NovelToon NovelToon

It'S Positive!

Aku Hamil!

Daisy Wilson, adalah seorang wanita yang baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya yang sebelumnya menjadi pelayan di rumah Rodriguez. Dia sudah bekerja hampir 8 tahun dengan begitu setia sampai kepala pelayan begitu menyayanginya.

Dia terpaksa keluar dari pekerjaannya karena gara-gara kecelakaan yang menimpanya. Sudah sebulan dia meninggalkan pekerjaannya dan dia belum bisa melupakan kejadian panas campur aduk yang membuatnya kehilangan harapan.

"Oh tidak! Bagaimana ini?! Sial, kenapa aku tidak ingat kalau aku harus minum pil kontrasepsi?!" Teriak Daisy begitu frustasi saat melihat kenyataan pada alat tes kehamilan yang sudah di cobanya berkali-kali.

Dia ingin mencoba karena dirinya merasa begitu aneh. Lagipula mereka berdua saat itu tidak memakai pengaman apapun. Dan dengan cerobohnya Daisy melupakan cara untuk mencegahnya karena dia begitu sibuk dengan acara perpindahannya.

Sekarang Daisy tengah meringkuk menyaksikan kenyataan pahit yang sedang tumbuh di dalam rahimnya.

"Apa yang harus kulakukan? Apa aku harus menggugurkannya? Toh ayahnya tidak mungkin menganggapmu anaknya kan? Tapi jika begitu, aku akan jadi ibu yang sangat jahat...huhu...bagaimana ini...?"Gumam Daisy sambil menangis tersedu-sedu. Dia sempat memegang perutnya yang masih rata itu terduduk di atas lantai yang dingin.

"Astaga, Daisy!! Apa yang sedang kamu lakukan?! Kenapa kau menangis?"Teriak Lily, sahabat Daisy sejak kecil.

"Ah, bukan apa-apa...aku hanya merasa sedih bahwa aku harus menjalani kenyataan yang begitu pahit..."Ucap Daisy seperti orang yang sudah putus asa.

"Kau bicara apa sih? Sejak kapan temanku bicara seperti ini? Katakan, ada masalah apa?"Tanya Lily.

Daisy malah tidak menjawab dan Lily langsung tidak sengaja melihat alat tes pack yang cukup banyak berserakan di atas lantai. Dia mengutipnya dan melihat tandanya yang berwarna dua garis merah.

Lily sempat menutup mulutnya dengan tangannya tidak percaya bahwa temannya akan hamil secepat ini tanpa sepengetahuannya.

"Daisy, kau hamil?! Kau punya pacar? Kenapa aku tidak pernah tahu siapa orangnya?!"Tanya Lily panik sambil mengguncangkan tubuh Daisy.

"Aku...juga tidak tahu siapa ayahnya..."Ucap Daisy.

"Apa?! Kau yang benar saja Daisy Wilson! Jangan buat aku naik tensi gara-gara kejadian konyolmu ini! Apa kau...dilecehkan?"Tanya Lily sempat menduga-duga.

"Lebih tepatnya hanya kecelakaan. Orang itu tidak sengaja melakukannya kepadaku meskipun aku tidak bisa menerimanya."Ucap Daisy.

"Bisa kau jelaskan dengan rinci? Kuharap kau tidak menyimpan rahasia apapun tentang masalahmu ini kepadaku."Ucap Lily.

Daisy menghela napasnya begitu berat. Dia bahkan tidak ingin menceritakannya karena itu adalah kejadian menakutkan yang seumur hidup baru dia rasakan.

*****

Flashback...

Di kediaman Rodriguez, Daisy dengan riang sedang membersihkan ruang terakhir yakni kamar sang majikan, Nathaniel Rodriguez. Saat ini Tuan mudanya belum kembali dan dia masih punya kesempatan untuk membersihkan kamar itu.

Brak! Tiba-tiba Nathan mendorong pintu yang membuat Daisy terperanjat kaget. Dia melihat ekspresi Nathan yang begitu buruk dan jalannya yang sempoyongan seperti orang mabuk. Nathan melihat seseorang yang berada di dalam kamarnya berdiri dengan wajah pucat dan tubuh bergetar.

Dia menghampiri Daisy dan menarik tangan Daisy ke ranjangnya.

"T-tuan...apa yang anda lakukan...?! Tolong lepaskan saya...!"Rintih Daisy yang sudah di dalam kungkungan Tuan mudanya. Dia bahkan tidak bisa bergerak karena tubuh tegap Nathan sudah menimpanya.

"Sstt...diam anak manis...kau terlihat begitu cantik...tolong layani aku kali ini saja..."Ucap Nathan tidak terkendali.

"Ta-tapi Tuan...! Emph...!!"Daisy begitu kaget saat Nathan memasukkan lidahnya ke dalam mulutnya yang kecil itu. Lidahnya bermain dengan sangat hebat sampai Daisy hampir terlena. Tapi Daisy masih begitu sadar dan dia tetap takut karena melihat sikap Tuan mudanya yang tidak seperti biasanya. Apalagi bau alkohol yang begitu menyengat sudah menempel di tubuhnya.

Daisy sama sekali tidak bisa bergerak. Sementara Nathan sudah menanggalkan pakaiannya satu persatu. Nathan benar-benar pria yang sangat tampan dan bertubuh bagus. Daisy bahkan sampai berpaling dengan wajah merah meronanya melihat pemandangan di depannya.

"Tuan...saya mohon lepaskan saya...!"Ucap Daisy ketakutan sambil menangis.

"Jangan melawanku...kali ini saja...tolong mengertilah..."Ucap Nathan sambil mengelus bibir Daisy yang terlihat begitu menggoda.

Daisy membulatkan matanya saat merasakan pakaiannya di tarik oleh Nathan. "Tuan...!"Teriak Daisy namun dirinya sudah terlambat. Tubuhnya yang kecil itu dengan cepat langsung diserang oleh Nathan. Pria itu benar-benar liar dan ganas. Dia tidak memikirkan Daisy yang sudah meronta-ronta.

Akhirnya malam itu benar-benar membuat mereka terjatuh dalam momen yang tidak bisa dijelaskan.

Keesokan paginya, Daisy terbangun duluan. Dia begitu lega karena melihat Tuan mudanya yang sepertinya belum sadar dan masih tidur dengan pulas di sampingnya. Dia merangkak dari tempat tidur perlahan dan mulai berjalan mengendap-endap. Dia mengutip seragamnya yang sempat robek dan mengenakannya kembali.

Dia sempat menoleh ke arah Tuan mudanya dengan perasaan begitu sedih. Dia lalu berjalan keluar dan langsung meminta kepada kepala pelayan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya.

"Kau mau mengundurkan diri dari pekerjaan?! Kenapa Daisy? Apa kau tidak suka berada disini?"Tanya Helen si kepala pelayan dengan kecewa.

Daisy menggeleng. "Tentu saya suka berada disini bu Helen. Kalian semua memperlakukan saya dengan sangat baik. Tapi saya harus keluar dari pekerjaan ini karena ada urusan yang harus saya lakukan."Ucap Daisy memberi alasan dan berusaha menyembunyikan kesedihannya.

"Haah, baiklah jika itu maumu. Kami juga tidak bisa memaksamu untuk tetap disini. Apa kau akan kembali kesini?"Tanya Helen.

"Maaf...sepertinya tidak bisa Bu Helen."Ucap Daisy.

Daisy mulai membereskan pakaiannya yang selama ini dia tinggal di kamar spesial pelayan. Dia begitu terburu-buru karena takut jika Tuan mudanya akan segera menemukannya.

Dia berniat untuk pindah ke ibukota lain dan meminta bantuan sahabatnya yang kebetulan tinggal di ibukota itu untuk menumpang tempat tinggal sambil mencari pekerjaan baru.

"Selamat tinggal Kediaman Rodriguez."Ucapnya sebagai salam perpisahan.

*****

Sementara Nathan baru saja bangun dari tidurnya. Dia memegang kepalanya merasa begitu pusing.

"Ukh, kepalaku sakit sekali...."

Nathan melihat dirinya yang tidak memakai pakaian sehelai pun. Dan tempat tidurnya juga berantakan. Dia berusaha mengingat kejadian tadi malam dan dia mengingat jika dia telah meniduri seorang pelayan wanita yang sedang berada di dalam kamarnya waktu itu.

"Sial, apa yang sudah kulakukan?! Sejak kapan aku jadi pria b*jing*n? Gawat, dia pasti sangat ketakutan tadi malam kan? Aku harus mencarinya!"Ucap Nathan kemudian bangun untuk membersihkan dirinya.

"Kalau saja wanita sialan itu tidak berselingkuh dibelakangku waktu itu, aku juga pasti tidak akan sampai berbuat seperti ini. Heh, sekarang aku benar-benar membuangmu Amber."Gumam Nathan begitu marah. Rahangnya seketika mengeras saat mengingat kejadian kemarin yang membuatnya tidak terkendali.

2 bulan lagi dirinya akan bertunangan dengan seorang wanita dari keluarga perusahaan butik yang cukup ternama. Nama wanita itu adalah Amber Jones yang akan di jodohkan dengan Nathan sebagai bisnis. Tapi Nathan tidak sangka jika dia sempat memiliki perasaan kepada Amber. Sayangnya dia tidak pernah mengira jika Amber adalah seorang play girl.

Next....

Ketemu lagi

"Jadi begitulah ceritanya Lily."Ucap Daisy setelah selesai bercerita.

Lily jadi ikut terdiam tidak tahu harus mengatakan apa. Dirinya sama bingungnya dengan Daisy dan cukup bisa merasakan apa yang dirasakan sahabat satu-satunya itu.

"Kalau menurutku, kau tidak boleh menggugurkan anakmu, Daisy. Dia tidak punya salah...aku janji juga akan ikut merawatnya."Ucap Lily sambil memegang kedua tangan Daisy.

"Tapi...bagaimana setelah anak ini lahir dia menanyakan tentang ayahnya? Apa yang harus kujawab?! Lalu tanggapan orang-orang?!"Tanya Daisy mulai panik.

Lily merasa pertanyaan Daisy cukup masuk akal. Dia bisa membayangkan kalau seorang anak pasti akan menanyakan tentang ayahnya.

"Kau bilang saja jika ayahnya sudah meninggal. Mudah kan?"Tanya Lily dengan enteng.

"Apa? Kau yakin itu keputusan yang tepat?"Tanya Daisy sedikit kaget.

Apa alasan itu tidak terlalu kejam?

Lily mengangguk dengan yakin.

"Kalau begitu setelah ini ayo kita periksa ke dokter kandungan."Ucap Lily.

"Untuk apa? Aku kan sudah mengeceknya di tes pack dan itu sudah cukup jelas."

"Kau harus memastikannya lagi kesana. Selama ini kan kau tidak tahu apa-apa soal kehamilan. Tenang saja, aku akan ikut menemanimu pergi kesana."Ucap Lily.

"Baiklah..."Ucap Daisy akhirnya setuju.

*****

Sesampai di rumah sakit, Lily menemani Daisy ke ruang dokter kandungan. Bruk! Tiba-tiba seseorang tidak sengaja menyenggol Daisy.

"Ah maaf, kau baik-baik saja?"Ucap suara seorang wanita yang kira-kira sedikit lebih tua dari Daisy dan Lily.

"Iya saya baik-baik saja."Ucap Daisy.

"Maaf ya, aku tidak sengaja menyenggolmu. Aku sedang terburu-buru soalnya."Ucap wanita itu meminta maaf dengan lembut.

"Iya tak apa..."Balas Daisy sambil tersenyum.

Wah, wanita ini cantik sekali...dia pasti bukan orang sembarangan. Terlihat dari pakaiannya yang sangat mahal...

Daisy sempat terpesona melihat kecantikan pada wanita itu.

"Hei, sepertinya aku mengenalmu?"Tanya seorang pria bertubuh tinggi tiba-tiba yang sejak tadi berdiri di samping wanita itu.

Daisy langsung mengarahkan matanya ke arah suara pria itu. Dia membulatkan matanya merasa begitu terkejut saat pria itu muncul lagi memperlihatkan dirinya setelah hampir sebulan.

Daisy terdiam sejenak. Orang-orang yang berada di dekat mereka merasa keheranan dan ikut terkejut.

"Tidak, sepertinya anda salah orang....kami permisi dulu...ayo Lily..."Ucap Daisy menundukkan pandangannya sambil menarik tangan Lily menuju pintu keluar rumah sakit.

"Hei, tunggu sebentar Daisy! Kenapa kita keluar? Kita kan belum periksa ke dokter!"Tanya Lily.

"Sudahlah lupakan saja Lily. Kita tidak butuh pemeriksaan seperti itu. Ayo kita pergi!"Ucap Daisy. Terlihat dari raut wajahnya dia begitu ketakutan.

"Ta-tapi...!"Lily masih bingung dengan yang terjadi. Daisy terlihat sangat terburu-buru dan terus menarik Lily keluar pintu rumah sakit. Mereka memanggil taksi untuk kembali pulang.

Sementara Nathan berlari di belakang mengejar mereka. Dan sayangnya dia tidak sempat mengejar mobil taksi yang sudah melaju.

"Ah, sial. Kenapa harus pergi sih? Dia wanita itu! Ya, aku yakin sekali jika itu dia! Dia...bahkan terlihat tidak ingin bertemu denganku...dia pasti membenciku..."Gumam Nathan menyesali dirinya.

"Nathan! Kau pergi kemana? Kenapa kau meninggalkan kakak begitu saja?! Siapa wanita tadi? Bisa kau jelaskan padaku?"Tanya wanita itu ikut menghampiri adiknya merasa kebingungan.

"Maaf, akan aku jelaskan nanti. Ayo, biar aku antar."Ucap Nathan.

Sementara di dalam taksi...

"Daisy, kau harus menjelaskan satu hal lagi kepadaku? Siapa orang itu tadi?"Tanya Lily meminta penjelasan sambil melipat kedua tangannya.

Daisy memegang kepalanya merasa begitu pusing. "Dia orangnya Lily. Pria itu tak lain adalah Tuan Nathaniel Rodriguez sekaligus mantan majikanku..."Ucap Daisy.

Lily lagi-lagi membuka mulutnya tidak percaya.

"Wah, aku tidak sangka jika kalian akan bertemu lagi...tapi kenapa? Bukankah dia tidak tinggal disini? Kau yang minta pindah kesini karena tidak ingin bertemu dengannya lagi kan?"

"Haa...iya benar. Aku sendiri tidak tahu jika dia sedang berada disini. Dunia ini begitu sempit ya..."Keluh Daisy.

"Kurasa tidak? Mungkin pria itu memang jodohmu?"Tanya Lily yang membuat Daisy kaget.

"Jangan ngaco. Pria sepertinya tidak mungkin adalah jodohku. Itu makanya aku kabur darinya supaya dia tidak merasa malu nantinya."Ucap Daisy merendah.

"Haa...terserah kau saja. Tidak ada yang tahu masa depan Daisy..."Ucap Lily.

Di samping itu Jessy, alias kakak kandung Nathan masih ingin meminta penjelasan setelah mereka selesai pemeriksaan di rumah sakit.

"Sekarang kau jelaskan padaku siapa wanita tadi."Ucap Jessy.

Nathan sempat mengkerutkan dahinya, kemudian dia menghela napas panjang.

"Tolong jangan kasih tahu ibu dulu soal ini. Dia...seorang wanita mantan pelayan yang pernah bekerja di rumahku. Beberapa minggu lalu dia baru saja keluar untuk mengundurkan diri dan itu pasti karena gara-gara aku..."Ucap Nathan merasa sangat bersalah.

"Lalu? Memangnya apa yang telah kau perbuat kepadanya?"Tanya lagi Jessy.

"Aku...sudah menidurinya."Ucap Nathan dengan perasaan malu.

PLAK! Jessy reflek menampar adik laki-laki satu-satunya itu merasa begitu kaget saat mendengar jawabannya.

"Apa?! Kau gila ya? Kenapa kau bisa-bisanya meniduri dia?!"Teriak Jessy.

"Kak, tolong jangan teriak-teriak! Aku tidak sengaja melakukannya! Aku berani bersumpah! Aku mengakui kalau waktu itu diriku benar-benar br*ngsek. Aku melampiaskan amarahku ke wanita itu. Waktu itu dengan bodohnya aku menerima ajakan minum-minum dari teman-temanku. Kalau saja ini semua bukan gara-gara wanita sialan itu, aku mungkin tidak akan jadi seperti ini..."Ucap Nathan penuh penyesalan.

"Maksudmu Amber?"Tanya Jessy.

"Iya, kita selama ini telah tertipu dengan wajah polosnya. Aku minta untuk segera membatalkan pertunanganku dengan Amber. Kakak juga pasti tidak akan percaya kan? Tapi percayalah padaku kalau Amber itu wanita murahan yang suka bermain dengan banyak pria di luar sana. Bukan cuma sekali dia ketahuan olehku, tapi sudah berkali-kali! Aku selama ini cukup sabar karena aku memerlukannya untuk bisnis, tapi lama-lama aku tidak tahan karena aku merasa sudah tidak punya harga diri demi wanita itu."Ucap Nathan.

"Terserah kau saja Nathan. Jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"Tanya lagi Jessy.

Nathan kemudian tersenyum. "Tentu saja menemui wanita bernama Daisy Wilson itu lagi."

Beberapa waktu ini Nathan tidak bisa melepaskan pikirannya dari malam pertamanya bersama wanita yang merupakan pelayannya. Meskipun wajahnya sedikit samar untuk diingat, tapi dia masih mengingat dengan jelas sentuhan yang dia lakukan kepada wanita itu. Dia cukup merindukan momen itu sampai terkadang dia merasa dirinya sedikit tidak waras.

*****

Di rumah Lily, Daisy termenung duduk di atas tempat tidurnya. Ingatan tentang pria bernama Nathaniel masih segar di kepalanya. Dia bahkan masih merasakan setiap inci tubuhnya yang disentuh oleh Nathan.

Dia...tidak pernah berubah. Dia tetap tampan dan gagah seperti biasa...kenapa dia harus muncul di hadapanku lagi? Apa dia kali ini akan mempermalukanku...?

*****

Di kantor perusahaan Rodriguez, Nathan memanggil sekretarisnya untuk mencari sosok wanita bernama Daisy Wilson.

"Rio, tolong carikan lokasi keberadaan wanita bernama Daisy Wilson. Aku harus bertemu dengannya."

"Baik Tuan."

Next....

Di lamar

Keesokan harinya, Daisy bersiap-siap untuk pergi bekerja. Saat ini dia bekerja di sebuah kafe yang cukup terkenal yang kebetulan cabangnya ada di kota itu. Dia di terima oleh seorang pria bernama Aiden Raimond, si pemilik kafe.

Aku harus bisa melupakan pria itu dan hidup dengan baik bersama anakku...

Ucap Daisy dalam hati berusaha menyemangati dirinya sendiri sambil memegang perutnya.

Sesampai di kafe, Daisy bekerja dengan giat seperti biasa. Dia sudah bisa menguasai pekerjaan sebagai pelayan kopi dengan cepat dan Aiden sempat memuji kelebihan wanita itu.

Hari ini Aiden mengunjungi kafenya. Belakangan ini Aiden jadi sering mengunjungi kafe ini karena merasa tertarik dengan karyawannya yang baru itu.

"Halo Daisy, seperti biasa kau selalu bersemangat ya."Puji Aiden.

"Ah, selamat pagi Tuan. Iya, sudah seharusnya begitu kan Tuan?"Balas Daisy sambil tersenyum manis yang sempat membuat Aiden tersipu.

"Baguslah. Hari ini aku akan kedatangan tamu. Kebetulan dia sedang berada di kota ini dan dia juga temanku. Dia sudah memesan tempatnya, tolong dipersiapkan ya."Ucap Aiden.

"Baik Tuan, akan segera saya persiapkan."Jawab Daisy.

Beberapa menit kemudian, suara pintu yang terbuka memperlihatkan sosok yang masuk ke kafe itu. Beberapa pengunjung wanita sempat terpesona oleh kedatangan seorang pria yang muncul dengan jas kantornya yang terlihat begitu gagah.

Dia melihat ke sekeliling dan menemukan Aiden yang sedang berjalan menghampirinya.

"Cepat juga kau sampainya, Nath."Sapa Aiden.

"Ah, iya. Hari ini jadwalku lagi banyak yang kosong. Dimana tempat dudukku?"Tanya Nathan.

"Sini, mari kuantar."Ucap Aiden kemudian berjalan ke arah meja yang sudah di persiapkan dan Nathan ikut mengekori dari belakang.

Mereka kemudian duduk di meja itu untuk memulai perbincangan.

"Kau mau pesan apa?"Tanya Aiden.

"Yang seperti biasanya saja."Ucap Nathan.

"Oke, pelayan! Tolong pesankan Espresso 2 shot satu!"Pinta Aiden kepada salah satu pelayan.

"Baik!"

"Jadi, apa yang membuatmu kemari? Maksudku datang ke kota ini?"Tanya Aiden.

"Aku lagi mencari seseorang. Kebetulan juga kakakku tinggal di kota ini dan dia sedang hamil. Suaminya sedang bertugas ke luar negeri dan dia tidak bisa ikut."Ucap Nathan.

"Oh begitu. Mencari seseorang katamu? Siapa?"Tanya Aiden penasaran.

"Ada lah."Jawab Nathan memilih tidak ingin memberitahu.

Tak lama seorang pelayan muncul sambil membawakan nampan dengan segelas kopi di atasnya. Nathan sempat memerhatikan rambut ikal berwarna coklat yang diurai ke depan milik wanita itu. Wanita itu memakai topi yang sedikit menutupi wajahnya.

Daisy belum sadar jika dia sedang bertemu dengan Nathan. Selama dia bekerja, dia selalu berjalan menunduk dan tidak pernah terlalu memerhatikan sekitarnya.

Nathan seketika membulatkan matanya langsung mengenali wanita itu hanya dari rambutnya saja. Dia berdiri dan memegang tangan wanita itu hingga Daisy cukup merasa kaget.

Dia pun mengangkat kepalanya untuk melihat seseorang itu dengan jelas. Dia juga sama kagetnya karena pria itu lagi-lagi muncul di hadapannya.

"Daisy, ada hal yang ingin kubicarakan denganmu. Mohon berikan kesempatan untukku berbicara sebentar saja denganmu."Ucap Nathan masih memegang pergelangan tangan Daisy dengan erat.

"Maaf Tuan, tidak ada hal yang perlu dibicarakan. Saya juga sudah bekerja disini..."Ucap Daisy dengan nada sedikit bergetar.

Nathan sepertinya tahu jika wanita ini lebih mengarah ketakutan daripada merasa marah.

"Tenang saja, kau tidak perlu takut. Semua akan baik-baik saja setelah kita bicara."Bujuk Nathan untuk menenangkan Daisy.

Daisy tetap diam dan Nathan pelan-pelan menariknya keluar dari kafe untuk mencari tempat yang lebih nyaman.

"Ayo ikut denganku, kita akan berbicara di tempat lain..."Ajak Nathan dengan lembut. Daisy akhirnya menurut begitu saja walau perasaannya terombang-ambing. Belum lagi orang-orang sekitarnya menonton dan dia sangat membenci hal itu.

"Tunggu! Kalian saling mengenal? Ada apa ini? Bisa kalian jelaskan padaku?"Tanya Aiden ikut berdiri merasa begitu kebingungan.

"Aku akan jelaskan nanti."Ucap Nathan.

Setelah Nathan berhasil mengajak Daisy keluar kafe, Aiden perasaannya langsung memburuk. Dia merasa sedikit cemburu ketika wanita yang disukainya dekat dengan pria lain.

******

Nathan mengajak Daisy masuk ke dalam mobilnya. Tidak ada pilihan lain lagi karena cuma di tempat itu yang paling aman dan nyaman untuk berbicara.

"Maaf aku mengajakmu kesini. Disini tempatnya lebih nyaman untuk kita berbicara."Ucap Nathan peka karena Daisy pasti merasa sangat tidak nyaman dengan situasinya.

"Tidak apa-apa Tuan..."Ucap Daisy masih menundukkan kepalanya.

"Aku ingin membicarakan hal kejadian hari itu...aku..."Belum lagi Nathan selesai berbicara, Daisy langsung memotongnya karena dia sudah mengira apa yang akan di bahas oleh Nathan.

"Tuan tenang saja. Saya tidak akan meminta pertanggung jawaban Tuan. Saya tahu posisi saya dan saya tidak pantas. Saya bisa melupakan kejadian yang tidak sengaja itu. Saya sudah memaafkan anda, tapi tolong jangan temui saya lagi. Saya tidak mau merusak kehidupan Tuan yang berharga..."Ucap Daisy.

Semua perkataan Daisy membuat Nathan merasakan perih di hatinya. Dia tidak sangka jika wanita itu akan mengatakan hal itu kepadanya. Tapi dia tidak mau membiarkan hal itu terjadi. Dia menginginkan wanita itu.

"Apa yang kau bicarakan? Aku sama sekali tidak berpikiran seperti itu terhadapmu. Justru aku kemari karena ingin kau kembali kepadaku. Aku sungguh minta maaf atas perbuatanku yang seperti b*jing*n. Kau tahu, aku berusaha mencarimu hanya untuk bertemu denganmu. Mungkin ini terlihat aneh, tapi inilah kenyataan pada diriku."Ucap Nathan.

Daisy sempat tercengang dengan jawaban Nathan. Dia pikir Nathan adalah pria dingin yang kasar dan akan mempermalukannya menggunakan kekuasaannya.

"Selain itu...aku kemari memang untuk bertanggung jawab kepadamu."Sambung Nathan lagi.

Dia kemudian mendekatkan wajahnya yang membuat Daisy reflek mundur merasa takut.

"Kau tahu, kejadian waktu itu juga pertama kalinya untukku..."Bisik Nathan dekat daun telinga Daisy.

Seketika Daisy merasakan hawa tubuhnya panas karena pria itu mendekat dan berbisik dengan suara yang terdengar begitu manis.

"Jadi, selagi aku disini. Aku juga ada hal lain yang ingin kukatakan padamu."Ucap Nathan lagi. Kali ini dia membuka topi yang masih dikenakan Daisy. Dia merapikan rambut Daisy dan menyibakkannya ke belakang.

Saat ini kedua wajah mereka begitu dekat hingga jantung keduanya berpacu begitu cepat.

Aku ingin wanita ini berada di sisiku..aku benar-benar sangat menginginkannya...

"Tu-tuan..."Daisy mulai gelisah karena tampaknya Nathan sudah kelihatan mulai tidak waras lagi.

"Tolong jangan menghindariku lagi. Aku sangat mohon kali ini padamu. Sebagai gantinya ayo kita menikah."Ucap Nathan yang seketika membuat Daisy membulatkan matanya tidak percaya.

"Apa?"

"Kubilang ayo kita menikah. Aku berjanji akan menjagamu seumur hidupku dengan baik."Ucap Nathan yang lagi-lagi membuat Daisy tidak bisa berkata-kata.

"Anda sedang bercanda kah Tuan?"Tanya Daisy.

"Kau mengira aku sedang bercanda?"Tanya balik Nathan. Dia juga tidak percaya akan dirinya sendiri yang sungguh menginginkan wanita itu.

"Saya tidak bisa. Bukankah Tuan juga sudah bertunangan? Saya tidak mau terkena masalah!"Ucap Daisy.

"Aku sudah membatalkan pertunanganku sejak lama. Kau percayalah padaku. Aku benar-benar berniat menikahimu."

Next....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!