GOODBYE SISKA (TAMAT)

GOODBYE SISKA (TAMAT)

EPISODE 1

...🐰 Hai aku serigala🐰...

"Mana duit lo?!"

"Ng-nggak a-ada Ka-kak."

"Duit lo anjing!"

Dengan gemetaran, siswi itu merogoh saku bajunya. Uang jajan sekolahnya hanya 10 ribu saja dan kini ia di palak sama kakak kelas yang memang terkenal nakal.

Merampas kasar dengan berdesis pelan. Ngeluarin uang aja lama banget! Akh---menarik kunciran rambut adik kelasnya dengan kencang hingga menjerit.

Ia tidak peduli dan malah mengusir adik kelas itu. Koridor yang ada gadis pemalak ini sepi. Mereka mencari aman dengan lewat di lapangan.

Lumayan 10 ribu buat beli bakso di Mang Ujang, kantin langganannya.

Mengipas-kipas uang itu di depan wajah dengan perasaan senangnya.

"Woy preman!" teriak dua orang perempuan yang menghampiri gadis pemalak itu.

"Pagi-pagi kerjaan lo malak adik kelas ya," tegur Riantika menggeleng pelan.

"Guna lo dikasi uang jajan sama Mama lo apa?" tanya Anindya.

Senyuman itu luntur dalam sekejap. Berjalan menuju kelas, meninggalkan kedua temannya.

Anindya dan Riantika pun berinisiatif berjalan di samping Siska.

"Papa keluar kota udah sebulan. Uang jajan gue habis," jawab Siska.

Anindya menepuk keningnya pelan. Ia meringis, lupa kalo hubungan Siska dan Mamanya sedang tidak baik.

Saat tidak ada Papanya, Siska tidak akan pernah mendapatkan uang jajan dari Mamanya sendiri. Bahkan jika ada Papanya juga hal akan sama.

"Eh ada anak baru lho katanya---" ucapan Riantika terpotong saat tiga orang cewek menghampiri mereka.

Siska menatap kedua temannya bergantian. Bertujuan untuk menyuruh pergi ke kelas duluan. Mereka tentunya mengerti.

"Nih." Shella menyodorkan uang bewarna biru pada Siska.

Shella dan Siska adalah kembar. Wajah keduanya identik dengan Papa mereka. Namun kasih sayang seorang Ibu hanya untuk Shella saja.

Menatap datar uang bewarna biru itu. Tangannya selalu tak ingin mengambil apapun dari Shella. Mereka hanya beda 5 menit. Ya seperti Upin dan Ipin saja.

"Ambil." Shella menarik telapak tangan Siska, meletakkan uang itu di atas telapak tangan Siska.

Dengan sengaja Siska menjatuhkan uang itu.

"Siska, niat Shella baik untuk adiknya," ucap Rahayu, teman Shella.

"Gue nggak mau!" tolak Siska dan melangkah pergi. Ia sengaja menabrak bahu Shella dengan keras.

Sifat keduanya tentu berbeda. Siska yang tomboy dan Shella yang anggun. Jika Shella berprestasi dalam bidang akademik, maka Siska berprestasi dalam bidang membuat masalah.

Shella berbalik, menatap punggung sang adik yang kian menjauh dari pandangan matanya.

Kakak mana yang tidak sayang sama adiknya. Bahkan kasih sayang Shella melebihi seorang Kakak, dia seperti pengganti Ibu.

Siska menghapus jejak air matanya. Ia tidak se-menyedihkan itu di mata Shella.

...🐰 Hai saya serigala 🐰...

Derap langkah sepatu menggema di koridor sekolah yang sepi. Pak Budi membawa murid baru di belakangnya menuju ke kelas ia mengajar.

Sorot mata yang hitam pekat, hidung mancung, dan bibir bewarna merah muda alami.

Saat Pak Budi membawa murid itu masuk kelas. Semua tercengang, menjerit tertahan, dan juga bahagia melihat ketampanan lelaki ini yang nyaris dibilang sempurna.

Kelas yang semulanya ribut menjadi diam dan berbisik.

"TOLONG TENANG DULU!! TELINGA SAYA SAKIT DENGAR KALIAN BISIK-BISIK. SAYA GURU PALING TAMPAN DISINI. DIA MASIH DIBAWAH SAYA!!" bisa diakui selain galak dan killer, Pak Budi bisa dibilang guru paling pede se-SMA Raksa. Jadi tidak usah heran.

"Pak Budi, ripiuw dong murid gantengnya," ucap Selma dengan nada genit.

"Ripiaw ripiuw, ripiaw ripiuw." Pak Budi mulai nyerocos kayak emak-emak. "Ayo perkenalkan diri kamu." Pak Budi pun duduk di kursinya sembari menatap murid baru.

"Perkenalkan nama saya---"

"Tornado Natakusuma. Dia murid dari singapura yang pindah ke indonesia. Teman kita Pak," bangga Iwak mengedipkan matanya pada Tornado.

Pak Budi berdiri, berkacak pinggang menatap Iwak. "Sejak kapan saya nyuruh kamu bersuara dengan lantang!! Beban sekolah diam ya!"

"Beban mana kita sama Siska?" tanya Stevanno membandingkan.

Shella yang duduk di depan langsung menoleh ke samping bangkunya nomor urut 3 dari pandangan. Ia tak suka jika lelucon ini membawa nama adiknya. Memang kenyataan Siska nakal.

"Ampun primadona." Stevanno pun berlagak sungkeman dari kejauhan, menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Murid kelas kembali riuh meneriaki nama Iwak dan Stevanno yang memang tidak jelas.

Pak Budi melerai anak kelasnya yang memang ribut. Menyuruh Tornado untuk memperkenalkan ulang.

"Tornado Natakusuma. Anak paling baik, pinter, ganteng, rajin menabung, murah senyum, incaran ciwi-ciwi, tidak nakal, anak kebanggaan bangsa, kembaran sama---"

"Eits, banyak amat!! Nama bukan ripiuw diri kamu!! Jangan bilang kamu sejinak sama Iwak dan Stevan?" potong Pak Budi saat Tornado mengatakan hal tak penting.

"Lagi," celetuk Iwak dan Stevanno barengan.

Anak murid yang mendengarnya terkekeh pelan. Tornado pun ikut nyengir, mengedipkan matanya pada perempuan yang duduk di depan.

"Pak saya merasa dia bukan manusia deh Pak," tunjuk Tornado pada Shella yang kini mengerutkan keningnya.

"Lha kalo dia bukan manusia. Terus apa?"

"Iya Pak dia bukan manusia. Dia bidadari, cantik amat," goda Tornado. Seisi kelas menjadi riuh karena tertawa.

Shella hanya tersenyum pelan saja. Paj Budi menyuruh Tornado duduk di sebelah Shella yang memang duduk sendiri seminggu ini. Karena teman sebangkunya pindah sekolah.

Di sekolah SMA Raksa ini, cara mereka duduk sesama teman agak berbeda. Bukan cewek dan cewek, ataupun cowok dan cowok. Melainkan cewek-cowok. Biar saat jam pelajaran mereka tidak bergosip.

Pak Budi mulai mengajar. Tornado pun mengeluarkan buku dari dalam tas. Ekor matanya menangkap Shella yang sedang tertawa saat Pak Budi memulai lelucon garing.

"Gue ada hadiah buat lo sebagai teman sebangku gue. Kita buat buku aja, gimana?" tawar Tornado dengan nada gombalnya.

Tornado badboy? Sangar? Ditakuti? Berwajah datar? Dingin? Anak geng motor? TIDAK MUNGKIN FERGUSO!! Tornado itu penakluk hati perempuan. Dalam setahun ia bisa memacari seangkatannya secara bergantian.

Gombalan maut Tornado memang terkenal dari dulu. Dari jaman ia SMP bersama Iwak dan Stevanno.

Saat SMA ketiganya malah pisah karena Tornado harus ikut orangtuanya yang kerja pindah-pindah dan akhirnya harus pindah lagi ke Jakarta.

Bahkan Tornado saat sekolah di Singapura, ia berhasil memacari guru magang. Gimana, mau jadi pacar Tornado. Sok mangga, daftar heula atuh lewat aplikasi Torchat.

"Buku? Buku apaan?" tanya Shella tak mengerti.

"Buku nikah."

"JIAAAHHH BUKU NIKAHH!!" Iwak heboh saat mendengar gombalan dari Tornado.

Jangan ragukan telinga Iwak. Telinga lelaki itu sangat jeli sekali, kadang pandai peka dadakan. Peka nya berbeda.

Seisi kelas kembali riuh. Tornado malah mengompori teman barunya untuk tertawa lebih keras.

Tornado menyatukan jempol dan jari telunjuknya membentuk love untuk diberikan pada Shella.

"Ambil, Shel. Cinta gue berlebihan."

"EEEAAAA!!"

Murid baru modelan apa ini. Dalam sekejap kelas ribut. Padahal dulunya murid kelas paling takut ribut di jam pelajarannya sendiri. Kini? Ah sudahlah, Tornado berbeda.

Mungkin karena nama lelaki itu Tornado. Angin Tornado memang selalu membuat masalah.

Shella tersenyum malu saat di ledek teman kelas.

"TORNADOOO!!" teriak Pak Budi menggeram marah.

"Ada sayang ada."

Terpopuler

Comments

shychylove❤️❤️

shychylove❤️❤️

masi menyimak

2021-10-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!