Di lamar

Keesokan harinya, Daisy bersiap-siap untuk pergi bekerja. Saat ini dia bekerja di sebuah kafe yang cukup terkenal yang kebetulan cabangnya ada di kota itu. Dia di terima oleh seorang pria bernama Aiden Raimond, si pemilik kafe.

Aku harus bisa melupakan pria itu dan hidup dengan baik bersama anakku...

Ucap Daisy dalam hati berusaha menyemangati dirinya sendiri sambil memegang perutnya.

Sesampai di kafe, Daisy bekerja dengan giat seperti biasa. Dia sudah bisa menguasai pekerjaan sebagai pelayan kopi dengan cepat dan Aiden sempat memuji kelebihan wanita itu.

Hari ini Aiden mengunjungi kafenya. Belakangan ini Aiden jadi sering mengunjungi kafe ini karena merasa tertarik dengan karyawannya yang baru itu.

"Halo Daisy, seperti biasa kau selalu bersemangat ya."Puji Aiden.

"Ah, selamat pagi Tuan. Iya, sudah seharusnya begitu kan Tuan?"Balas Daisy sambil tersenyum manis yang sempat membuat Aiden tersipu.

"Baguslah. Hari ini aku akan kedatangan tamu. Kebetulan dia sedang berada di kota ini dan dia juga temanku. Dia sudah memesan tempatnya, tolong dipersiapkan ya."Ucap Aiden.

"Baik Tuan, akan segera saya persiapkan."Jawab Daisy.

Beberapa menit kemudian, suara pintu yang terbuka memperlihatkan sosok yang masuk ke kafe itu. Beberapa pengunjung wanita sempat terpesona oleh kedatangan seorang pria yang muncul dengan jas kantornya yang terlihat begitu gagah.

Dia melihat ke sekeliling dan menemukan Aiden yang sedang berjalan menghampirinya.

"Cepat juga kau sampainya, Nath."Sapa Aiden.

"Ah, iya. Hari ini jadwalku lagi banyak yang kosong. Dimana tempat dudukku?"Tanya Nathan.

"Sini, mari kuantar."Ucap Aiden kemudian berjalan ke arah meja yang sudah di persiapkan dan Nathan ikut mengekori dari belakang.

Mereka kemudian duduk di meja itu untuk memulai perbincangan.

"Kau mau pesan apa?"Tanya Aiden.

"Yang seperti biasanya saja."Ucap Nathan.

"Oke, pelayan! Tolong pesankan Espresso 2 shot satu!"Pinta Aiden kepada salah satu pelayan.

"Baik!"

"Jadi, apa yang membuatmu kemari? Maksudku datang ke kota ini?"Tanya Aiden.

"Aku lagi mencari seseorang. Kebetulan juga kakakku tinggal di kota ini dan dia sedang hamil. Suaminya sedang bertugas ke luar negeri dan dia tidak bisa ikut."Ucap Nathan.

"Oh begitu. Mencari seseorang katamu? Siapa?"Tanya Aiden penasaran.

"Ada lah."Jawab Nathan memilih tidak ingin memberitahu.

Tak lama seorang pelayan muncul sambil membawakan nampan dengan segelas kopi di atasnya. Nathan sempat memerhatikan rambut ikal berwarna coklat yang diurai ke depan milik wanita itu. Wanita itu memakai topi yang sedikit menutupi wajahnya.

Daisy belum sadar jika dia sedang bertemu dengan Nathan. Selama dia bekerja, dia selalu berjalan menunduk dan tidak pernah terlalu memerhatikan sekitarnya.

Nathan seketika membulatkan matanya langsung mengenali wanita itu hanya dari rambutnya saja. Dia berdiri dan memegang tangan wanita itu hingga Daisy cukup merasa kaget.

Dia pun mengangkat kepalanya untuk melihat seseorang itu dengan jelas. Dia juga sama kagetnya karena pria itu lagi-lagi muncul di hadapannya.

"Daisy, ada hal yang ingin kubicarakan denganmu. Mohon berikan kesempatan untukku berbicara sebentar saja denganmu."Ucap Nathan masih memegang pergelangan tangan Daisy dengan erat.

"Maaf Tuan, tidak ada hal yang perlu dibicarakan. Saya juga sudah bekerja disini..."Ucap Daisy dengan nada sedikit bergetar.

Nathan sepertinya tahu jika wanita ini lebih mengarah ketakutan daripada merasa marah.

"Tenang saja, kau tidak perlu takut. Semua akan baik-baik saja setelah kita bicara."Bujuk Nathan untuk menenangkan Daisy.

Daisy tetap diam dan Nathan pelan-pelan menariknya keluar dari kafe untuk mencari tempat yang lebih nyaman.

"Ayo ikut denganku, kita akan berbicara di tempat lain..."Ajak Nathan dengan lembut. Daisy akhirnya menurut begitu saja walau perasaannya terombang-ambing. Belum lagi orang-orang sekitarnya menonton dan dia sangat membenci hal itu.

"Tunggu! Kalian saling mengenal? Ada apa ini? Bisa kalian jelaskan padaku?"Tanya Aiden ikut berdiri merasa begitu kebingungan.

"Aku akan jelaskan nanti."Ucap Nathan.

Setelah Nathan berhasil mengajak Daisy keluar kafe, Aiden perasaannya langsung memburuk. Dia merasa sedikit cemburu ketika wanita yang disukainya dekat dengan pria lain.

******

Nathan mengajak Daisy masuk ke dalam mobilnya. Tidak ada pilihan lain lagi karena cuma di tempat itu yang paling aman dan nyaman untuk berbicara.

"Maaf aku mengajakmu kesini. Disini tempatnya lebih nyaman untuk kita berbicara."Ucap Nathan peka karena Daisy pasti merasa sangat tidak nyaman dengan situasinya.

"Tidak apa-apa Tuan..."Ucap Daisy masih menundukkan kepalanya.

"Aku ingin membicarakan hal kejadian hari itu...aku..."Belum lagi Nathan selesai berbicara, Daisy langsung memotongnya karena dia sudah mengira apa yang akan di bahas oleh Nathan.

"Tuan tenang saja. Saya tidak akan meminta pertanggung jawaban Tuan. Saya tahu posisi saya dan saya tidak pantas. Saya bisa melupakan kejadian yang tidak sengaja itu. Saya sudah memaafkan anda, tapi tolong jangan temui saya lagi. Saya tidak mau merusak kehidupan Tuan yang berharga..."Ucap Daisy.

Semua perkataan Daisy membuat Nathan merasakan perih di hatinya. Dia tidak sangka jika wanita itu akan mengatakan hal itu kepadanya. Tapi dia tidak mau membiarkan hal itu terjadi. Dia menginginkan wanita itu.

"Apa yang kau bicarakan? Aku sama sekali tidak berpikiran seperti itu terhadapmu. Justru aku kemari karena ingin kau kembali kepadaku. Aku sungguh minta maaf atas perbuatanku yang seperti b*jing*n. Kau tahu, aku berusaha mencarimu hanya untuk bertemu denganmu. Mungkin ini terlihat aneh, tapi inilah kenyataan pada diriku."Ucap Nathan.

Daisy sempat tercengang dengan jawaban Nathan. Dia pikir Nathan adalah pria dingin yang kasar dan akan mempermalukannya menggunakan kekuasaannya.

"Selain itu...aku kemari memang untuk bertanggung jawab kepadamu."Sambung Nathan lagi.

Dia kemudian mendekatkan wajahnya yang membuat Daisy reflek mundur merasa takut.

"Kau tahu, kejadian waktu itu juga pertama kalinya untukku..."Bisik Nathan dekat daun telinga Daisy.

Seketika Daisy merasakan hawa tubuhnya panas karena pria itu mendekat dan berbisik dengan suara yang terdengar begitu manis.

"Jadi, selagi aku disini. Aku juga ada hal lain yang ingin kukatakan padamu."Ucap Nathan lagi. Kali ini dia membuka topi yang masih dikenakan Daisy. Dia merapikan rambut Daisy dan menyibakkannya ke belakang.

Saat ini kedua wajah mereka begitu dekat hingga jantung keduanya berpacu begitu cepat.

Aku ingin wanita ini berada di sisiku..aku benar-benar sangat menginginkannya...

"Tu-tuan..."Daisy mulai gelisah karena tampaknya Nathan sudah kelihatan mulai tidak waras lagi.

"Tolong jangan menghindariku lagi. Aku sangat mohon kali ini padamu. Sebagai gantinya ayo kita menikah."Ucap Nathan yang seketika membuat Daisy membulatkan matanya tidak percaya.

"Apa?"

"Kubilang ayo kita menikah. Aku berjanji akan menjagamu seumur hidupku dengan baik."Ucap Nathan yang lagi-lagi membuat Daisy tidak bisa berkata-kata.

"Anda sedang bercanda kah Tuan?"Tanya Daisy.

"Kau mengira aku sedang bercanda?"Tanya balik Nathan. Dia juga tidak percaya akan dirinya sendiri yang sungguh menginginkan wanita itu.

"Saya tidak bisa. Bukankah Tuan juga sudah bertunangan? Saya tidak mau terkena masalah!"Ucap Daisy.

"Aku sudah membatalkan pertunanganku sejak lama. Kau percayalah padaku. Aku benar-benar berniat menikahimu."

Next....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!