Pria impoten??? (Bobi)

Jam pelajaran pertama pun selesai, bel istirahat pun berbunyi.

"Yuk Ra, ke kantin" ajak Lia.

"Yuk" balas Rara sembari menyimpan kotak hadiah yang berukuran tidak terlalu besar, sehingga muat dimasukkan ke dalam tas.

Tiba di depan kelas, Rara dan Lia berselisih dengan Andi. Tatapan mata Andi dan Rara bertemu, semua itu tak lepas dari pandangan Lia.

Andi terus melangkah, jika ada Rara Andi terlihat mengacuhkan Rara.

"Ihh kok cuek gitu sih" gumam Lia bingung, Andi lewat begitu saja.

"Udah ah, yuk ke kantin" ucap Rara menarik tangan Lia menuju kantin. Di sana Rayen sudah menunggu mereka di meja biasa.

"Hai sayang" sapa Rayen mencubit pipi kiri Rara dengan gemas.

"Kak... Sakit" rengek Rara manja. Mereka bermesraan di depan Lia, membuat jiwa ke jomloan Lia memberontak.

"Aduhhh Kak Rayen, Rara... Please deh, hargai jiwa jomlo gue!!! " sungut Lia kesal. Ia menghentak hentakan kakinya pertanda ia kesal, lalu pergi memesan makanan. Rara dan Rayen benar-benar membuatnya kesal, sehingga Lia tidak memperhatikan jalannya.

Brak~

"Awhh.... " Ringis Lia memegangi bahunya.

"Kamu gak papa? " tanya Andi pura pura , padahal ia sengaja menubruk Lia. Sementara gadis itu hanya menggeleng pelan menjawab pertanyaan Andi.

"Gue gak papa kak" jawab Lia menunduk.

"Lia, apa hadiahnya sudah lo berikan sama Rara? " bisik Andi ketika ia pura pura mengusap bahu Lia yang terasa nyeri.

"Sudah kak, Rara sudah menerima nya" jawab Lia jujur. Andi tersenyum manis, lalu pergi begitu saja. Keadaan kantin yang sesak, membuat Rara dan Rayen tidak melihat apa yang Lia alami. Andi seakan gila memaksa Lia untuk melakukan semua keinginan nya, Lia merasa risih dengan semua ini. Selain rasa sakit yang Lia rasakan, Ia juga merasa terganggu oleh sikap Andi.

Di meja kantin, Rara dan Rayen tertawa bersama ketika Rayen menceritakan hal hal lucu yang membuat perut Rara terasa di gelitik.

"Ini pesanan lo" ucap Lia meletakkan mangkok bakso di depan Rara. Gadis itu pun tersenyum senang, tanpa ia sebutkan, Lia tahu pasti apa yang Rara sukai.

"Kak Rayen pasti udah makan kan? jadi Gue gak mesenin apa apa"

"Its ok Lia, kakak memang sudah kenyang" balas Rayen. Lia mengangguk pelan, lalu memakan baksonya tanpa memperdulikan Rara dan Rayen. Lagi-lagi gadis itu menjadi nyamuk bagi Rara.

"Makan lah bakso nya, kakak ada kelas tambahan" ucap Rayen sembari mengusap pelan kepala Rara.

"Baiklah, semangat belajar nya" ucap Rara menyemangati pacarnya.

"Terimakasih" balas Rayen, lalu. Rayen berlalu dari kantin menuju ke kelasnya. Semenjak kelas tiga, Rayen menjadi super sibuk oleh materi materi yang mungkin akan keluar ketika ujian nanti.

"Huhhh... Ternyata nyamuk nyamuknya udah pergi" Gumam Lia. Rara pun tertawa mendengar nya.

"Maafkan aku sayang, aku tidak bermaksud menjadikan mu nyamuk" ucap Rara dengan nada di buat buat menyesal.

"Tidak apa apa, aku sudah terbiasa. Bukankah ini yang ke sekian kali nya?? " cibir Lia.

"Benar sekaliiii" kekeh Rara.

Mereka menghabiskan baksonya dengan cepat, sebentar lagi jam istirahat akan berakhir. Senyum manis tak luntur dari bibir Rara, setelah bertemu dengan pujaan hati, membuat hatinya berbunga bunga dan selalu ingin tersenyum. Para siswa yang melihat senyum manis itu pun seketika terpana. Ada yang tak sempat menghabiskan makanannya karena terlena melihat senyum manis Rara, hingga jam istirahat pun berakhir, di peringatkan oleh belum masuk yang berdering nyaring .

"Yuk Ra, ke kelas" ujar Lia menggandeng tangan Rara.

"Lets, GO"

...----------------...

Plak!!!!

Mata Bobi melebar, tamparan itu terasa membekas di pipinya.

"Kau berani menampar ku?? " ucap Bobi menahan emosinya, mata hazelnya menatap si empunya tangan tajam. Namun tatapan itu tak membuat lawan bicaranya gentar.

"Kenapa?? apa yang membuat ku tidak berani menampar pria lemah seperti mu?? " balas wanita yang diketahui bernama Kania. Wanita itu tersenyum miring menatap rendah Bobi.

"Lemah??? " ulang Bobi semakin memuncak.

"Akhh!!! " rintih Kania ketika Bobi menarik tangan Kania dan memeluknya erat.

"Lepas bodoh!! tangan ku bisa patah jika seperti ini!! " teriak Kania memakinya.

"Kau pikir, hanya kau wanita di dunia ini?? " Bentak Bobi tepat di wajah Kania. Wanita itu tersenyum kecut.

"Kalau begitu buktikan! Jika kamu memang bisa mencari wanita yang bisa menerima kamu!!! " tantang Kania dengan nada menekan di akhir kalimat nya.

"Oke, lihat aja nanti dalam waktu seminggu. Aku akan mendapatkan seorang gadis yang jauh lebih cantik dari kamu!! " Bobi mendorong tubuh Kania begitu saja.

Kania Biennale adalah pacar Bobi, mereka sudah berpacaran sejak lama. Karena sebuah ketidak puasan membuat Kania marah dan memutuskan Bobi. Gadis yang berusia 21 tahun itu sudah bermain api dengan Bobi yang berusia 23 tahun.

"Mulai hari ini kita putus!! " ucap Bobi lantang, ia sudah tidak tahan lagi dengan sikap Kania yang selalu merendahkannya. Kania hanya ingin di puaskan, bahkan ia mencari pria lain jika Bobi tidak berhasil memuaskannya.

Bobi pernah mengajak Kania untuk menikah saja, namun gadis itu menolaknya. Ia tidak mau hubungan yang mengikat.

"Oke.Aku yakin tidak akan ada wanita yang mau menerima pria impoten seperti mu" cemooh Kania pada Bobi, lalu pergi begitu saja keluar dari kamar hotel. Tak lupa Kania memakai bajunya terlebih dahulu.

"Arrkkkkkk!!!!!!! " teriak Bobi marah, Kania terlalu membuatnya gila!.

"Awas saja kau Kania!!!! "

"Aku akan membuktikan padamu, jika aku bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari mu. Kau hanya wanita murahan!!!! " teriak Bobi lagi.

Bobi mengacak acak kamar hotel itu untuk melampiaskan kemarahannya.

Sementara Kania masuk ke dalam kamar hotel yang berjarak 2 pintu dari kamar hotel yang ia tempati dengan Bobi tadi. Seorang pria sudah menunggu nya di sana. Pria itu dengan gagah menunjukkan keperkasaan nya, seolah menantang Kania di atas ranjang.

"Kemarilah sayang, aku akan memberikanmu kepuasan" ucap pria itu menatap kearah Kania.

"Ahh Sayang, kau sungguh terlihat sangat sexy... Dan.... Perkasa" Kania langsung melompat ke arah pria itu dan mengeluarkan jurusan jurusan menggoda nya. Merekapun akhirnya bergelut ganas di atas ranjang yang semula rapi tanpa ada yang kusut. Kini ranjang itu berubah menjadi berantakan dan sangat kusut.

"Ahhhh.... Faster baby"

"Ouhh... "

Hanya ******* demi ******* yang terdengar di dalam kamar itu. Untung kamar hotel itu kedap suara, jika tidak. Semua orang akan bisa mendengar betapa puasnya Kania saat itu.

Bobi keluar dari hotel itu dengan perasaan yang sangat marah. Setibanya di basement, Bobi menaiki motornya dan melaju meninggalkan hotel. Jam masuk kerja pun hampir dekat, Bobi memutuskan untuk langsung ke tempat kerja saja. Ia akan menghapus segala hal tentang Kania untuk sementara.

...----------------...

Rara pulang di antar Rayen, jarang banget Rayen bisa mengantarnya pulang.

"Makasih yah Kak, udah anter aku pulang" ucap Rara setelah turun dari motor Rayen, memberikan helm Rayen yang ia gunakan untuk melindungi kepalanya selama di perjalanan.

"Tidak masalah baby, ini bukan apa apa" balas Rayen yang lagi lagi mengusap kepala Rara.

"Kakkkk Rambut aku berantakan loh" gerutu Rara yang langsung merapikan poninya. Rayen pun tergelak, tingkah Rara benar-benar lucu di matanya.

"Yaudah, kakak pulang dulu yah" pamit Rayen, ia kembali menghidupkan mesin motornya.

"Hati-hati kak, jangan ngebut. Bawa motor nya santai aja. " peringat Rara, yang di jawab dengan acungan ibu jari dan telunjuk yang membentuk lingkaran.

"Byee.... " ucap Rara lagi sembari melambaikan tangannya pada Rayen yang sudah melaju pergi.

...----------------...

Terpopuler

Comments

lina

lina

nyok kantin

2021-10-27

0

anggita

anggita

mampir ae.

2021-10-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!