisa tidur meski terlihat polos dia sudah mengerti beberapa hal tentang energi spiritual.

"Feng'er apa yang kau fikirkan" tanya Fu Kai yang masih terjaga.

"kakak apakah aku sungguh tidak bisa mengeluarkan energi spiritualku" tanya Suo Feng Dengan menundukkan kepalanya.

"Feng'er kakak akan membantumu, kau tenang saja kau pasti bisa" ucap Fu Kai dengan mengelus rambut adiknya.

"Tapii..."

"Sudahlah sekarang kau tidurlah besok sepulang dari ladang aku akan mengajarimu" ucap Fu Kai.

"Baik kak"Ucap Suo Feng kemudian diaberbaring dan tidur.

Sedangkan Fu kai masih ada banyak hal yang berputar dipikirannya

"Kai'er kau belum tidur nak, apa yang kau tunggu" Tanya Sang Ruo yang baru saja memeriksa anak anaknya , itu memang selalu dia lakukan dia khawatir terjadi sesuatu pada anaknya.

"ibu , kenapa ibu ada disini" tanya balik Fu Kai

"Ibu hanya memeriksa apakah kalian sudah tidur" ucap Sang Ruo.

Fu Kai hanya terdiam termenung

"nak sebenarnya apa yang kau pikirkan"tanya Sang Ruo.

"Ibu, aku sungguh takut jika suatu saat aku tidak bisa menjadi kakak yang baik untuk adik adikku apakah mereka akan membenciku" ucap Fu Kai.

"Putraku, kalian semua bersaudara kalian akan selalu menyayangi dan memahami satu sama lain, dunia ini memang kejam namun kau harus tau satuhal keluarga adalah satu satunya yang akan mendukung disegala keadanmu" ucap Sang Ruo sambil mengelus rambut panjang putranya itu.

.

.

.

.

Terimakasih telah mampir:)

Terpopuler

Comments

Derajat

Derajat

mampir dan cukup bagus alurnya dan jangan terhenti di tengah jalan 🙏🙏👌

2023-09-12

1

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Ceritanya lumayan bagus 👍👍

2023-02-12

0

Supandi

Supandi

Awal cerita novel ini bagus. Lanjut Thor..✍️💪💪💪🔥🔥🔥⭐👍👍👍

2022-05-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!