It'S Positive!
Daisy Wilson, adalah seorang wanita yang baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya yang sebelumnya menjadi pelayan di rumah Rodriguez. Dia sudah bekerja hampir 8 tahun dengan begitu setia sampai kepala pelayan begitu menyayanginya.
Dia terpaksa keluar dari pekerjaannya karena gara-gara kecelakaan yang menimpanya. Sudah sebulan dia meninggalkan pekerjaannya dan dia belum bisa melupakan kejadian panas campur aduk yang membuatnya kehilangan harapan.
"Oh tidak! Bagaimana ini?! Sial, kenapa aku tidak ingat kalau aku harus minum pil kontrasepsi?!" Teriak Daisy begitu frustasi saat melihat kenyataan pada alat tes kehamilan yang sudah di cobanya berkali-kali.
Dia ingin mencoba karena dirinya merasa begitu aneh. Lagipula mereka berdua saat itu tidak memakai pengaman apapun. Dan dengan cerobohnya Daisy melupakan cara untuk mencegahnya karena dia begitu sibuk dengan acara perpindahannya.
Sekarang Daisy tengah meringkuk menyaksikan kenyataan pahit yang sedang tumbuh di dalam rahimnya.
"Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus menggugurkannya? Toh ayahnya tidak mungkin menganggapmu anaknya kan? Tapi jika begitu, aku akan jadi ibu yang sangat jahat...huhu...bagaimana ini...?"Gumam Daisy sambil menangis tersedu-sedu. Dia sempat memegang perutnya yang masih rata itu terduduk di atas lantai yang dingin.
"Astaga, Daisy!! Apa yang sedang kamu lakukan?! Kenapa kau menangis?"Teriak Lily, sahabat Daisy sejak kecil.
"Ah, bukan apa-apa...aku hanya merasa sedih bahwa aku harus menjalani kenyataan yang begitu pahit..."Ucap Daisy seperti orang yang sudah putus asa.
"Kau bicara apa sih? Sejak kapan temanku bicara seperti ini? Katakan, ada masalah apa?"Tanya Lily.
Daisy malah tidak menjawab dan Lily langsung tidak sengaja melihat alat tes pack yang cukup banyak berserakan di atas lantai. Dia mengutipnya dan melihat tandanya yang berwarna dua garis merah.
Lily sempat menutup mulutnya dengan tangannya tidak percaya bahwa temannya akan hamil secepat ini tanpa sepengetahuannya.
"Daisy, kau hamil?! Kau punya pacar? Kenapa aku tidak pernah tahu siapa orangnya?!"Tanya Lily panik sambil mengguncangkan tubuh Daisy.
"Aku...juga tidak tahu siapa ayahnya..."Ucap Daisy.
"Apa?! Kau yang benar saja Daisy Wilson! Jangan buat aku naik tensi gara-gara kejadian konyolmu ini! Apa kau...dilecehkan?"Tanya Lily sempat menduga-duga.
"Lebih tepatnya hanya kecelakaan. Orang itu tidak sengaja melakukannya kepadaku meskipun aku tidak bisa menerimanya."Ucap Daisy.
"Bisa kau jelaskan dengan rinci? Kuharap kau tidak menyimpan rahasia apapun tentang masalahmu ini kepadaku."Ucap Lily.
Daisy menghela napasnya begitu berat. Dia bahkan tidak ingin menceritakannya karena itu adalah kejadian menakutkan yang seumur hidup baru dia rasakan.
*****
Flashback...
Di kediaman Rodriguez, Daisy dengan riang sedang membersihkan ruang terakhir yakni kamar sang majikan, Nathaniel Rodriguez. Saat ini Tuan mudanya belum kembali dan dia masih punya kesempatan untuk membersihkan kamar itu.
Brak! Tiba-tiba Nathan mendorong pintu yang membuat Daisy terperanjat kaget. Dia melihat ekspresi Nathan yang begitu buruk dan jalannya yang sempoyongan seperti orang mabuk. Nathan melihat seseorang yang berada di dalam kamarnya berdiri dengan wajah pucat dan tubuh bergetar.
Dia menghampiri Daisy dan menarik tangan Daisy ke ranjangnya.
"T-tuan...apa yang anda lakukan...?! Tolong lepaskan saya...!"Rintih Daisy yang sudah di dalam kungkungan Tuan mudanya. Dia bahkan tidak bisa bergerak karena tubuh tegap Nathan sudah menimpanya.
"Sstt...diam anak manis...kau terlihat begitu cantik...tolong layani aku kali ini saja..."Ucap Nathan tidak terkendali.
"Ta-tapi Tuan...! Emph...!!"Daisy begitu kaget saat Nathan memasukkan lidahnya ke dalam mulutnya yang kecil itu. Lidahnya bermain dengan sangat hebat sampai Daisy hampir terlena. Tapi Daisy masih begitu sadar dan dia tetap takut karena melihat sikap Tuan mudanya yang tidak seperti biasanya. Apalagi bau alkohol yang begitu menyengat sudah menempel di tubuhnya.
Daisy sama sekali tidak bisa bergerak. Sementara Nathan sudah menanggalkan pakaiannya satu persatu. Nathan benar-benar pria yang sangat tampan dan bertubuh bagus. Daisy bahkan sampai berpaling dengan wajah merah meronanya melihat pemandangan di depannya.
"Tuan...saya mohon lepaskan saya...!"Ucap Daisy ketakutan sambil menangis.
"Jangan melawanku...kali ini saja...tolong mengertilah..."Ucap Nathan sambil mengelus bibir Daisy yang terlihat begitu menggoda.
Daisy membulatkan matanya saat merasakan pakaiannya di tarik oleh Nathan. "Tuan...!"Teriak Daisy namun dirinya sudah terlambat. Tubuhnya yang kecil itu dengan cepat langsung diserang oleh Nathan. Pria itu benar-benar liar dan ganas. Dia tidak memikirkan Daisy yang sudah meronta-ronta.
Akhirnya malam itu benar-benar membuat mereka terjatuh dalam momen yang tidak bisa dijelaskan.
Keesokan paginya, Daisy terbangun duluan. Dia begitu lega karena melihat Tuan mudanya yang sepertinya belum sadar dan masih tidur dengan pulas di sampingnya. Dia merangkak dari tempat tidur perlahan dan mulai berjalan mengendap-endap. Dia mengutip seragamnya yang sempat robek dan mengenakannya kembali.
Dia sempat menoleh ke arah Tuan mudanya dengan perasaan begitu sedih. Dia lalu berjalan keluar dan langsung meminta kepada kepala pelayan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya.
"Kau mau mengundurkan diri dari pekerjaan?! Kenapa Daisy? Apa kau tidak suka berada disini?"Tanya Helen si kepala pelayan dengan kecewa.
Daisy menggeleng. "Tentu saya suka berada disini bu Helen. Kalian semua memperlakukan saya dengan sangat baik. Tapi saya harus keluar dari pekerjaan ini karena ada urusan yang harus saya lakukan."Ucap Daisy memberi alasan dan berusaha menyembunyikan kesedihannya.
"Haah, baiklah jika itu maumu. Kami juga tidak bisa memaksamu untuk tetap disini. Apa kau akan kembali kesini?"Tanya Helen.
"Maaf...sepertinya tidak bisa Bu Helen."Ucap Daisy.
Daisy mulai membereskan pakaiannya yang selama ini dia tinggal di kamar spesial pelayan. Dia begitu terburu-buru karena takut jika Tuan mudanya akan segera menemukannya.
Dia berniat untuk pindah ke ibukota lain dan meminta bantuan sahabatnya yang kebetulan tinggal di ibukota itu untuk menumpang tempat tinggal sambil mencari pekerjaan baru.
"Selamat tinggal Kediaman Rodriguez."Ucapnya sebagai salam perpisahan.
*****
Sementara Nathan baru saja bangun dari tidurnya. Dia memegang kepalanya merasa begitu pusing.
"Ukh, kepalaku sakit sekali...."
Nathan melihat dirinya yang tidak memakai pakaian sehelai pun. Dan tempat tidurnya juga berantakan. Dia berusaha mengingat kejadian tadi malam dan dia mengingat jika dia telah meniduri seorang pelayan wanita yang sedang berada di dalam kamarnya waktu itu.
"Sial, apa yang sudah kulakukan?! Sejak kapan aku jadi pria b*jing*n? Gawat, dia pasti sangat ketakutan tadi malam kan? Aku harus mencarinya!"Ucap Nathan kemudian bangun untuk membersihkan dirinya.
"Kalau saja wanita sialan itu tidak berselingkuh dibelakangku waktu itu, aku juga pasti tidak akan sampai berbuat seperti ini. Heh, sekarang aku benar-benar membuangmu Amber."Gumam Nathan begitu marah. Rahangnya seketika mengeras saat mengingat kejadian kemarin yang membuatnya tidak terkendali.
2 bulan lagi dirinya akan bertunangan dengan seorang wanita dari keluarga perusahaan butik yang cukup ternama. Nama wanita itu adalah Amber Jones yang akan di jodohkan dengan Nathan sebagai bisnis. Tapi Nathan tidak sangka jika dia sempat memiliki perasaan kepada Amber. Sayangnya dia tidak pernah mengira jika Amber adalah seorang play girl.
Next....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments