...Tubuhku terluka parah. Hatiku jauh lebih terluka, ternyata. Apa salahku?...
...-GOODBYE SISKA...
Sudah berulang kali mencoba untuk melukai diri sendiri. Benteng ini terlalu kuat menahan rasa sakit.
Lantai yang berlumuran darah sama sekali tidak dipedulikan lagi. Ia melukai tangan sendiri dengan menggores menggunakan pisau kecil.
Kamarnya sangat berantakan setelah mengamuk. Bagi Siska rumah adalah neraka. Diluar adalah kehidupan nyata.
Usai bertengkar dengan Mamanya. Siska merusak kamar dan melukai diri. Perkataan Mamanya selalu menusuk relung hatinya.
"APA PANTAS ADIK SEPERTI KAMU DISAYANG SAMA SHELLA?!"
"LEBIH BAIK KAMU TERLANTAR DISANA!!"
"TERLANTAR BERSAMA ANJING JALANAN!!"
Shella belum pulang. Ada kegiatan OSIS di sekolah.
Matanya cukup sembab. Hal sepele untuk di perdebatkan, hanya karena Siska menolak uang pemberian Shella.
Shella yang memberitahu Mamanya lewat telepon. Jika Siska tidak menerima uang jajanya.
Disatu sisi Shella menyayangi Siska. Disisi lain, Shella manja dan selalu mengadu hal apa saja. Bahkan hal yang tak penting sekali pun.
"Anak Mama siapa, sih? Siska atau Shella?" lirihnya bertanya pada diri sendiri.
Diana masuk ke dalam kamar anaknya. Siska memang tidak mengunci pintu. Gadis itu terduduk di dekat kasur.
Berjalan mendekat dan menginjak dengan keras luka yang sengaja Siska gores.
Siska tidak bereaksi. Namun hatinya cukup sakit. Bibirnya bergetar hebat menahan rasa sakit.
"Mau melukai diri sendiri? Biar Papa peduli sama kamu? Lebih baik kamu mati nggak berguna juga kamu hidup!" sarkas Diana menyudahi menginjak luka Siska.
"Iya, Ma," jawab Siska pelan.
"Awas jika kamu ngadu ke Shella. Cukup jadi beban Shella! Kamu memang pantas terluka!"
Diana pun pergi, menutup kasar pintu kamar Siska. Bulir air mata turun membasahi pipinya.
Sebuah notifikasi masuk di ponsel. Siska pun mengecek ponsel saat ada pesan masuk.
Roni wakil ketua ragupati
Sis, lo dimana? Malam ada perang sama geng tetangga
Dengan tangan sedikit perih. Siska mengetik ponsel perlahan.
Me
Atur serangan. Gue kesana
Siska perlahan bangkit. Mencuci tangannya yang berdarah dengan air dingin. Tidak mempedulikan perihnya luka. Luka di dalam hatinya jauh lebih perih.
Menyambar jaket dan kunci motor. Ia keluar rumah dengan santai. Tidak menyahut panggilan Mamanya.
...🏃 Tolong aku dikejar harimau 🐎...
Tornado merasa sepi. Rumah sebesar ini terasa tak berpenghuni. Padahal saat ini ia menonton televisi di temani 20 pelayan rumahnya.
Tornado adalah anak konglomerat. Beberapa perusahaan keluarga berdiri di indonesia dengan megah dan mewah.
"Gue bosan!" teriak Tornado menggema di rumah.
"Tuan muda, ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan pria dengan sopan.
"Saya bosan, beliin helikopter ya. Besok harus sudah datang."
Kedua puluh pelayan itu saling pandang. Pelayan pria mengangguk, mengambil ipad milik Tornado.
"Mau model yang gimana?" ujar pelayan pelan.
Tornado pun mulai berpikir. Mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di atas dagu.
"Model gajah nungging, atau angsa terbang. Oh ini saja, model katak bersalin, atau model semut mandi. Ide bagus itu, mau model semut mandi ya, tapi mandinya pakai air berlian."
Pelayan itu tersenyum paksa. Dimana mencari helikopter model semut mandi. Mana ada, jangankan semut mandi. Perempuan yang suka sama dia aja nggak ada. Pelayan sad.
"Tuan muda, saatnya mutusin pacar," ucap pelayan perempuan.
Tornado baru ingat. Ia akan memutuskan Wulan dan akan berpacaran dengan Bulan saja, adiknya Wulan.
Biar saja Wulan bahagia dengan Joko. Takutnya nanti kalo kelamaan sama Wulan. Joko malah ngehamili anak orang.
"Oh iya pelayan. Mobil sport gue yang warna merah itu lecet di bagian belakang, cuman goresan semut doang. Ini sangat merusak pemandangan. Buang aja, gus udah nggak suka." Tornado memerintahkan pelayan.
"Saya mau makan siang."
Dalam sekejap. Tornado sudah berada di meja makan. Meja makan ini muat untuk dua belas orang dan kini hanya penuh dengan makanan saja.
Semua koki mulai membuka hidangannya. Menghidangkan makanan terbaik buatan mereka. Tak ingin Tuan muda menolak lagi.
Wajah Tornado tidak meyakinkan untuk saat ini. Berbagai masakan dari berbagai negara di hadapan Tornado.
Ia malah melirik ke dapur. "Bikinin saya mie goreng sama telur ceplok," pinta Tornado.
Menaikkan kedua kakinya di atas meja dan memainkan game online. Para koki kecewa saat sudah susah payah memasak. Namun Tornado memilih makan mie instan.
Konglomerat bebas....
...🏃Tolong aku dikejar harimau🐎🐎...
Kini geng Ragupati jadi bahan tertawaan musuhnya, Lemonilo. Karena di pimpin oleh perempuan.
Nggak di iklani mie hijau ya guys
Siska berdiri di depan bersama Roni. Memegang balok kayu yang berada di tangannya.
"Ini dewi perang?" tanya Bagas dengan nada meledek dan tawanya kembali pecah lagi.
Wajah Siska hanya datar saja, sudah biasa diremehkan karena dia perempuan. Bukan berarti kita sebagai perempuan itu lemah.
Bagas berjalan maju di hadapan Siska. Tatapannya masih dengan meremehkan.
"Perempuan itu lemah, cuih." Bagas meludahi sepatu Siska.
Jijik melihat air liur yang bertengger manis di sepatunya.
"Bersihkan," titah Siska dengan wajah sangar.
"Gue? Cuih, nggak sudi!" Bagas malah meludah lagi. Menoyor kepala Siska dengan jari telunjuknya.
Ia terlihat songong sekali. "Ingat ini! Semua perempuan itu lemah!"
Bugh
Siska melayangkan pukulan kayu balok pada kepala Bagas. Menyebabkan kepala lelaki itu berdarah.
Perang pun dimulai. Kedua geng menyerang, memberontak satu sama lain. Layangan kayu balok menghantam terus menerus.
Beberapa orang terluka. Persetan dengan luka, intinya mereka harus menang ini.
Siska menarik baju kaos Bagas. Sekali tarikan saja lelaki itu langsung berdiri tegak. Meringis menahan sakit di kepalanya.
"Lo boleh bilang perempuan lemah. Gue kasi tau arti lemahnya perempuan."
Siska menghajar habis-habisan wajah Bagas tanpa ampun. Bahkan ia menendang benda pusaka lelaki itu.
Bagas melawan. Melayangkan bogemannya namun dengan cepat Siska mengelak. Kembali menghantam balok kayu itu tepat di kepala Siska.
Mata Siska memerah tajam. Ia tak suka jika dibilang perempuan lemah. Apalagi Bagas sudah sangat menghina perempuan.
"Siapa yang lo bilang lemah HAH?!"
"Tanpa perempuan hebat! Lo nggak akan hadir di dunia ini!"
"Mempertaruhkan nyawanya hanya untuk melahirkan bajingan kayak lo!"
"Perempuan yang melahirkan lo, rela bergadang demi jaga lo yang rewel!"
"Dan sekarang lo menghina perempuan! ANJING!!"
"GUE AKAN KASI TAU SAMA LO MEWAKILKAN SEMUA PEREMPUAN YANG LO BILANG LEMAH!!"
Amarah Siska membeludak. Ia tidak bisa menahan amarahnya lagi. Kali ini keterlaluan, sangat keterlaluan.
Bahkan Siska saja ingin merasakan kasih sayang seorang Ibu, perempuan hebat yang mempertaruhkan nyawa untuk melahirkannya. Tapi, itu hanya mimpi.
Siska menyudahi memukul Bagas yang kini terkapar di jalanan. "Lo tinggal pilih, mau rumah sakit atau kuburan. Urusan tindak pidana belakangan. Disini gue bela hak perempuan dari mulut bajingan kayak lo!"
Bagas salah lawan. Bagas memang tipikal lelaki kasar yang selalu main tangan dengan pacarnya, apalagi ibunya sendiri.
Setelah Bagas terkapar dan tak bisa bangkit lagi. Siska memukul semua anggota Bagas dengan balok kayunya. Mereka melangkah mundur.
Memilih menyudahi perang ini. Napas Siska menggebu-gebu. Ia berbalik menatap Roni dan mengangguk.
"Siska! Awas!" teriak Roni.
Dari belakang, seorang lelaki dari anggota Bagas mengayunkan samurai-nya ingin melukai Siska.
Gadis itu segera mengelak. Merelakan punggung belakangnya sebelah kanannya terkena goresan samurai.
Lelaki itu segera pergi bersama geng motor yang lain.
Terasa sangat perih, wajah Siska juga sedikit bonyok karena terkena serangan lawan. Hal ini biasa.
"Siska, punggung kamu," ujar Mole.
"Ayok ke basecamp. Obati luka kalian!"
Roni dan Mole memapah Siska untuk berjalan. Luka ditangannya saja belum diobati, kini datang lagi luka di punggung belakangnya.
Roni dan Mole sudah tau bagaimana Siska dirumah. Gadis ini bringas karena sudah sering mendapatkan rasa sakit dari Mamanya. Saat Papanya tak berada dirumah.
Jika Papanya berada dirumah. Siska hanya disiksa ringan saja. Entah apa yang membuat Mamanya begitu membenci dirinya.
...🐎 Pasukan kejar dia 🏃🏃🏃🏃...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Wiecha Mar
ini cerita Siska,pasti ini author yang namanya siska atau Siska yang lain
2022-03-04
0
shychylove❤️❤️
sdkt aneh sih menurut aku.. maaf ya thor..
2021-10-31
0