Ketemu lagi

"Jadi begitulah ceritanya Lily."Ucap Daisy setelah selesai bercerita.

Lily jadi ikut terdiam tidak tahu harus mengatakan apa. Dirinya sama bingungnya dengan Daisy dan cukup bisa merasakan apa yang dirasakan sahabat satu-satunya itu.

"Kalau menurutku, kau tidak boleh menggugurkan anakmu, Daisy. Dia tidak punya salah...aku janji juga akan ikut merawatnya."Ucap Lily sambil memegang kedua tangan Daisy.

"Tapi...bagaimana setelah anak ini lahir dia menanyakan tentang ayahnya? Apa yang harus kujawab?! Lalu tanggapan orang-orang?!"Tanya Daisy mulai panik.

Lily merasa pertanyaan Daisy cukup masuk akal. Dia bisa membayangkan kalau seorang anak pasti akan menanyakan tentang ayahnya.

"Kau bilang saja jika ayahnya sudah meninggal. Mudah kan?"Tanya Lily dengan enteng.

"Apa? Kau yakin itu keputusan yang tepat?"Tanya Daisy sedikit kaget.

Apa alasan itu tidak terlalu kejam?

Lily mengangguk dengan yakin.

"Kalau begitu setelah ini ayo kita periksa ke dokter kandungan."Ucap Lily.

"Untuk apa? Aku kan sudah mengeceknya di tes pack dan itu sudah cukup jelas."

"Kau harus memastikannya lagi kesana. Selama ini kan kau tidak tahu apa-apa soal kehamilan. Tenang saja, aku akan ikut menemanimu pergi kesana."Ucap Lily.

"Baiklah..."Ucap Daisy akhirnya setuju.

*****

Sesampai di rumah sakit, Lily menemani Daisy ke ruang dokter kandungan. Bruk! Tiba-tiba seseorang tidak sengaja menyenggol Daisy.

"Ah maaf, kau baik-baik saja?"Ucap suara seorang wanita yang kira-kira sedikit lebih tua dari Daisy dan Lily.

"Iya saya baik-baik saja."Ucap Daisy.

"Maaf ya, aku tidak sengaja menyenggolmu. Aku sedang terburu-buru soalnya."Ucap wanita itu meminta maaf dengan lembut.

"Iya tak apa..."Balas Daisy sambil tersenyum.

Wah, wanita ini cantik sekali...dia pasti bukan orang sembarangan. Terlihat dari pakaiannya yang sangat mahal...

Daisy sempat terpesona melihat kecantikan pada wanita itu.

"Hei, sepertinya aku mengenalmu?"Tanya seorang pria bertubuh tinggi tiba-tiba yang sejak tadi berdiri di samping wanita itu.

Daisy langsung mengarahkan matanya ke arah suara pria itu. Dia membulatkan matanya merasa begitu terkejut saat pria itu muncul lagi memperlihatkan dirinya setelah hampir sebulan.

Daisy terdiam sejenak. Orang-orang yang berada di dekat mereka merasa keheranan dan ikut terkejut.

"Tidak, sepertinya anda salah orang....kami permisi dulu...ayo Lily..."Ucap Daisy menundukkan pandangannya sambil menarik tangan Lily menuju pintu keluar rumah sakit.

"Hei, tunggu sebentar Daisy! Kenapa kita keluar? Kita kan belum periksa ke dokter!"Tanya Lily.

"Sudahlah lupakan saja Lily. Kita tidak butuh pemeriksaan seperti itu. Ayo kita pergi!"Ucap Daisy. Terlihat dari raut wajahnya dia begitu ketakutan.

"Ta-tapi...!"Lily masih bingung dengan yang terjadi. Daisy terlihat sangat terburu-buru dan terus menarik Lily keluar pintu rumah sakit. Mereka memanggil taksi untuk kembali pulang.

Sementara Nathan berlari di belakang mengejar mereka. Dan sayangnya dia tidak sempat mengejar mobil taksi yang sudah melaju.

"Ah, sial. Kenapa harus pergi sih? Dia wanita itu! Ya, aku yakin sekali jika itu dia! Dia...bahkan terlihat tidak ingin bertemu denganku...dia pasti membenciku..."Gumam Nathan menyesali dirinya.

"Nathan! Kau pergi kemana? Kenapa kau meninggalkan kakak begitu saja?! Siapa wanita tadi? Bisa kau jelaskan padaku?"Tanya wanita itu ikut menghampiri adiknya merasa kebingungan.

"Maaf, akan aku jelaskan nanti. Ayo, biar aku antar."Ucap Nathan.

Sementara di dalam taksi...

"Daisy, kau harus menjelaskan satu hal lagi kepadaku? Siapa orang itu tadi?"Tanya Lily meminta penjelasan sambil melipat kedua tangannya.

Daisy memegang kepalanya merasa begitu pusing. "Dia orangnya Lily. Pria itu tak lain adalah Tuan Nathaniel Rodriguez sekaligus mantan majikanku..."Ucap Daisy.

Lily lagi-lagi membuka mulutnya tidak percaya.

"Wah, aku tidak sangka jika kalian akan bertemu lagi...tapi kenapa? Bukankah dia tidak tinggal disini? Kau yang minta pindah kesini karena tidak ingin bertemu dengannya lagi kan?"

"Haa...iya benar. Aku sendiri tidak tahu jika dia sedang berada disini. Dunia ini begitu sempit ya..."Keluh Daisy.

"Kurasa tidak? Mungkin pria itu memang jodohmu?"Tanya Lily yang membuat Daisy kaget.

"Jangan ngaco. Pria sepertinya tidak mungkin adalah jodohku. Itu makanya aku kabur darinya supaya dia tidak merasa malu nantinya."Ucap Daisy merendah.

"Haa...terserah kau saja. Tidak ada yang tahu masa depan Daisy..."Ucap Lily.

Di samping itu Jessy, alias kakak kandung Nathan masih ingin meminta penjelasan setelah mereka selesai pemeriksaan di rumah sakit.

"Sekarang kau jelaskan padaku siapa wanita tadi."Ucap Jessy.

Nathan sempat mengkerutkan dahinya, kemudian dia menghela napas panjang.

"Tolong jangan kasih tahu ibu dulu soal ini. Dia...seorang wanita mantan pelayan yang pernah bekerja di rumahku. Beberapa minggu lalu dia baru saja keluar untuk mengundurkan diri dan itu pasti karena gara-gara aku..."Ucap Nathan merasa sangat bersalah.

"Lalu? Memangnya apa yang telah kau perbuat kepadanya?"Tanya lagi Jessy.

"Aku...sudah menidurinya."Ucap Nathan dengan perasaan malu.

PLAK! Jessy reflek menampar adik laki-laki satu-satunya itu merasa begitu kaget saat mendengar jawabannya.

"Apa?! Kau gila ya? Kenapa kau bisa-bisanya meniduri dia?!"Teriak Jessy.

"Kak, tolong jangan teriak-teriak! Aku tidak sengaja melakukannya! Aku berani bersumpah! Aku mengakui kalau waktu itu diriku benar-benar br*ngsek. Aku melampiaskan amarahku ke wanita itu. Waktu itu dengan bodohnya aku menerima ajakan minum-minum dari teman-temanku. Kalau saja ini semua bukan gara-gara wanita sialan itu, aku mungkin tidak akan jadi seperti ini..."Ucap Nathan penuh penyesalan.

"Maksudmu Amber?"Tanya Jessy.

"Iya, kita selama ini telah tertipu dengan wajah polosnya. Aku minta untuk segera membatalkan pertunanganku dengan Amber. Kakak juga pasti tidak akan percaya kan? Tapi percayalah padaku kalau Amber itu wanita murahan yang suka bermain dengan banyak pria di luar sana. Bukan cuma sekali dia ketahuan olehku, tapi sudah berkali-kali! Aku selama ini cukup sabar karena aku memerlukannya untuk bisnis, tapi lama-lama aku tidak tahan karena aku merasa sudah tidak punya harga diri demi wanita itu."Ucap Nathan.

"Terserah kau saja Nathan. Jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"Tanya lagi Jessy.

Nathan kemudian tersenyum. "Tentu saja menemui wanita bernama Daisy Wilson itu lagi."

Beberapa waktu ini Nathan tidak bisa melepaskan pikirannya dari malam pertamanya bersama wanita yang merupakan pelayannya. Meskipun wajahnya sedikit samar untuk diingat, tapi dia masih mengingat dengan jelas sentuhan yang dia lakukan kepada wanita itu. Dia cukup merindukan momen itu sampai terkadang dia merasa dirinya sedikit tidak waras.

*****

Di rumah Lily, Daisy termenung duduk di atas tempat tidurnya. Ingatan tentang pria bernama Nathaniel masih segar di kepalanya. Dia bahkan masih merasakan setiap inci tubuhnya yang disentuh oleh Nathan.

Dia...tidak pernah berubah. Dia tetap tampan dan gagah seperti biasa...kenapa dia harus muncul di hadapanku lagi? Apa dia kali ini akan mempermalukanku...?

*****

Di kantor perusahaan Rodriguez, Nathan memanggil sekretarisnya untuk mencari sosok wanita bernama Daisy Wilson.

"Rio, tolong carikan lokasi keberadaan wanita bernama Daisy Wilson. Aku harus bertemu dengannya."

"Baik Tuan."

Next....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!