KELAHIRAN KEMBALI RATU PARASITE New Word
Badai mengamuk.
Petir menyambar dengan begitu dahsyat.
Perlahan dari cakrawala gulungan ombak setinggi ratusan meter menghampiri pantai.
Melihat ketinggian ombak membuat para warga yang telah mengungsi menjadi putus asa.
“Bagaimana kita bisa menghindar dari bencana ini?.” Pertanyaan ini yang mungkin saja ada didalam hati setiap orang.
Beberapa jam sebelum bencana ini dimulai pihak yang berwenang telah memperingati warganya akan kedatangan bencana.
Para warga yang telah diperingati pun mulai mengungsi ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari terjangan tsunami.
Tapi setelah melihat besarnya ombak yang datang mereka menyadari tidak ada tempat yang aman di negeri ini dari bencana ini.
Di tengah keputusasaan tiba-tiba sebuah cahaya dengan kecepatan tinggi turun dari langit tercebur kedalam laut.
kemudian setelah cahaya itu tenggelam dengan cepat lautan membeku, Mega tsunami yang semula akan menyapu bersih seluruh negara pun berubah menjadi dinding es.
Sebuah keajaiban.
Hanya itu yang dapat dipikirkan oleh semua orang. Hingga dari lautan yang membeku muncul seseorang pemuda dengan wujud serba putih beserta tanduk di kepalanya.
Aura yang terpancar dari pemuda itu benar-benar dingin seolah pemuda itu berasal dari planet Pluto.
Ngoooooonggghhh!
Tidak lama setelah lautan membeku suara yang begitu nyaring bergema dari dasar laut. Menyadari sesuatu pemuda putih itu segera terbang seolah gravitasi tidak berpengaruh padanya.
Braakk...
Bertepatan ketika pemuda itu terbang, es dibawahnya retak kemudian hancur saat sesosok paus pembunuh muncul dari dasar.
Paus itu berusaha untuk memangsa pemuda putih namun sudah terlambat karena mangsanya telah terbang menjauh.
Ngooouuoohh!
Ikan raksasa itu terlihat begitu marah saat tidak berhasil memakan pemuda putih. Kemarahannya pun semakin besar ketika ratusan tembakan rudal membombardir dirinya.
Tembakan yang berasal dari pesawat tempur maupun kapal perang ditujukan untuk membinasakan penyebab terjadinya bencana yang hampir menenggelamkan negara itu.
Penyerangan dari pihak militer dibalas dengan tembakan meriam air dari paus pembunuh. Serangan air yang mampu melenyapkan belasan kapal perang membuat pertempuran itu begitu sulit untuk pihak militer.
Hingga pemuda putih itu kembali membantu menghadapi paus pembunuh, namun kali ini dia datang dengan membawa pasukan.
***
Triiiiiiiiiiit
Suara yang mengganggu memaksaku membuka mata.
Aku mencoba mencari ponsel yang menjadi sumber dari suara mengganggu itu.
“Oh ya ampun dimana sih?.”
Entah karena masih mengantuk atau memang aku lupa dimana menaruh ponsel itu hingga akhirnya aku benar-benar bangkit dari tempat tidur untuk mencarinya.
“Tsk, ini menyebalkan.”
Setelah bangkit dari tempat tidur akhirnya aku dapat menemukan ponsel yang ternyata berada di dalam sepatu yang tergeletak di bawah tempat tidur.
“Bagaimana kau bisa ada di sana, mouh~” dengan kesal aku mematikan alarm sambil mengucek mata.
Setelah mematikan suara alarm pada ponsel aku merasa kantuk kembali menarik ku untuk kembali ke kasur, namun aku menolak dan segera menuju ke kamar mandi.
Membasuh wajah membuatku lebih segar kemudian menyikat gigi sambil mendengarkan lagu di ponsel yang semakin lama membuatku ingin menari.
Tapi itu berakhir saat panggilan masuk tiba-tiba masuk.
Aku hanya terdiam dengan sikat gigi dan busa putih yang masih berada di dalam mulutku saat menatap layar ponsel yang menunjukkan identitas si penelepon.
Keluar dari kamar mandi aku segera menuju dapur bersiap membuat sarapan. Namun saat membuka lemari pendingin hanya sebutir telur serta sosis yang tersisa.
“Haaaahhh… sial aku lupa mengisi persediaan, mungkin aku akan sarapan di bunker.”
Walaupun aku tidak pernah merasa kelaparan karena kemampuan yang aku miliki namun keinginanku untuk memakan sesuatu masih ada, sepertinya itu adalah efek psikologis yang dimiliki makhluk hidup.
***
Setelah merapikan diri aku keluar dari rumahku yang merupakan sebuah pabrik yang terbengkalai.
Mengendarai mobil sambil menikmati perjalanan meskipun yang bisa aku lihat hanyalah pepohonan karena letak pabrik yang aku jadikan rumah berada di tengah hutan.
Setelah beberapa menit berkendara mobilku keluar dari wilayah hutan dan segera masuk ke jalan bebas hambatan.
Jalan yang menghubungkan ibukota dan provinsi lain begitu seperti sangat berbeda sebelum dunia ini berubah, tapi tidak berarti jika tidak ada mobil lain yang menggunakan jalan ini.
Sesekali aku berpapasan dengan pengendara lain, mereka mengendarai mobil yang terlihat begitu kokoh seperti kendaraan militer. Tanpa peduli dengan pengendara lain aku terus berkendara sambil mendengarkan lagu dari headset.
Aku merasa tidak akan ada yang terjadi saat keadaan menjadi begitu tenang, hingga keadaan tenang itu berakhir saat mobilku berhenti di depan pintu tol.
“Seolah aku pernah mengalami situasi yang sama sebelumnya.” ucapku sambil memperhatikan sebuah mobil truk yang berada di depan mobilku. Pengendara itu sepertinya bermasalah dengan penjaga pintu tol.
Dari dalam mobil aku dapat mendengar perdebatan keduanya yang sepertinya mempermasalahkan tentang uang kembalian. Merasa kesal karena keduanya terus berdebat begitu lama aku pun berulangkali membunyikan klakson.
Tapi karena keduanya tidak memperdulikan suara klakson dariku akhirnya aku menguarkan kepala dari dalam mobil dan meneriaki keduanya.
“Oh ayolah!, Aku benar-benar ingin memakan sesuatu saat ini, sebaiknya kalian segera menghentikan perdebatan bodoh kalian, atau kalian akan mendapatkan masalah jika aku turun dari mobil!.”
Mendengar teriakan dariku keduanya hanya terdiam sebentar hingga mereka kembali lagi berdebat. Aku yang sudah muak segera melepaskan sabuk pengaman bersiap turun dari mobil, namun tiba-tiba pintu bak dari truk itu terbuka dan memperlihatkan beberapa orang dengan seragam serba hitam beserta senjata berat.
Aku termenung melihat pemandangan di depanku hingga aku tersentak kaget saat orang-orang yang terlihat seperti tentara elit mengarahkan senjatanya padaku. Aku segera bergegas untuk keluar dari mobil namun reaksiku terlambat.
Ratatatata…..
Tembakan bertubi-tubi menghujani mobilku serta belasan peluru mengenai tubuhku. Darah bercucuran di dalam mobil yang telah dilubangi oleh ratusan peluru.
Melihat jika perempuan yang berada di dalam mobil tidak lagi bergerak orang-orang berseragam hitam pun menghentikan tembakan. Penjaga pintu tol yang dari tadi berdebat dengan sopir truk keluar dari bilik kemudian mendekati mobil yang hancur.
Dia menatap perempuan yang tidak lagi bergerak kemudian memeriksa tanda-tanda kehidupan. Setelah yakin jika perempuan itu telah meninggal petugas tol itu menggalakkan mobil menuju truk dengan senyum diwajahnya.
Tapi tiba-tiba…
Bruuummm...
Mobil itu kembali menyala dan langsung menabrak petugas tol palsu di depannya hingga masuk ke kolong mobil.
“Men… really?, Baju ini adalah hadiah dari Miky dan kalian menghancurkannya!, Tidak bisa dimaafkan.”
Membalas tembakan yang mereka berikan aku segera mengambil pistol yang terdapat di laci mobil. Dua orang terjatuh saat terkena tembakan dariku, mereka pun membalas dendam kembali menghujani dengan tembakan namu sebabnya apapun peluru yang menembus tubuhku aku akan tetap hidup.
Menyadari jika serangan yang mereka lakukan tidak berhasil membunuhku mereka pun memutuskan untuk kabur.
“Hemm kalian ingin lari dari seorang pemburu?.” ucapku sambil berusaha menyalahkan mobil namun itu tidak berhasil, seperti mesinnya telah rusak akibat tembakan.
“Sial!.” makiku dengan kesal sambil menendang pintu mobil dengan keras hingga membuatnya terlepas.
Keluar dari mobil aku hanya bisa menatap truk yang terus menjauh.
“T…tol..tol..lol.”
Terdengar suara erangan dari bawah mobil, aku pun kembali teringat dengan penjaga pintu tol yang sebelumnya aku tabrakan.
“Helo…”
Dengan senyum lebar aku menatap penjaga tol yang tengah sekarat di bawah mobil, sepertinya tubuhnya terjepit.
“Apa kau butuh bantuan?.”
Menjawab pertanyaan dariku penjaga pintu tol itu hanya menggelengkan kepalanya.
“Oh ayolah jangan malu-malu Kemarilah aku kan membantumu.”
Aku kemudian menarik kepala pria itu, dengan penuh semangat menolong aku terus menariknya. Teriakkan pria itu terdengar keras tapi tidak aku pedulikan hingga akhirnya…
Jraaas.
“Ups… yah copot deh.”
Tiba-tiba teriakan itu menghilang saat kepala penjaga pintu tol itu terlepas dari tubuhnya.
“Yah lagipula hanya ini yang aku butuhkan.” ucapku sambil mengambil sesuatu di dalam saku jas.
“Oke ini sempurna.”
Aku menatap granat yang aku ambil lalu meletakkan pada mulut kepala si penjaga pintu tol. Tatapanku kemudian tertuju pada truk yang semakin mejauh.
“Hem… Kirana 5 kilometer.” gumamku yang mulai melakukan ancang-ancang seperti pitcher profesional.
(Note : pitcher adalah seorang pemain yang bertugas melempar bola dalam permainan softball)
Setelah beberapa saat berkonsentrasi aku pun merasa yakin dan akhirnya melempar kepada dengan granat kearah truk.
Wuuusss~
Braakk
Lemparan yang begitu kerah hingga menjebol pintu belakang truk. Seluruh pasukan berseragam hitam terkejut saat tiba-tiba pintu di dobrak, tapi mereka lebih terkejut ketika yang mendobrak pintu tersebut adalah kepala rekan mereka yang terpotong.
“Oh sit!.”
Ucap salah satu dari mereka yang melihat granat yang terdapat di mulut potongan kepala.
BLAAAAAAAR
Dari kejauhan aku hanya menatap truk itu meledak.
“Yeah home run baby!.”
Aku tidak dapat menahan kegembiraan setelah berhasil membalas dendam atas bajuku yang rusak.
***
End.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Adrian Syifa
mampir kesini dulu thor
2024-05-24
0
Aii
ternyata udah bnyak episodenya, maaf thor gue baru nongol 😩😩😩
2022-05-15
1
Blue Twins
nggak nyangka aku nabung sampai book baru terbit 😭😭🤣
2022-04-14
3