Seperti biasa Rara pergi ke supermarket setelah pulang sekolah. Kali ini Rara terlihat membawa buku sekolah ke tempat kerja. Ada beberapa tugas yang harus Rara kerjakan, jadi ia akan mengerjakan nya di meja kasir.
"Eh kak Sinta, cepet banget" Rara kaget ketika berpapasan dengan Sinta di halte bis. Sinta menegakkan Kepala nya, lalu kemudian berhenti di depan Rara.
"Aku ada urusan yang mendesak, jadi sedikit, lebih cepat pulang nya" ucap Sinta.
"Oh begitu" Rara mengangguk mengerti.
"Baiklah, aku pergi sekarang. " Pamit Sinta, kemudian gadis itu setengah berlari ketika melihat bis berhenti di depan halte.
"Hati-hati kak!!! " teriak Rara sembari melambaikan tangannya.Kemudian Rara berbalik dan melangkah masuk ke dalam toko.
Di dalam toko, Bobi sudah stay dengan seragam kerjanya. Rara cukup terkesima dengan kerajinan dan giat Bobi.
"Huh, anak baru caper" cibir Rara. Bobi yang mendengar nya langsung mentap Rara sengit, gadis ini selalu mencari masalah dengan nya.
"Gadis ingusan, kenapa sih lo cari masalah terus sama gue huh? "
"Apa? cari masalah? " Rara berdiri di depan Bobi dengan tampang Songong nya.
"Lo tersinggung? emang lo lagi caper? " ucap Rara, ia tersenyum miring pada Bobi. Lalu gadis itu melenggang masuk ke ruang ganti. Bobi semakin menggeram kesal, Rara benar-benar menyebalkan. Rara memang sangat cantik, tapi sikapnya yang jutek membuat kecantikannya hilang di mata Bobi.
"Mas, berapa total belanjaan saya? " tanya seorang pelanggan yang sudah menunggu Bobi sejak tadi, suara itu mengagetkan Bobi dari kekesalan yang mendalam pada Rara.
"Eh iya bu, ini semuanya 125 ribu" jawab Bobi memberikan struk nya, lalu memberikan kembalian uang ibu tersebut.
"Makasih yah mas, lain kali jangan melamun lagi" ucap Ibu itu sebelum pergi. Bobi hanya bisa tersenyum kikuk. Lagi lagi Rara membuat nya dalam masalah.
Rara selesai berganti seragam, sekarang ia sudah berdiri di meja kasir. Toko lumayan ramai, Bobi sibuk membantu pelanggan untuk mengambilkan barang barang yang sulit mereka jangkau. Sementara Rara sibuk menghitung total belajar para pelanggan.
"Huahhh.. Capek banget" lenguh Rara merenggangkan tubuhnya. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. Rara cepat cepat ke ruang ganti, ia akan menunaikan ibadah sholat ashar.
"Gue ke belakang dulu" ucap Rara ketika melewati Bobi. Pria itu hanya berdehem menjawab ucapan Rara. Kemudian Bobi berjalan menuju kasir, jika Rara tidak ada di depan. Maka ia akan maju ke depan. Karena di supermarket ini hanya ada mereka berdua di sift sore. Setiap Senin sampai jumat, Supermarket itu hanya ada dua karyawan di setiap sift, dan jika di hari sabtu dan minggu karyawan sift pagi akan ikut membantu.
Bobi melirik meja kasir, di sana ada beberapa buku pelajaran SMA.
"Dia masih sempat belajar? " gumam Bobi mengambil buku Rara, kemudian di lihatnya isi buku yang bertuliskan materi materi tulisan tangan Rara.
"Rapi juga tulisan bocah itu" puji Bobi.
Tak lama kemudian, Rara kembali ke meja kasir. Ia meraih buku bukunya dan membawanya ke bawah di balik meja kasir. Sedikit pun Rara tak berniat untuk melirik Bobi yang duduk tak jauh dari dirinya duduk, Rara memfokuskan pikiran nya untuk mengerjakan tugas. Kesempatan besar untuk Rara, mengerjakan tugas ketika toko masih sepi seperti ini.
"Lo kelas berapa? " tanya Bobi iseng.
"Kelas Dua " jawab Rara singkat, matanya fokus menatap buku pelajaran nya. Bobi mengangguk pelan, senyum tipis tercetak di bibirnya.
"Lo kenapa jutek banget sih jadi cewe? " tanya Bobi lagi, namun nada suaranya tidak terlalu keras, terdengar seperti bersahabat.
Rara mendengus kesal, kefokusannya terganggu oleh pertanyaan pertanyaan tidak bermutuh dari Bobi.
"Aduhh gimana gak jutek coba? lo ganggu konsentrasi gue belajar! " Ucap Rara menatap Bobi kesal. Sementara pria itu hanya tercengir mendapati kekesalan rekan kerjanya.
"Gue bisa bantu lo, soal beginian mah gampang" ujar Bobi lagi. Dahi Rara berubah menjadi datar, ia semakin mendekat pada Bobi.
"Benarkah? apa lo bisa mengerjakannya? " tanya Rara memastikan.
"Tentu saja, semua ini sangat mudah" jawab Bobi mantap, ia sempat membaca tugas tugas Rara tadi. Kebetulan Bobi adalah anak IPA dulu.
"Wahhh kalau begitu, bantu gue mengerjakannya. Agar gue gak perlu buang banyak waktu untuk berpikir"
"Tentu saja, tapi... Lo harus janji. Gak boleh jutek lagi sama gue" ucap Bobi mengajukan persyaratan. Tentu saja Rara akan setuju, persyaratan yang Bobi ajuhkan sangat mudah baginya. Karena apa? karena Rara memang bukan gadis yang jutek.
"Baiklah" sahut Rara tersenyum lebar.
"Nah kan manis kalau senyum gitu" ucap Bobi mengacak acak rambut Rara pelan.
"Isss... Jangan acak acak rambut gue" serga Rara menjauhkan rambutnya dari jangkauan Bobi. Kemudian mereka kembali bekerja seperti semula, pelanggan mulai berdatangan.
"Mas, tolong ambilin pempers itu dong" ucap seseorang pada Bobi. Dengan senang hati Bobi langsung mendekati wanita itu, dan langsung mengambilkan barang yang wanita itu inginkan.
"Terimakasih " ucap wanita itu rama.
"Sama sama" balas Bobi, kemudian ia kembali ke meja kasir. Semua barang barang sudah tersusun rapi. Kini mereka tinggal melayani pelanggan dengan penuh semangat.
...----------------...
Rayen keluar dari rumah nya. Ia merasa stress di dalam kamar menghadapi soal soal yang di berikan oleh gurunya tadi pagi di sekolah.
"Seperti nya gue butuh pemandangan indah" gumam Rayen sembari mengeluarkan motornya dari bagasi. Lalu kemudian ia melajukan motornya membela jalan raya.
Sore itu tampak lumayan ramai di jalanan. Rayen sempat menggerutu ketika terdapat macet di lampu merah.
"Ahh... Negeri maju macam apa ini" dengusnya menatap sekeliling nya yang penuh dengan mobil dan motor yang mengantri di lampu merah.
Tak berapa lama kemudian, lampu merah berubah menjadi lampu hijau, Rayen kembali melajukan motornya tanpa tujuan.
"Apa Rara sibuk? " pikir Rayen menerka nerka, namum ia tetap melajukan motornya menuju supermarket tempat sang kekasih bekerja. Melaju beberapa menit, Rayen akhirnya tiba di depan supermarket serba murah. Ia memarkirkan motornya di tempat parkiran motor yang telah di sediakan.
Dari luar, Rayen dapat melihat kekasihnya tengah sibuk menghitung belanjaan pelanggan yang memiliki banyak antrian.
"Kasian sekali" gumam Rayen menatap iba pada kekasihnya. Kaki Rayen tergerak melangkah ke dalam toko. Berjalan ke rak jajanan ringan yang tak jauh dari kasir. Lalu Rayen mengambil beberapa cemilan kesukaan Rara.
"Kak Rayen? " Gumam Rara kaget. Rayen dengan senyum manisnya berdiri di depan kasir menatap lurus pada Rara.
"Selamat sore mbak, boleh hitung belanjaan saya? " ucap Rayen pura-pura jadi pelanggan.
"Ih apaan sih kak" kekeh Rara, ia tetap mengambil barang belanjaan Rayen dan menghitungnya.
"Totalnya 40 ribu kak" ucap Rara memberitahu Rayen. Pria itu langsung mengambil dompetnya dan memberikan uang 50 ribu satu lembar pada Rara.
Gadis itu masih terkesima pada penampilan casual Rayen sore ini. Tampan dan gagah, Rara sempat tak berkedip melihatnya.
Sementara Bobi memperhatikan gerak gerik mereka dari ke jauhan.
"Siapa pria itu? seperti nya mereka dekat" batin Bobi, matanya masih melakukan pengawasan pada keduanya. Entah apa tujuan Bobi melakukannya, dan entah sejak kapan ia peduli dengan yang di lakukan Rara.
"Kak Rayen udah selesai kelas tambahannya? " tanya Rara basa basi.Ia tidak ingin Rayen cepat pergi dari hadapannya, kebetulan toko lagi sepi.
"Tidak sayang, hari ini tidak ada kelas tambahan. Tetapi guru guru itu memberikan ku setumpuk materi dan soal soal yang membuat otak ku membeku" lenguh Rayen dengan berbagai ekspresi, Rara sempat terbahak melihatnya.
"Sayang? jadi dia pacarnya Rara. Pantes saja mereka terlihat sangat dekat. Bahkan Rara memancarkan sorot ke kaguman pada pria itu. " Batin Bobi, lalu pria itu berbalik melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda.
Cukup lama Rara dan Rayen mengobrol ringan, toko pun mulai kembali ramai. Rayen merasa tidak enak mengganggu Rara yang sedang bekerja. Akhir nya ia memutuskan untuk pulang saja.
"Ra, udah makin ramai. Kamu lanjutkan lah bekerja. Kakak mau pulang dulu yah" pamit Rayen. Rara pun hanya bisa mengangguk, ingin rasanya ia mengantar Rayen sampai depan toko. Namun ada banyak pelanggan yang melakukan pembayaran.
"Hati hati kak" sahut Rara dari meja kasir.
"Oke" balas Rayen mengacungkan tangannya pada Rara. Rara tersenyum lebar, lalu matanya tak sengaja menangkap gresek belanjaan Rayen tadi.
"Eh kak!!! belanjaannya tertinggal " teriak Rara kuat
"Tidak, itu aku belikan untuk mu" jawab Rayen berteriak juga. Senyum Rara semakin melebar, kekasihnya sungguh sangat baik padanya.
"Terimakasih " Gumam Rara menatap isi dari gresek itu. Kemudian Rara meletakkan gresek itu di bawah meja kasir, lalu mulai menghitung setiap belanjaan dari pelanggan nya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
lina
enakan jutek 🙈
2021-10-27
0