Diam-diam Suka

Daisy hanya bisa diam dengan pernyataan Nathan yang ingin mengajaknya menikah. Dia sama sekali tidak pernah membayangkan akan dinikahi oleh seorang pria yang merupakan mantan majikannya dan itu pasti akan terdengar konyol di telinga orang lain.

"Aku akan memberimu waktu dalam seminggu. Kau tahu, aku tidak akan melepaskanmu. Karena itu kau juga harus bertanggung jawab untukku."Ucap Nathan sambil tersenyum.

Apa? Kenapa aku harus bertanggung jawab juga? Bukankah dia yang sudah memperk*sa ku?!

"Bagaimana kalau saya tidak mau Tuan? Saya hanyalah seorang pelayan yang bekerja dengan anda. Sementara anda adalah seseorang yang memiliki kekuasaan tinggi dibandingkan dengan saya yang hanya orang miskin. Anda bisa mudah mendapatkan wanita cantik manapun yang anda inginkan. Bagaimana dengan tanggapan orang lain tentang saya? Mereka pasti tidak akan bisa menerimanya....Tuan."Ucap Daisy merendah.

"Kenapa kau harus memikirkan pandangan orang lain? Kau tidak usah mempedulikan mereka. Lagipula aku yang meminta untuk menikah denganmu. Jika ada yang berani berbuat sesuatu kepadamu, jangan takut untuk meminta bantuan kepadaku."Ucap Nathan.

"Tuan, anda benar-benar mudah mengatakannya. Saya tetap tidak bisa...saya takut. Saya harus melanjutkan pekerjaan saya. Tuan Aiden pasti sedang menunggu. Saya permisi Tuan..."Ucap Daisy kemudian membuka pintu mobil untuk keluar.

"Jadi sekarang kau bekerja dengan temanku ya. Kelihatannya kalian cukup akrab..."Ucap Nathan menduga-duga.

Dengan cepat Daisy menggeleng. "Tolong jangan salah paham Tuan. Hubungan kami hanyalah sebagai atasan dan pekerja. Saya kesini hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup saya."

"Tenanglah, aku hanya menduga saja. Minggu depan aku akan menemuimu lagi."Ucap Nathan.

Ukh, kenapa? Aku benci dengan orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk kepuasan pribadinya...

Daisy dan Nathan berjalan kembali masuk ke Kafe. Seperti yang dipikirkan, Aiden berdiri disana dengan penuh tanda tanya.

"Darimana saja kalian?"Tanya Aiden sambil melipat kedua tangannya. Tatapannya jadi sedikit sinis melihat ke arah Nathan.

"Maaf Tuan, tadi kami sedang ada urusan sedikit..."Ucap Daisy sedikit ketakutan. Dia merasa bahwa bosnya saat ini pasti sedang marah kepadanya.

"Tolong jangan marahi Daisy. Akulah yang mengajaknya berbicara denganku."Ucap Nathan membela Daisy.

"Aku tidak menyalahkannya dan aku tahu itu. Daisy, sekarang kau lanjutkan pekerjaanmu."Ucap Aiden.

"Baik Tuan!"

"Kau harus menjelaskannya sekarang kepadaku. Apa hubunganmu dengan pelayanku?"Tanya Aiden dingin.

"Dia adalah seorang wanita yang sebentar lagi akan kunikahi."Ucap Nathan yang seketika membuat Aiden membulatkan matanya.

"Apa? Kau bercanda ya?"Tanya Aiden tidak percaya.

"Aku tidak akan pernah mau bercanda untuk hal seperti ini. Aku sungguh akan menikahi Daisy dalam waktu dekat."Ucap Nathan lagi.

Seketika Aiden mengepal tangannya merasa begitu kesal dengan jawaban Nathan.

"Sejak kapan seleramu seorang wanita seperti Daisy? Bukankah kau sebentar lagi akan bertunangan dengan anak presdir Jones?!"Tanya Aiden tidak habis pikir.

"Tidak. Aku sudah lama membatalkan rencana pertunanganku. Wanita itu tidak pantas untuk menikah denganku."Ucap Nathan dengan dingin. Dia bahkan enggan untuk membahas tentang wanita mantan tunangannya itu.

Karena ulahnya aku membuat Daisy menderita. Tapi aku bersyukur karena kami dipertemukan karena wanita itu...

Aiden langsung merasakan hawa tidak enak dari temannya itu. Dia sepertinya tahu bahwa Nathan pasti sedang memiliki masalah dengan Amber sehingga mereka terpaksa membatalkan acara pertunangan mereka.

"Kenapa kau harus menikahi Daisy?"Tanya Aiden masih belum mengerti.

"Ya, jawabannya sederhana. Karena aku menyukainya."Jawab Nathan memilih untuk tidak mengatakan yang sebenarnya.

"Aku merasa kalau dia lebih layak untuk dijadikan istriku daripada Amber. Kau tahu, Amber itu seorang play girl. Aku baru menyadarinya waktu itu saat dia tertangkap basah olehku tanpa sepengetahuannya. Benar-benar wanita tidak tahu diuntung."Ucap Nathan masih dendam.

"Hmm, kelihatannya kau cuma ingin balas dendam ya?"Tanya Aiden yang membuat Nathan tersentak.

"Jangan bicara sembarangan! Aku benar-benar niat menikahi Daisy karena cinta, bukan karena pelampiasan. Karena itu sebaiknya kau jaga jarak dengan wanitaku."Ucap Nathan memperingati.

Cih, cinta katanya? Wanitanya? Dia pikir dia siapa mentang-mentang dia seorang direktur kaya. Dia sudah mendapatkan segala yang dia inginkan, saat ini akulah yang seharusnya mendapatkan apa yang ku inginkan!

Malam harinya kira-kira pukul 9 malam, Daisy bersiap-siap untuk pulang. Hampir seharian dia tidak bisa fokus karena memikirkan ucapan Nathan yang membuatnya frustasi. Dia bahkan hampir memecahkan gelas yang pastinya akan membuat Aiden marah besar kepadanya.

"Daisy, ayo kuantar kau pulang ke rumahmu." Ajak Aiden sopan.

"Apa? Tidak usah Tuan. Saya setelah ini akan di jemput sama teman saya. Sebentar lagi dia akan tiba disini."Ucap Daisy menolak.

"Kau yakin? Aku tidak masalah mengantar pulang karyawanku lagipula jalan ke rumah kita satu arah, iya kan?"

Daisy tersenyum canggung. "Saya tidak apa Tuan. Terima kasih. Saya minta maaf tentang kejadian tadi sehingga saya sempat menunda pekerjaan saya...anda boleh memotong gaji saya Tuan..."Ucap Daisy masih merasa bersalah.

"Tidak, tidak. Aku tidak akan memotong gajimu. Kau tenang saja. Pekerjaanmu selama ini cukup bagus. Justru aku ingin menanyakan apa hubunganmu dengan temanku tadi? Aku tidak mengira jika kalian saling mengenal."Ucap Aiden masih penasaran.

Jadi, Tuan Nathan tadi tidak memberitahu soal kami berdua? Hah...benar juga. Dia mana mungkin mau memberitahu soal itu. Dia pasti malu untuk menceritakannya kepada Tuan Aiden.

"Kami tidak punya hubungan apapun Tuan. Dulu...saya hanya seorang pelayan yang bekerja dengan Tuan Nathan. Sesuai riwayat di biodata saya, saya sudah bekerja selama hampir 8 tahun. Mungkin....Tuan Nathan hanya ingin saya bekerja kembali kepadanya..."Ucap Daisy sambil memegang pundaknya.

"Bekerja kembali kepadanya...? Hmm, begitu ya?"

Menarik sekali....jadi hubungan mereka sebatas atasan dan pelayan? Lalu kenapa Nathan tiba-tiba ingin menikahi wanita ini? Apa karena hanya benar-benar mencintainya? Sungguh luar biasa....dengan begini justru aku lebih menginginkan wanita ini...

Aiden terus bergumam di dalam hatinya merasa begitu penasaran tentang sosok wanita yang masih berdiri di hadapannya. Seorang wanita berpenampilan sederhana, bertubuh kecil dan memiliki rambut bergelombang berwarna coklat. Tapi saat diperhatikan baik-baik, wajah wanita itu begitu manis dan lembut.

Tak lama terdengar suara klakson motor yang menghampiri. Tak lain dialah Lily yang baru selesai pulang mengajar sebagai dosen kampus.

"Ah, itu teman saya sudah datang menjemput. Kalau begitu saya pamit duluan Tuan. Sampai jumpa besok!"Ucap Daisy pamit pulang.

"Iya, Hati-hati Daisy. Sampai jumpa besok!"Balas Aiden sambil melambaikan tangannya.

*****

Sesampai di rumah Lily, dengan cepat Lily menghampiri Daisy menghujaninya dengan berbagai pertanyaan untuk memenuhi rasa penasarannya.

"Daisy, ada hal yang ingin kutanyakan padamu. Sepertinya hubunganmu dengan bosmu itu cukup akrab ya? Dia terlihat begitu baik memperlakukanmu."

"Benarkah?"Tanya Daisy.

"Iya. Dan bosmu itu terlihat tampan dan masih muda. Apa dia masih single?"

"Iya, dia masih single. Usianya masih muda. Sepantaran dengan Tuan Nathan."Ucap Daisy.

"Ohh begitu. Jadi apa yang membuatmu tidak fokus seharian ini? Jangan kau pikir aku tidak menyadarinya ya."Tanya Lily.

"Itu...aku diajak menikah."

Next....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!