APA SALAH KU??

APA SALAH KU??

Prolog. . . . . .

Rara Pramundi merupakan siswi terpintar di salah satu SmA ternama di kotanya. Sekarang Rara duduk di bangku kelas 2 jurusan IPA. Wajah tirus, hidung mancung, rambut lurus panjang membuat Rara terlihat sangat cantik dan natural. Banyak siswa siswa di sekolah nya mencoba untuk mendekatinya.Namun Rara tidak pernah menggubrisnya. Hal itu pula yang membuat banyak para siswi merasa iri dan sering melakukan sesuatu yang membuat Rara celaka. Kebaikan hati dan ketulusan Rara, ia tidak pernah membalasnya, ia membiarkan teman temannya yang merasa iri melakukan apapun yang mereka inginkan. Rara memiliki seorang kekasih, mereka sudah lama berhubungan.

Terlahir dari keluarga yang sederhana, membuat Rara menjadi anak yang tidak suka hura hura. Gadis itu juga memilih untuk bekerja paru waktu sebagai sumber uang jajannya, atau keperluan lainnya. Ia melakukan hal itu bukan karena dirinya kekurangan. Menurut Rara, bekerja dan mencari uang sendiri adalah hal yang menyenangkan. Dengan memiliki uang sendiri ia bisa membeli apapun yang ia inginkan, tanpa harus mempertimbangkan susahnya kedua orang tua mencari uang.

"Rara!!!!!! " Teriak seseorang dari arah belakang. Suara melengking itu adalah mikik Lia,siapa lagi yang mempunyai suara cempreng dan berteriak memanggil Rara sembari berlari.

Rara berbalik, menatap seorang Lia yang berlari kearahnya. Lia anglita, gadis cantik yang berperawakan sederhana seperti Rara, kulit hitam manis, alisnya yang tebal membuat Lia persis seperti orang India. Mereka bersahabat sejak duduk di bangku menengah pertama. Lia selalu ada bersama Rara kemanapun Rara pergi, hanya saja Lia berasal dari keluarga yang kaya. Namun, hal itu tidak membuat Lia merasa sombong dan bahkan gadis itu memiliki jiwa yang dermawan, ramah tamah dan sopan. Lia adalah gadis kedua setelah Rara yang di idolakan di sekolah ini.

"Ada apa Lia? kenapa lo berlari seperti di kejar hantu gitu? " tanya Rara menatap sahabat nya yang ngos ngosan. Lia membungkuk, kedua tangannya bertumpu pada lututnya.

"Itu.... Si... Rayen, di-a.. Berantem" ucap Lia terputus putus karena nafasnya yang tak beraturan. Rara melebarkan matanya mendengar Rayen lagi lagi berantem.

"Sama siapa Lia? dimana mereka sekarang? ayo kita kesana" ucap Rara menjadi panik.

Rayen Ramdier, sosok siswa tampan dari keluarga yang kaya. Menjalin hubungan dengan Rara sejak duduk di bangku menengah pertama.

"Di belakang sekolah dekat gudang" jawab Lia, nafasnya sudah mulai teratur.

"Ayo kita kesana" ajak Rara menarik tangan Lia sembari berlari kecil. Baru juga bernafas lega, Lia kembali berlari dan ngos-ngosan lagi.

Sementara di belakang sekolah, Rayen menatap Andi lawan gulat sinis. Ada kobaran api di mata keduanya. Rayen sudah sejak lama geram pada Andi, siswa yang selalu berusaha untuk mendekati Rara. Meskipun cara Andi berbeda dengan siswa lain nya.

"Sudah gue peringkatkan , agar lo tidak mendekati cewek gue lagi!! " peringat Rayen pada Andi. Matanya menatap nyalang penuh kebencian.

"Dia baru jadi cewe lo, bukan istri lo. Siapa pun bisa deketin dia! " balas Andi tak mau kalah.

Bug~

Bug~

Rayen membogem wajah Andi, hingga Andi terhuyung ke belakang karena tidak siap dengan pukulan kuat Rayen.

"Sial" umpat Andi mengusap sudut bibirnya, terdapat sepercik darah di sana.

Bug~

Bug~

Andi membalas pukulan Rayen bertubi tubi. Untung Rayen masih bisa menghindarinya. Ilmu belah diri Rayen lumayan kuat di bandingkan Andi.

Bug~

Rayen lengah, satu pukulan Andi mengenai tulang pipinya. Rayen mengusap pelan pipinya, pukulan itu tidak berasa apa apa baginya. Rayen kembali menyerang Andi, namun Gerakannya terrahan di udara, ketika mendengar suara teriakan seseorang.

"Rayen!!!! Andi!!! Stop!! " teriak Rara berlari ke arah mereka. Rayen berdiri menatap Rara. Andi pun tidak menyia nyia kan kesempatan. Andi melayangkan satu pukulan kuat pada Rayen.

"Rayen!!!!! " teriak Rara histeris. Rayen terhuyung ke belakang, hingga punggung nya membentur ke tembok gudang. Rara berlari mendekati Rayen, menghalangi Andi yang hendak menghantam Rayen lagi.

"Andi stop!!! jangan sakiti Rayen lagi!! " ucap Rara merentangkan tangan di depan Rayen, bibirnya bergetar menahan takut. Matanya sudah berkaca kaca menahan tangis melihat kekasihnya di pukuli oleh Andi.

"Huh... Kali ini gue ampuni lo! " dengus Andi melirik Rayen tajam, lalu Andi pegi begitu saja meninggalkan mereka. Ia memang menyukai Rara, tetapi Andi tidak pernah memperlihatkan perasaannya di depan Rara. Ia hanya membuat rencana di belakang Rara agar membuatnya sering bertemu Rara. Hal ini di ketahui oleh Rayen, tidak terima dengan perbuatan Andi. Rayen pun menghadang Andi dan terjadilah adu jotos yang sengit.

"Rayen, kamu gak papa? " tanya Rara sembari membantu Rayen berdiri.

"Huh huh huh... " Lia terengah. Ia tidak kuat berlari lagi.

"Di mana andi? " tanya Lia pada Rara yang memapa Rayen.

"Sudah pergi" jawab Rara singkat, ia lebih fokus pada Rayen yang meringis kesakitan.

Lia menumpuhkan tangannya pada kedua lututnya, nafasnya masih sesak.

"Lia bantu gue bawa Rayen ke ruang UKS" ucap Rara menatap Lia, ia sedikit kesulitan membopong Rayen. Lia langsung mendekati Rayen dan Rara, lalu membantu memapah Rayen.

"Udah gak usah sayang, aku gak papa kok" ucap Rayen meyakin kan Rara, ia melepaskan papahan Rara dan Lia.

"Kamu yakin gak papa? itu pipi kamu lebam loh? " ucap Rara khawatir, ia menyentuh pipi Rayen.

"Awh... " Ringis Rayen pelan.

"Tuh kan sakit" ucap Rara khawatir.

"Iya Rayen, sebaiknya lo di bawa ke UKS aja" ujar Lia.

"Gak papa Lia, kalian kembali ke kelas aja. Sebentar lagi bel masuk akan bunyi! " tolak Rayen, ia kembali meyakinkan kekasihnya.

TringgggggGggggg.

"Tuh kan, bel nya udah bunyi" ucap Rayen lagi.

"Tapi kan.... " Rara, masih sangat berat meninggalkan Rayen, ia ingin mengobati luka Rayen terlebih dahulu.

"Rara,,,,, aku ini laki-laki tangguh, bukan banci" sungut Rayen pura-pura merajuk, meskipun sebenarnya bibirnya terasa perih ketika di buat buat manyun.

"Ihhhh lebay banget" gerutu Lia pura-pura muntah melihat tingkah Rayen pada Rara. Namun Rayen tak menghiraukan nya, ia sudah biasa diledeki oleh Lia seperti itu. Mereka berjalan bersama hingga ke depan lapangan. Tidak banyak terlihat siswa siswi yang berkeliaran di luar.

"Eum... yaudah deh, aku masuk dulu yah" ucap Rara tidak enak hati.

"Iya sayang" balas Rayen mengacak acak rambut Rara.

"Ihhh kebiasan, rambut aku jadi berantakan tahu" gerutu Rara merapikan kembali poninya. Rayen terkekeh pelan melihat tingkah Rara yang lucu di matanya.

"Yuk Ra, bu Tuti udah jalan tuh" tunjuk Lia pada depan ruang guru yang terlihat dari tempat mereka berdiri. Guru killer itu terlihat berjalan sangat cepat menuju ke kelas mereka.

"Yaudah bye beb" pamit Rara melambaikan tangannya pada Rayen, siswa itu langsung membalasnya dengan kekehan renyah.

"Ihhh pake bye bye segala. Kaya gak bakalan ketemu lagi" omel Lia menarik paksa Rara agar segera masuk ke kelas.

Rayen menatap kepergian kekasihnya, entah mengapa hatinya terasa sangat tenang berada di sisih Rara. Mungkin orang mengira cinta mereka adalah cinta monyet, namun tidak bagi Rayen. Ia benar-benar mencintai Rara, si gadis penyelamat kehidupan nya.

"Rayen!!!!!! buru masuk. Atau kamu mau ibu hukum berdiri menghadap ke tiang bendera itu? " teriak bu Lidia dari depan kelas Rayen.

"I-Iya bu, Rayen masuk sekarang" ucap Rayen berlari kecil menuju kelasnya. Meskipun tidak terlalu pintar Rayen merupakan siswa kesayangan bu Lidia.

"Kamu ini yah, kalo gak telat. Berarti bolos" omel bu Lidia menjewer telinga Rayen.

"Ehh ehh ampun bu... Ampun... " Ringis Rayen memegangi telinganya yang di jewer bu Lidia. Semua teman teman Rayen tertawa melihatnya.

Rayen adalah anak kelas tiga jurusan IPS. Sebentar lagi ia akan lulus dari sekolah ini, kekhawatiran mulai merasuk ke dalam hatinya. Bagaimana jadinya jika ia tidak ada di sekolah ini nanti, siapa yang akan menjaga kekasihnya.

...****************...

Di tempat lain, tepatnya di sebuah rumah sederhana. Budi Pramundi tengah makan siang bersama istrinya. Mereka adalah ayah dan ibu Rara, wanita cantik yang menurunkan paras cantik nya pada Rara.

Ayah Rara bekerja sebagai pegawai biasa di sebuah perusahaan. Sebentar lagi ia akan pensiun. Sementara ibu Rara hanya seorang ibu rumah tangga. Rara memiliki seorang adik yang bernama Viki.

"Mas, gimana pekerjaan nya? masih aman? " tanya Yuli, ibunya Rara. Budi menghela nafas berat, ia sudah tua anak anaknya masih sangat kecil.

"Aku juga tidak tahu bu, sulit untuk di bayangkan jika aku pensiun nanti" lirih Budi sembari menyuapi nasi ke mulutnya.

Yuli tersenyum, ia menyendok nasi dan menambahkannya ke dalam piring suaminya yang sudah hampir kosong.

"Tidak apa apa mas, Rezeki Allah yang ngatur, kita berserah diri dan terus berusaha untuk menjalaninya. Aku yakin, Allah tidak akan menyia nyiakan hambanya" ucap Yuli menyemangati suaminya. Budi pun ikut tersenyum, ia merasa sangat bersyukur mendapatkan seorang istri seperti Yuli. Wanita ini merupakan wanita yang sangat sabar yang pernah Budi temukan.

"Terimakasih yah bu, sudah mau menemani mas selama ini" ucap Budi, sebelah tangannya menggenggam tangan istri nya, seolah dengan begitu ia bisa menyalurkan perasaannya, dan betapa ia sangat menyayangi istri nya.

"Assalamu'alaikum.... Bu... Bapak... "

"Viki pulang!!! " teriak bocah tampan yang memakai seragam merah putih. Bocah itu langsung berjalan masuk dan menuju dapur setelah membuka sepatunya dan menyimpannya ke rak sepatu.

"Waalaikumsalam, ehhh anak ibu udah pulang" jawab Yuli mengulurkan tangannya yang di raih oleh putranya.

"Anak bapak" gumam Budi mengusap kepala Viki ketika putranya itu menyalaminya.

"Mau makan sekalian? " tanya Yuli.

"Baiklah" jawab Viki sembari melepaskan tasnya, lalu duduk di salah satu kursi. Yuli langsung mengambilkan nasi untuk putra tampannya.

"Ini untuk anak ibu yang tampan" ujar Yuli memberikan piring nasi pada Viki.

"Terimakasih ibu" balas Viki menerima nya dengan senang hati.

"Makanlah yang banyak" ucap Budi.

"Tentu saja, aku akan makan yang banyak. Karena aku akan mengalahkan kak Rara ketika bertarung" ucap Viki lantang, ia tidak mau di tindas lagi oleh kakaknya itu.

Budi dan Yuli tertawa mendengar penuturan putranya. Lalu tawa mereka terhenti ketika melihat Rara berjalan pelan dari depan, ia menempelkan telunjuknya di tengah tengah bibirnya, mengisyaratkan agar bapak dan ibu nya tetap diam.

"Wahhh..... Seperti nya ada yang mau mengalahkan aku yah" ujar Rara dari belakang Viki.

"Tidak kaka, aku tidak ada mengatakan seperti itu" ucap Viki menyangkal ucapannya.

"Benarkah? tapi tadi kakak denger ada loh yang bilang mau mengalahkan kakak bertarung" ulang Rara lagi, ia sengaja menggoda adiknya.

"Aku tidak tahu, mungkin telinga kakak bermasalah" jawab Viki acuh.

"Iss.. Kau ini. Sampai kapan pun kamu tidak akan bisa melawan kakak mu ini" cibir Rara dengan nada sombong.

"Lihat saja nanti" balas Viki.

"Hei... sudah sudah. Mari makan sayang. " Lerai Yuli memberikan sepiring nasi pada putri nya. Rara menerima nya dengan senang hati.

"Makasih bu"

Budi sudah selesai makan, ia memilih melihat lihat ponsel nya. Mana tahu ada informasi dari atasannya.

"Bagaimana sekolahnya sayang? " tanya Budi di sela sela kegiatannya.

"Yah seperti biasa pak" jawab Rara seadanya.

"Kapan mulai ujian? " tanya Budi lagi.

"Paling sebulan lagi" jawab Rara lagi. Budi tak bertanya lagi, ia hanya mengangguk pelan.

Rara selesai makan, ia membantu ibu nya membereskan piring kotor.

"Udah sayang, kamu ke kamar aja. Mandi. Sebentar lagi kamu akan berangkat kerja" ucap Yuli mengambil alih piring yang ada di tangan Rara.

"Gak papa bu, masih lama kon. Rara masih sempat membersihkan semua ini" jawab Rara kembali mengambil alih piring piring dari tangan ibu nya. Yuli hanya bisa menghela nafas, putrinya terlalu keras kepala jika di larang. Akhirnya Yuli mengalah, ia membiarkan putrinya mengerjakan pekerjaan rumah itu.

"Biarin aja kak Rara yang ngerjainnya bu, biar, lemak nya berkurang" sahut Viki dari meja makan.

"Biarin wek!!! " sahut Rara meleletkan lidahnya pada Viki dari dapur.

"Lihat tuh, ngeselin" geram Viki, membuat Rara tertawa keras melihat wajah adiknya yang sangat lucu di matanya.

Setelah selesai mencuci piring, Rara langsung menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri. Waktu tersisa 30 menit untuk dirinya bersiap siap berangkat kerja.

Rara bekerja di sebuah mini market yang tak jauh dari rumah nya. Jika naik angkutan umum, Rara hanya perlu naik satu kali saja. Kedua orang tua Rara tidak melarang Rara untuk bekerja. Menurut mereka itu lebih baik ketimbang Rara keluyuran kesana kemari seperti anak remaja pada umumnya.

"Rara!!! nanti sebelum berangkat kerja anterin kue kukus pesanan tante Maria yah! " teriak Yuli dari ruang tengah rumah mereka. Karena rumah mereka hanya satu lantai, Rara dapat mendengar dengan jelas ucapan ibu nya.

"Iya ibu" sahut Rara dari kamarnya. Ia baru saja selesai mandi. Rara mengenakan pakaian sederhana, celana panjang dengan atasan switer. Penampilan casual Rara ini terlihat semakin cantik dan sangat natural.

Rara keluar dari kamarnya, penampilan nya sudah rapi. Tas selempang nya sudah tersampir di bahunya. Rara menghampiri ibu nya yang sedang duduk menonton TV. Ayahnya sudah berangkat kerja, Budi hanya mampir makan siang pulang ke rumah. Kebetulan rumah mereka tidak jauh dari tempat nya bekerja. Sementara Viki sudah molor di kamarnya, atau bocah itu pasti sibuk ma.

"Bu, Rara berangkat yah" pamit Rara.

"Iya sayang, hati hati yah" petuah Yuli, wanita penyayang itu mengantar putrinya ke depan.

"Ingat, sholat ashar nya jangan lalai" peringat Yuli lagi.

"Iya bu. Rara berangkat yah" pamit ara lagu, Yuli pun mengangguk.

Rara berangkat kerja dengan menenteng kantong plastik berisikan kue milik tante Maria. Tante Maria adalah sahabat ibunya, jika ibunya menbuat kue. Ibu nya Rara selalu menitipkan pada Rara agar, mengantarkannya pada Maria. Begitu juga sebaliknya.

Setelah mengantar kue kerumah tante Maria, Rara langsung menaiki bis menuju supermarket tempatnya bekerja.

...Bersambu**ng**......

Terpopuler

Comments

lina

lina

yg semanget 💪

2021-10-27

0

Rofi Cute

Rofi Cute

masih nyimak Thor 😁

2021-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!